Professional Documents
Culture Documents
GERONTIK LP LK Zakaria
GERONTIK LP LK Zakaria
Disusun oleh :
421J0048
9. Discharge Planning
Edukasi dan pencegahan dementia sebaiknya dijelaskan oleh dokter kepada
pasien, keluarga, dan caregiver (Alexander, E.B, 2018).
1. Edukasi
Pada kasus dementia, dokter sebaiknya memberikan edukasi kepada
keluarga dan caregiver mengenai cara untuk merawat pasien, yaitu:
- Menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi dengan pasien.
- Membuat rutinitas harian, misalnya makan, mandi, tidur, dan lainlain.
Bantu pasien agar dapat melakukan kegiatan harian secara mandiri.
- Reorientasi, dapat digunakan gambar, tanda, kalender, foto keluarga, dan
jadwal harian.
- Tidak mengkonfrontasi tindakan atau pemikiran pasien yang salah karena
dapat memicu pasien untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
Sebaiknya ganti subyek pembicaraan atau memberitahu kebenaran secara
persuasi.
- Lingkungan rumah dibuat agar aman, misalnya tidak meletakkan peralatan
elektronik di toilet, menyimpan benda berbahaya di lemari yang dikunci,
dan lain-lain. Sebaiknya, tidak melakukan perubahan yang besar di
lingkungan rumah.
Merawat pasien dementia kadang melelahkan. Oleh karena itu, dokter
perlu memberikan dukungan pada keluarga dan caregiver (K.R. Scott,
2007; M. Alexander, E.B, 2018).
2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Pencegahan dementia dilakukan dengan menghindari dan
mengobati faktor risiko. Pasien juga disarankan untuk menjalani gaya hidup
sehat dengan menjaga pola makan, melakukan aktivitas fisik secara rutin,
serta melatih kemampuan kognitif. Pasien juga sebaiknya membatasi
konsumsi alkohol karena dapat memperburuk fungsi kognitif. Meskipun
demikian, beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi alkohol dalam
jumlah sedikit (<7 gelas/minggu) dapat memberikan efek neuroprotektif
(K.R. Scott, 2007; D. Press, 2018; M. Reid, 2006).
B. Asuhan Keperawatan
1. Rencana Kegiatan
a. Pengkajian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Temuan dalam pemeriksaan fisik pasien dementia berbeda-beda,
tergantung penyakit yang mendasari. Berikut adalah pemeriksaan fisik yang
biasanya dilakukan beserta temuannya:
- Pemeriksaan Saraf Kranial Kerusakan saraf kranial tipe sentral dapat
ditemukan pada dementia akibat gangguan vaskular.
- Pemeriksaan Fungsi Motorik Hemiparesis dapat terjadi akibat
gangguaN vaskular. Sedangkan gangguan fungsi motorik berupa
parkinsonisme ditemukan pada penyakit Parkinson, penyakit badan
Lewy, atau Alzheimer yang berat.
- Pemeriksaan Fungsi Sensorik Gangguan metabolik, defisiensi nutrisi,
atau zat toksik dapat menyebabkan neuropati.
- Pemeriksaan Gait dan Fungsi Koordinasi Dementia akibat NPH
memiliki gejala berupa gangguan gait yang mencolok. Gangguan gait
juga dapat ditemukan pada pasien dengan gangguan vaskular atau
defisiensi vitamin B12.
- Pemeriksaan Refleks Refleks primitif dapat ditemukan pada atrofi
frontotemporal. Sedangkan gangguan vaskular dapat menimbulkan
refleks yang asimetris. Mioklonus generalisata dapat ditemukan pada
penyakit Creutzfeldt-Jakob.
- Pemeriksaan Kardiovaskular Ditemukan faktor risiko gangguan
vaskular, yaitu hipertensi, fibrilasi atrium, bruit karotis, dan lain-lain (R.
Tampi, 2018; Muangpaisan, 2007).
- Pemeriksaan Kognitif Selain pemeriksaan fisik, pasien perlu
menjalani pemeriksaan kognitif untuk membuktikan adanya defisit
kognitif. Tes yang paling sering digunakan adalah MMSE dengan poin
penilaian sebagai berikut:
Orientasi waktu
Orientasi tempat
Memori
Atensi dan kalkulasi
Bahasa
Repetisi
Perintah yang kompleks (APA, 2013; R. Tampi, 2018)
Skor maksimal MMSE adalah 30. Skor 19–23 adalah defisit
kognitif ringan, skor 10–18 adalah defisit kognitif sedang, dan skor <9
adalah defisit kognitif berat. Systematic review dari Cochrane
menyatakan bahwa MMSE memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas
90% untuk mendiagnosis dementia. Namun, MMSE tidak dapat
digunakan untuk membedakan etiologi dementia. Tes lain yang dapat
digunakan mengetahui defisit kognitif adalah MoCA, ADAS-Cog, dan
MDRS (R. Tampi, 2018).
b. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang lazim timbul pada lansia yang mengalami dementia diantaranya
adalah ;
1. Defisit perawatan diri b.d penurunan fungsi kognitif dan kurang motivas
2. Hambatan memori : Gangguan proses pikir b.d penurunan fungsi kognitif
3. Harga diri rendah b.d koping terhadap kehilangan tidak efektif
4. Insomnia b.d ansietas, disorientasi waktu
5. Distress spiritual b.d harga diri rendah d.d depresi
c. Pelaksanaan Keperawatan
N Diagnosa Tindakan Keperawatan
o Keperawatan Keluarga Pasien
1. Defisit SP 1 SP 1
Perawatan Diri 1. Membina hubungan saling 1. Mendiskusikan masalah
percaya dengan yang dihadapi keluarga
menggunakan salam dalam merawat pasien
terapeutik 2. Menjelaskan pada keluarga
2. Menjelaskan pentingnya tentang tanda dan gejala
kebersihan diri defisit perawatan diri yang
3. Menjelaskan cara menjaga dialami pasien
kebersihan diri 3. Menjelaskan pada keluarga
4. Membantu pasien cara cara merawat pasien dengan
menjaga kebersihan diri masalah defisit perawatan
5. Menganjurkan pasien diri
memasukkan dalam 4. Membuat RTL untuk
kegiatan jadwal harian keluarga dalam merawat
pasien defisit perawatan diri
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi kemampuan
pasien sebelumnya, dan dan pengetahuan keluarga
memberikan pujian pada sesuai dengan SP 1
pasien atas perkembangan 2. Melatih keluarga
yang telah dicapainya mempraktekkan cara
2. Menjelaskan cara merawat pasien dengan
makanyang baik defisit perawatan diri
3. Membantu pasien 3. Melatih keluarga melakukan
mempraktikkan cara cara merawat langsung pada
makan yang baik pasien dengan defisit
4. Menganjurkan pasien perawatan diri
memasukkan ke dalam 4. Membuat RTL untuk
jadwal kegiatan harian. keluarga dalam merawat
pasien defisit perawatan diri
SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi kemampuan
sebelumnya (SP2), berikan keluarga sesuai dengan
pujian pada pasien atas
pencapaiannya SP 2
2. Menjelaskan cara eliminasi 2. Melatih keluarga membuat
yang baik jadwal kegiatan harian
3. Membantu pasien pasien selama dirumah
memprakteikkan cara seperti jadwal minum obat
eliminasi yang baik. (discharge planning)
4. Menganjurkan pasien 3. Membuat RTL keluarga dan
memasukkan ke dalam menjelaskan follow up
jadwal kegiatan harian pasien selama di rumah
SP 4
1. Mengevaluasi kegiatan
sebelumnya (SP 1, SP 2 dan
SP 3), berikan pujian pada
pasien atas pencapaiannya.
2. Menjelaskan cara
berpakaian dan berhias diri
3. Melatih pasien
mempraktekkan cara
berpakaian dan berhias diri.
4. Menganjurkan pasien untuk
memasukan kedalam jadwal
kegiatan hariannya.
2 Hambatan SP 1 SP 1
memori : 1. Membina hubungan saling 1.Membina hubungan saling
Gangguan percaya dengan teknik percaya dengan teknik
proses pikir komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik
(pikun) 2. Mengorientasikan waktu, 2. Menjelaskan pada keluarga
tempat dan orang-orang yang masalah demensia yang
ada disekitar pasien sering terjadi pada lansia
3. Memberikan pujian dan 3. Menjelaskan pada keluarga
kesempatan pada pasien tentang cara perawatan
untuk mengungkapkan lansia dengan masalah
perasaannya. demensia
4. Melatih keluarga cara
perawatan lansia dengan
masalah demensia
SP 2 5. Membuat RTL untuk
1. Mengorientasikan waktu, keluarga dalam merawat
tempat dan orang-orang yang lansia demensia
ada disekitar pasien
2. Melatih pasien dalam SP 2
perawatan diri 1. Mengevaluasi kegiatan yang
3. Melatih pasien dalam dilakukan keluarga terhadap
menyusun jadwal kegiatan lansia
harian 2. Mengidentifkasi kendala
yang dihadapi keluarga
SP 3 dalam melakukan
1. Mengevaluasi kemampuan perawatan lansia dengan
pasien sesuai dengan demensia 3. Mencari solusi
tindakan SP 2 cara perawatan yang lebih
2. Meminta pasien efektif
menyebutkan tempat, waktu 4. Mendorong keluarga untuk
dan salah satu orang yang menerapkan solusi yang
ada disekitar pasien telah ditetapkan
3. Melatih daya ingat pasien 5. Membuat RTL untuk
dengan terapi kognitif keluarga dalam merawat
4. Mendiskusikan jadwal pasien dan menerapkan
kegiatan harian solusi yang lebih efektif
5. Mendorong upaya perawatan untuk pasien lansia
diri pasien. demensia
SP 3
1. Mengevaluasi kemampuan
keluarga sesuai dengan SP 2
2. Mendiskusikan sumber
rujukan yang mudah
dijangkau oleh keluarga
terkait dengan masalah
perawatan lansia dengan
demensia
3. Harga Diri SP 1 SP 1
Rendah 1. Membina hubungan saling 1. Mendiskusikan masalah
percaya dengan teknik yang dihadapi keluarga
komunikasi terapeutik dalam merawat pasien
2. Mengidentifikasi kemampuan 2. Menjelaskan pada keluarga
dan aspek positif yang dimiliki tentang pengertian, tanda
pasien dan gejala harga diri rendah
serta faktor penyebab dan
3. Membantu pasien menilai proses terjadinya masalah
kemampuan pasien yang masih tersebut
dapat digunakan 3. Menjelaskan pada keluarga
4. Membantu pasien memilih cara merawat pasien dengan
kegiatan yang akan dilatih harga diri rendah
sesuai dengan kemampuan 4. Membuat RTL untuk
pasien keluarga dalam merawat
5. Melatih pasien sesuai dengan pasien harga diri rendah
kemampuan yang dipilih :
merapikan kamar, menyapu SP 2
halaman 1. Melatih keluarga
6. Memberikan pujian yang wajar mempraktekan cara
terhadap keberhasilan dan merawat pasien dengan
progress latihan pasien harga diri rendah
7. Menganjurkan pasien untuk 2. Melatih kelurga menerapkan
memasukan kedalam jadwal secara langsung cara
kegiatan hariannya. merawat pasien dengan
harga diri rendah
SP 2 3. Membuat RTL untuk
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan keluarga dalam merawat
harian pasien pasien harga diri rendah
2. Melatih pasien kemampuan
yang kedua ; menyiram SP 3
tanaman. 1. Mengevaluasi kemampuan
3. Menganjurkan pasien untuk keluarga sesuai dengan
memasukkan kedalam jadwal tindakan SP 2
kegiatan hariannya. 2. Membantu keluarga
membuat jadwal kegiatan
harian pasien selama
dirumah seperti jadwal
minum obat (discharge
planning)
3. Menjelaskan pada keluarga
dalam melakukan
discharge planning pada
pasien secara konsisten dan
rencana follow up pasien
selama di rumah
4. Distress SP 1 SP 1
Spiritual 1. Membina hubungan saling 1. Membantu keluarga
percaya dengan pasien mengidentifikasi masalah
2. Mengidentifikasi faktor yang dihadapi dalam
penyebab gangguan spiritual merawat pasien
pada pasien 2. Membantu keluarga
3. Membantu pasien mengetahui proses
mengungkapkan perasaan terjadinya masalah
dan pikiran terhadap spiritual spiritual yang dihadapi
yang diyakininya pasien
4. Membantu klien 3. Membuat RTL pada
mengembangkan skill untuk keluarga dalam merawat
mengatasi perubahan spiritual pasien dengan masalah
dalam kehidupan spiritual
SP 2 SP 2
1. Memfasilitasi pasien dengan 1. Melakukan rujuakan pada
alat-alat ibadah yang sesuai tokoh agama
keyakinan atau agama yang 2. Melatih keluarga tetang
dianut oleh pasien cara merawat pasien yang
2. Memfasilitasi klien untuk mengalami masalah
menjalankan ibadah sendiri spiritual
atau dengan orang lain
3. Membantu pasien untuk ikut
serta dalam kegiatan
keagamaan
4. Membuat rencana tindak
lanjut terapi mindfulness
dengan psikiatri.
5. Insomnia SP 1 SP 1
1. Menentukan pola 1. Membantu keluarga
tidur/aktivitas pasien mengidentifikasi masalah
2. Mengidentifikasi faktor insomnia
penyebab insomnia pada
2. Membantu keluarga
pasien
3. Memfasilitasi pasien mengetahui proses
lingkungan yang nyaman terjadinya insomnia yang
(kebersihan tempat tidur, dihadapi pasien
hindari kebisingan, 3. Membuat RTL pada
pencahayaan, suhu) keluarga dalam merawat
pasien dengan insomnia
SP 2 SP 2
1. Melatih pasien untuk tidak 1. Melatih keluarga tetang
mengkonsumsi banyak cairan cara merawat pasien yang
di malam hari
mengalami masalah
2. Melatih pasien teknik relaksasi
otot autogenic untuk insomnia
memancing tidur.
3. Menganjurkan pasien untuk
mendengarkan murrotal
sebelum tidur
d. Evaluasi
- Evaluasi Struktur
Penggunaan media yang sesuai, lengkap dan tempat dan waktu yang
kondisif dapat mendukung tercapainya tujuan intervensi yang telah
dirancang.
- Evaluasi Proses
P roses penatalaksaan tindakan asuhan keperawatan diharapkan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan. Pasien dan keluarga kooperatid da
aktif berpartisipasi selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Evaluasi Hasil
Pasien dapat menerapkan saran dan anjuran dari perawat selama
tindakan, sehingga pasien dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan
aktivitas hariannya. Selain itu, keluarga dapat memotivasi pasien dan
mendukung segala kebutuhan pasien.
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R PASIEN DENGAN
MASALAH PSIKOSOSIAL : DEMENTIA RINGAN
1. IDENITAS KLIEN
Nama : Ny. T
Umur : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Bahasa Indonesia
Agama : Islam
Status marital : Nikah
Alamat asal : Keluarahan kalijaga
2 DATA KELUARGA
Nama : Tn. R
Hubungan : Suami
Pekerjaan : pensiun
Alamat : Keluarahan kalijaga
STATUS KESEHATAN SEKARANG
Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan susah tidur sering
terjaga pada malam hari
3 RIWAYAT KESEHATAN
Keluarga pasien mengatakan keadaannya sering lupa ketika ingin
melakukan kegiatan dan kadang sering lupa menyimpan barangnya.
Kesahatan 5 tahun yang lalu : Pasien memiliki riwayat DM
Kesehatan 1 tahun yang lalu : Pasien memiliki riwayat Hipertensi
5 KEBIASAAN SEHARI-HARI
a Istirahat
Pasien biasanya tidur sehari 8 jam namun setelah didiagnosa demensia pasien
tidur sehari hanya 5 jam 21.00 s/d 03.00, pasien kesulitan memulai tidur dan
kadang ia terbangun di tengah malam.
b. Nutrisi Pasien mengalami penurunan nafsu makan, ia hanya makan sehari 2x
dan hanya menghabiskan setengah porsi
c. Kebersihan diri Kebutuhan kebersihan diri pasien semuanya bisa dilakukan
sendiri dan kadang di bantu oleh keluarganya, pasien mengatakan pasien mandi
sehari 2x, melakukan oral hygiene 1x saat pagi hari saja. perawatan kuku
dilakukan rutin 1 minggu sekali oleh keluarga.
6 AKTIVITAS SEHARI-HARI Pasien mengatkan kegiatan sehari-harinya
hanya menonton tv, berbincang dengan tetangga dan menjaga cucunya.
7 PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Frekuensi nadi : 48x/menit
Frekuensi nafas : 24x/menit
Suhu : 37,5oC
\.
INTEGUMEN Ya Tidak
Lesi / Luka :
Pruritus :
Perubahan Pigmen :
Memar :
Pola Penyembuhan Lesi :
HEMATOPOETIC Ya Tidak
Perdarahan Abnormal :
Pembengkakan Kel. Limfe :
Anemia :
KETKERANGAN: Tidak ada gangguan menelan dan tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe
KEPALA Ya Tidak
Sakit Kepala :
Pusing :
Gatal Pada Kulit Kepala :
MATA Y Tida
a k
Pakai Kacamata :
Kekeringan Mata :
Nyeri :
Gatal :
Photobobia :
Diplopia :
Riwayat Infeksi :
TELINGA Ya Tidak
Penurunan Pendengaran :
Discharge :
Tinitus :
Vertigo :
Alat Bantu Dengar :
Riwayat Infeksi :
Kebiasaan Membersihkan Telinga :
Pola sikat gigi: Normal, klien sikat gigi setiap 1x sehari, tidak pernah
nginang KETERANGAN: Tidak ada gangguan apapun dalam mulut dan
tenggorokan klien, klien sudah tidak bisa menerima makanan yang terlalu
keras.
LEHER Ya Tidak
Kekakuan :
Nyeri Tekan :
Massa :
KETERANGAN: Tidak ada gangguan apapun dalam bagian leher, klien
masih mampu menengok secara normal tidak ada gangguan seperti nyeri,
kaku, dan tidak ada massa
PERNAFASAN Ya Tidak
Batuk :
Nafas Pendek :
Hemoptisis :
Wheezing :
Asma :
KETERANGAN: Suara jantung normal loop doop, jantung dalam batasan normal tidak ada
pembesaran jantung.
GASTROINTESTINAL Ya Tidak
Disphagia :
Nausea / Vomiting :
Hemateemesis :
Perubahan Nafsu Makan :
Massa :
Jaundice :
Perubahan Pola BAB :
Melena :
Hemorrhoid :
Pola BAK: Kurang dari 10x dalam sehari, berwarna putih jernih, tidak ada
gangguan ketika BAK, dan tidak pernah mengompol
KETERANGAN: Pasien mengatakan tidak ada keluhan apapun ketika
berkemih, hanya saja klien untuk mengantisipasi BAK secara tidak sadar,
sesekali pada malam hari klien menggunakan diapers ataupun memasang
perlak pada tempat tidurnya
PERSYARAFAN Ya Tidak
Headache :
Seizures : - -
Syncope : - -
Tic/Tremor :
Paralysis :
Paresis :
Masalah Memori :
NO Pertanyaan Jawaban
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat
Membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
Kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri
Sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada
Mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambl keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan ini
membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
Sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
PENILAIAN
0-6 Depresi tidak ada atau minimal
7-13 Depresi ringan
14-21 Depresi sedang
22-39 Depresi berat
Tahun (2022)
Musim (Hujan)
Tanggal
Hari (Rabu)
Bulan
Orientasi 5 4 Dimana kita berada ?
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Barat
Kota Cirebon
Tinggal dirumah
Wisma ……………….
2 Registrasi 3 2 Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa masing
masing 1 detik kemudian minta klien untuk
menyebutkan ulang ketiga objek tersebut ?
Objek jam
Objek pensil
Objek kertas
3 Perhatian & 5 3 Minta klien untuk memulai angka 100 kemudian
Kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
93
86
79
72
65
4 Mengigat 3 3 Minta klien untuk mengingat objek pada nomor 2
( registrasi) dan nilai 1 poin untuk jawaban benar
untuk masing masing objek
Bahasa 9 2 Tunjukan pada klien suatu benda dan minta pada
klien menyebutkan namanya
Jam tangan
Pulpen
KETERANGAN:
1. > 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
2. 18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan.
3. ≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek mental berat.
PENGKAJIAN EMOSIONAL MANULA
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Lanjutkan ke tahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ya Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Ya Tidak
≥ 100 = Mandiri
BERG BALANCE SCALE
11. Berputar 360 4 = Mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam
derajat 4 detik atau kurang
3 = Mampu berputar 360 derajat dengan aman satu
sisi hanya 4 detik atau kurang
2 = Mampu berputar 360 derajat dengan aman
tetapi perlahan-lahan
1 = Membutuhkan pengawasan yang
ketat atau dengan lisan
0 = Membutuhkan bantuan saat memutar
TOTAL SCORE = 36
INTERPRETASI
Do :
- Respon aktif
- penurunan
pendengaran (+)
- Tampak
kebingungan
- Disorientasi waktu,
tempat dan orang
- Afek labil, gelisah
(+), cemas (+)
- MMSE skor 14
3) kerusakan
intelektual ringan
Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Paraf
Barbara Resnick. (2021). Geriatric Nursing, 42 (1). Science Direct, Elsevier : USA, Diakses
pada 25 Maret 2021. Tersedia di : www.gnjournal.com
World Health Organization, Dementia, 2017.
E. L. Cunningham, B. McGuiness, B. Herron, A. P. Passmore. Dementia, Ulster Med J, 2015,
84(2) 79-87.m
American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder,
American Psychiatric Association, United States of America, 5th
ed., 2013.
R. Tampi. Assessment of Dementia, 2018. https://bestpractice.bmj.com/topics/enus/242 F.M.
Elahi, B.L. Miller, A clinicopathological approach to the diagnosis
of dementia, Neurol, 2017, 13. A.S. Castro, I.A. Echeverria, C.M.
Bonilla, Molecular pathogenesis of
Alzheimer’s disease: an update, Ann Neurosci, 2017, 24(1) 46-54.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5448443/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menkes: Lansia yang sehat, lansia yang jauh
dari demensia, 2016.
http://www.depkes.go.id/article/print/16031000003/menkes-lansia-
yangsehat-lansia-yang-jauh-dari-demensia.html
D.A. Wolk, B.C. Dickerson. Clinical features and diagnosis of Alzheimer disease, 2018.
https://www.uptodate.com/contents/clinical-features-and-
diagnosisof-alzheimer-disease?topicRef=5083&source=see_link#H1
C.B. Wright, Etiology, clinical manifestations, and diagnosis of vascular dementia, 2017.
https://www.uptodate.com/contents/etiology-clinicalmanifestations-
and-diagnosis-o
M. R. Farlow. Clinical features and diagnosis of dementia with Lewy bodies, 2018.
https://www.uptodate.com/contents/clinical-features-and-
diagnosisof-dementia-with-lewy-bodies?
topicRef=5083&source=see_link#H1
J.L. Wilterdink, Frontotemporal dementia: Clinical features and diagnosis, 2017.
https://www.uptodate.com/contents/frontotemporal-dementia-
clinicalfeatures-and-diagnosis?
topicRef=5083&source=see_link#H533509364
E. B. Larson, Evaluation of cognitive impairment and dementia, 2018.
https://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-cognitive-
impairmentand-dementia
K.R. Scott, A.M. Barret, Dementia syndromes: evaluation and treatment, Expert Neurother,
2007, 7(4) 407-422.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2536654/ D.S.
Knopman, S.T. DeKosky, J.L. Cummings, H. Chui, J. Corey-
Bloom, N. Relkin, et al. Practice parameter: diagnosis of dementia
(an evidence-based review).
Report of the Quality Standards Subcommittee of the American Academy of Neurology,
Neurology, 2001, 56(9) 1143-1153.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11342678
DM. Alexander, E.B. Larson, Patient education: Dementia (including Alzheimer
disease) (Beyond the Basics}, 2018.
https://www.uptodate.com/contents/dementia-including-alzheimer-
diseasebeyond-the-basics?topicRef=5073&source=see_link#H1
PPNI DPP SDKI Pokja Tim. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi I : Jakarta : DPP
PPNI PPNI DPP SLKI Pokja Tim. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
I : Jakarta : DPP
PPNI PPNI DPP SIKI Pokja Tim. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi I : Jakarta : DPP PPNI