Professional Documents
Culture Documents
Transmisi Penyakit Menular
Transmisi Penyakit Menular
dunia, termasuk di Indonesia. Penularan penyakit ini juga sangat mudah terjadi. Oleh sebab itu,
tindakan pencegahan perlu dilakukan agar penyebaran penyakit infeksi dapat dihentikan.
Penyakit infeksi bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur, atau parasit. Masing-masing penyakit infeksi memiliki gejalanya tersendiri dan
pengobatan yang berbeda-beda, tergantung penyebabnya.
Risiko seseorang untuk terkena penyakit infeksi bisa meningkat apabila ia memiliki
kondisi medis tertentu, misalnya infeksi HIV dan kekurangan sel darah putih, seperti leukopenia
dan neutropenia.
Setiap penyakit infeksi juga memiliki masa inkubasinya masing-masing. Masa inkubasi
adalah jeda waktu dari saat mikroorganisme masuk ke dalam tubuh seseorang hingga orang
tersebut menunjukkan gejala penyakit infeksi. Penyakit infeksi ada yang memiliki masa inkubasi
selama beberapa hari, bulan, hingga tahun.
Berikut ini adalah beberapa macam penyakit menular akibat infeksi yang banyak
ditemukan di Indonesia, berdasarkan penyebabnya:
1. Infeksi virus
Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi. Beberapa penyakit akibat
infeksi virus yang masih banyak ditemukan di Indonesia meliputi ISPA, influenza, cacar,
campak, hepatitis, demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis.
Sedangkan penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang ditemukan termasuk flu
burung, flu singapura, chikungunya, dan SARS.
2. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak ditemukan di Indonesia.
Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri yang dimaksud adalah:
Demam tiroid
Tuberkolusis (TBC)
Pneumonia
Meningitis
Infeksi saluran kemih
Difteri
Batuk rejan (pertusis)
Sepsis
3. Infeksi jamur
Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat dengan kelembapan yang
tinggi, salah satunya Indonesia. Hal ini membuat penyakit infeksi jamur cukup banyak
ditemukan di Indonesia.
Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi adalah athlete’s foot atau infeksi jamur
kaki, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur pada vagina, histoplasmosis,
blastomycosis, candidiasis, dan aspergillosis. Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan
meningitis dan pneumonia.
4. Infeksi parasit
Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti cacing dan
amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan, malaria, giardiasis, amebiasis, dan
toksoplasmosis.
Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara langsung maupun tidak
langsung. Berikut ini penjelasannya:
Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke
orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui
sentuhan,percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman.
Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum suntik
yang dipakai bergantian dengan orang lain.
Selain melalui darah, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui
hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak
seksual ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual.
Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk menularkan
penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di samping itu, penularan
penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan atau saat
menyusui ASI.
c. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau tergigit
hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan
dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan peliharaan yang
kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan
adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies.
Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang pintu,
dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah
terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode ini adalah diare, keracunan
makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.
c. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi
akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.
Infeksi virus atau bakteri yang sudah parah bisa membuat sel darah putih berkurang atau
leukopenia. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya penyakit infeksi,
penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit infeksi sebagai berikut:
1. Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, terutama
setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan sebelum makan.
3. Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang sakit.
4. Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, handuk, dan alat
makan, dengan orang lain.
5. Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak
bepergian ke daerah dengan penyakit endemik.
6. Melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom ketika berhubungan intim dan
tidak berganti pasangan seksual.
7. Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan.
8. Dengan berbekal pemahaman tentang penyebab penyakit infeksi, cara penyebaran, dan cara
mencegahnya, diharapkan Anda tidak tertular penyakit infeksi dan tidak menularkan
penyakit infeksi ke orang lain.
9. Jika terdapat gejala-gejala infeksi, seperti demam, batuk, pilek, sesak napas, atau diare,
Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang
tepat.