You are on page 1of 12

TUGAS EPIDEMIOLOGI

STUDI DESAIN EPIDEMIOLOGI


OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL

Oleh :

AANNISAH FAUZAANIA
(10012682125045)

DOSEN PENGAMPU :
NAJMAH, SKM., MPH

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LATIHAN STUDI DESAIN EPIDEMIOLOGI OBSERVASIONAL

1) Jelaskan perbedaan studi kohort dan studi potong lintang

Desain Kohort  berdasarkan status paparan ( Exposure) kemudian diikuti (di- follow
up) hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian
penyakit (Disease). Dalam hal ini berdasarkan status paparan ( jajan dan cuci tangan
atau jajan dan tidak cuci tangan) baru kemudian diamati dari paparan-paparan tersebut
mana yang menyebabkan penyakit Thypoid dan mana yang tidak menyebabkan
penyakit Thypoid.

Sedangkan Pada disain Cross Sectional mempelajari hubungan penyakit dan paparan
dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain, jadi pada disain ini juga
mencoba mengamati hubungan paparan dan penyakit yang ditimbulkan dengan
menggunaakan beberapa kombinasi paparan. 
2) Berikan Beberapa Contoh Judul Penelitian Dengan Studi Desain Kasus Control?
a. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Menular Seksual (Pms) Pada Komunitas Gay
Mitra Strategis Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
b.  Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Orang Dewasa
c. Analisis Faktor Risiko Status Kematian Neonatal
d. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru
e. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Leptospirosis

3) Berikan Beberapa Contoh Judul Penelitian Dengan Studi Desain Kohort?


a. Hubungan Antara Penggunaan Obat Antihipertensi Dan. Penyakit Parkinson Di
Rumah Sakit Bethesda. Yogyakarta
b. Insidens Defisiensi Besi Dan Anemia Defisiensi Besi Pada Bayi Berusia 0-12
Bulan
c. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Keikutsertaan Melaksanakan Program
KB Pada Ibu Nifas Yang Mengikuti Jampersal
d. Efektivitas Massage Dengan Virgin Coconut Oil Terhadap Pencegahan Luka
Tekan Di Intensive Care Unit
e. Hubungan Metode Persalinan Melalui Operasi Sesar Dengan Pemberian Makanan
Prelakteal Pada Anak Usia <24 Bulan

4) Berikan Beberapa Contoh Judul Penelitian Dengan Studi Desain Potong Lintang?
a. Faktor Determinan Depresi Postpartum Di Kabupaten Lombok Timur
b. Karakteristik Pasien Koinfeksi Tb-Hiv Di Rumah Sakit Mitra Masyarakat
c. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Total, Kolesterol Low-
Density Lipoprotein, Dan Kolesterol High-Density Lipoprotein Pada Masyarakat
d. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Kerusakan Sendi Pada Pasien
Osteoartritis Lutut
e. Hubungan Hipertensi Dengan Fungsi Kognitif Di Poliklinik Smf Ilmu Penyakit
Dalam
5) Jelaskan kelebihan dan kelemahan studi desain kasus control?
Kelebihan

1. Studi kasus-kontrol adalah jenis studi epidemiologi yang relatif murah dan sering
digunakan yang dapat dilakukan oleh tim kecil atau peneliti individu dalam fasilitas
tunggal dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh studi eksperimental yang lebih
terstruktur.
2. Desain studi kasus-kontrol sering digunakan dalam studi penyakit langka atau sebagai
studi pendahuluan di mana hanya sedikit yang diketahui tentang hubungan antara faktor
risiko dan penyakit yang diminati.
3. Dibandingkan dengan studi kohort prospektif, studi ini cenderung lebih murah dan
durasinya lebih pendek.
4. Dalam beberapa situasi, studi ini memiliki kekuatan statistik yang lebih besar daripada
studi kohort, yang seringkali harus menunggu jumlah kejadian penyakit yang ‘cukup’
untuk bertambah.

Kekurangan

1. Studi kasus-kontrol bersifat observasional dan dengan demikian tidak memberikan


tingkat bukti yang sama seperti uji coba terkontrol secara acak. Hasilnya mungkin
dibingungkan oleh faktor-faktor lain, sejauh memberikan jawaban yang berlawanan
untuk studi yang lebih baik.
2. Kelemahan terpenting dalam studi kasus-kontrol berkaitan dengan kesulitan memperoleh
informasi yang dapat dipercaya tentang status keterpaparan individu dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, studi kasus-kontrol ditempatkan rendah dalam hierarki bukti.
6) Buatlah mind mapping kesimpulan materi studi desain observasional?
LATIHAN STUDI DESAIN EPIDEMIOLOGI EKSPERIMENTAL

1) Jelaskan tipe-tipe pada studi desain eksperimental atau uji klinis

Bentuk-bentuk Metode Penelitian Eksperimen membagi desain penelitian ekperimen


kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy
experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk
mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.
Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment
(perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam
eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur
hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan)
dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

2. True Experimental Design


Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena
dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true
experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara
random. Desain true experimental terbagi atas:
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara
random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian
satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi
perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.

3. Quasi Experimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik
dari pre-experimental design.

Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol
dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui
random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberikan postes.

Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan
perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

4. Factorial Design Desain


Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu
yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
trueeksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel,
secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah
untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan
lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel
eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga
dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh
desain eksperimental variabel tunggal.

2) Berikan satu contoh ide penelitian uji klinis/eksperimental, jelaskan studi yang
anda gunakan disertai alur

Efektivitas Pelatihan Metode Ceramah Dan Diskusi Kader Kesehatan Untuk


Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas

Alur:
Dalam penelitian ini saya menggunakan studi quasi eksperimental dengan melalukan
intervensi pelatihan kader kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi. Variabel
penelitian yang diukur melalui pre test dan post test adalah pengetahuan kader
kesehatan tentang kesehatan ibu anak dan promosi kesehatan ibu anak. Sampel
penelitian ini adalah kader kesehatan. Analisa data penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif hasil pre test dan post test, serta analisis paired t-test untuk
menguji perbedaan hasil pre test dan post test

3) Jelaskan kelemahan dan kelebihan penelitian dengan studi desain eksperimental


jelaskan dengan contoh

Kelebihan
1. Kemampuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan sebab-akibat yang
dihasilkan pada penelitian eksperimen lebih kuat atau bahkan paling kuat
dibandingkan penelitian non-eksperimental.  artinya,  variabel terikat yang terjadi
atau muncul dalam penelitian eksperimen hanya disebabkan oleh variabel bebas 
dan bukan oleh faktor-faktor lainnya.
2. Kemampuan untuk memanipulasi secara tepat satu atau lebih veriabel yang
diinginkan peneliti

Kekurangan
1. Penelitian eksperimental sulit untuk digeneralisasikan dalam kehidupan sehari-
hari.Hal ini disebabkan oleh kondisi penelitian eksperimental yang sangat
terkontrol (buatan), sehingga situasinya tidak seperti dalam kehidupan sehari-hari 
(artificiality of experiments).
2. Pelaksanaan penelitian eksperimental umumnya membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama.
3. Unethical
Bahwa dalam penelitian eksperimental, terutama pada eksperimen sungguhan dan
semu, ada dampak kurang baik pada pengetahuan, psikologi, dan moral subjek
(kelompok kontrol) akibat tidak diberikan perlakukan yang sama dengan
kelompok eksperimen. Sementara itu, peneliti yang memberikan perlakuan pada
kelompok eksperimen dalam jangka waktu tertentu cenderung tidak
memperhatikan kondisi dan kebutuhan subjek penelitian, sehingga fisik dan
psikologi subjek penelitian dapat terganggu.

Contoh: Efektivitas Promosi Kesehatan Dengan Metode Peer Educator


Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Hiv/Aids

Kelebihannya dalam penelitian ini dapat dibuktikan secara kuat apakah metode
peer educator benar-benar berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
sikap remaja tentang Hiv/AIDS.

Kekurangannya, peneliti memang harus membentuk lingkungan khusus untuk


proses eksperimen yang akan dibuktikan nya yang mungkin dalam beberapa kasus
tidak familiar dengan aktivitas sehari-hari. Selain itu terkadang juga
membutuhkan waktu yang tak sebentar.

4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik randomisasi

Randomisasi merupakan langkah penting dalam penelitian yang tidak dilakukan


Secara sensus. Dengan randomisasi yang baik maka akan dapat diperoleh sampel yang
Representatif yang mewakili populasi. Dengan demikian simpulan Yang diperoleh atas Dasar
hasil analisis statistika dapat berlaku dalam tingkat populasi. Prinsip tersebut Berlaku bila
penelitian secara sampling tersebut Merupakan penelitian noneksperimen

Pengambilan Sampel Secara Acak (Random Sampling)

Mendasarkan diri pada prinsip peluang. Artinya, setiap “individu” anggota populasi yang
diteliti harus memiliki peluang yang sama untuk dapat dijadikan sampel. Oleh karena itu,
teknik Random samplingjuga disebut teknik Probability Sampling agar setiap individu
Anggota populasi berkesempatan untuk terpilih menjadi sampel dilakukan
Pengacakan atau perandoman yang dilakukan dengan cara diundi. Dengan cara Demikian,
sampel yang tercuplik benar Benar dapat mewakili populasinya. Pengambilan sampel acak
sederhana (Simple random sampling) diterapkan jika Populasi penelitian benar-Benar
homogen.

Agar dapat menentukan Kerangka sampling/kerangka pencuplikan, peneliti harus


memiliki informasi berapa Jumlah “individu” yang menjadi anggota populasinya. Dengan
demikian, populasinya Benar-Benar terbatas atau berhingga jumlahnya.

Pengambilan Sampel Sistematik (Systematic Sampling)

Pengambilan sampel sistematik (Systematic sampling) dapat dilakukan jika


Populasinya juga benar-Benar homogen. Dalam hal ini, pengundian hanya dilakukan Untuk
memilih nomor sampel yang pertama Pengambilan sampel acak berlapis

Stratified Random Sampling

Atau disingkat Stratified sampling) dilakukan jika kita sudah mengetahui populasi
tidak homogen. Oleh karena tidak homogen, populasi yang akan diteliti dikelompok-
Kelompokkan Menjadi beberapa kelompok (strata) sehingga terjadi homogenitas pada
masing-Masing kelompok.

Pengambilan Sampel Acak Gugus


Pengambilan sampel acak gerombol (cluster sampling). Dilakukan jika populasi berada
dalam suatu satuan tertentu yang terdiri dari gugus-Gugus (Cluster). Oleh karena unit
sampelnya berupa satuan gugus Maka seluruh individu yang terdapat dalam suatu gugus
akan menjadi sampel Penelitian

5) Buatlah mind mapping kesimpulan materi studi desain eksperimental

You might also like