You are on page 1of 8

“KOSALA” JIK Vol. 6 No.

1 Mei 2017

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN


BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH BERSALIN
IBU SRI PANUNTUN KLATEN

Sri Aminingsih1, Nadiya Istiqomah2

Abstract

Background: Smoking affects blood circulation and makes mothers and babies exposed
to hazardous chemicals. Every time a mother smokes, her baby gets less oxygen.
Nicotine in cigarettes decreases blood flow to the placenta. At the same time carbon
monoxide (CO) lowers the amount of oxygen carried by blood. In addition, there are toxic
chemicals that usually interfere the development of infants (Rahmalia, 2009). A
preliminary study conducted by the author at the Maternity House of Sri Panuntun, Pedan
Klaten District, there were 30 babies born in August to September 2017, revealed that
there were 6 babies suffered from low birth weight, while 24 babies have normal birth
weight.
The purpose: Describing the relationship of pregnant women passive smokers with the
incidence of Low Birth Weight was the aim of this study.
The subjects : The population in this study was all mothers who gave birth at Maternity
Mother Sri Panuntun Klaten in January-March 2018 accounted for 55 respondents.
The results: The result of this research by using Pearson Chi-Square correlation test
obtained p = 0.000.
The conclusion: There was a positive correlation between pregnant women who are
passive smokers with the incidence of low birth weight babies.

Keywords: Pregnant women, Passive smokers, Low birth weight babies.

PENDAHULUAN kemungkinan lebih besar untuk


Merokok mempengaruhi peredaran meninggal akibat sindrom kematian
darah dan membuat ibu maupun bayi mendadak atau Sudden Infant
bayi terpajan bahan kimia Death Syndrome (SIDS) (Rahmalia,
berbahaya. Setiap kali ibu merokok, 2009).
bayinya mendapatkan lebih sedikit Bayi Berat Badan Lahir Rendah
oksigen. Nikotin dalam rokok (BBLR) atau Low Birth Weight
menurunkan aliran darah ke adalah yang bobotnya kurang dari
plasenta. Pada saat yang sama 2500 gram. BBLR disebabkan oleh
karbon monoksida (CO) kelahiran yang tidak cukup bulan
menurunkan jumlah oksigen yang (prematur), cukup bulan tetapi kecil
biasa dibawa oleh darah. Selain itu (proposional) dan IUGR (Intra-
terdapat bahan kimia toksik yang Uterine Growth Retardation) (Hayati,
bisa mengganggu perkembangan 2009).
bayi (Rahmalia, 2009). Berat badan bayi lahir rendah dapat
Bayi yang lahir dari ibu yang disebabkan karena umur kehamilan
merokok selama kehamilan belum waktunya untuk lahir dan
berukuran lebih kecil dibandingkan masih terjadi tumbuh kembang
bayi yang lahir dari ibu yang tidak intrauteri. Bayi dengan berat badan
merokok. Lebih besar pula lahir rendah dapat menjadi masalah
kemungkinan bayi lahir terlalu dini karena bayi dengan BBLR
dan mengalami masalah kesehatan mempunyai risiko mortalitas dan
langsung. Selama masa bayi, bayi morbiditas yang tinggi, dampak
lebih mudah jatuh sakit, lebih sering psikologis dan neurologis setelah
dirawat dirumah sakit, dan memiliki hidup dan akan menjadi masalah

19
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

baru dalam lingkungan keluarganya, sedikit. Selain CO, nikotin juga


dan kelahiran dengan BBLR cukup dapat menyebabkan penurunan
sulit bahkan menggunakan alat penerimaan oksigen janin.
canggih (Manuaba IBG, Manuaba Akibatnya akan tumbuh dengan
IAC, dan Manuaba IBGF, 2011). berat di bawah normal.
Penelitian yang dilakukan Studi pendahuluan yang penulis
Ramadhan (2012), berdasarkan lakukan di Rumah Bersalin Ibu Sri
wawancara pada responden Panuntun, Kecamatan Pedan
didapatkan 33 bayi (73.3%) lahir Klaten, terdapat 30 bayi lahir dalam
dengan berat badan normal dan 12 bulan Agustus sampai September
bayi (26.7%) lahir dengan BBLR 2017, diperoleh hasil 6 bayi
(Bayi Berat Lahir Rendah). Dari 4 mengalami berat badan lahir
responden yang perokok pasif berat rendah, sedangkan 24 bayi memiliki
didapatkan 3 (75%) ibu mengalami berat badan lahir normal.
kejadian BBLR, dari 26 responden
yang perokok pasif ringan di TUJUAN PENELITIAN
dapatkan 9 (34.6%) ibu melahirkan Tujuan umum untuk mengetahui
bayi berat badan normal, sedangkan hubungan ibu hamil perokok pasif
dari 15 responden yang tidak dengan kejadian Bayi Berat Lahir
terpapar dengan asap rokok Rendah. Tujuan khusus untuk
didapatkan 15 (100%), ibu mengidentifikasi perokok pasif,
melahirkan dengan bayi berat badan mengidentifikasi kejadian Bayi Berat
normal (tidak mengalami kejadian Lahir Rendah dan menganalisa
BBLR). Maka dapat disimpulkan hubungan ibu hamil perokok pasif
bahwa terdapat hubungan yang dengan Bayi Berat Lahir Rendah di
bermakna antara ibu hamil perokok RB Ibu Sri Panuntun Klaten.
pasif dengan kejadian BBLR.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh DESAIN PENELITIAN
Irnawati, Hamkini dan Wibowo Pada penelitian ini penulis
(2011), menunjukkan 1-10 batang menggunakan desain penelitian
rokok yang dihisap perhari oleh korelasi dengan pendekatan metode
perokok aktif di dalam rumah cross sectional.
selama ibu hamil, berisiko bagi ibu
hamil untuk melahirkan BBLR POPULASI, SAMPEL, DAN
sebesar 2.47 kali. Paparan asap TEKNIK SAMPLING
oleh perokok aktif yang merokok di Populasi pada penelitian ini adalah
dalam ruangan lebih dari 11 batang, semua ibu yang melahirkan di
berisiko 3.33 kali lebih besar bagi Rumah Bersalin Ibu Sri Panuntun
ibu hamil untuk melahirkan BBLR Klaten pada bulan Januari-Maret
dibandingkan dengan ibu hamil 2018 berjumlah 55 responden.
yang tidak ada perokok di dalam Teknik sampling yang digunakan
rumahnya. Ibu hamil perokok pasif dalam penelitian ini adalah dengan
berisiko 1.8 kali untuk melahirkan teknik sampling konsekutif.
BBLR. Kelahiran BBLR pada ibu
hamil perokok pasif diakibatkan oleh
paparan karbon monoksida (CO)
yang terus menerus selama ibu
hamil. Karbonmonoksida dapat
diikat dalam Hb ibu sehingga
mengakibatkan menurunnya
kapasitas pengangkutan oksigen di
dalam darah ibu, sehingga tubuh
janin akan menerima oksigen lebih

20
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

HASIL PENELITIAN Tabel 3.


Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR
Tabel 1. Kejadian
Distribusi Frekuensi Responden f %
BBLR
Berdasarkan Umur, Pendidikan
BBLR 7 12.73
dan Riwayat Pekerjaan
BB Normal 48 87.27
Karakteristik
f %
Responden Jumlah 55 100%
Umur
19-30 40 72.70 Dari tabel di atas dapat dicermati
31-42 15 27.30 bahwa kejadian BBLR berjumlah 7
Pendidikan bayi yang dilahirkan (12.73%)
SD 1 1.80 sedangkan bayi yang dilahirkan
SMP 6 10.90
dengan berat badan normal
SMA 48 87.30
Pekerjaan berjumlah 48 bayi (87.27%).
Buruh 24 43.60
IRT 14 25.50 Tabel 4.
Swasta 17 30.90 Tabulasi Silang
Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif
Dari tabel di atas diperoleh informasi dengan Kejadian BBLR
bahwa responden dengan kelompok Perokok Pasif
Berat
umur terbanyak adalah 19-30 tahun Badan Tidak Total
berjumlah 40 responden (72.70%), Perokok
Lahir Perokok
Pasif
untuk riwayat pendidikan terbanyak Pasif
adalah SMA berjumlah 48 BBLR 7 0 7
responden (87.30%). Sedangkan
informasi tentang riwayat pekerjaan BB normal 8 40 48
terbanyak adalah sebagai buruh
berjumlah 24 responden (43.60%). Dari tabulasi silang didapatkan hasil
bahwa ibu hamil yang terpapar
Tabel 2. rokok pasif adalah 15 responden
Distribusi Frekuensi Perokok Pasif melahirkan bayi dengan berat badan
Perokok lahir rendah sebanyak 7 bayi,
f %
Pasif sedangkan 8 bayi diantaranya
Perokok 15 27.27 dilahirkan dengan berat badan
Tidak 40 72.73 normal. Sedangkan hasil uji
Pearson Chi-Square program SPSS
Jumlah 55 100 versi 18.0 dengan α = 5% (0.05)
diperoleh p sebesar 0.000 sehingga
Dari tabel di atas dapat dicermati nilai p < 0.05, menunjukkan ada
bahwa ibu hamil yang terpapar korelasi positif antara ibu hamil
rokok berjumlah 15 responden perokok pasif dengan kejadian Bayi
(27.27%), sedangkan yang tidak Berat Lahir Rendah di Rumah
terpapar rokok (bukan perokok Bersalin Ibu Sri Panuntun Klaten.
pasif) berjumlah 40 responden
(72.73 %). PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini
dapat dicermati bahwa ibu hamil
perokok pasif berjumlah 15
responden (27.27%), sedang ibu
hamil yang tidak terpapar rokok
berjumlah 40 responden (72.73%).

21
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

Ibu hamil yang terpapar rokok dalam mengalami kehamilan akan


penelitian ini adalah ibu hamil yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
setiap hari selalu terpapar oleh dan perkembangan bayi khususnya
rokok yang dihisap oleh terhadap berat badan bayi yang
pasangannya (suami). Perokok akan dilahirkan oleh seorang ibu.
pasif adalah orang-orang yang tidak Adapun dampak dari perokok pasif
merokok tetapi terpaksa menghisap menurut Jabbar (2008), adalah
asap rokok. Perokok pasif akan kanker paru-paru, yang dibuktikan
menghisap asap sampingan (side dengan hasil penelitian di Jepang
stream smoke) yang keluar dari bahwa istri perokok mempunyai
ujung batang rokok yang terbakar, kemungkinan mengalami kanker
selain itu juga menghisap bagian paru-paru dengan perbandingan
dari asap utama yang dihembuskan 20% - 50% lebih tinggi daripada istri
lagi oleh perokok aktif setelah bukan perokok. Penelitian di Inggris
menghisapnya. Penelitian menemukan bahwa mereka yang
menunjukkan bahwa rokok yang tidak merokok tetapi secara terus
terbakar menghasilkan asap menerus terpapar asap rokok di
sampingan sejumlah dua kali lebih lingkungan kerjanya mengalami
banyak dari asap utama, karena gangguan pernafasan yang cukup
asap sampingan terus-menerus berat. Belakangan ini para ahli
keluar selama rokok dinyalakan, menemukan hubungan antara
sementara asap utama akan keluar penurunan berat bayi yang
kalau rokok itu dihisap (Jabbar, dilahirkan oleh istri seorang perokok
2008). Sedangkan menurut Husaini akibat gangguan perkembangan
(2010), perokok pasif atau yang janin selama dalam kandungan.
terkadang dikenal dengan nama Selain istri, anak-anak juga dapat
Involuntary Smoking adalah suatu menjadi perokok pasif. Penelitian
istilah yang diberikan kepada menunjukkan bahwa keluhan
mereka yang tidak merokok namun pernafasan, batuk pilek dan
mereka seolah dipaksa untuk sebagainya, ternyata 20% sampai
menghirup asap rokok yang ada 80% lebih sering terjadi pada anak
disekelilingnya. perokok daripada anak bukan
Menurut Prasetyono (2009), ibu perokok. Kemungkinan untuk
hamil yang sering terkena asap mendapatkan bronchitis dan infeksi
rokok atau perokok pasif terancam paru-paru lain pada anak yang
melahirkan anak dengan masalah orang tuanya merokok, juga dua kali
psikologi. Ibu hamil yang merokok lebih sering bila dibandingkan
akan memiliki anak dengan tingkat dengan yang orang tuanya bukan
kecerdasan rendah, tumbuh menjadi perokok. Kebiasaan merokok pada
orang dewasa yang miskin, serta orang tua meningkatkan
memiliki pasangan yang anti sosial. kemungkinan terjadinya infeksi
Pendapat lain dari Jong (2010), bayi telinga pada anak. Anak-anak yang
sebagai perokok pasif di dalam orang tuanya perokok tercatat lebih
perut ibunya lewat ari-ari atau sering dirawat di rumah sakit karena
plasenta dan darah tali pusat. gangguan pernafasan bila
Tambahan lagi, bayi pada minggu dibandingkan dengan mereka yang
pertama kehamilan saat orang tuanya tidak merokok.
pembentukan organ, sangat peka Dalam penelitian ini dapat dicermati
dan mudah terkena kelainan bahwa persentase kejadian BBLR
bawaan. Oleh karena itu dalam yang dilahirkan oleh ibu perokok
penelitian ini bisa dipakai sebagai pasif berjumlah 7 bayi (12.73%),
gambaran bahwa dengan adanya sedangkan bayi yang dilahirkan
paparan rokok selama ibu sedang

22
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

dengan berat badan normal rumah bersalin Ibu Sri Panuntun di


berjumlah 48 bayi (87.27%). wilayah Klaten.
Menurut Dutton, Densmore, dan Menurut Hayati (2009), berat badan
Turner (2012), dampak perokok lahir rendah atau Low Birth Weight
pasif pada kehamilan meliputi adalah yang bobotnya kurang dari
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), 2500 gram. BBLR disebabkan oleh
abrupsio plasenta, plasenta previa kelahiran tidak cukup bulan
dan kelahiran prematur. Adapun (prematur), cukup bulan tetapi kecil
pengertian BBLR menurut (proposional), dan IUGR (Intra-
Masrurroh (2016), adalah bayi baru Uterine Growth Retardation).
lahir dengan berat badan lahir Sedangkan menurut Arief dan
kurang dari 2500 gram. Berat lahir Kristiyanasari (2009), BBLR dapat
adalah berat bayi yang ditimbang disebabkan oleh beberapa faktor,
dalam satu jam setelah lahir. Istilah diantaranya adalah ibu yang
yang digunakan untuk merokok (baik ibu perokok pasif
mendefinisikan bayi yang lahir maupun ibu perokok aktif).
terlalu kecil, dan kelahiran preterm, Dalam penelitian ini faktor yang
atau prematur adalah istilah yang mempengaruhi terjadinya BBLR
digunakan untuk mendefinisikan adalah faktor ibu hamil yang
bayi yang lahir terlalu dini. Kelahiran terpapar asap rokok berjumlah 15
preterm adalah salah satu dari orang sedangkan bayi yang
situasi utama yang mengancam dilahirkan dengan berat badan lahir
kesehatan manusia, menjadi rendah sebanyak 7 anak sedangkan
penyebab terbesar dari morbiditas 8 anak dilahirkan dengan berat
dan merekomendasikan definisi badan normal. Bayi dengan BBLR
kelahiran preterm sebagai kelahiran kemungkinan besar saat berada di
yang terjadi selama 37 minggu dalam kehamilan ibu hamil tersebut
gestasi. terpapar oleh rokok yang setiap hari
Penyebab lain dari terjadinya BBLR dihisap oleh pasangan ibu hamil
menurut Masruroh (2016), adalah (suami) didukung dari hasil
kelahiran prematur dan bayi kecil wawancara diperoleh data bahwa 7
untuk masa kehamilan dan orang tersebut setiap hari terpapar
beberapa faktor predisposisi, salah oleh rokok, sedangkan 8 bayi yang
satu diantaranya adalah berkaitan dilahirkan dengan berat badan
dengan umur ibu saat mengalami normal berdasarkan hasil kajian
kehamilan. Dari data yang diperoleh wawancara ibu saat menjalani
dalam penelitian ini usia ibu saat kehamilan, pasangannya (suami)
hamil terbanyak adalah 19 tahun sangat jarang merokok. Responden
sampai 30 tahun. Sedangkan untuk yang lain yaitu 40 orang selama
faktor yang lain seperti faktor janin menjalani kehamilan memang sama
dan faktor plasenta belum diteliti. sekali tidak terpapar oleh rokok
Dari hasil penelitian hubungan ibu sehingga bayi yang dilahirkanpun
hamil perokok pasif dengan kejadian semua dalam kategori berat badan
bayi berat lahir rendah diperoleh lahir normal. Merokok
hasil Pearson Chi-Square program mempengaruhi peredaran darah
SPSS versi 18.0 dengan α= 5% dan membuat ibu maupun bayi
(0.05) diperoleh p sebesar 0.000 terpajan bahan kimia berbahaya.
sehingga nilai p < 0.05, dengan hasil Setiap kali ibu merokok, bayinya
korelasi sangat tinggi 0.624 mendapatkan lebih sedikit oksigen.
sehingga ada korelasi positif antara Nikotin dalam rokok menurunkan
ibu hamil perokok pasif dengan aliran darah ke plasenta. Pada saat
kejadian bayi berat lahir rendah di yang sama Karbon Monoksida (CO)
menurunkan jumlah oksigen yang

23
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

biasa dibawa oleh darah. Selain itu mengandung timbal yang jika
terdapat bahan kimia toksik yang terpapar pada ibu yang sedang
bisa mengganggu perkembangan hamil, maka akan mempengaruhi
bayi (Rahmalia, 2009). kesehatan ibu dan bayi. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat mempengaruhi berat lahir
dilakukan oleh Irnawati, Hakimi dan bayi dan menyebabkan
Wibowo (2011), menunjukkan rokok keterlambatan perkembangan pada
yang dihisap 1-10 batang perhari anak-anak. Sementara zat lain
oleh perokok aktif di dalam rumah seperti CO dari rokok yang terisap
selama ibu hamil, berisiko bagi ibu oleh ibu hamil akan terbawa ke
hamil untuk melahirkan BBLR aliran darah ibu sehingga
sebesar 2.47 kali. Paparan asap menyebabkan penerimaan oksigen
oleh perokok aktif yang merokok di bayi maupun plasenta berkurang,
dalam ruangan lebih dari 11 batang, yang berarti berkurang juga
berisiko 3.33 kali lebih besar bagi penerimaan nutrisi untuk bayi. Hal
ibu hamil untuk melahirkan BBLR ini akan mengakibatkan kematian
dibandingkan dengan ibu hamil sel karena kekurangan oksigen.
yang tidak ada perokok di dalam Hipoksia pada janin dan
rumahnya. Ibu hamil perokok pasif menurunnya aliran darah umbilikal
berisiko 1.8 kali untuk melahirkan dapat menyebabkan gangguan
BBLR. Kelahiran BBLR pada ibu pertumbuhan pada janin sehingga
hamil perokok pasif diakibatkan oleh menyebabkan bayi berat lahir
paparan Karbon Monoksida (CO) rendah.
yang terus menerus selama ibu
hamil. Karbon Monoksida diikat KESIMPULAN
dalam Hb ibu sehingga Hasil uji Pearson Chi-Square
mengakibatkan menurunnya program SPSS versi 18.0 dengan
kapasitas pengangkutan oksigen di α= 5% (0.05) diperoleh p sebesar
dalam darah ibu, sehingga tubuh 0.000 sehingga nilai p < 0.05,
janin akan menerima oksigen lebih sehingga ada korelasi positif antara
sedikit. Selain CO, nikotin juga ibu hamil perokok pasif dengan
dapat menyebabkan penurunan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di
penerimaan oksigen janin. Rumah Bersalin Ibu Sri Panuntun
Akibatnya akan tumbuh dengan Klaten.
berat di bawah normal.
Paparan di atas serupa dengan SARAN
penelitian yang dilakukan oleh 1. Ibu hamil diharapkan
Hanum dan Wibowo (2016) menghindari paparan asap rokok
mengenai pengaruh paparan asap selama menjalani kehamilan
rokok lingkungan pada ibu hamil sehingga pertumbuhan dan
terhadap kejadian berat bayi lahir perkembangan bayi tidak
rendah, hasil penelitian terhambat.
menunjukkan semakin lama ibu 2. Puskesmas dapat memberikan
hamil bersama perokok aktif di promosi kesehatan tentang
dalam rumah dengan rata-rata ibu bahaya paparan asap rokok bagi
terpapar asap rokok > 7 jam setiap ibu hamil.
harinya maka risiko melahirkan bayi 3. Peneliti selanjutnya diharapkan
dengan berat badan lahir rendah untuk meneliti faktor- faktor lain
semakin tinggi. Ibu hamil yang yang mempengaruhi terjadinya
perokok pasif yang terpapar asap bayi berat lahir rendah selain
rokok 1-10 batang/hari berisiko 2.4 variabel perokok pasif.
kali lebih sering untuk terjadinya
bayi berat lahir rendah. Asap rokok

24
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

DAFTAR PUSTAKA Jong, W. D. 2010. Kanker Apakah


Arief Z.R. dan W. Kristiyanasari. Itu? Pengobatan, Harapan
2009. Neonatus dan Asuhan Hidup, Dan Dukungan
Keperawatan Anak. Nuha Keluarga.
Medika, Yogyakarta. https://books.google.co.id/book
Dutton, L. A., J. E. Densmore dan s ?id. Diakses pada tanggal
M. E. Turner. 2012. A Pocket 13September 2017.
Guide To Clinical Midwifery : Manuaba, I. B. G., I. A. Chandranita
The Efficient Midwife. Alih Manuaba dan I. B. G. Fajar
bahasa Devi Yulianti. Buku Manuaba. 2011. Pengantar
Kedokteran EGC, Jakarta. Kuliah Obstetri.
Hayati, A. W. 2009. Buku saku Gizi https://books.google.co.id/book
bayi. s?id. Diakses pada tanggal 11
https://books.google.co.id/book September 2017.
s?id. Diakses tanggal 15 Masruroh. 2016. Buku Ajar
September 2017. Kegawatdaruratan Maternal &
Hanum, H. dan A. Wibowo. 2016. Neonatal. Parama Publishing,
“Pengaruh Paparan Asap Yogyakarta.
Rokok Lingkungan pada Ibu Prasetyono, D. S. 2009. Mengenal
Hamil terhadap Kejadian Berat Menu Sehat Ibu Hamil. DIVA
Bayi Lahir Rendah”. Mojority. Press, Yogjakarta.
5. Lampung. Diakses pada Rahmalia, A. 2009. Tanya Jawab
tanggal 26 September 2017. Seputar Kehamilan. PT
Husaini, A. 2010. Tobat Merokok. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
https://books.google.co.id/book Ramadhan, N. 2012. “Hubungan Ibu
s?id. Diakses pada tanggal 15 Hamil Perokok Pasif dengan
November 2017. Kejadian Bayi Berat Lahir
Irnawati, M. Hakimi dan T. Wibowo. Rendah Di Badan Layanan
2011. “Ibu Hamil Perokok Pasif Umum daerah RSU Meuraxa
Sebagai Faktor Risiko Bayi Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Berat Lahir Rendah”. Jurnal STIKES U’Budiyah. 1. Banda
Gizi Klinik Indonesia. 8. Aceh. Aceh. Diakses pada tanggal
Diakses pada tanggal 26 26 September 2017.
September 2017.
1
Jabbar, A. 2008. “Nge-rokok Bikin Dosen Akper Panti Kosala
Kamu Kaya”. https://books. Surakarta
2
google. co. id/ books?id. Mahasiswa Akper Panti Kosala
Diakses pada tanggal 15 Surakarta
September 2017

25
“KOSALA” JIK Vol. 6 No. 1 Mei 2018

26

You might also like