You are on page 1of 28

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Promosi Kesehatan “

Disusun oleh :
Agustina Wijayanti Nim C.0105.21.193
Rima Fatimah Zahra C.0105.21.198
Rizal Reinaldi C.0105.21.195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya  dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Promosi kesehatan”. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai Peran Perawat Dalam Promosi Kesehatan, diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang saya hadapi.
Namun berkat bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Saya menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang
pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat
makalah. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan saya,
mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Cimahi, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi salah satu faktor penentu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehat juga merupakan modal utama manusia
untuk dapat melakukan perannya di bidang pembangunan ekonomi dan pendidikan.
Masyarakat yang sehat dan mandiri merupakan tujuan pembangunan kesehatan
nasional, dituangkan dalam Visi Indonesia Sehat 2015, strategi pembangunan
kesehatan diarahkan pada misi pembangunan kesehatan yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan;
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, rata dan
terjangkau;
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
sehat dan mandiri tersebut, upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan merupakan pilar utama yang mempengaruhi keberhasilan jenis
layanan kesehatan lainnya, yaitu preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2007). Banyak permasalahan
kesehatan di Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun,
proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah mudah maka perlu dikembangkan
strategi serta langkah-langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan
masyarakat agar mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Kebijakan dan strategi
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan diarahkan pada upaya
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan beberapa hal yang tertuang dalam misi promosi
kesehatan yaitu;
1. Memberdayakan individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam masyarakat,
baik melalui pendekatan individu dan keluarga maupun melalui
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.
2. Membina suasana atau lingkungan yg kondusif bagi terciptanya pola hidup
bersih dan sehat masyarakat.
3. Mengadvokasi para pengambil keputusan, penentu kebijakan dan stakeholders
lain, untuk kebijakan berwawasan kesehatan, integrasi promosi kesehatan,
kemitraan sinergis antara pusat, daerah, swasta dan LSM, investasi di bidang
promosi kesehatan dan kesehatan.

Mengingat pentingnya upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan


dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional tersebut
maka petugas promosi kesehatan atau pejabat fungsional PKM harus memahami
tentang kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Selain itu juga harus memahami peran serta kewajiban pemerintah daerah dalam
upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan di era otonomi daerah atau
desentralisasi. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosiospiritual
komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat,
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Lokakarya Keperawatan nasional, 1983).

B. Rumusan Masalah
Perawat sebagai bagian integral dari layanan kesehatan mempunyai tanggung
jawab yang besar dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu peran perawat dalam mewujudkan hal tersebut yaitu dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui promosi
kesehatan. Peran serta pemerintah melalui kebijakan nya yang mengatur prinsip dan
tata kelola serta tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan khususnya perawat,
berperan penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Mampu memahami peran perawat tentang pendidikan dan
promosi kesehatan serta kebijakan pemerintah tentang promosi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai peran perawat
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang promosi Kesehatan
c. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi kesehatan di
tatanan individu dan keluarga, dan tatanan sarana kesehatan.
d. Mahasiswa mampu memahami kebijakan pemerintah tentang promosi
kesehatan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan peran perawat dalam promosi kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi dan Peran Perawat Perawat


Adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23. 1992 ). Perawat
adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU No. 36
Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan”.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan). Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.0.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, dijelaskan bahwa perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar
negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Fungsi utama perawat adalah membantu klien mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan dilakukan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan,
serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat sangatlah penting
dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Peran
adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status
sosialnya. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah
aturan yang jelas. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di
dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangannya. Saat ini
dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah satu
profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Saat ini perawat memiliki peran
yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Fungsi utama perawat adalah membantu klien mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan dilakukan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan,
serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat sangatlah penting
dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Peran
perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan (care provider),
pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti (researcher). Terkait
dengan peran dan fungsi, perawat dituntut mampu untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui kegiatan promosi
kesehatan antara lain dijabarkan dalam konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
yang terdiri dari :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan (Provider) Peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu :
a. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai
dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang
kompleks.
b. Memperhatikan individu dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya
c. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis.
2. Advokat Klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan
hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. Peran perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga
diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang
pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.

Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk


klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak Klien antara lain :
a) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b) Hak atas informasi tentang penyakitnya
c) Hak atas privacy
d) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
f) Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
 Hak atas informasi yang benar
 Hak untuk bekerja sesuai standart
 Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
 Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
 Hak atas rahasia pribadi
 Hak atas balas jasa
3. Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
Tindakan yang
diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Koordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuan klien.
5. Kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Administrator Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban, tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Tanggung
jawab perawat pada peran ini adalah melakukan pengelolaan terhadap
suatu permasalahan, mengambil keputusan dalam pemecahan masalah,
pengelolaan tenaga, membuat kualitas mekanisme control, kerja sama
lintas sektoral dan lintas program, bersosalisasi dengan masyarakat, serta
memasarkan /mempromosikan.
7. Fasilitator (sebagai tempat bertanya) Tempat bertanya oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan/ keperawatan yang dihadapi sehari-
hari. Dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi. Penghubung antara
masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait
8. Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan. Konseling adalah proses
membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau
masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat :
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat maupun sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu
atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
Peneliti / Pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan
dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
9. Role Model
a. Role Model Bagi Pasien Segala perilaku yang ditampilkan perawat
seyogyanya dapat dijadikan panutan bagi klien, panutan ini digunakan
pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS. Sehingga ada
feedback positif yang dapat menjadi acuan bagi pasien setelah selesai
perawatan maupun purna perawatan berupa contoh teladan yang dapat
pasien ambil dari sosok figur perawat yang dilihatnya selama
perawatan baik di fasilitas kesehatan tingkat 1 maupun tingkat 3.
b. Role Model Bagi Perawat Segala perilaku yang ditampilkan perawat
seyogyanya juga dapat dijadikan panutan bagi teman seprofesi
perawat khususnya, sehingga menampilkan etos kerja yang tinggi dan
mampu menampilkan professionalisme saat bekerja sehingga
bermanfaat dalam peningkatan pelayanan medis umumnya dan
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan khususnya.
10. Politik Fakta yang ada pada masyarakat, bahwa lulusan perawat masih
belum di akui sebagai sosok profesional yang akan mampu memberikan
kontribusi yang hebat dalam politik. Pandangan tersebut harus kita terima
dengan lapang dada dan sekaligus sebagai pemicu adrenalin kita untuk
membuktikan jati diri kita, bahwa seorang perawat adalah profesional
dengan segala atribut yang menyertainya. Hal yang harus dan terus kita
lakukan adalah memperbaiki citra perawat dengan menunjukkan jati diri
perawat dengan KOREK API (Komunikasi, Organisatoris, Responsif and
Responsible, Efisiensi dan Efectif, Komitmen serta tunjukkan API :
Aktualisasi, Produktif,dan Inovatif).
11. Pengamat Kesehatan (Helath Monitor) Melaksanakan monitoring
terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
12. Organisator (Pengorganisir Pelayanan Kesehatan) Berperan serta dalam
memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan peran serta individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya yankes yang
dilaksanakan oleh masyarakat , misalnya : kegiatan posyandu, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap penilaian atau ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat dalam bidang kesehatan.

Adapun dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai


fungsi. Fungsi Perawat yang dijabarkan dalam konsorsium ilmu kesehatan
tahun 1989 yang terdiri dari :
1. Fungsi Independent Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan
secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatan atas pesan atau instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian
tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan
oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan
ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter
ataupun yang lainnya. Peran perawat dalam hal pendidikan dan promosi
kesehatan juga telah tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan pada bab I mengenai
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 yaitu Keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat,
baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Peran dan fungsi perawat dalam
hal pendidikan dan promosi kesehatan juga tertuang dalam bab 5 Tentang
Praktek keperawatan Bagian Kedua Tugas dan Weewenang pasal 29 ayat
1 bahwa dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, perawat bertugas
sebagai :
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
b. Penyuluh dan Konselor Bagi Klien
c. Pengelola Pelayanan Keperawatan
d. Peneliti Keperawatan
e. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang,
f. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi klien,
perawat berwenang :
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistic di tingkat
individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat.
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat 12
c. Melakukan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
d. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat, dan
e. Melakuakn penyuluhan kesehatan dan konseling. (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Pasal 31 ayat 1.

B. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku


yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses tranfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur,
akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri
individu, kelompok, atau masyarakat.

C. Promosi Kesehatan
1. Definisi Promosi Kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep
pendidikan kesehatan yang secara struktural. Tahun 1984 WHO dalam suatu
divisinya, yaitu Divisi Pendidikan Kesehatan (Division Health Education)
diubah menjadi Divisi Promosi Kesehatan dan Pendidikan (Division on
Health Promotion and Education). Konsep ini oleh Departemen Kesehatan
RI tahun 2000 mulai disesuaikan dengan merubah Pusat Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat menjadi Direktorat menjadi Direktorat Promosi
Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan. Promosi
kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, di
mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat
dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu
menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini berarti promosi
kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perbaikan berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun
organisasi, lingkungan fisik, non fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari
konsep pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan
paradigma kesehatan masyarakat (public health). Menurut Lawrence Green
(1984) definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi , politik,
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Batasan promosi kesehatan yang
lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health
Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan adalah suatu program
perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks
masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku(within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986)
bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Untuk
mencapai keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, individu atau
kelompok harus mampu mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk
memenuhi kebutuhan dan untuk mengubah atau mengatasi lingkungan
(Notoatmodjo, 2005). Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan
tersebut diatas, WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “
the procces of enabling individuals and communities to increase control over
the determinants of health and thereby improve their health “ (proses
mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya). Bertolak
dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut di Indonesia pengertian
promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut : “ upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan” (Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan ,
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
2. Tujuan
a. Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong
terbentuknya kemampuan tersebut.
b. Tujuan khusus peran perawat dalam berbagai tatanan kehidupan baik
bagi individu dan keluaraga, sarana kesehatan, institusi pendidikan dan
tempat kerja dan tempat umum, organisasi kemasyarakatan, tatanan
program dalam fungsinya sebagai petugas promosi kesehatan, dan
lembaga kepemerintahan, tertuang dalam uraian berikut :
 Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga Peran perawat
dalam promosi kesehatan kepada individu antara lain :
a) Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan. Misalnya : sebagai perawat komunitas
akan secara berkala melakukan kunjungan rumah pada individu
atau keluarga yang mengalami penyakit TBC. Keluarga atau
individu akan diberikan pendidikan kesehatan mengenai rumah
sehat, PMO dan cara penularan.
b) Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara
mempertahankan kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran
sebagai edukator. Misalnya seorang perawat keluarga
melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami TBC. Pada kunjungan tersebut
perawat akan memberikan penyuluhan sekaligus contoh
misalnya tentang tata cara batuk efektif. Dalam hal ini perawat
akan memberikan demonstrasi mengenai cara batuk efektif.
c) Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi individu
atau keluarga. Misalnya dalam kunjungan keluarga perawat
menemukan masalah kesehatan pada anggota keluarga tersebut.
Perawat akan membantu keluarga memecahkan masalah
tersebut dengan melibatkan keikutsertaan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit. Peran perawat dalam promosi
kesehatan pada individu atau keluarga pada dasarnya bertujuan
untuk meinngkatkan kemampuan, kemauan, dan pengetahuan
individu atau keluarga dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan.
 Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan,
tempat kerja dan tempat umum Promosi kesehatan adalah upaya
memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat agar
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta
mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat sesuai dengan factor budaya setempat. Perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan
lingkungan sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan
posyandu. Di lingkungan rumah sakit perawat selain berhadapan
dengan pasien yang dirawat juga berinteraksi dengan anggota
keluarga yang memerlukan informasi mendalam yang berkenaan
dengan status kesehatan. Upaya promosi kesehatan dalam hal ini
pendidikan kesehatan sangat bermanfaat untuk meningkatkan status
kesehatan pasien dan keluarga. Hal yang dapat dilakukan pada
lingkungan rumah sakit adalah melakukan penyuluhan baik secara
massal ataupun individu di rumah sakit. Kegiatan pendidikan
kesehatan maupun penyuluhan dilakukan di sisi pasien serta
keluarga secara khusus mengenai suatu penyakit dan upaya
penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi. Perawat di
puskesmas sebagai tenaga kesehatan, minimal dapat berperan
sebagai pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan,
pendidik atau penyuluh kesehatan, penemu kasus, penghubung dan
coordinator, pelaksana konseling keperawatan dan model peran. Dua
peran perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan
penyuluh Kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian
dari ruang lingkup promosi kesehatan. (Efendi,Makhfudi, 2009) Di
lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan
daripada di rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas
menyikapi dan menindaklanjuti perilaku masayarakat bantaran
sungai yang selalu melakukan BAB di sungai sehingga mengotori
dan mencemari sungai yang menjadi sumber air bersih keperluan
masyarakat setempat.
Perawat beranggapan bahwa suatu masalah kesehatan sebagai
contoh diare. Diare yang terjadi akibat tercemarnya sumber air
bersih tidak akan tuntas apabila hanya mengobati pasien di rumah
sakit tanpa memotong atau menyingkirkan penyebab utamanya.
Penyebab utamanya yaitu pencemaran serta pengkontaminasian
sumber air sungai yang menyebabkan keadaan diare pada
masayarakat setempat. Di lingkungan posyandu baik posyandu
balita maupun lansia sama halnya dengan program yang ada di
puskesmas yaitu upaya promosi kesehatan seperti penyuluhan dan
upaya preventif seperti pemberian imunisasi pada balita serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala pada lansia yang berada di
wilayah lingkungan posyandu. Di lingkup istitusi pendidikan, peran
perawat pendidik dalam upaya promosi kesehatan tidak kalah
besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu ada
dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting
individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan
akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan
sering kali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang
umumnya juga menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti
pendidikan kesehatan pada kelompok tertentu dan penyuluhan pada
masayarakat umum. Di lingkungan kerja peran perawat sangat
diharapkan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki para
pekerja, misalkan upaya promosi kesehatan dalam tatanan
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3). Lingkungan pabrik yang
umumnya mempunyai paparan terhadap debu, polusi serta risiko
adanya cidera sangat penting bagi perawat dalam memberikan
pemahaman baik dengan cara pendidikan kesehatan maupun
penyuluhan mengenai pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). APD
yang mereka pakai diharapkan dapat melingdungi dari segala risiko
yang mungkin terjadi pada para pekerja. Di tempat umum peran
perawat tidak kalah penting dalam upaya promosi kesehatan karena
disana masyarakat sering berkumpul, bercengkrama bahkan
melakukan aktivitas. Beberapa contoh tempat umum antara lain
Pasar, Halte Bus, Terminal, Stasiun, Pelabuhan bahkan Bandara
yang semuanya sangat diharapkan tidak terdapat kegiatan ataupun
perilaku yang merugikan bahkan membahayakan orang lain.
Merokok di tempat umum sebagai contoh sangat dilarang karena
dapat menyebabkan polusi udara. Peran perawat untuk
mensosialisasikan peraturan tentang pelarangan kegiatan merokok di
tempat umum merupakan salah satu upaya dalam promosi
kesehatan.
 Peran perawat dalam tatanan Organisasi kemasyarakatan / organisasi
profesi / LSM / Media massa Upaya promosi kesehatan dilakukan
agar tercapai masyarakat yang sehat dan mandiri, hal ini tidak hanya
dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan namun harus
bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan/LSM/organisasi
profesi dan media massa yang peduli dengan kesehatan. Kerja sama
tersebut dapat berupa pemberian informasi yang terus-menerus agar
klien dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowledge) dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau
menjadi mampu melakukan perlaku yang diperkenalkan (aspek
practise). Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat
pada tatanan ini adalah memberikan advokasi, hal ini penting untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari sasaran advokasi. Pada
tatanan ini umumnya advokasi dapat beberapa tahap antara lain
a) Menyadari adanya suatu masalah,
b) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
c) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah,
Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif dan memutuskan tindak kanjut kesepakatan. Dengan
demikian advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat
dan tepat.
 Peran perawat dalam tatanan Program / petugas kesehatan Kegiatan
yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian
dan penilaian, yang dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik
dipusat, propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut
memuat stategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat,
bina suasana dan advokasi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi
tentang besaran masalah dan penyebabnya, potensi yang
dapat didayagunakan dalam pemecahan masalah.
2) Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program
dan sektor dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan
lintas program dan sektor terkait dalam promosi kesehatan.
3) Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan
program kesehatan.
b. Penggerakan pelaksanaan
1) Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program
kesehatan di kabupaten/kota sesuai rencana yang telah
disepakati bersama.
2) Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan
sektor secara berkala untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian Pengawasan,
pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi
manajemen.
1) Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan
sesuai rencana yang telah ditetapkan.
2) Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan arah dan tujuan, mengantisipasi
masalah/ hambatan yang mungkin terjadi.
3) Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan
integrasi `pada akhir kegiatan.
4) Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan
pembelajaran perbaikan program integrasi mendatang.
5) Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor
terkait untuk perbaika kegiatan integrasi selanjutnya.
d. Kegiatan integrasi promosi kesehatan Kegiatan yang dilakukan
dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina suasana dan
advokasi yang meliputi :
1) Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
2) Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi
masyarakat
3) Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan
sehat
4) Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan
pemeliharaan kesehatan ( JPK ).
5) Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan
dan penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun
2006).
 Peran perawat dalam tatanan Lembaga pemerintahan / politisi /
swasta Promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu
dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Perawat
mempunyai peran penting dalam meningkatakn kesehatan salah
satunya bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain memanfaatkan
dan memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Setiap indivividu memiliki kesempatan
untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan aman, hal ini
sejalanan dengan UU RI no. 36 Tahun 2009 yang menyatakan
bahwa, setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Dalam UU tersebut
pasal 16 dinyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya di bidang Kesehatan yang adil dan merata
bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam
setiap perannya bertujuan untuk mensukseskan dan mendukung
program pemerintah, antara lain mendukung dalam program :
1) Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2) Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPK).
3) Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular (P2PTM) (Panduan Integrasi Promosi
Kesehatan, 2006.
3. Manfaat
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program Kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap Kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan
Kesehatan

4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga; tatanan
kesehatan , institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum; organisasi
kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM/ dan media massa; program/
petugas kesehatan; dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta. Menurut Weiss
(1991), program promosi dikembangkan pada tiga daerah utama yaitu
sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam pelaksanaan
program promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di
masyarakat, sekolah dan tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton,
1991). Kolbe (1988) menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan
adalah pelayanan medis dan media. Agar lebih spesifik sasaran promosi
kesehatan dibagi menjadi sasaran primer, sekunder, dan tersier.
a. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang
diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat
paling besar dari perubahan perilaku tersebut.
b. Sasaran sekunder adalah individu atau keompok yang memiliki
pengaruh oleh sasaran primer, dan diharapkan mampu mendukung
pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.
c. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana,
pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan.

5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya
merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam
berbagai kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi
kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu :
a. Advokasi Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan
supaya dapat memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya
pembangunan kesehatan. Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan
yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, dan sebagainya. Kegiatannya bisa secara formal dan
informal. Secara formal misalnya presentasi atau seminar tentang issu
atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal
misalnya datang kepada pejabat untuk minta dukungan dalam bentuk
dana atau fasilitas lain.
b. Dukungan sosial Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui
tokoh-tokoh masyarakat (toma) baik formal maupun infromal. Bentuk
kegiatannya berupa pelatihan para toma, bimbingan pada toma.
c. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment) Upaya memandirikan
individu, kelompok dan masyarakat agar berkembang kesadaran
kemauan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri
M, 2009)

Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi kesehatan adalah


a. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty Public Policy) Bahwa
kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan publik dan
harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
b. Lingkungan yang mendukung (supportive Environment) Bahwa
pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan
fasilitasyang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services) Bahwa
penyelenggara pelayanan Kesehatan baik pemerintah maupun swasta
harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
d. Ketrampilan individu (Personnel Sklill) Dengan memberikan
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara memelihara
kesehatan, mencegah penyakit , mencari pengobatan.
e. Gerakan masyarakat (Community Action) Promosi kesehatan harus
mendorong dan memacu kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan
kesehatan mereka.(Notoatmodjo, 2005) Berdasarkan Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan (2004), strategi peningkatan promosi
Kesehatan adalah sebagai berikut :
 Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan daerah
 Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan
 Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan
 Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan
 Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi
Kesehatan
 Peningkatan kerjasama dan kemitraan
 Pengembangan Metode, Teknik dan Media
 Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan

D. Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan


1. Era Propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan
sampai 1960an) Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas
Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di
daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk
membuat kakus / jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun
pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan
“Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas
pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di
sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit.
Timbulah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar ,
2. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980) Munculnya istilah
Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 196 di
tetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
3. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media
Elektronik (1975-1995)
 Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata,
1978).
 Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).
 Munculnya Posyandu.
 Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif,
sinetron, dll).
4. SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan. Visi, Misi dan Strategi tersebut sejalan dan bersama program
kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka
Paradigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat. Bilamana ditengok
kembali hal ini sejalan dengan visi global.
 Visi Promosi Kesehatan “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi
tersebut adalah benar-benar visioner , menunjukkan arah, harapan
yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai.
Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari
suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin
dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan
Promosi Kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan
perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan
lingkungannya dan karenya bersifat lebih lestari.
 Misi Promosi Kesehatan Misi Promosi kesehatan yang ditetapkan
adalah :
1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup
sehat;
2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
PHBS di masyarakat;
3) Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan.
Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu di
lakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi
tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu
dilakukan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
2. Promosi kesehatan adalah komponen penting dalam praktek
keperawatan dan merupakan suatu cara berpikir yang bertujuan
agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Kesehatan
3. Promosi kesehatan secara garis besar mendorong masyarakat agar
mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
4. Sasaran dalam promosi kesehatan bersifat langsung dan tidak
langsung. Sasaran promosi kesehatan dan kaitannya dengan profesi
keperawatan meliputi: Sasaran Primer (Primary Target), sekunder
(Secondary target) dan tersier (TerttiaryTarget).
5. Misi dalam promosi kesehatan antara lain advokat (advocate),
Menjembatani (mediate), dan memampukan (enable).
6. Peran perawat dalam promosi kesehatan ada di beberapa lingkup
antara lain; individu atau keluarga, tempat kerja, institusi
pendidikan,pemerintah. Dalam pelaksanaan promosi kesehatan
peran perawat antara lain sebagai educator, role model, fasilitator
maupun educator

B. Saran
Peran perawat dalam promosi kesehatan masih belum optimal. Salah
satu diantaranya adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat
tentang pentingnya mengenal nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa langkah dapat dilakukan oleh perawat antara lain
dengan memahami pentingnya promosi kesehata dan melakukan
program pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menerima berbagai program kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik 585/MENKES/SK/V/2017


Indonesia Tentang Nomor Pedoman : Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Mubarak Wahid Iqbal, dan Nurul chayatin. 2008. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Teori dan Aplikasi. Gresik : Salemba Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun
2012
Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Susilowati, Dwi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Promosi
Kesehatan. Jakarta : BPPSDM Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

You might also like