You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF GRADE I

1. Definisi
Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah pnyakit infeksi yng dsebabkan olehvirus
dngue mnifestasi klinisdemam, nyeriotot tau nyerisendi yng dsertai leukpenia,
ruam,limfadenopati, trombosit opnia dandiathesis hmoragic. Pda DBD trjadi prembesan lasma
yng dtandai dngan hmokonsentrasi (pningkatan hematocrit) tau pnumpukan cairann dirongga
tbuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syoksyndrome) dalah dmam brdarah yng dtandai leh
rnjatan/syokk (Sudowo et al, 2009).
DBD dalah suatuu pnyakit yng dsebabkan leh virusdengue (arbovirus) yng msuk kdalam
tbuh mlalui ggitan nyamukaedes aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010).

2. Patofisiologi
Menurut Huda dan Kusuma 2015 Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh manuusia akan
menyebabkn klien mengalami viremia. Beberpa tanda dan gejala yang muncul seeperti demam,
sakit kepla, mual nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang mungkin
terjadi pada sistem vskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yng umum pada sistem
vaskuler yang mengakibatkan terjadinya penngkatan permeabilitas dinding pembuluh darah.
Plsma dapat menembus dinding vaskuler selama pross perjalanan penyakit, dari mulai demam
hingga klieen mengalami renjatan berat. Volume plasma dapat meniurun hingga 30%. Hal ini lah
yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebcoran plasma
ini jika tidak segera di tangani dapat menyebabkn hipokisia jaringan, asidosis metabolik yang
pada akhirny dapat berakibat fatal yaitu kematian. Virmia juga menimbulkan agresi trombosit
dalam darah sehingga menyebabkan trombositopeni yang berpengaruh pada proses pembekuan
15 darah. Pubahan fungsioner pembuluh darah akibat kebocoran plasma yng berakhir pada
perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkn tanda seprti
munculnya prpura, ptekie, hematemesis, atapun melena
4. Manifestasi Klinis
1) Demam
2) Pendarahan
3) Anoreksia
4) Mual muntah
5) Nyeri perut kanan atas atau bagian perut
6) Nyeri kepala
7) Nyeri otot dan sendi
8) Trombositopenia (< 100.000/mm3)
9) Hepatomegali
10) Renjatan (syok)

5. Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
- Trombosit menurun
- Hb Meningkat lebih 20 %
- Ht Meningkat Lebih 20 %
- Leukosit menurun pada hari ke – 2 dan ke – 3
- Protein darah rendah
- Ureum PH bias meningkat
- Na dan Cl rendah
b) Rontgen thorax
c) Uji tourniket ( Positif )

6. Penatalaksanaan
- Tirah baring atau istirahat baring.
- Diet, makan lunak.
- Minum banyak (2-2,5 liter /24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh manis dan beri
penderita oralit.
- Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien memburuk observasi
ketat tiap jam.
- Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.
- Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan untuk menurunkan
suhu menjadi < 39o C, dianjurkan pemberian parasetamol, asetosial /salisilat tidak
dianjurkan (indikasi kontra) karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atau
asidosis.
- Pada pasien dewasa, analgetik atau sedative ringan kadang-kadang diperlukan untuk
mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.
- Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).

7. Fokus Pengkajian Keperawatan


a) Identitas Klien
- Nama
- Ttl/usia
- Jenis kelamin
- Agama pendidikan
- Alamat
- Tanggal masuk
- Tanggal pengkajian
- Diagnosa medis
- Rencana terapi
b) Identitas orangtua
Ayah :
- Nama
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
Ibu :
- Nama
- Usia
- Pendidikan
- pekerjaan
c) Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
- Riwayat keluhan utama
- Keluhan pada saat pengkajian
d) Riwayat kesehatan lalu
e) Riwayat imunisasi
f) Riwayat tumbuh kembang
g) Riwayat nutrisi
h) Riwayat psikososial
i) Riwayat spiritual
j) Riwayat hospitalisasi
k) Aktivitas sehari-hari
l) Pemeriksaan tumbang
m) Test diagnostik
n) Terapi saat ini

8. Diagnosa keperawatan
a) Hipertermia
b) Risiko ketidakseimbangan cairan
c) Risiko perdarahan
d) Risiko perfusi jaringan tidak efektif
e) Ketidakefektifan pola
f) Ketidakseimbangan nutrisi dan kebutuhan tubuh

9. Perencanaan
a) DX : risiko ketidakseimbangan cairan
b) Perencanaan
Observasi :
- monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
- monitor berat badan harian
terapeutik :
- berikan asupan cairan , sesuai kebutuhan
- berikan cairan intravena, jikia perlu
kolaborasi :
- kolaborasi pemberian direutik, jika perlu

You might also like