You are on page 1of 10

E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031

Available online at:


http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

MODEL INTEGRASI MINAT BELI PRODUK HALAL: EVALUASI


EMPIRIS PADA KONSUMEN MUSLIM DI KOTA MALANG
1 2 3 4
Nur Hidayati , Hadi Sunaryo , Iin Agustina , Rifki Hanif

Universitas Islam Malang12, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung3, Institut Teknologi dan Bisnis Asia
Malang4

Email: nurhidayati_fe@unisma.ac.id1
Email: hadisunaryo_fe@unisma.ac.id2
Email: iin.agustina@stiabandung.ac.id3
Email: rifiki.hanif@asia.ac.id4

Abstract

The purpose of this study was to determine the perception of Muslim consumers' purchases of
halal products in the city of Malang. This study takes into account the theory of planned behavior
(TPB) as the basis for developing consumer decision models within the framework of consumer
behavior. The integration model is intended to examine the interaction pattern between the
determinants of buying interest in halal products, namely halal labeling and halal brand image. The
research method uses a quantitative approach, with a sample of 140 respondents. The survey was
conducted by distributing online questionnaires to Muslim consumers in Malang City who were
willing to participate in this research. Based on the results of data analysis using SmartPLS
software, it was found that halal labeling cannot directly affect the interest in buying halal
products, but must go through the halal brand image first. The findings of these results indicate
that the halal brand image can provide a perfect mediating role on the effect of halal labeling on
the purchase intention of halal products. The implications of the results of this study can provide
additional studies on the topic of halal consumer behavior, as well as provide important
information for stakeholders about halal product management.

Keyword: Halal Labeling, Halal Brand Image, Interest in Buying Halal Products.

PENDAHULUAN

Secara konseptual, halal merupakan sebuah aturan yang menguraikan prinsip dari agama Islam,
yang secara tegas menyatakan bahwa sesuatu hal diijinkan atau dilarang untuk dikonsumsi oleh
Muslim. Konsep sosial dari “halal” pada dasarnya diproduksi dalam konteks pasar yang
melibatkan pihak-pihak dari berbagai latar belakang etnis dan bangsa. Oleh karena itu, konsep
sosial halal dalam konteks global menjadi penting untuk dikaji di tengah masyarakat yang
multikultural (Kartika, 2020; Suryawan et al., 2019). Indonesia sebagai negara dengan mayoritas
penduduk Muslim juga telah memiliki kesadaran terhadap konsep halal ini, yang terus bergerak
menjadi kesadaran massif dan terlegitimasi oleh Pemerintah (Aminuddin, 2016; Kartika, 2020;
Setyaningsih & Marwansyah, 2019). Beberapa kajian terkait konsep halal ini telah dilakukan
diberbagai negara, termasuk Malaysia yang diketahui telah melakukan kajian secara lebih intensif
dan eksploratif (Fischer, 2016) terhadap keterkaitan produk halal dengan keputusan pembelian
(Aziz & Chok, 2013; Omar et al., 2012). Perhatian terhadap kajian halal di Indonesia baru muncul
sejak lima sampai enam tahun terakhir, sehingga membuka ruang yang luas untuk terus
dieksplorasi dan dikaji.

Minat beli produk halal telah menjadi topik pembahasan dalam beberapa kajian, baik dalam
perilaku konsumen maupun dalam Islamic Branding. Pada perspektif perilaku konsumen, minat
beli atau keputusan pembelian suatu produk harus dapat memprediksi perilaku di masa depan,
karena hal ini memungkinkan untuk memasukkan faktor-faktor yang paling relevan bagi setiap
individu untuk keputusan pembeliannya (Morwitz, 2014). Niat pembelian diyakini dapat
memprediksi perilaku pembelian konsumen di masa depan, sehingga pemasar dari suatu

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 372


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

perusahaan sering menggunakannya sebagai pengganti perilaku masa depan dalam studi pasar atau
sebagai prediktor perilaku masa depan dalam model peramalan penjualan produk.

Sebagian besar penelitian terdahulu lebih banyak mengulas kajian tentang minat beli produk halal
pada objek produk makanan (Nurhasah et al., 2018; Suprapto & Azizi, 2020) dan produk kosmetik
(Clarita et al., 2020; Utami & Genoveva, 2020; Wahyurini & Trianasari, 2020). Kedua jenis
produk tersebut dikenali sebagai produk yang sering dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen muslim
di Indonesia, sehingga ranah kajian tentang produk halal lebih banyak dalam mengulas tentang
minat beli atas kedua produk tersebut. Semakin banyaknya negara yang saat ini menerima konsep
halal dan Islam, menjadikan pasar makanan dan kosmetik halal semakin berkembang dengan pesat
(Dahlan & Sani, 2016), sehingga pemeliharaan prosedur sertifikasi halal juga menjadi lebih ketat.
Kondisi ini menunjukkan bahwa proses labelisasi halal telah dicap sebagai jaminan produk yang
berkualitas, aman dan sehat. Dalam konteks perilaku konsumen, minat beli atau keputusan
pembelian atas produk halal merupakan bagian dari keputusan konsumen, khususnya konsumen
muslim yang terikat dengan norma agama (keharusan dalam memilih dan mengkonsumsi produk
halal). Dengan demikian, minat beli produk halal pada dasarnya merupakan hal yang penting,
karena itu perlu untuk mengeksplorasi determinan dari kecenderungan perilaku tersebut, terutama
dalam tinjauan labelisasi halal dan citra merek produk halal.

Mengeksplorasi konsep halal pada suatu produk tidak hanya berhenti pada ulasan tentang boleh
atau tidaknya (dilarang) mengkonsumsi produk tersebut, meskipun dalam proses memilih produk,
konsumen muslim tentu akan menjadikan kehalalan sebagai basis parameter utamanya ketika
memutuskan. Kesadaran dari masyarakat muslim untuk tidak memilih produk-produk haram dan
memilih produk halal untuk dikonsumsi (Aspan et al., 2017; Kusumastuti, 2020) cenderung
meningkatkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses pemilihan produk. Selanjutnya dalam
mekanisme atau proses pengambilan keputusan konsumen, akan ada produk yang dipilih untuk
dikonsumsi dan produk yang disingkirkan akibat adanya proses pemilihan tersebut. Sebagaimana
hasil kajian sebelumnya yang diungkapkan oleh Hidayati et al. (2020) bahwasanya hanya
pengetahuan produk halal dan keyakinan produk halal yang dapat mencerminkan persepsi
konsumen atas produk halal. Secara prinsip, Alquran telah menjelaskan tentang kriteria dari
makanan yang halal dan haram, dimana makanan halal merupakan makanan yang tidak dilarang
oleh agama. Sementara memakan daging babi, memakan atau meminum darah, memakan bangkai
dan menyembelih tanpa menyebut nama Allah, semuanya itu dikategorikan sebagai haram.

Gambaran di atas menunjukkan fenomena “halalisasi”, sebagai bentuk perluasan label „halal‟
untuk produk yang dikonsumsi umat Islam. Bagaimanapun, pemahaman yang semakin baik
tentang nilai-nilai beragama mendorong umat Islam semakin sadar bahwa perlunya untuk lebih
selektif ketika memilih produk yang dikonsumsi (Aspan et al., 2017; Aziz & Chok, 2013; Kartika,
2020). Dalam hal ini, terdapat lembaga pengawasan dan peredaran obat dan makanan di bawah
naungan Majelis Ulama Indonesia (LPPOMMUI), yang bertugas mengawasi produk yang beredar
di masyarakat, yakni salah satunya dengan mengeluarkan sertifikat halal atas suatu produk yang
telah memenuhi syarat dan surveillance sehingga perusahaan dapat memberi label halal pada
produknya. Hingga kini, penggunaan label halal telah diperluas tidak hanya untuk produk
makanan saja, namun juga digunakan untuk produk non-makanan dan minuman, seperti tisu, panci
dan lemari es (Anwar et al., 2020).

Label pada kemasan produk dapat merepresentasikan jaminan keandalan suatu produk, namun
beberapa hasil dan temuan penelitian terdahulu menunjukkan kemungkinan bahwa konsumen
tidak sepenuhnya memahami arti penting dari label halal tersebut. Beberapa penelitian telah
mengungkapkan peran penting label halal pada peningkatan keputusan pembelian produk halal
(Endah, 2014; Mahendri et al., 2020; Wahyurini & Trianasari, 2020). Tetapi hasil yang
bertentangan ditunjukkan oleh kajian Utami & Genoveva (2020) yang menemukan bahwa
konstruk dari label halal dinilai masih tidak cukup reliabel dan valid untuk dapat diukur dan diuji
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha
untuk menggambarkan bagaimana pengetahuan, pemahaman, dan persepsi konsumen berdasarkan
produk halal.

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 373


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

Selain label halal, citra merek juga merupakan bagian penting dari konsep branding produk. Citra
merek yang kuat diyakini akan membuat pelanggan melakukan pembelian secara berulang atas
suatu produk (Muslimah et al., 2018). Secara definitif, citra merek merupakan “persepsi dan
keyakinan konsumen, seperti yang diekspresikan dalam hubungan yang dipertahankan dalam
ingatan konsumen”. Persepsi dan keyakinan pelanggan ini tercermin melalui asosiasi kejadian
dalam ingatan konsumen terhadap merek suatu produk yang dilihat, dipikirkan dan dibayangkan
(Cretu & Brodie, 2007; Sallam, 2014). Oleh karena itu, ekuitas merek dari produk dapat
mendorong penciptaan fondasi merek yang kuat dan mampu mengembangkan kekuatan dari
eksistensi merek pada persaingan jangka panjang. Citra merek halal atau syariah, diyakini dapat
memberikan dampak penting pada mekanisme sikap maupun perilaku seperti kecenderungan
untuk membeli atau mengkonsumsi produk halal (Fajritami & Utomo, 2021; Kamilah &
Wahyuati, 2017; Purwanto et al., 2021). Beberapa diantaranya juga mengaitkan dampak citra
merek halal dengan keputusan pembelian atas produk kosmetik (Briliana & Mursito, 2017; Salere
et al., 2019; Sumartik et al., 2019; Zukhrufani & Zakiy, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi konsumen atas citra suatu produk halal yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan
yang dibuat konsumen, baik dalam membeli ataupun mengkonsumsi produk halal tersebut.

Pada dasarnya niat merupakan motivasi yang mendorong seseorang untuk bertindak (Wibowo &
Juhara, 2021), dan hal ini berlaku pada subyek konsumen. Kemunculan niat seseorang dapat
terjadi disebabkan pengalaman individual yang memuaskan. Ketika minat telah terbentuk dalam
diri individu, maka akan cenderung tetap selama menjadi objek kepentingan yang objektif bagi
individu tersebut. Selain itu, minat dalam diri seorang konsumen (baik untuk membeli atau
mengkonsumsi) suatu produk juga dapat dipertimbangkan sebagai hasil sikap dan afeksi atas
produk tersebut. Interaksi kognisi-afeksi individual atas sebuah obyek dapat menimbulkan minat
yang lebih besar (Agarwal & Malhotra, 2005), sebagaimana theory of planned behavior atau TPB
(Ajzen, 1991) yang memprediksi kecenderungan perilaku seseorang, premis ini menjadi dasar
umum dalam mengembangkan model keputusan konsumen melalui kerangka perilaku konsumen.
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji sikap dan perilaku atas produk
halal dengan basis teoritis TPB (Ali et al., 2016; Clarita et al., 2020; Endah, 2014; Khalek, 2014),
yang kemudian juga menjadi pertimbangan dalam penentuan basis teoritis untuk membangun
model penelitian ini, dengan mengkaitkan konsep labelisasi halal serta dampaknya terhadap citra
merek halal dan minat beli produk halal.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun kerangka konseptual pada penelitian ini dengan
fokus pada faktor penentu (determinan) minat beli produk halal, yakni labelisasi halal dan citra
merek halal, sebagaimana tercantum pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Citra Merek
Halal

Minat Beli
Labelisasi Produk Halal
Halal

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 Terdapat pengaruh positif signifikan pada labelisasi halal terhadap citra merek halal
H2 Terdapat pengaruh positif signifikan pada citra merek halal terhadap minat beli produk
halal
H3 Terdapat pengaruh positif signifikan pada labelisasi halal terhadap minat beli produk halal

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 374


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

H4 Terdapat peran mediasi yang signifikan dari citra merek produk halal pada pengaruh
labelisasi halal terhadap minat beli produk halal

METODE

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan model
cross-sectional untuk lokus penelitian yang ditentukan. Penelitian ini dilakukan di area Kota
Malang, Jawa Timur, dengan subyek konsumen muslim yang berada di daerah Kota Malang.
Populasi target yang ditentukan adalah konsumen Muslim, dan teknik pengambilan sampel
dilakukan secara non-acak dengan cara incidental sampling. Penelitian ini dilakukan pada kurun
waktu Maret – April 2021 dengan menyebarkan kuesioner secara online, karena
mempertimbangkan kondisi situasi pandemi yang sedang terjadi. Sebanyak 140 responden telah
berpartisipasi dalam penelitian ini dan bersedia menjawab kuesioner penelitian dengan lengkap.

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksplanatori, yang menjelaskan pengaruh dari
labelisasi halal terhadap minat beli produk halal secara langsung dan tidak langsung melalui citra
merek halal, serta dirancang dengan mengumpulkan data melalui instrumen kuesioner tertutup.
Pemilihan metode ini didasarkan pada harapan untuk mendapatkan informasi tentang apa yang
dipikirkan oleh para konsumen muslim tentang labelisasi halal dan sejauhmana hal tersebut
mampu mendorong citra merek halal dan minat beli produk halal. Instrumentalisasi konsep pada
penelitian ini dikembangan dengan mengacu pada teori of planned behavior (TPB) dan teori
keputusan konsumen, yang kemudian menjadi dasar teoritis dalam penyusunan indikator
penelitian. Terdapat tiga instrumen penelitian untuk mengukur variabel yang diamati pada
penelitian ini, yakni labelisasi halal sebagai variabel independen, citra merek sebagai variabel
intervening, dan minat beli produk halal sebagai variabel terikat pada penelitian ini. Pengujian atas
instrumen tersebut dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas untuk keseluruhan konstruk,
dengan model pengukuran skala likert 1 – 5 (sangat tidak setuju – sangat setuju). Adapun
operasionalisasi instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Operasionalisasi Instrumen Penelitian


Variabel Indikator r Ket
1. Label halal pada produk menjamin kehalalan suatu produk 0,436 Valid
2. Label halal pada produk mampu mengalahkan pesaing Valid
Labelisasi 0,395
produk lain
Halal
3. Label halal yang dimiliki bersifat resmi dari LPPOM-MUI 0,529 Valid
α = 0.666
4. Proses pembuatan produk dibawah pengawasan LPPOM- Valid
0,532
MUI
1. Menilai dengan baik untuk citra halal dari sebuah produk 0,724 Valid
2. Merasakan kenyamanan dalam menggunakan merek produk Valid
Citra 0,698
halal
Merek
3. Menilai keunikan dengan baik yang ditawarkan dari produk Valid
Halal 0,646
halal
α = 0.837
4. Menyetujui anggapan perbedaan pengalaman positif dalam Valid
0,696
menggunakan produk halal
1. Menyadari adanya kebutuhan menggunakan produk halal 0,607 Valid
2. Mewujudkan niat yang dimiliki untuk membeli produk yang Valid
Minat 0,692
berlabel halal
Beli
3. Tertarik untuk membeli produk halal karena harga yang Valid
Produk 0,553
terjangkau
Halal
4. Tertarik untuk membeli produk halal karena harga yang Valid
α = 0.810 0,724
diberikan sesuai manfaat yang didapatkan
5. Memutuskan untuk membeli produk halal secara berkala 0,553 Valid
Sumber : Data Primer Diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 1 di atas, labelisasi halal diukur dengan empat indikator, citra merek halal
diukur dengan empat indikator, sementara minat beli produk halal diukur dengan lima indikator.

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 375


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

Masing-masing indikator pada variabel penelitian ini mempunyai nilai korelasi (corrected item-
total correlation) di atas 0,300, sehingga dapat dinyatakan valid. Sementara nilai α (alpha
cronbach) pada varaibel labelisasi halal adalah sebesar 0.666, citra merek halal mempunyai nilai α
= 0.837, dan minat beli produk halal mempunyai nilai α = 0.810. Melihat pada hasil pengujian
reliabilitas tersebut, maka ketiga variabel dalam penelitian dikategorikan reliabel. Analisis data
menggunakan analisis jalur, dengan bantuan alat analisis Smart-PLS, untuk menguji pengaruh
langsung dan tidak langsung dari hubungan diantara variabel yang diamati dalam penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data yang telah terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif
dan statistik inferensial (analisis jalur). Statistik deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini
digunakan untuk melaporkan nilai rata-rata, serta uji validitas dan reliabilitas untuk masing-masing
konstruk yakni labelisasi halal, citra merek halal, dan minat beli produk halal. Secara ringkas hasil
rerata jawaban responden, standar deviasi serta nilai korelasi antar variabel dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Mean, Standar Deviasi, Serta Korelasi Antar Variabel


Mean SD 1 2 3
1. Labelisasi Halal 4.48 2.096 (.666)
2. Citra Merek Halal 4.63 2.194 .674** (.837)
3. Minat Beli Produk Halal 4.53 2.943 .832** .627** (.810)
Notes: **p = 0.01; *p = 0.05; Alpha Cronbach untuk setiap skala dicetak miring dan ditunjukkan
secara diagonal.

Tabel 2 di atas menunjukkan nilai rata-rata jawaban responden (konsumen Muslim di Kota
Malang) beserta nilai standar deviasi untuk setiap variabel penelitian. Diketahui bahwa nilai rata-
rata untuk variabel yang dianalisis berkisar antara 4.48 sampai dengan 4.63, sementara nilai
standar deviasinya berkisar antara 2.096 sampai dengan 2.943. Nilai mean tersebut menunjukkan
nilai yang sangat tinggi dari persepsi responden. Nilai korelasi antar variabel ditemukan berkisar
antara 0.627 sampai dengan 0.832 yang menunjukkan nilai korelasi yang cukup besar.

Tabel 3. Nilai Bobot Faktor dan Mean Untuk Variabel Penelitian


Bobot
Variabel Pernyataan Indikator mean
Faktor
1. Label halal pada produk menjamin kehalalan suatu
0.651 4.39
produk
2. Label halal pada produk mampu mengalahkan pesaing
Labelisasi 0.573 4.13
produk lain
Halal
3. Label halal yang dimiliki bersifat resmi dari LPPOM-
0.812 4.76
MUI
4. Proses pembuatan produk dibawah pengawasan
0.843 4.66
LPPOM-MUI
1. Menilai dengan baik untuk citra halal dari sebuah
0.861 4.62
produk
Citra 2. Merasakan kenyamanan dalam menggunakan merek
0.846 4.82
Merek produk halal
Halal 3. Menilai keunikan dengan baik yang ditawarkan dari
0.795 4.56
produk halal
4. Menyetujui anggapan perbedaan pengalaman positif
0.831 4.53
dalam menggunakan produk halal
Minat 1. Menyadari adanya kebutuhan menggunakan produk
0.791 4.74
Beli halal
Produk 2. Mewujudkan niat yang dimiliki untuk membeli produk
0.857 4.71
Halal yang berlabel halal
3. Tertarik untuk membeli produk halal karena harga yang 0.683 4.25

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 376


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

terjangkau
4. Tertarik untuk membeli produk halal karena harga yang
0.834 4.57
diberikan sesuai manfaat yang didapatkan
5. Memutuskan untuk membeli produk halal secara berkala 0.708 4.41
Sumber : Data primer diolah (2021)

Pada Tabel 3 di atas menunjukkan hasil pengujian validitas diskriminan yang ditunjukkan dengan
nilai bobot faktor dari setiap indikator pada konstruk. Dari hasil analisis data, diketahui bahwa
seluruh indikator dari konstruk penelitian memiliki nilai bobot faktor di atas 0.5, sehingga dapat
dinyatakan bahwa seluruh konstruk dalam penelitian telah memenuhi kriteria validitas
diskriminan. Ditinjau dari hasil bobot faktor pada variabel labelisasi halal, indikator proses
pembuatan produk dibawah pengawasan LPPOM-MUI menjadi hal terpenting yang merefleksikan
labelisasi halal menurut persepsi konsumen muslim di Kota Malang, dibandingkan ketiga aspek
lainnya. Sementara pada variabel citra merek halal, indikator menilai dengan baik untuk citra halal
dari sebuah produk menjadi hal yang paling mencerminkan citra merek halal menurut persepsi
konsumen muslim di Kota Malang. Pada variabel minat beli produk halal, indikator mewujudkan
niat yang dimiliki untuk membeli produk yang berlabel halal merupakan hal yang paling
mencerminkan minat beli yang dipersepsikan konsumen muslim di Kota Malang atas produk halal.

Tabel 4. Nilai Koefisien Beta Untuk Hubungan Antar Variabel


Nilai Nilai
Pengaruh Koefisien tstatisti Signifikansi Ket
Beta k
Labelisasi Halal  Citra Merek Halal .674 8.862 .008 Signifikan
Tidak
Labelisasi Halal  Minat Beli Produk Halal .123 1.145 .093
Signifikan
Citra Merek Halal  Minat Beli Produk Halal .749 7.746 .012 Signifikan
Sumber : Data primer diolah (2021)

Tabel 4 di atas menunjukkan hasil pengujian terhadap masing-masing hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis menggunakan tingkat signifikansi 5 persen (atau 0.05)
dengan kriteria t-tabel sebesar 1.960 (n = 140). Penjelasan untuk pengujian masing – masing
hipotesis antara lain:

Hipotesis 1: Terdapat pengaruh positif signifikan pada labelisasi halal terhadap citra merek halal.
Berdasarkan temuan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Tabel 4
mengungkapkan bahwa pengaruh dari labelisasi halal terhadap citra merek halal ditemukan
signifikan dengan nilai β1 = 0,674 dan α = 0,008 (di bawah 0.05). Dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama dalam penelitian ini dinyatakan diterima, yang artinya semakin baik labelisasi
halal yang dipersepsikan konsumen muslim akan semakin meningkatkan citra merek atas produk
halal.

Hipotesis 2: Terdapat pengaruh positif signifikan pada citra merek halal terhadap minat beli
produk halal. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Tabel 4
mengungkapkan bahwa pengaruh dari citra merek halal terhadap minat beli produk halal
ditemukan signifikan dengan nilai β3 = 0,749 dan α = 0,012 (di bawah 0.05). Dapat disimpulkan
bahwa hipotesis kedua dalam penelitian dinyatakan diterima, yang artinya semakin baik citra
merek halal dari suatu produk akan semakin meningkatkan minat beli atas produk halal tersebut.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh positif signifikan pada labelisasi halal terhadap minat beli produk
halal. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Tabel 4,
mengungkapkan bahwa pengaruh labelisasi halal terhadap minat beli produk halal ditemukan tidak
signifikan dengan nilai β3 = 0,123 dan α = 0,093 (di atas 0.05). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ketiga dalam penelitian ini dinyatakan ditolak. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa
penilaian konsumen atas labelisasi halal tidak berkontribusi penting pada peningkatan minat beli
atas produk halal.

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 377


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

Hipotesis 4: Terdapat peran mediasi yang signifikan dari citra merek produk halal pada pengaruh
labelisasi halal terhadap minat beli produk halal. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang
ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Tabel 4, diketahui bahwa nilai pengaruh dari labelisasi halal
terhadap citra merek halal ditemukan signifikan (β1 = 0,674; α = 0,008), dan citra merek halal juga
berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk halal (β3 = 0,749; α = 0,012). Nilai koefisien
pengaruh tidak langsung antara labelisasi halal, citra merek halal, dan minat beli produk halal
adalah β1 x β3 = 0.674 x 0.749 = 0.504. Sementara itu, diketahui bahwa nilai pengaruh langsung
antara labelisasi halal terhadap minat beli produk halal ditemukan tidak signifikan (β3 = 0,123; α =
0,093). Dari sini, dapat disimpulkan bahwa citra merek produk halal dapat memediasi secara
signifikan pengaruh labelisasi halal terhadap minat beli produk halal, sehingga hipotesis 4 dalam
penelitian ini dinyatakan diterima. Lebih lanjut, mendasarkan kriteria yang ditentukan oleh Hair et
al., (2019), yakni apabila a dan b signifikan, namun c tidak signifikan, maka Z dinyatakan sebagai
mediasi sempurna. Dengan demikian, citra merek produk halal memiliki sifat mediasi yang
sempurna, yang artinya dampak labelisasi halal pada minat beli produk halal dapat bekerja melalui
peningkatan citra merek halal terlebih dahulu bagi konsumen muslim di Kota Malang.

Gambar 2. Nilai Koefisien Jalur Hasil Penelitian

Citra Merek
Halal
β3 = 0.749
β1 = 0.674

β2 = 0.123 Minat Beli


Labelisasi Produk Halal
Halal

Hasil temuan penelitian beserta hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa labelisasi halal
merupakan determinan penting dari citra merek halal. Namun, citra merek halal dapat dinyatakan
sebagai faktor penentu terpenting dari minat beli konsumen muslim atas produk halal. Temuan ini
mengkonfirmasi hasil empiris terdahulu yang mengaitkan citra merek dengan keputusan
pembelian atas suatu produk halal (Briliana & Mursito, 2017; Sumartik et al., 2019; Zukhrufani &
Zakiy, 2019). Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak dapat mengkonfirmasi temuan dari penelitian
terdahulu seperti Endah (2014), Mahendri et al., (2020), serta Wahyurini dan Trianasari (2020),
dimana label halal dari suatu produk tidak dapat memberikan dampak penting terhadap niat
membeli produk halal tersebut. Efek dari labelisasi halal ini dapat bekerja pada minat beli produk
halal dengan meningkatkan citra merek produk halal yang dipersepsikan oleh konsumen Muslim
di Kota Malang.

KESIMPULAN

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa labelisasi halal mempunyai pengaruh penting
terhadap citra merek halal, dan citra merek mempunyai pengaruh penting terhadap minat beli
produk halal. Dampak terbesar ditunjukkan secara langsung oleh citra merek halal sebagai
determinan dalam minat beli produk halal, sementara labelisasi halal tidak dapat mempengaruhi
minat beli produk halal secara langsung. Berdasarkan temuan ini, maka penelitian ini
mengkonfirmasi tentang pentingnya peran mediasi dari citra merek produk halal dalam
memperkuat pengaruh dari labelisasi halal terhadap minat beli produk halal pada konsumen
muslim di Kota Malang.

Bagi para praktisi atau produsen produk halal, temuan penelitian ini memberikan informasi
penting tentang urgensi dalam mengelola citra merek dari suatu produk halal. Pemberian label
halal saja pada suatu produk dinilai belum cukup untuk mendorong minat beli dari konsumen

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 378


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

muslim, tetapi perlu juga untuk memperkuat citra merek dari produk halal tersebut sehingga
dampak dari labelisasi halal dapat bekerja secara maksimal dalam mempengaruhi minat beli
konsumen muslim atas produk halal.

Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan, diantaranya penggunaan instrumen penelitian
yang bersifat self-assessment, yang berpotensi menimbulkan bias dalam pernyataan konsumen
meski hasil penelitian dan pengujian telah menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
yang dapat diterima secara ilmiah. Jumlah sampel yang relatif moderat menjadi keterbatasan lain
dari penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan subyek
penelitian. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat mengeksplorasi dan mengkaji faktor –
faktor lain yang tidak terdapat pada model penelitian ini yang dipertimbangkan sebagai faktor
penentu dari minat beli produk halal.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, J., & Malhotra, N. K. (2005). An integrated model of attitude and affect: Theoretical
foundation and an empirical investigation. Journal of Business Research, 58(4), 483–493.
https://doi.org/10.1016/S0148-2963(03)00138-3
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision
Processes, 50, 179–211. https://doi.org/10.1080/10410236.2018.1493416
Ali, S., Halim, F., & Ahmad, N. (2016). The state of halal cosmetic research on consumer
behavior: A systematic review of the literature and future research directions. Journal of
Marketing Management and Consumer Behavior, 1(4), 40–51.
Aminuddin, M. Z. (2016). Sertifikasi Produk Halal: Studi Perbandingan Indonesia dan Thailand.
SHAHIH : Journal of Islamicate Multidisciplinary, 1(1), 27.
https://doi.org/10.22515/shahih.v1i1.52
Anwar, M. Z., Sunesti, Y., & Ihsan, I. (2020). The Politics of Halal Label: Between Economic
Piety and Religious Ambiguity. Al-A’raf : Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat, XVII(1),
25–44. https://doi.org/10.30649/fisheries.v2i2.43
Aspan, H., Sipayung, I. M., Muharrami, A. P., & Ritonga, H. M. (2017). The Effect of Halal
Label, Halal Awarness, Product Price, and Brand Image to the Purchasing Decision on
Cosmetic Products (Case Study on Consumers of Sari Ayu Martha Tilaar in Binjai City).
International Journal of Global Sustainability, 1(1), 55.
https://doi.org/10.5296/ijgs.v1i1.12017
Aziz, Y. A., & Chok, N. V. (2013). The Role of Halal Awareness, Halal Certification, and
Marketing Components in Determining Halal Purchase Intention Among Non-Muslims in
Malaysia: A Structural Equation Modeling Approach. Journal of International Food and
Agribusiness Marketing, 25(1), 1–23. https://doi.org/10.1080/08974438.2013.723997
Briliana, V., & Mursito, N. (2017). Exploring antecedents and consequences of Indonesian
Muslim youths‟ attitude towards halal cosmetic products: A case study in Jakarta. Asia
Pacific Management Review, 22(4), 176–184. https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2017.07.012
Clarita, N. M. A., Zimbalist, S. B., & Setiowati, R. (2020). Factors Impacting Customer Attitude
toward Buying Halal Cosmetics in Jabodetabek. The Winners, 21(1), 7.
https://doi.org/10.21512/tw.v21i1.5873
Cretu, A. E., & Brodie, R. J. (2007). The influence of brand image and company reputation where
manufacturers market to small firms: a customer value perspective. Industrial Marketing
Management, 36(2), 230–240.
Dahlan, H. A., & Sani, N. A. (2016). “Halal Laws”: From Conception to Current Challenges.
Proceedings of The Persiswa Law Conference 2016 (PERSLOC 2016), 103–111.
http://dx.doi.org/10.1016/j.carbpol.2016.12.050%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.indcrop.201
6.04.064%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.carbpol.2016.05.028%0Ahttp://xlink.rsc.org/?DOI
=C6NR09494E%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.carbpol.2014.12.064%0Ahttp://dx.doi.or
Endah, N. H. (2014). CONSUMERS‟S PURCHASING BEHAVIOR TOWARD HALAL
LABELED COSMETICS IN INDONESIA. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 22(1),
11–25. http://jurnalekonomi.lipi.go.id/index.php/JEP/article/view/31
Fajritami, K. N., & Utomo, H. J. N. (2021). Keputusan Pembelian Ditinjau Kualitas Produk, Label

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 379


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

Halal dan Brand Image. Paradigma: Jurnal Masalah Sosial, Politik, Dan Kebijakan, 25(2),
18–34.
Fischer, J. (2016). Manufacturing halal in Malaysia. Contemporary Islam, 10(1), 35–52.
https://doi.org/10.1007/s11562-015-0323-5
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2019). Multivariate Data Analysis (8th
Editio). Cengage Learning.
Hidayati, N., Sunaryo, H., Pradesa, H. A., & Slamet, A. R. (2020). Exploring Perception of Halal
Product Among Moslem Consumer : A Preliminary Study. International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences, 10(8), 178–187.
https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v10-i8/7523
Kamilah, G., & Wahyuati, A. (2017). Pengaruh Labelisasi Halal Dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 6(2), 1–18.
Kartika, A. F. (2020). Fenomena Label Halal is it a Awareness or Branding. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 6(1), 87. https://doi.org/10.29040/jiei.v6i1.915
Khalek, A. A. (2014). Young Consumers‟ Attitude towards Halal Food Outlets and JAKIM‟s
Halal Certification in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 121(September
2012), 26–34. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1105
Kusumastuti, D. K. (2020). Minat Beli Produk Halal di Indonesia: Studi Pemetaan Sistematis.
Mabsya: Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, 2(2), 27–50.
https://doi.org/10.24090/mabsya.v2i2.3929
Mahendri, W., Darsono, J. T., & Firdiansjah, A. (2020). The Influence of Religiusity and Halal
Label through Halal Awareness Purchase Decisions. Budapest International Research and
Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 3(3), 1739–1746.
https://doi.org/10.33258/birci.v3i3.1105
Morwitz, V. (2014). Consumers‟ purchase intentions and their behavior. Foundations and Trends
in Marketing, 7(3), 181–230. https://doi.org/10.1561/1700000036
Muslimah, A. N., Hamdani, H. I., & Irfani, F. (2018). Pengaruh Brand Image Dan Sertifikasi Halal
Terhadap Minat Beli Pelanggan (Studi Kasus Superkue Bogor). Jurnal Al Amwal, 1(1), 41–
57.
Nurhasah, S., Munandar, J. M., & Syamsun, M. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Beli Produk Makanan Olahan Halal pada Konsumen. Jurnal Manajemen Dan Organisasi,
8(3), 250. https://doi.org/10.29244/jmo.v8i3.22069
Omar, K. M., Kamariah Nik Mat, N., Ahmed Imhemed, G., & Mahdi Ahamed Ali, F. (2012). The
Direct Effects of Halal Product Actual Purchase Antecedents among the International
Muslim Consumers. American Journal of Economics, 2(4), 87–92.
https://doi.org/10.5923/j.economics.20120001.20
Purwanto, A., Haque, M. G., Sunarsih, D., & Asbari, M. (2021). The Role of Brand Image, Food
Safety, Awareness, Certification on Halal Food Purchase Intention: An Empirical Study on
Indonesian Consumers. Journal of Industrial Engineering & Management Research
(JIEMAR), 2(3), 42–52. https://jiemar.org/index.php/jiemar/article/view/144
Salere, S., Munir, A. R., & Hamid, N. (2019). The Effect of Celebrity Endorser and Halal Brand
Image on Customers‟ Purchasing Decisions of Wardah Cosmetics. Advances in Economics,
Business and Management Research (AEBMR), Volume 92, 92(ICAME 2018), 454–464.
https://doi.org/10.2991/icame-18.2019.49
Sallam, M. A. (2014). The effects of brand image and brand identification on brand love and
purchase decision making: the role of WOM. International Business Research, 7(10), 187.
Setyaningsih, E. D., & Marwansyah, S. (2019). The Effect of Halal Certification and Halal
Awareness through Interest in Decisions on Buying Halal Food Products. Syi`ar Iqtishadi :
Journal of Islamic Economics, Finance and Banking, 3(1), 65.
https://doi.org/10.35448/jiec.v3i1.5515
Sumartik, S., Indayani, L., & Jannah, Z. (2019). The Influence of Halal Labelization, Brand Image
and Product Quality Towards Consumer Purchase Decisions of Wardah Cosmetic Product.
KnE Social Sciences, 2019, 13–21. https://doi.org/10.18502/kss.v3i26.5355
Suprapto, R., & Azizi, Z. W. (2020). Pengaruh Kemasan, Label Halal, Label Izin P-Irt Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Umkm Kerupuk Ikan. Jurnal Riset Ekonomi Manajemen
(REKOMEN), 3(2), 125–133. https://doi.org/10.31002/rn.v3i2.1984
Suryawan, A. S., Hisano, S., & Jongerden, J. (2019). Negotiating halal: The role of non-religious

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 380


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

concerns in shaping halal standards in Indonesia. Journal of Rural Studies, December 2018,
1–10. https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2019.09.013
Utami, N. N., & Genoveva, G. (2020). The Influence of Brand Image, Halal Label, and Halal
Awareness on Customers Purchasing Decision of Halal Cosmetic. Jurnal Muara Ilmu
Ekonomi Dan Bisnis, 4(2), 355. https://doi.org/10.24912/jmieb.v4i2.8381
Wahyurini, S. C., & Trianasari, N. (2020). Analisis Pengaruh Label Halal Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah. Jurnal Mitra Manajemen, 4(1), 39–50.
https://doi.org/10.52160/ejmm.v4i1.321
Wibowo, S., & Juhara, A. el. (2021). The Determinants of Halal Labeling and Brand Image
Towards Purchase Intention and Purchasing Decision. Proceedings of the 4th International
Conference on Sustainable Innovation 2020-Accounting and Management (ICoSIAMS
2020), 176(ICoSIAMS 2020), 1–3. https://doi.org/10.2991/aer.k.210121.001
Zukhrufani, A., & Zakiy, M. (2019). the Effect of Beauty Influencer, Lifestyle, Brand Image and
Halal Labelization Towards Halal Cosmetical Purchasing Decisions. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam (Journal of Islamic Economics and Business), 5(2), 168.
https://doi.org/10.20473/jebis.v5i2.14704

Progress Conference Volume 4 , Number 1 , September 2021| 381

You might also like