You are on page 1of 24

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN (DAK)


KOTA KOTAMOBAGU

A. UMUM
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Perpustakaan (DAK) Kota
Kotamobagu:

1. Gambar – gambar Untuk Lelang


Gambar-gambar untuk Lelang terdiri dari 1 ( satu ) berkas dokumen gambar
pelaksanaan, yang digunakan sebagai dokumen Lelang. Adapun yang
dipergunakan dalam spesifikasi dan gambar-gambar Lelang adalah Satuan
Metrik.

2. Daerah Operasi Bagi Kontraktor


Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri antara
lain untuk penyimpanan bahan – bahan bangunan, peralatan konstruksi,
peralatan pengadukan beton, kantor sementara dll.
Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan direksi. Kontraktor
harus menjaga kebersihan dan keteraturan daerah operasinya selama
pelaksanaan pembangunan.
Kontraktor harus mengatur sendiri peraturan untuk : air bersih, tenaga listrik,
alat komunikasi dan keperluan – keperluan lainnya selama pelaksanaan
pembangunan atas biaya sendiri.
Dan pada akhir pembangunan Kontraktor harus membersihkan daerah
operasinya dan diterima baik oleh direksi.

3. Pagar Sementara Pengaman Proyek


Kontraktor atas ijin Direksi hatus membuat pagar sementara dan harus
memelihara pagar tersebut agar tetap dalam keadaan baik termasuk pintu –
pintunya sepanjang batas yang ditentukan untuk daerah operasinya. Pagar
sementara harus dibongkar pada akhir pembangunan.

4. Bahan – bahan Bangunan dan Kualitas Pekerjaan.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak dan gambar-gambar pelaksanaan dengan menggunakan
bahan-bahan yang terbaik dan metoda melaksanakan pekerjaan dengan
kemampuan terbaiknya sesuai dengan kaidah-kaidah teknis pelaksanaan yang
normatif serta bertumpu kepada karakteristik jenis pekerjaan dan bahan yang
harus dilaksanakan.
Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan–pekerjaan yang telah dilaksanakan
apabila tidak memenuhi persyaratan akan ditolak dan Kontraktor harus
mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi
standar tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan.

5. Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus mengambil langkah–langkah yang diperlukan agar diperoleh
kemajuan yang memuaskan yang sesuai dengan detail program pelaksanaan
yang telah disetujui Direksi.
Kontraktor harus menyiapkan dan menjamin akan kelancaran dan cakupannya
: mesin–mesin cadangan, bahan-bahan bangunan, serta tenaga kerja serta
peralatan dalam jumlah yang memadai untuk menjamin penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui.

6. Survey dan Pengukuran dan Pemasangan Tanda -Tanda.


Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh produk dan pelaksanaan
pengukuran, survey dan pemasangan tanda-tanda yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus mempekerjakan
seseorang ahli pengukur yang nama dan kualifikasinya memadai dan membuat
gambar hasil pengukuran guna memperoleh persetujuan dari direksi untuk
digunakan sebagai referensi sepanjang masa pelaksanaan konstruksi.
Sebelum meminta persetujuan untuk setiap macam pekerjaan kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi sekurang -kurangnnya 24 ( dua puluh
empat ) jam sebelumnya baik untuk memasang tanda -tanda maupun
menetukan elevasi pada setiap bagian dari pekerjaan agar dapat dilakukan
persiapan-persiapan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan peralatan survey antara lain untuk
pengukuran topografi (Theodolite, Waterpass bak Geodeticmeter), yang dapat
digunakan Direksi bilamana diperlukan untuk rechecking pemasangan tanda-
tanda penentuan evaluasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri, patok -patok kayu, bagian
template, yang diminta Direksi untuk pemeriksaan atau penguku ran bagian
dari pekerjaan.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


7. Persetujuan Direksi
Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh-
contoh bahan bangunan dan hal-hal yang diperlukan Direksi harus diserahkan
dalam 3 ( tiga) rangkap dan apabila disetujui 1 (satu) rangka p dari padanya
akan dikembalikan kepada Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh
Direksi.

8. Buku Harian/buku direksi


Pelaksana wajib menyediakan Buku Harian atau Buku Direksi di tempat
pekerjaan. Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus
dicatat setiap harinya.
 Catatan tersebut meliputi antara lain :
a. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.
b. Hari-hari pelaksanaan pekerjaaan dan lain-lain.
c. Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan
yang ditolak atau diterima.
d. Kemajuan pekerjaan.
 Kejadian-kejadian ditempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan.
 Buku Harian tersebut harus ditanda tangani bersama-sama antara
pelaksana dan pengawas harian sebagai Tanda persetujuan.
 Apabila terjadi perbedaan pendapat maka masing-masing dapat
mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala pelaksana untuk
mendapatkan penyelesaian.
 Disamping buku harian harus menyediakan buku Direksi dimana dicatat
semua instruksi Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.

9. Keamanan Proyek
Kontraktor diwajibkan :
- Menjaga keamanan dan tata tertib ditempat pekerjaan
- Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan
para pekerja
- Mentaati peraturan setempat dan mengusahakan perijinan pengunaan
jalan, bangsal dsb.
- Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya berhubung
dengan peraturan-peraturan pelaksanaan pula peraturan yang diadakan
selama penyelenggaraan.

10. Bangunan/Kantor Direksi


Bangunan sementara untuk kantor Direksi (Direksi Keet) dibuat dengan
mengacu kepada kepentingan pelaksanaan dengan luas dan kondisi bangunan
sementara yang memadai untuk bekerja selama pelaksanaan proyek.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan penerangan dan perlengkapan
yang layak untuk bekerja.
Kontraktor diwajibkan memelihara Kantor Direksi tersebut agar dapat
dipakai untuk kerja sampai pelaksanaan proyek selesai, untuk kemudian
menjadi milik proyek.
Apabila ditentukan lain oleh pemberi Tugas, misalkan perintah membongkar,
maka Kontraktor wajib membongkar kembali Bangunan Direksi Keet tersebut
pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai.

13. Keselamatan Kerja


Kontraktor berkewajiban :
- Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan
memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan ditempat pekerja an,
biaya perawatan menjadi biaya kontraktor
- Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai
terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
- Menyediakan peralatan P3K yang sesuai dengan peraturan kesehatan di
tempat pekerjaan.
- Kontraktor disarankan membuat pengaturan dengan rumah sakit
terdekat dan dengan dokter setempat sehingga bagi para
pegawai/pekerjanya yang sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat
menerima pengobatan yang baik pada setiap saat baik siang maup un
malam.
- Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi para pekerja yang semuanya menjadi beban Kontraktor.

14. Konstruksi Pembantu/Sementara


- Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dan penggunaan secara
tepat alat pembantu (konstruksi)
- Dalam hal ini Direksi dapat memberikan petunjuk dan kontraktor tetap
bertanggung jawab pada pelaksanaan dan pemeliharaannya misalnya
profil dari kayu, bouwplank, bekisting, jalan masuk, jembatan darurat,
dan lain sebagainya.
- Apabila direksi kurang lengkap memberikan petunjuk-petunjuk maka
Kontraktor wajib mengajukan cara-cara penyempurnaan tanpa
mengurangi tanggung jawab.

15. Jam Kerja


Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri, namun bila seandainya
akan dilakukan pekerjaan pada malam hari, Kontraktor harus
menyediakan/menyiapkan yang diperlukan misalnya penerangan lampu dan
sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya kontraktor
dan atas persetujuan dan pengawasan Direksi.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


16. Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat
Untuk pekerjaan yang tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai dengan
gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus
membongkarnya dalam jangka waktu 2 x 24 jam atau ditetapkan oleh
Direksi dan memperbaiki kembali atas tanggungan biaya pihak Kontraktor.

17. Mobilisasi Dan Demobilisasi


Yang dimaksud dalam pasal mengenai mobilisasi dan demobilisasi dalam bill
of quantities mencakup antar jemput/mendatangkan : pekerja, pegawai,
bahan-bahan bangunan, peralatan dan keperluan-keperluan insidental untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan untuk pindah didalam lokasi proyek dan
pemindahan/pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya
pekerjaan termasuk :
a. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi proyek beserta
pemasangannya dimana alat-alat tersebut akan dipergunakan serta
pengembaliannya.
b. Antar jemput : staff, pegawai dan pekerja ke proyek.

18. Kompetensi Penyedia Jasa, Personil Manajerial dan Peralatan Utama


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini penyedia harus memenuhi semua persyaratan –
persyaratan yang diajukan oleh PPK, antara lain Kualifikasi Penyedia Jasa,
Kebutuhan Personil Inti (Personil Manajerial) dan Peralatan Utama.
A. Kompetensi Penyedia Jasa adalah :
1. Kualifikasi Penyedia : Perusahan Kualifikasi Kecil
2. Klasifikasi Bidang : Bidang Bangunan Gedung/Nomor KBLI 41016
Usaha SBU Konstruksi Gedung Pendidikan
/Klasifikasi KBLI
2021
3. Sub Bidang Usaha : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan Kode
/Subklasifikasi SBU BG007/Konstruksi Gedung Pendidikan Kode
KBLI 2021 Subklasifikasi BG006

B. Peralatan Utama yang harus disiapkan adalah :


1. Dump Truck Kapasitas 3-4 m3 (10 ton) Jumlah 2 Unit
2. Self Loading Concrete Mixer Kapasitas 3,5 m3 Jumlah 1 Unit
3. Concrete Vibratory Kapasitas 2- 4 Hp Jumlah 2 Unit
4. Waterpass/Theodolite kapasitas 1000 m Jumlah 1 Unit
5. Exavator Kapasitas min. 100 Hp Jumlah 1 Unit
6. Mobile Concrete Pump Kapasitas Head min. 25 Meter Jumlah 1 Unit

C. Personil Inti (Personil Manajerial) yang harus disiapkan adalah


1. Pelaksana Lapangan Bangunan Gedung 1 Orang, memiliki seritikat
ketrampilan (SKT) Pelaksana Bangunan Gedung/Pekerjaan Gedung Kode
TA. 022/TS.051, serta memiliki pengalaman kerja 2 (dua) tahun dibidangnya

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


dibuktikan dengan referensi kerja atau daftar riwayat hidup.
2. Ahli Keselataman Konstruksi 1 Orang, memiliki Sertifikat Ahli Muda K3
Konstruksi/Ahli Muda Keselamatan Konstruksi dengan pengalaman 3
(tiga) tahun atau ahli Madya K3 Konstruksi/Ahli Madya Keselamatan
Konstruksi yang dikeluarkan oleh lembaga terkait .

B. BAHAN BANGUNAN UTAMA


Kontraktor pelaksana tentunya harus menyediakan dan menyertakan semua bahan
bangunan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
Kontraktor juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang
telah dilakukan dipabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.

REFERENSI STANDARD
Referensi standard dalam Spesifikasi teknis ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standar SNI. Bila
ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka
yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa kualitas
keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen
lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam
keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
Standard yang dapat diterima adalah :
 SNI – Standard Nasional Indonesia
 ISO –International Standarization Organization
 JIS – Japanesse Industrial Standard
 BS – British Standard
 DIN – Deutsche Industrie Norm
 AWWA – American Water Works Association
 ASTM – American Society for Testing and Materials
 ANSI – American National Standard Institute.

B.1. Batu Pecah / Batu Gunung / Batu Kali


Batu yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kualitas terbaik untuk
digunakan dalam pekerjaan kontruksi. Batu yang digunakan harus keras, tahan lama,
liat, tahan terhadap goresan dan cuaca dan bebas dari tanah atau sampah-sampah lain
dan cacat-cacat lain. Batu pecah tidak boleh mengandung clay, bagian-bagian yang
pipih atau panjang atau cadas yang lapuk batu tidak pecah. Batu untuk keperluan
pondasi pasangan harus mempunyai besaran rata-rata antara 15-40 cm per unit tertera
pada skala gambar kerja. Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui Direksi.
Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa sehingga persediaan dari batu yang
disyaratkan untuk pekerjaan dapat terjamin.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


B.2. Batu Bata
Batu Bata yang digunakan adalah produk lokal yang bermutu baik, memiliki berat yang
cukup dan berukuran lebar 11 Cm serta telah melalui proses pembuatan yang baik dan
benar dan untuk ini diharuskan memperoleh ijin dari direksi guna memperoleh pilihan
mutu terbaik.

B.3. Pasir Beton dan Pasir Pasangan


Pasir Pasangan dan Pasir Beton yang disyaratkan adalah pasir ex Amurang ataupun
Klabat dan untuk hal ini diharuskan memperoleh ijin dari direksi guna memperoleh
pilihan mutu terbaik.

B.4. Pasir Urug


Material pasir urug dapat digunakan pasir lokal yang sudah mendapat persetujuan
direksi.

B.5. Material Baja Tulangan


 Baja tulangan yang akan digunakan sebagai enforcement pada beton bertulang
adalah baja polos U 24 dan baja ulir U 40 yang harus memenuhi standar JISS G 3112
hot Roller bar SR 24 dengan dimensionering unit sebagaimana dijelaskan dalam
gambar detail kawat dimensionerngunitn sebagaimana dijelaskan dalam gambar
detail dan kawat bendrat pengikat sesuai dengan JIS G 3532 SWM – A diameter
minimal 0,90 mm.

B.6. Material Kayu


 Kayu yang digunakan memiliki tingkat kekeringan alami, hal mana untuk
menghindari terjadinya retak-retak dan penyusutan yang akan
mempengaruhi bentuk daun pintu.
 Adapun ukuran-ukuran kayu yang tercantum dalam gambar perencanaan
adalah ukuran jadi sehingga kontraktor harus sudah mengantisipasi
dimensi-dimensi awal kayu yang akan digunakan dalam proses profilisasi
daun pintu.

B.7. Material Konstruksi Atap


 Kuda – Kuda menggunakan material baja ringan Kanal C 75.75 merek Tasso.
 Gording menggunakan baja ringan profil reng 40.45 dengan jarak
pemasangan setiap 45 Cm.
 Penutup atap menggunakan Bitumen Gelombang/Jenis klasik merk Onduline
dengan ketebalan 0,3 Cm.

B.8. Material Plafond


 Penutup Plafond terdiri dari gipsump tebal 9 mm dan GRC tebal 6 mm
digunakan seperti yang tercantum dalam gambar rencana.
 Rangka plafond menggunanakan hollow galvalum ukuran 35 mm x 35 mm.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


B.9. Material Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela
 Kusen pintu ataupun jendela menggunakan kusen alluminium coklat 4”
setara Alexindo dengan ketebalan 1 mm.
 Bingkai Daun Pintu dan Daun Jendela memakai alluminim coklat setara
Alexindo.
 Pada tempat tertentu seperti pada gambar rencana daun pintu
menggunakan pintu panil kayu kls. I.
 Daun pintu utama menggunakan Kaca Tempered tebal 12 mm.

B.10. Kunci dan Penggantung


 Kunci-kunci yang harus digunakan dalam pekerjaan ini kunci kualitas terbaik yang
merknya juga telah memperoleh sertifikasi SNI, dan spesifikasi teknis kunci adalah
dengan 2 kali putar, panjang minimal 20 cm, stainless finish, dan memiliki minimal
tiga buah anak kunci.
 Daun Pintu diharuskan menggunakan slot tanam, sedangkan untuk daun jendela
dipasang slot temple / grendel jendela.
 Engsel yang digunakan sebagai penggantung pintu adalah engsel dengan system
pencabut dengan panjang 4 inchi dan dipasang 3 buah tiap daun pintu alluminium,
4 buah untuk daun pintu kayu. Untuk daun jendela dipasang 2 buah dengan
memakai chasement yang sekaligus juga berfungsi sebagai kait angin.
 Kunci alpa adalah kunci yang digunakan pada semua pintu WC dan kamar mandi.

B.11. Material Lantai


 Material lantai yang akan digunakan adalah Granit Tile 60 x 60 dan untuk
KM/WC menggunakan tegel keramik 30 x 30
 Untuk Dinding KM/WC menggunakan keramik 30 x 60
 Untuk bahan penutup lantai digunakan merek setara Marco

B.12. Material Kaca dan Cat


Material yang digunakan sebagai pengisi daun jendela adalah kaca bening
kualitas terbaik, tidak bergelombang, dengan ketebalan standard minimal
adalah 5 mm dan kaca tempered 12 mm dengan toleransi ketebalan mengacu
kepada standard toleransi yang ada dipasaran dan memiliki tegangan batas
tekan 120 kg/cm.
Cat yang digunakan adalah cat yang terbaik sebagaimana diisyar atkan dalam JIS
K 5511, JIS K 5513, JIS K 5515, JIS K 5591, JIS K 5621, JIS K 5506, dengan mutu
standard adalah mengacu kepada standarisasi mutu SII.
Didalam pekerjaan ini akan digunakan 5 jenis cat penutup yakni :
 Emulsion Paint / merek Dulux untuk exterior dan Catilac warna (menyesuaikan
dengan desain) untuk interior yang akan digunakan sebagai cat dinding dan
plafond.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


 Oil Paint yang akan digunakan sebagai cat penutup daun pintu dan lisplank dengan
warna dan merek yang akan ditentukan oleh direksi/pemberi tugas.
 Pelitur atau teak oil adalah jenis bahan penutup/pelindung yang akan digunakan
pada seluruh daun pintu.

B.13. Material Sanitair


Komponen sanitair yang akan di pakai terdiri dari :
 Closet duduk Km/Wc setara Toto (lengkap)
 Wastafel setara Toto (lengkap)
 Aksesoris lainnya

B.14. Material Plumbing


 Material plumbing akan menggunakan PIPA PVC berbagai ukuran sebagaimana
diisyaratkan dalam gambar pelaksanaan dengan spesifikasi AW atau setara dan
standard mutu adalah sertifikasi SII. Dan khusus material ini kontraktor harus
mengajukan usulan jenis produksi yang disetujui oleh direksi.
 Fixture-fixture sanitasi plumbing yang di gunakan antara lain, stopkran, kran air,
dan sebagainya merupakan fixture-fixture dengan performa kualitas terbaik, hal
mana untuk fixture-fixture yang akan digunakan harus memperoleh persetujuan
direksi.

B.15. Instalasi Listrik


Material yang akan digunakan seluruhnya mengacu kepada tingkat spesifikasi
dimensionering yang tertera dalam gambar pelaksanaan; Dan khusus da lam
pekerjaan instalasi listrik, seluruh material yang digunakan mutlak harus
material yang telah memperoleh sertifikasi dari Standard Industri Indonesia,
yang mencakup :
 Kabel type NYY untuk jaringan saluran udara dan tanah.
 Kabel NYA LMK untuk jaringan instalasi plafond
 Kabel NYM/NYA LMK untuk jaringan instalasi outdoor.
 Lampu downlight yang digunakan adalah jenis LED
 Lampu-lampu segala jenis bagi penerangan ruangan, Trafo/ballast, Saklar, Fitting,
Stop kontak. Sarana Grounding, Mcb maupun panel Box.

C.PEKERJAAN SIPIL UMUM

C.1. Beton

Perbandingan Campuran dan kekuatan :


Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang
diberikan. Test pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


berbagai kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti N-I ( PBI –71 ) bagian 3,
bab 4 untuk menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang akan digunakan.
Test pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan
pengerjaan ( work ability ) yang diinginkan, dengn kekuatan yang diperoleh kira-kira
30% - 40% lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan. Kekuatan yang lebih tinggi (
margin ) yang diminta oleh Direksi adalah untuk mencakup kemungkinan kegagalan
hasil test karena mesin-mesin pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu dan
terjadinya deviasi mutu beton.
Campuran pada akhirnya ditentukan dari test pendahuluan , akan tetap
dipertahankan. Selama pekerjaan berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh direksi,
perubahan dimana dipandang perlu karena adanya perubahan dalam bahan atau
hasil-hasil test.
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah :
 K-250 untuk komponen Pondasi Telapak, Sloof, Kolom, Balok Struktural dan Plat
Lantai.
 K-175 digunakan beton praktis seperti beton sloof praktis, beton kolom praktis,
beton balok latei, ring balok praktis dan sejenisnya.
 K.100 untuk digunakan pada lantai kerja dan Beton Rabat, ditempat yang
diperkirakan dibutuhkan penanganan insidential pada kondisi-kondisi khusus
sebagaimana petunjuk direksi.

Sebagai pendekatan, perbandingan standar normal komposisi beton umumnya berada


dalam komposisi sebagai berikut :
 Beton K 250 menggunakan semen sebanyak 380 - 400 Kg/m³
 Beton K 175 menggunakan semen sebanyak 275 – 320 Kg/m³
 Beton K 100 menggunakan semen sebanyak sekitar 240 Kg/m³

Dan disarankan agar penggunaan air semen mengacu kepada PBI 1971 pada table
4.34 untuk memperoleh pendekatan Concrete slump yang memadai antara 9 cm s/d
11 cm.

C.1.1. Test pendahuluan untuk menentukan perbandingan campuran beton.


Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan-bahan penambah
yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan-persyaratan
seperti yang tersebut dalam tabel campuran beton harus ditentukan oleh Kontraktor
dari sejumlah campuran-campuran percoban tersebut diatas harus dibuat paling
sedikit 42 hari sebelum pengecoran beton dimulai dan harus cukup perbandingan
agar dapat dipilih perbandingan campuran yang memenuhi keinginan Direksi.
Campuran percobaan tersebut akan menjadi pedoman bagi Kontraktor untuk
membuat campuran sebenarnya dilapangan dengan memperhatikan kondisi
lapangan, peralatan yang tersedia serta metoda pengecoran. Meskipun sudah
dilakukan pembuatan campuran percobaan dan disetujui oleh Direksi, tetapi

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Kontraktor tetap bertanggungjawab sepenuhnya akan mutu beton yang dihasilkan
pada waktu pencampuran di lapangan.
Kekuatan beton rencana 7 ( tujuh ) dan 28 ( dua puluh delapan ) hari harus
ditentukan. Kekuatan campuran percobaan dalam laboratorium ditentukan sebagai
nilai karakteristik dari 20 contoh percobaan dan hanya 1 ( satu ) buah contoh saja
yang harganya lebih kecil dari yang ditentukan. Persetujuan direksi mengenai
campuran termasuk kekuatan 28 (dua puluh delapan) hari harus dapat secara tertulis
sebelum beton diizinkan untuk di cor.

C.1.2. Bahan – bahan Penambah ( Admixture / Additive )


Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diijinkan direksi. Dimana
penggunaan admixture diijinkan, maka bahan ini harus ditambah pada beton dalam
tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur, dan petunjuk-
petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
Proposal yang berisi petunjuk-petunjuk teknis pemakaian, sifat additive dan
sebagainya yang berisi kandungan-kandungan kimia yang membentuknya, rumus-
rumus dan jumlah bahan-bahan yang aktif, ukuran yang dipakai dan efek mengenai
bertambahnya atau berkurangnya penggunaan yang sudah mengeras dan akan
diserahkan kepada direksi untuk persetujuannya.
Kontraktor harus menyediakan sample-sample dan melaksanakan percobaan –
percobaan tersebut bilamana oleh direksi sebelum ijin penggunaan admixture
diijinkan dipakai pada pelaksanaan.
Seluruh pengambilan sample dan pelaksanaan test menjadi tanggungan Kontraktor.

C.1.3. Tempat Adukan


Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan dalam mesin
pengaduk beton yang disetujui dan yang mempunyai alat pengatur putaran dan alat
bantu yang memiliki penunjuk berat volume.
Air yang dimasukkan kedalam mesin pengaduk ini harus dialurkan dengan
menggunakan sarana pengukur sehingga pemberian air dapat dilakukan dengan
cepat.
Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air yang
akan dimasukan dapat ditentukan dengan tepat dengan catatan setinggi-tingginya
50% dari berat semen.

C.1.4. Pengujian Beton


Semua kubus percobaan harus diuji dilaboratorium berdasarkan JIS A 1108. BS 1881
atau PBI 1971.
Untuk pengujian diperlukan 10 buah kubus yang diabil dari contoh dari setiap 50 m³
beton selama pengecoran, atau minimal 3 buah dalam setiap phase pengecoran untuk
volume pengecoran di bawah 5m³.
Setiap kubus percobaan harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut
dan petunjuk-petunjuk lain yang diperlukan oleh direksi dalam waktu 24 jam setelah

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


kubus tersebut di cor. Kubus percobaan harus diuji sampai hancur karena tekanan
dan harus dilakukan dibawah 28 hari atau sesuai dengan perintah direksi.
Detail-detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data-data lain seperti
grade dan jumlah semen yang dipakai dan hasil analisa ayakan dari agregat dan
perbandingan adukan dari bermacam-macam kelas harus disampaikan kepada
direksi dalam waktu 24 jam setelah pengujian.
Setiap kubus percobaan harus dibuat dari sample yang diambil dari salah satu adukan
beton dari adukan yang ditunjuk oleh direksi.
C.1.4.1. Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari 80% dari kekuatan standard rencana
(design standard) yang dapat dilihat pada tabel campuran beton yang telah diberikan
dan dengan probabilitas lebih dari 1/20.
C.1.4.2. Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari kekuatan standard rencana (design
standard) dengan probabilitas ¼.
C.1.4.3. Pemotongan contoh beton untuk pengujian.
Dalam hal mutu beton yang telah selesai di cor dianggap meragukan dan dalam hal-
hal lain, dimana kubus-kubus percoban tidak memenuhi syarat pengujian seperti
telah diutarakan di atas, maka harus dilakukan pengambilan contoh dari beton yang
telah mengeras yang berbentuk cylinder yang mempunyai diameter luar 100 mm
untuk diuji.
Peralatan dan cara pemotongan/pengambilan contoh harus di sampaikan kepada
Direksi/Engineer sebelum pelaksanaannya dan persiapan-persiapan dan
pengujiannya harus dilakukan sesuai dengan JIS A 1108.
Jika kekuatan contoh cylinder yang diambil dari beton yang telah mengeras ini lebih
rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak memenuhi
persyratan-persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi maka pekerjaan beton untuk
bagian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan.
C.1.4.4. Hasil Pengujian yang tidak memenuhi syarat.
Jika persyaratan yang ditentukan tidak dipenuhi, kontraktor harus mengambil
langkah – langkah untuk perbaikan seperti yang mungkin ditujukan oleh
direksi/engineer dan sebelum pelaksanaannya.
Kontraktor harus menyampaikan detail pelaksanaan kepada Direksi/Engineer untuk
mendapatkan persetujuan dan harus menjamin bahwa beton yang akan di cor
memenuhi persyaratan.
Seluruh biaya mengenai pekerjaan perbaikan ini termasuk pengujian, peralatan
pemotongan dan peralatan lain-lain, menjadi tanggungan Kontraktor.

C.1.5. Spesie
Campuran spesie harus dibuat dari semen Portland biasa dan pasir yang disetujui
harus diaduk dengan perbandingan yang ditentukan berdasarkan perbandingan
campuran sebagai berikut :
 400 kg semen 1 m³ spesie bagi spesie trasraam atau setara dengan campuran 1 :
3.
 300 kg semen per 1 m³ spesie biasa atau setara dengan campuran 1 : 4

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Banyaknya air yang dipakai dalam campuran harus disetujui oleh direksi dan
merupakan kebutuhan maksimum untuk suatu pekerjaan/maksud tertentu.

C.1.6. Peralatan Pengaduk Beton ( Concrete mixer plant )


Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun kapasitsanya yang
direncanakan khusus untuk tujuan tersebut. Kemampuan peralatan pembuat beton
ini harus memenuhi persyaratan Direksi.
Waktu pengadukan harus lebih dari 1,5 menit dalam hal penggunaan pengaduk yang
dapat dimiringkan ( tilting mixer ) dan pencapuran beton dengan cara manual hanya
diijinkan untuk kelas beton K 125.
Jika waktu pencampuran yang ditentukan telah diperpanjang lebih dari 3 kali, maka
pengoperasian mixer harus segera dihentikan. Tidak boleh dilakukan penambahan
bahan lagi kedalam mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan dibersihkan.
Jika kontraktor menganggap lebih cocok untuk menggunakan mixer yang lebih kecil
untuk pekerjaan khusus atau bagian-bagian pekerjaan yang jauh letaknya, maka hal
ini dapat disetujui oleh direksi asal mixer yang lebih kecil ini juga dilengkapi dengan
alat pengukur.
Dalam keadaan biasa pengadukan beton dengan mempergunakan tangan tidak
diijinkan. Tapi bila jumlah beton yang di cor sedikit atau pada bagian pekerjaan yang
dianggap kurang penting, pengadukan dapat dilakukan dengan tangan, hal mana
sepenuhnya tergantung kepada pertimbangan Direksi.

C.1.7. Pengangkutan.
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat mungkin dari
mixer agar dijamin bahwa tidak akan terjadi blending atau segregrasi dari campuran
agregat dan slump akan sesuai dengan harga-harga yang ditentukan. Jika
dipergunakan kereta dorong atau trolley maka harus dibuat tempat jalannya yang
rata agar beton tidak bersegregasi selama diangkut.

C.1.8. Penempatan dan Pemadatan.


Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang-barang lain yang harus
berada didalam beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruas yang akan
diisi beton harus betul-betul di bersihkan.
Pekerjaan pengecoran dibagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
persiapan – persiapannya disetujui dan ijin pengecoran diberikan oleh direksi.
Pengecoran beton selalu harus dipimpin langsung oleh mandor ( Foreman ) yang
berpengalaman. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi bila akan
mengecor. Beton harus di cor sedemikian rupa sehingga didalam satu bagian
pekerjaan, permukaannya rata.
Penempatan didalam lapisan horizontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm ( setelah
dipadatkan dengan concrete vibrator ), kecuali ditentukan lain oleh direksi.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat sambungan yang
direncanakan atau di setujui tanpa terhenti termasuk pada waktu² istirahat.
Jika dipakai corong-corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus disediakan selang-selang
penyemprot atau pelat-pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi selama
pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m.
Kecepatan pengecoran harus sedemikian sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5
m/jam dan tidak lebih dari 1,5 m/jam kecuali disetujui lain oleh direksi.
Semua beton harus dipadatkan dengan mempergunakan concrete vibrator yang
digerakkan dengan tenaga mesin ( immersion type vibrator ) yang baik type manapun
cara kerjanya disetujui Direksi,
Vibrator yang disediakan harus cukup jumlahnya, ukuran dan kapasitasnya sesuai
dengan banyaknya dengan beton yang di cor, ukuran-ukuran beton dan
penulangannya.
Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan dan sekeliling
penulangan dan barang-barang lain yang diletakkan didalamnya tanpa harus
memindahkannya.
Penggetaran yang berlebihan ( over vibration ) yang menyebabkan segregasi,
permukaan yang keropos atau kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan beton yang sudah mengeras,
maka permukaan tersebut harus dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut harus
dibersihkan dari bagian –bagian yang lepas dan kotoran-kotoran lainnya, disemprot
dengan air dan beton baru dikerjakan, yang harus dipadatkan secara baik pada
bidang pertemuan tersebut.
Sebelum pengecoran, permukaan beton lama harus dilapis dengan adukan semen
dengan kualitas yang sama dengan adukan beton.

C.1.9. Pengisi Sambungan Beton ( Concrete Joint Fillers )


Apabila digunakan pengisi sambungan beton maka harus diikuti rekomendasi pabrik
pembuatnya pada lokasi siar dilatasi.

C.1.10. Pengeringan Beton.


Beton harus dilindungi selama proses pengerasan pertama dari pengaruh panas
matahari yang merusak, hujan, air yang mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton dengan metode yang
dianggap praktis, dari beberapa metoda-metoda di bawah ini :
 Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, kanvas atau bahan
sejenis, atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 10 hari
untuk beton dengan Portland semen biasa ( Type II ).
 Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan kertas
kedap air yang disetujui atau membran plastik yang harus tetap pada beton
selama 10 hari untuk beton dengan Portland semen biasa.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


 Kecuali untuk pengeringan permukaan-permukaan beton dimana pengecoran
selanjutnya tersambung melalui letakan pengeringan beton harus menggunakan
lapisan membran pengering yang disetujui.

C.1.11. Acuan dan Penyelesaian Permukaan Beton.


Perencanaan Konstruksi Acuan.
Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan/bekesting (Form Work)
untuk beberapa jenis pekerjaan beton pada konstruksi primer kepada direksi untuk
memperoleh persetujuannya sebelum pelulusan pembuatan beton diberikan.
Meskipun persetujuan direksi untuk rencana konstruksi acuan tersebut telah
diberikan, Kontraktor harus yakin bahwa acuan beton yang dibuat cukup kuat
menahan beban mati dan beban hidup yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan
basah, getaran-getaran beton dalam keadaan basah, getaran-getaran, tanpa
mengalami distorsi.

C.1.12. Bahan Bangunan untuk Acuan.


Semua bangunan untuk bahan acuan, termasuk oli atau special coating yang lain harus
mendapat persetujuan Direksi/Engineer.
Acuan kelas A :
Harus menggunakan sambungan alur dan lidah, kayu yang cukup tebal dan kering
udara atau ply-wood dengan permukaan yang keras, baja, plastik kaku atau bahan-
bahan lain yang disetujui.
Permukaan bahan-bahan acuan tersebut harus rata dan bebas dari cacat-cacat pada
sisi yang akan berhubungan dengan beton.
Acuan ini digunakan untuk permukaan beton dengan penyelesaian permukaan yang “
exposed “. Kayu untuk acuan kelas A, tidak dapat digunakan lebih dari 2 kali.
Acuan kelas B.
Harus menggunakan kayu gergajian yang kering udara dengan baik atau bahan lain
yang disetujui. Acuan ini digunakan untuk permukaan yang tidak “ Exposed “. Acuan
ini tidak dapat digunakan lebih dari 3 kali.
Bahan bangunan lain untuk acuan dan pelaksanaannya akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor, yang harus mendapat persetujuan direksi.
Kleam untuk acuan harus dari baja pengikat yang kualitasnya memadai.

C.1.13. Cara-cara Pelaksanaan Acuan.


Sebelum pembuatan acuan Kontraktor harus membuktikan bahwa rencana acuan
telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta sesuai dengan rencana
pengecorannya termasuk jenis atau produksi batang-batang pengikat atau klem yang
akan digunakan.
Panil-panil acuan atau papan-papan penutup beton “ exposed “ untuk dipasang
dengan pola yang termasuk teratur yang dapat disetujui direksi.
Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran adukan dan
terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada permukaan beton.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Bagian dalam dari acuan harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa sehingga
mengurangi melekatnya beton.
Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa, maka harus diusahakan agar tidak
mengenai tulangan. Jika tidak mempergunakan kayu yang telah direndam air, maka
acuan harus dibasahi seluruhnya sebelum dimulai pengecoran.
Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan harus disemprot dengan udara
sampai bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan, kotoran-
kotoran gergaji dan sampah-sampah lain dan semua acuan harus diperiksa dan
disetujui oleh direksi, sebelum beton di cor.
Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau apa saja dan harus diyakinkan
kemurniannya dalam kehadiran Direksi sebelum pelaksanaan.

C.1.14. Pembukaan Acuan.


Acuan tidak boleh dibuka tanpa persetujuan direksi, tapi ijin ini tidak berarti bahwa :
Kontraktor dibebaskan dari tanggungjawab terhadap kekuatan keamanan kostruksi.
Pembukaan acuan harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton. Sebelum penyangga acuan dilepas beton akan diperiksa
dengan membuka acuan sisi atau dengan salah satu cara lain seperti yang diminta
oleh direksi. Hal ini dilakukan untuk menyakinkan bahwa beton telah mengeras.
Acuan – acuan yang tidak menahan beban, dapat dibuka setelah 24 jam, asal betonnya
sudah cukup kuat dan tidak rusak dan persiapan-persiapan yang telah cukup
digunakan untuk pengeringan.
Acuan-acuan yang menahan beban dapat dibuka jika contoh beton yang dikeringkan
ditempat pekerjaan dalam keadaan yang sama dengan keadaan sebenarnya,
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang harus dipikul selama
atau setelah acuan dibongkar dan apabila direksi telah menganggap bahwa syarat-
syarat yang dinyatakan dalam pasal-pasal yang berhubungan dengan ini telah
dipenuhi.
Pembukaan acuan dan konstruksi pembantunya harus dilaksanakan bertahap tanpa
menimbulkan gangguan pada beton. Pelaksanaannya harus diawasi oleh pengawas
(Supervisor) yang kompeten.
Beton yang memikul beban dianggap sudah cukup kuat sehingga acuannya dapat
dibuka ialah bila contoh beton yang dibuat dari beton yang dimaksud dan
dikeringkan ditempat pekerjaan, telah mencapai kekuatan tekan hancur yang
besarnya lebih besar dari setengah kekuatan beton rencana 28 hari.
Waktu untuk pembukaan acuan yang diberikan dalam tabel dibawah ini adalah waktu
minimum yang diperlukan untuk beberapa kasus, tapi harus diingat bahwa tabel ini
hanya diberikan sebagai gambaran saja, sedangkan waktu pembukaan acuan yang
dibutuhkan, dapat berbeda – berbeda tergantung dari keadaan acuan dll.
Waktu Pembukaan Acuan adalah sebagai berikut:
 Dinding balok - balok 7 hari
 Penyangga pelat 14 hari
 Penunjang balok ( penyangga ) 28 hari

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Waktu pembongkaran acuan minimum untuk beton yang menggunakan semen
Portland yang mengandung bahan pengeras cepat adalah separuh dari waktu yang
tertulis dalam tabel diatas. Dalam hal penggunaan semen seperti diatas mendapat
persetujuan Direksi.
Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum mendapat ijin dari
Direksi.
Pekerjaan akan diperiksa oleh Direksi setelah acuan dibuka dan sebelum dilakukan
perbaikan-perbaikan atas pekerjaan tersebut.

C.1.15. Toleransi dan Cacat pada Beton.


Toleransi yan diijinkan untuk pekerjaan yang rata tidak boleh melebihi batas-batas
yang disebut dalam tabel. Meskipun didalam tabel dinyatakan batas-batas toleransi
secara terperinci lebih diutamakan penggunaan toleransi yang dinyatakan secara
khusus didalam gambar. Jika perlu Direksi dapat memaksakan pemakaian toleransi
yang lebih kecil.
Jika menurut pandangan direksi acuan pecah berlubang, bengkok, menekuk, tidak
rata atau rusak sehingga dapat merusak penampilan beton atau merusak kekokohan
atau lurusnya acuan, maka acuan ini akan ditolak.
Contoh-contoh toleransi yang diijinkan.

Macam Toleransi Nilai Toleransi


 Perbedaan dalam ukuran potongan melintang + 6 mm
pada bagian – bagian strukturil
 Penyimpangan dari alignment seperti tertera pada + 10 mm
gambar ( ujung ke ujung ).
 Penyimpangan dari level permukaan puncak + 10 mm
seperti pada gambar ( ujung ke ujung )
 Penyimpangan dari level permukaan sebelah bawah + 10 mm
seperti tertera pada gambar-gambar ( ujung ke ujung )
 Perbedaan-perbedaan ukuran dari yang tertera pada + 3 mm
gambar yang diukur dari sebuah template ( patok ukur ).

C.2. Penulangan.

C.2.1. Gambar Kerja.


Gambar kerja, daftar pembengkokan tulangan dan gambar-gambar penempatan
tulangan harus diajukan oleh Kontraktor dan disampaikan sebelum pelaksanaan
pekerjaan kepada direksi untuk mendapat persetujuannya.
Detail-detail mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan dari BS 4466. S.S.C. ( J.S.C.E.
) 138 PBI NI – 2 1971.
Persetujuan yamg telah diberikan oleh direksi tidak membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya mengenai ketelitian dan / atau kelengkapan pekerjaan.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


C.2.2. Teknis Pelaksanaan.
 Cara pembengkokan tulangan harus mengikuti BS 4466, S.S.C. ( J.S.C.E. ) 138 atau PBI
1971, NI-2 1971 terutama persyaratan-persyaratan teknis pada sambungan –
sambungan tulangan.
 Tulangan tidak boleh dibengkokan bila telah ditempatkan dipekerjaan, meskipun
tulangan tersebut sebagian ditempatkan pada beton yang telah mengeras, kecuali
ditentukan lain oleh direksi/engineer.
 Tulangan harus diletakkan dengan teliti dengan menggunakan ganjel-ganjel dan
dudukan–dudakan yang diikat erat kepadanya.
 Batang-batang tulangan harus saling berhubungan, harus diikat dengan binding wire
sebagaimana ditentukan.
 Macam dari ganjal² dan dudukan² yang dipakai harus mendapatkan persetujuan
direksi dan setiap bagian dari ganjal² metal atau dudukan² harus sedikitnya
mempunyai beton decking (cover) yang sama dengan tulangan.
 Ganjel² dari mortar harus sama kekuatannya dengan beton yang akan di cor. Binding
wire tidak boleh keluar dari beton.
 Tulangan harus boleh disambung pada tempat² yang telah ditentukan dalam gambar
atau pada tempat² yang disetujui oleh direksi.
 Panjang sambungan harus sesuai dengan persyaratan BSCP 110 atau S.S.C. (J.S.C.E)
20 atau PBI NI 1971 kecuali ditentukan lain dalam gambar.
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, penulangan dan diperiksa mengenai ketepatan
penempatan dan kebersihannya dan kalau perlu harus dibetulkan. Beton tidak boleh
di cor sebelum penulangan diperiksa dan izin pengecoran diberikan
direksi/engineer.
 Tulang² yang menonjol dan pekerjaan sedang berlangsung atau selesai dikerjakan
tidak boleh dibengkokkan tanpa persetujuan direksi/engineer, dan harus dijaga agar
tidak bengkok atau rusak dengan jalan mengikatnya pada penyangga atau tumpuan²
lain.
 Tulangan yang menonjol dalam arah horizontal pada siar-siar konstruksi harus
ditumpu dalam posisi yang benar selama pengecoran dengan menyediakan
penyangga yang cukup dan bagian² pembuat jarak pada mana tulangan akan
diikatkan dan ditahan ditempatnya.
 Penutup / selimut beton untuk tulangan struktur utama harus 40 mm. Toleransi
yang diizinkan adalah + 4 mm.

C.3. Pekerjaan Tanah


a. Galian Tanah:
Galian tanah untuk pondasi digali dengan manual atau mekanis sampai dengan
kedalaman / peil yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana atau atas
persetujuan direksi. Tanah bekas galian harus diletakkan pada tempat/lokasi yang
telah ditentukan oleh direksi. Apabila pada penggalian ternyata terdapat air tanah ,
maka selama pembuatan pondasi Pemborong wajib memompa air tersebut

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


sehingga lobang galian tanah menjadi kering selama pelaksanaan pembuatan
pondasi.

b. Timbunan tanah kembali


Urugan / timbunan tanah harus dilakukan lapis² setebal masing² 20 cm sampai
mencapai ketebalan sesuai dengan ketentuan gambar atau atas persetujuan direksi.
Tanah timbunan yang dipergunakan harus bersih dari bahan² organic sampah.
Urugan tanah dibawah lantai harus dilaksanakan segera setelah urugan kembali
dari galian pondasi dikerjakan, agar cukup waktu untuk memadat.
Proses pemadatan tanah harus menggunakan mesin stamper untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.

c. Urugan Pasir
Urugan pasir dilaksanakan lapis demi lapis setebal masing-masing 10 cm sampai
mencapai ketebalan sesuai dengan gambar rencana atau atas persetujuan direksi.

C.4. Pekerjaan Pondasi


a. Setelah Urugan Pasir di atas tanah galian mencapai kepadatan yang disyaratkan
dan tebalnya telah diukur sesuai dengan rencana, maka dapat dipasang
Aanstamping.
b. Pasangan Aanstamping harus saling mengisi antar batu kali, sehingga merupakan
landasan pondasi yang utuh dan padat.
c. Rongga-rongga antar batu Aanstamping diisi dengan pasir urug dan disiram
dengan air sampai jenuh dan padat.
d. Pasangan batu gunung dengan spesie 1 Pc : 4 Ps mulai dari permikaan
Aanstamping sampai permukaan pondasi dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
bestek.
e. Pemasangan batu pondasi lapis demi lapis dengan menggunakan pertolongan profil
pondasi dan tarikan benang.
f. Penyusunan batu pondasi tidak boleh saling berhimpitan dengan rongga antar batu
2 sampai 5 Cm.
g. Rongga antar batu diisi dengan spesie dan dipadatkan menggunakan cetok.
h. Hasil akhir pekerjaan pondasi harus kokoh, rapih dan presisi dengan bidang sisi
dan permukaan rata.

C.5. Pekerjaan Dinding Dan Plesteran

C.5.1. Pembingkaian Kolom dan Balok Beton Dinding.


Semua dinding tembok dibuat sebagai dinding yang tidak memikul beban dan dengan
tebal ½ bata yang diperkuat dengan kolom – kolom praktis dan ring balok dari beton
bertulang sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak disebutkan dalam gambar, maka untuk dinding tembok ½ bata, setiap
luas 12 m² harus diperkuat dengan kolom/balok beton bertulang. Dimensi kolom dan
balok penguat tersebut adalah 11 x 11 cm

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Bata harus jenuh air ( direndam air ) sebelum dipasang. Adukan yang digunakan untuk
pasangan dinding adalah 1pc : 3 ps. untuk trasram dan 1 : 4 untuk dinding biasa.

C.5.2. Plesteran Dinding.


Permukaan dinding harus benar – benar lurus baik dalam arah horizontal maupun
vertical. Plesteran dinding menggunakan adukan 1 pc : 4 ps untuk semua plesteran.
Plesteran yang baru selesai harus selalu dibasahi dengan air minimum 7 hari.
Sebelum melaksanakan plesteran, permukaan dinding yang akan diplester harus
dibasahi/disiram dengan air hingga jenuh. Tebal plesteran maksimum adalah 1,5 cm.
Pasangan dinding yang terendam di dalam tanah harus diplester kasar dan
dilaksanakan sebelum pengurugan kembali.

C.6. Pekerjaan Lantai dan Dinding.


a. Penutup Lantai
 Penutup lantai menggunakan granit single KW.II dengan ukuran sesuai
dengan gambar rencana yakni 60 x 60 cm.
 Lantai rabat ruangan dan teras memiliki mutu beton K 1 00, berpermukan
halus, serta rata permukaannya.
 Sebelum dipasang lantai beton rabat, permukaan tanah harus dipadatkan
sampai memiliki tingkat kepadatan CBR hingga 90 %, hal mana
dimaksudkan agar setelah lantai di cor tidak terjadi penurunan, untuk
kemudian diberi lapisan pasir yang bebas lempung setebal 10 cm, serta
permukaannya dilapisi dengan plastik sebagai landasan cor beton rabat.
 Metoda pengecoran lantai rabat harus menggunakan profil -profil
waterpas lantai yang akan mengeliminir terjadinya kemungkinan
kecekungan dan kecembungan lantai.
 Pengecoran lantai rabat harus persetujuan direksi untuk memperoleh
kepastian perihal kondisi tanah lantai.
 Sebelum dipasang, keramik yang akan digunakan sebagai penutup lantai terlebih
dahulu harus direndam dalam air sampai bahan/material keramik jenuh air.
 Sebelum dipasang material lantai yang baru, permukaan bidang lantai harus
bersih dari debu agar keramik yang baru dapat terpasang dengan baik.

b. Penutup Dinding
 Pada Umumnya dinding pasangan batu bata diplester dengan ketebalan 15 mm,
dan diberi acian serta finishing cat tembok.
 Dinding partisi memakai penutup GRC 6 mm finishing cat tembok.
 Untuk penutup dinding alluminium composite memakai kualitas setara seven
tebal 3 mm dengan perkuatan rangka hollow.
 Sambungan alluminium composite harus diisi dengan sealant secara merata pada
setiapbagian yang disambung.
 Sebelum digunakan, material ataupun warna alluminium composite tersebut
harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


C.7. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela.
 Kusen, Pintu dan Jendela yang akan dipasang adalah kusen alluminium warna
coklat, dengan ketebalan minimal 1 mm.
 Setiap Daun Pintu harus dipasang engsel 4” sebanyak 3 Buah untuk pintu
alluminium dan 4 buah untuk pintu panil kayu.
 Untuk Daun Jendela harus dipasang engsel jendela 3” sebanyak 2 Buah.
 Letak gantungan daun pintu pada kusen alluminium harus diberi perkuatan kayu di
dalam rongga kusen alluminium.
 Pada setiap pertemuan antara kusen dengan kaca, harus diisi sealant

C.8. Pekerjaan Plafond.


 Rangka plafond yang dipasang harus bermodul dasar 60 x 60 Cm. Dan tegak lurus
terhadap bidang dinding ruangan dan terpasang rapih.
 Rangka langit-langit dan penggantungannya menggunakan hollow galvalum
3,5 x 3,5 cm, dan dipikul/digantung pada tembok atau balok beton atau
kuda-kuda dengan kawat beton yang standar dipergunakan.
 Rangka hollow yang digunakan tidak boleh cacat ataupun pecah.
 Setiap pertemuan ataupun sambungan rangka hollow harus menggunakan
skrew ataupun paku rivet sebagai penguat.
 Langit-langit yang berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan
menggunakan bahan Gipsum 9 mm dan GRC 6 mm sesuai yang tercantum
dalam gambar dan harus dipasang tepat dengan mengikuti petunjuk
pabrikan yang di syaratkan.

C.9. Pekerjaan Dinding Partisi dan Alluminium Composite


 Rangka dinding partisi menggunakan hollo galvanis sertifikat ukuran 40 x 40 mm
yang dibuat dua lapis sehingga ketebalan dinding partisi dapat menyesuaikan
dengan dimensi kusen alluminium.
 Modul Rangka partisi adalah 60 cm x 120 cm.
 Penutup dinding partisi menggunakan GRC tebal 6 mm yang dipasang pada dua sisi
/ bagian dalam dan bagian luar.
 Rangka untuk pemasangan Alluminium Composite memakai rangka utama besi
hollo 40 x 40 mm dan rangka pembagi besi hollo 20 x 40 mm.
 Alluminium Composite Panel yang dipakai tebal 4 mm dengan komposisi
- 0,5 mm Alluminium ALLOY 5005
- 3,0 mm Polietilen
- 0,5 mm Alluminium
C.10. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Engsel yang dipakai adalah kuningan ring plastik setara merk DEKKSON ukuran
4 x 3”. Setiap daun pintu dipasang 1 buah kunci tanam 2 levers kecuali pada
ruang toilet dipasang 1 buah kunci tanam putar alpha.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Pemasangan alat penggantung dan pengunci harus dilaksanakan sebaik -baiknya
sehingga dapat ditutup atau dikunci dan dibuka dengan baik.
C.11. Pekerjaan Kaca
 Semua kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah kaca Bening tebal 5
mm kualitas terbaik dan kaca tempered ketebalan 12 mm, yang letaknya
sesuai pada gambar.
 Khusus pintu masuk utama, menggunakan kaca tempered tebal 12 mm
lengkap dengan accesories.
 Kaca yang dipasang harus diberi sealent pada setia p tepi kaca yang
bersinggungan dengan kusen ataupun daun pintu dan daun jendela .
 Material kaca yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi
lapangan sebelum dilakukan pemasangan

C.12. Pekerjaan Instalasi Listrik


Untuk pemasangan titik lampu meliputi pekerjaan :
- Pemasangan Titik Lampu dengan jenis lampu sesuai yang tertera pada
gambar rencana yang ditanam pada plafond dengan letak titik lampu
seperti pada gambar rencana instalasi listrik .
- Pemasangan Stop Kontak yang ditanam pada dinding tembok.
- Pemasangan saklar
- Jalur kabel harus dilindungi dengan pipa PVC 5/8 inchi dengan kualitas
setara MASPION atau WAVIN.
- Setiap persilangan pipa harus harus disambung dengan T Dos .
- Kabel listrik yang digunakan dengan type NYY ataupun NYA memakai
kualitas setara Eterna.

C.13. Pekerjaan Sanitasi.


Pekerjaan Sanitasi meliputi :
- Pekerjaan pemasangan kloset duduk TOTO lengkap dengan accessories
termasuk jet spay yang dipsang sesuai gambar rencana.
- Wastafel yang disyaratkan dalam pekerjaan adalah wastafel perselin setara
TOTO.
- Pekerjaan pemasangan kran air sesuai gambar rencana dengan
menggunakan kran air stainless ½ “. Pemasangan kran air harus memakai
sealtape putih.
- Bak cuci piring adalah bak stainless 2 lobang.
- Tangki Bioseptik berbahan HDPE mempunyai kapasitas 1000 liter dan 800
liter setara Boinet atau diatasnya.
- Pembuatan septic tank sepenuhnya mengacu kepada gambar pelaksanaan
dimana konstuksi yang digunakan bagi septic tank dari dinding pasangan
trasraam dan diplester dengan adukan 1pc : 3ps.
- Dinding septic tank dibuat dari pasangan bata dengan adukan 1pc : 3pc dan
diplester dengan adukan 1pc : 3ps.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


- Penutup bak septink tank agalah plat beton bertulang dengan ketebalan
minimal 10 cm.
- Pasangan dinding batu bata septick tank harus diberi kolom praktis pada
setiap sudut bak.
- Septic tank yang digunakan adalah bioseptic, dimana system ini tidak
terdapat sumur resapan, tetapi buangan dari septic tank bisa langsung
disalurkan ke roil air hujan.
Semua jenis material sanitasi yang akan digunakan harus mendapat persetujuan
dari direksi.

C.14. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor.


- Instalasi air bersih dan pembuangan air kotor menggunakan pipa PVC type
AW dengan diameter sesuai dengan gambar rencana.
- Saluran air kotor menggunakan pipa PVC dia 2”, 3” dan 4” dengan design
kemiringan saluran air kotor ini minimal 1% dan maksimal 2,5%.
- Gate Valve yang disyaratkan dalam pekerjaan ini berukutan 1” setara KiTZ.
- Tangki Air adalah tangki Stainless berkapasitas 1000 liter dipasang lengkap
dengan accesories dan instalasi.
- Mesin pompa air yang disyaratkan adalah mesin mesin pompa otomatis
setara SANYO dengan daya dorong minimal 16 meter.
Semua jenis material yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari
direksi.

C.15. Pekerjaan Lantai Kedap Air (Water Proofing)


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan dan pengadaan bahan kedap air
untuk atap beton dan lantai toilet sebagaimana dijelaskan dalam gambar
rencana. Pelapis kedap air (water proofing) seperti yang tertera pada gambar
adalah dari bahan rubber bitumen water proofing coating setara Meycoplast.
Untuk toilet menggunakan bahan water proofing setara Barralastik.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk karena
sinar matahari.
Permukaan beton yang akan dilapisi bahan ini, harus bersih dan kering ,
sedangkan cara pemasangannya mengikuti brosur petunjuk dari pabrik.

C.16. Pekerjaan Pengecatan


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, pemborong har us melaporkan
kepada Direksi, apakah tembok/beton, plafond, kayu, besi dan lain -lain sudah
siap untuk pekerjaan ini maka pelaksana sebaiknya membuat contoh cat pada
sebagian kecil bidang yang akan dicat.
Permukaan tembok/beton/ yang akan dicat harus dibers ihkan dari kotoran-
kotoran debu, lumpur dan sebagainya kemudian dicuci dengan air bersih.

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U


Seluruh lapisan komponen yang akan dicat harus diplamur atau didempul
sehingga akan menutupi seluruh pori -pori dinding agar diperoleh hasil yang
paling maksimal.
C.17. Pekerjaan Akhir
Sebelum melakukan serah terima pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
lokasi pekerjaan dari semua puing-puing / sisa-sisa bahan bangunan, dan
merapihkan seluruh halaman rumah.
Kotamobagu, Maret 2021
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Kotamobagu
Pejabat Penandatangan Kontrak (PPK)

TTD.

SOPIAN HATAM, SE., ST.


Nip. 19661005 198802 1 002

SP ESI FIKA SI TEKNI S P EMBA NG UNA N G EDU NG P ERPU STAK AA N K OTKOTAMOBAG U

You might also like