You are on page 1of 21

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI


“MORFOLOGI DAN ANATOMI AKAR”

OLEH:
STIFA E 2020
KELOMPOK VI (ENAM)

ASISTEN: ANDI NUR AULIA

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur organ baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah maupun bijinya. Pada dasarnya
tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok yaitu akar (Radix), batang (Caulis),
dan daun (Folium) sedangkan bagian-bagian lain pada tumbuhan hanyalah
penjelmaaan salah satu diantara ketiga bagian pokok atau mungkin
kombinasi bagian-bagian pokok tersebut. Boleh jadi bagian tumbuhan yang
kita beri nama tersendiri tersebut adalah bakal bagian pokok tersebut
(Tjirosoepomo, 2009).
Morfologi tumbuhan juga sering kali dikaji bersama-sama dengan
anatomi tumbuhan. Anatomi tumbuhan mulai dipisahkan dari morfologi
tumbuhan karena morfologi mempelajari bentuk dan struktur eksternal
tumbuhan, sedangkan anatomi adalah struktur internalnya
(Hagemann,1992).
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan studi terhadap
komponen internal dari tumbuhan; analogi dari anatomi manusia atau
hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat
keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda,
anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari
anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya
tidak perlu dilakukan "pembedahan" (Raven, 2005).
Morfologi tumbuhan juga sering kali dikaji bersama-sama dengan
anatomi tumbuhan. Anatomi tumbuhan mulai dipisahkan dari morfologi
tumbuhan karena morfologi mempelajari bentuk dan struktur eksternal
tumbuhan, sedangkan anatomi adalah struktur internalnya
(Hagemann,1992).
Akar merupakan struktur tumbuhan yang terdapat didalam tanah. Akar
juga merupakan tempat masuknya mineral atau zat-zat hara. Dan
merupakan kelajuan sumbu tumbuhan. Tumbuhan monokotil dan
tumbuhan dikotil memiliki perbedaan sistem perakaran. Pada akar
tumbuhan monokotil tersusun dari sistem akar serabut. Panjang akar
dipengaruhi oleh factor eksternal seperti : porositas tanah, ketersediaan air
dan mineral, dan kelembaban tanah. Sedangkan pada akar tumbuhan
dikotil umumnya akar tunggang (Rocmatul, 2006).
Akar merupakan bagian pokok pada tanaman yang nomor ketiga
(disamping batang dan daun). Akar digunakan sebagai alat pernapasan
yang disebut akar napas. Fungsi akar selain sebagai alat pernapasan yaitu
sebagai alat yang memperkokoh tanaman, menghasilkan mineral, dan
tempat masuknya unsur hara (Rocmatul, 2006).
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya.
Oleh karena itu, dikenal akar udara, akar tunjang, dan akar yang
bersimbiosis dengan jamur (Rocmatul, 2006).
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami jenis-jenis sistem perakaran pada tanaman, bagian-bagian
morfologi dari akar, dan bagian-bagian anatomi dari akar.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah, untuk mengetahui dan
memahami jenis-jenis sistem perakaran,untuk mengetahui bagian-bagian
morfologi pada akar, serta untuk mengetahui dan memahami bagian-bagian
anatomi pada akar.
I.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan pada percobaan ini adalah mengamati
bagian-bagian luar atau morfologi pada akar dengan mengamati secara
langsung sampel dan bagian-bagian dalam atau anatomi pada akar secara
melintang dan membujur dan ditetesi medium aquadest, Flourglusin, dan
kloralhidrat lalu diamati dibawah mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Pengertian Akar
Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada
dalam tanah dan tumbuhmenuju pusat bumi. Ada beberapa tumbuhan yang
mempunyai akar muncul ke permukaan tanahuntuk fungsi-fungsi tertentu
karena persediaan oksigen yang terbatas dan aerase yang buruk didalam
tanah (Rocmatul, 2006).
Akar dalam istilah ilmiahnya disebut “Radix”, merupakan bagian utama
dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Pada ujung-ujung akar
terdapat meristem apikal yang terusmembelah diri dan berkembang juga
terdapat kaliptra (tudung akar) yang berfungsi sebagai pelindung. Tudung
akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim.
Jaringanmeristem adalah jaringan muda pada tumbuhan yang aktif
membelah menghasilkan sel-sel baruterdapat pada titik-titik pertumbuhan
(Rocmatul, 2006).
II.1.2 Sistem Perakaran
Sistem perakaran merupakan jenis-jenis akar yang ditinjau dari
pertumbuhan struktur akarnya.Ketika suatu tumbuhan masih dalam bentuk
lembaga di dalam biji, calon akar sudah terbentuk, dan disebut akar
lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, saat biji
berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat
memperlihatkan perkembangan yang berbeda.
Berdasarkan hal ini, sistem perakaran tumbuhan dibedakan atas dua
macam, yaitu sistem perakaran tunggang dan sistem perakaran serabut:
(Tjitrosoepomo, 2016)
1. Sistem perakaran tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
2. Sistem perakaran serabut, yaitu jika akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah
akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal
batang.
II.1.3 Fungsi Akar
Fungsi akar bagi tumbuhan adalah untuk memperkuat berdirinya
tumbuhan, menyerapnya air dan unsur hara yang terkandung dalam air
yang ada dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara kebatang dan daun,
kadang-kadang sebagai tempat untuk menimbun makan, dalam bentuk
umbi kayu. Cabang-cabang akar merupakan bagian-bagian akar yang tidak
langsung bersambung dengan pangkal batang. Serabut akar merupakan
cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut. Rambut-rambut
akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur hara,
sehingga air dan unsur hara yang dapat diisap lebih banyak (Dewi, 2013)
II.1.4 Jenis-Jenis Akar
Jenis-jenis akar yaitu akar udara, akar penggerek, akar pelekat, akar
pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut, dan akar banir: (Dewi, 2013)
1. Akar udara (Radix aereus)
Akar udara disebut juga dengan akar gantung, yang keluar dari
bagian-bagian diatas tanah.Selama masih menggantung akar ini hanya
dapat menolong menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali
mempunyai jaringan khusus untuk menimbun udara dan air setelah
mencapai tanah.
2. Akar penggerek (Haustorium)
Akar penggerek disebut juga akar pengisap.Akar ini merupakan akar-
akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit.Akar ini
berfungsi untuk meyerap air atau makanan dari inangnya.
3. Akar pelekat (Radix adligans)
Merupakan akar-akar yang keluar dari biku-buku batang tumbuhan
memanjat.Akar pelekat berfungsi untuk menempel pada penunjangnya saja
misalnya pada lada (piper nigrum).
4. Akar pembelit (Cirrhus radicalis)
Akar pembelit berfungsi untuk memanjat, tetapi tanpa memeluk
penunjangnya misalnya vanili (vanilla planifolia).
5. Akar napas (Pneumatophora)
Struktur ini memiliki cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus
keatas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya
tumbuhan.Tumbuhan yang memiliki akar seperti ini biasanya hidup
ditempat-tempat yang didalam tanahnya sangat kekurangan oksingen.
6. Akar tunjang
Tumbuhan yang mepunyai akar tunjang tumbuhan yang hidup
didaerah pasang surut. Contoh akar tunjang dapat ditemukan pada pohon
bakau (rhizophora conjugata)
7. Akar lutut
Akar ini lebih tepat jika dikatakan bagian akar yang tumbuh keatas
kemudian membengkok lagi masuk kedalam tanah, sehingga membentuk
gambaran seperti lutut yang dibengkokkan.Sama seperti akar napas, akar
ini berguna pula untuk kepentingan pernapasan pada tumbuhan yang hidup
didaerah pasang surut.
8. Akar banir
Struktur akar ini berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring
untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar misalnya
pada sukun (artocarpus commune).
II.1.5 Sifat-Sifat Akar
Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut: (Tjitrosoepomo, 2016).
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak medukung daun-
daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
4. Terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah
jika di bandingkan dengan batang.
5. Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus
tanah.
II.1.6 Bagian-Bagian Akar
Pada akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian berikut :
(Tjitrosoepomo, 2016).
1. Leher akaratau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang
bersambungan dengan pangkal batang.
2. Ujung akar(apex radicis), yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radicis), yaitu bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnnya.
4. Cabang-cabang akar (radix later), yaitu bagian-bagian akar yang tak
langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari
pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
5. Serabut akar (fibrilla radicalis), yaitu cabang-cabang akar yang halus-
halus dan berbentuk serabut.
6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian
akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit
luar akar yang panjang.
II.1.7 Percabangan dan Bentuk Akar Tunggal
Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan
dalam : (Tjitrosoepomo, 2016).
1. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Akar
tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya
sebagai tempat penimbunan zak makanan cadangan lalu mempunyai
bentuk yang istimewa, misalnya :
a. Berbentuk sebagai tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing
keujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan.
b. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar- akar
serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing.
c. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti
akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang (Tjitrosoepomo,
2016).
2. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk
kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang- cabang banyak, dan
bercabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat member kekuatan
yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat
luas, hingga dapat diserap air dan zat- zat makanan yang lebih banyak.
II.1.8 Percabangan dan Bentuk Akar Serabut
Mengenai akar-akar pada sistem akar serabut dapat di kemukakan
hal-hal sebagai berikut: (Tjitrosoepomo, 2016)
1. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang,
misalnya pada padi (Oryza sativa L.).
2. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang
misalnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.).
3. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan, masing-masing tidak
banyak memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan
(Pandanus tectoricus).
II.1.9 Cara Akar Beradaptasi
Pada kondisi kering, akar beradaptasi dengan membentuk kulit yang
tebal, sklerifikasi sel korteks, dan isolasi silinder pembuluh dengan
pembentukan periderm atau nekrosis parenkim korteks. Xilem berkembang
dengan baik sehingga dapat membantu pengangkutan air dengan cepat.
Sejumlah lapisan korteks akar primer tumbuhan gurun pasir berkurang
sehingga jarak antara tanah dengan stele semakin pendek (Mulyani, 2006).
Sistem pembuluh primer akar dan batang berbeda struktur dan arah
perkembangan menjarinya .Protoxilem pada akar bersifat eksark,
sedangkan pada batang bersifat endark. Garis tengah daerah peralihan
biasanya lebih besar dari pada garis tengah akar maupun batang karena di
daerah ini terjadi pembelahan, perputaran, perbanyakan, dan
penggabungan untaian xilem dan floem. Beberapa bentuk perubahan dari
akar ke batang ditinjau dari struktur pembuluhnya (Mulyani, 2006)
Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya berkembang
dibawah permukaan tanah, meskipun ada juga akar yang tumbuh di atas
tanah. Berdasarkan asal-usulnya, ada dua tipe akar, yaitu akar tunggang
dan akar serabut. Penyerapan air dan mineral dari tanah dilakukan oleh
ujung akar yang muda, yang banyak memiliki rambut akar sehingga
memperluas bidang penyerapan. Bagian korteks akar primer biasanya di
gunakan untuk menyimpan cadangan makanan berupa tepung, misalnya
pada wortel, lobak, bengkoang, dan sebagainya. Ficus, Rhizophora dan
Orchidaceae menghasilkan akar dari batang atau cabang yang terdapat
bebas di udara. Akar tersebut bisa menjadi akar panjat, akar lekat ataupun
akar penunjang apabila akar ini tumbuh ke dalam tanah. Tumbuhan rawa
biasanya memiliki akar nafas yang di sebut pneumatofor, sebagai adaptasi
dengan kehidupan rawa yang kurang oksigen. Angiospermae parasit
memiliki struktur khusus yaitu haustorium, yang berhubungan dengan
tumbuhan inangnya dan berfungsi sebagai saluran makanan (Mulyani,
2006).
Di ujung akar ada meristem yang membentuk sel-sel yang akan
mengembangkan struktur akar pertama (primer). Mitosis dan meristem ini
memperbesar panjangnya akar. Karena frekuensi mitosis ini dalam darah
“embrionik”, maka ujung akar biasanya digunakan untuk memperagakan
dan mempelajari macam pembelahan sel. Meristem di lindungi dari
gesekan dan kerusakan dalam tanah oleh tudung akar (Kimball, 2006).
Setelah sel-sel akar itu sepenuhnya memanjang, maka dimulailah
proses diferensiasi. Proses ini meliputi perkembangan struktur-struktur
khusus. Sel-sel di permukaan akar berdiferensiasi membentuk sel-sel
epidermis. Kebanyakan mengembangkan dindingnya menjadi panjang,
yaitu akar rambut. Hal ini sangat meningkatkan area permukaan akar dan
merupakan tempat masuknya terutama bagi air (Kimball, 2006).
Di dalam epidermis terbentuk suatu cincin (sebagai mana tampak
pada irisan melintang) sel-sel parenkima, yaitu korteks. Jaringan ini
berfungsi sebagai area cadangan makanan. Permukaan dalamnya dibatasi
oleh selapis sel tunggal yaitu endodermis. Di dalam endodermis terdapat
silinder pusat yang berisikan berkas-berkas pembuluh. Di sekelilingnya
ialah perisikel, dan dari sinilah terbentuk cabang-cabang akar. Di dalam
perisikel akar mudah terdapat jaringan xilem, jaringan floem, dan parenkina
atau empulur. Jaringan xilem disusun dalam berkas- berkas bercorak radial.
Jaringan floem berselang seling dengan jaringan xilem (Kimball, 2006).
Bagian-bagian morfologi (bagian luar) dari akar terdiri dari: (Mulyani,
2006).
1. Leher akar
2. Cabang akar
3. Batang akar
4. Rambut akar
5. Ujung akar. Perhatikan gambar berikut ini

Gambar 1. Morfologi Akar


Bagian-bagian anatomi (bagian dalam) dari akar, terdiri dari: (Mulyani,
2006)
1. Epidermis
2. Sklerenkim
3. Berkas pembuluh
4. Parenkim korteks
5. Endodermis
6. Bulu akar
7. Parenkim silinder pusat
8. Berkas pembuluh silinder pusat
9. Xilem
10. Floem

Gambar 2. Anatomi Akar


II.2 Klasifikasi Tanaman
1. Kunyit (Curcuma domestica Val) (Winarto, 2004)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val

Gambar 3. Akar Kunyit (Curcuma domestica Val)


II.3 Morfologi dan Anatomi Akar Kunyit (Curcuma domestica Val)
II.3.1 Morfologi Akar Kunyit (Curcuma domestica Val)
Morfologi akar kunyit yaitu, tipe akar serabut karena kunyit tergolong
ke dalam tumbuhan monokotil serta memiliki bentuk akar bulat, akarnya
memiliki bentuk halus seperti benang-benang (Hakim, 2015).
II.3.2 Anatomi Akar Kunyit (Curcuma domestica Val)
Akar kunyit termasuk akar tumbuhan monokotil disusun oleh beberapa
jaringan, dengan fungsi tertentu, yaitu epidermis terletak dibagian luar akar
sebagai jalan masuknya air serta garam mineral, korteks berada di dalam
epidermis ebagai tempat pentimpanan cadangan makanan, endodermis
membentuk dinding sekunder yang tebal, periskel terletak di dalam
endodermis berfungsi membentuk kambium gabus dan cabang akar, xylem
dan floem tersusun rapi dan juga berselingan dengan jumlah yang sangat
banyak, dan emplur terletak di tengah dan dikelilingi oleh xylem dan floem
secara berselang-seling (Campbell, 2003).
II.4 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979:96)
Nama Resmi :AQUA DESTILLATA
Nama Lain :Air suling
RM/BM :H2O/18,02 g/mol
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan :larut dalam semua jenis larutan
Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :sebagai medium pada mikroskop.
2. Flourglusin (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : TRIHIDROS
Nama Lain :Flourglusin
RM/BM :C6H6O3 / 126,11 g/mol
Pemerian :Hablur/serbuk hablur, putih atau kekuningan.
Kelarutan :larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan
dalam eter
Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :sebagai medium pada mikroskop.
3. Kloral hidrat (Dirjen POM, 2014:682)
Nama Resmi :CHLORAL HYDRATE
Nama Lain :Kloral hidrat
RM/BM :C2H3Cl3O2 / 165,40 g/mol
Pemerian :Hablur transparan, tidak melelh basah; tidak
berwarna, bau tajam dan khas; rasa kaostik dan
agak pahit. Melebur pada suhu lebih kurang 55°
dan perlahan-lahan menguap.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air dan dalam
minyak zaitun; mudah larut dalam etanol (95 %)
P, dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Penyimpanan :dalam wadah kacap tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk.
Kegunaan :Sebagai medium pada mikroskop.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan percobaan
III.1.1 Alat percobaan
Adapun alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah deg glass,
mikroskop, objek glass, pipet tetes, dan silet.
III.1.2 Bahan percobaan
Adapun bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah Aquadest,
flourglusin, kloralhidrat, akar jahe (Zingiber officinale), akar kunyit (Curcuma
domestica Val), akar lombok (Capsicum annum L.), akar mangga
(Mangifera indica L.), akar padi (Oryza sativa L.), akar rumput teki (Cyperus
Rotundus), dan akar ubi kayu (Manihot utilissima).
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Pengamatan Secara Morfologi
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diamati masing-masing bentuk akar, sistem perakaran dan
modifikasinya dari sampel yang telah di tentukan.
3. Di gambar hasil pengamatan.
III.2.2 Pengamatan Secara Anatomi
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibuat preparat dari irisan tipis masing-masing sampel akar yang telah
di tentukan secara melintang dan membujur dengan menggunakan silet.
3. Diletakkan irisan atau sayatan sampel akar diatas gelas objek dan
ditetesi dengan medium lalu ditutupi dengan degglass.
4. Diamati bagian-bagian sampel tersebut dengan menggunakan
mikroskop. Dan Digambar hasil pengamatannya dan diberi keterangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Tabel Pengamatan Morfologi
No Sampel Hasil Pengamatan Keterangan

1. Akar serabut
Akar Kunyit
2. Berbentuk
(Curcuma
1 bulat.
domestica
3. Akar bulat
Val)
memanjang.

IV.1.2Tabel Pengamatan Anatomi


Medium Hasil
No Sampel Perbesaran Ket.
Irisan Pengamatan

Aquadest Eidermis
4x
Membujur Korteks

Akar
Kunyit Aquadest Eidermis
1 (Curcuma 10x
Membujur Korteks
domestica
Val)

Eidermis
Aquadest Korteks
4x
Melintang Silinder
Pusat
Eidermis
Aquadest Korteks
10x
Melintang Silinder
Pusat

Kloralhidrat Eidermis
4x
Membujur Korteks

Kloralhidrat Eidermis
10x
Membujur Korteks

Eidermis
Kloralhidrat Korteks
4x
Melintang Silinder
Pusat

Eidermis
Kloralhidrat Korteks
10x
Melintang Silinder
Pusat

Eidermis
Flourglusin Korteks
4x
Melintang Silinder
Pusat
Eidermis
Flourglusin Korteks
10x
Melintang Silinder
Pusat

IV.2 Pembahasan
Sistem perakaran merupakan jenis-jenis akar yang ditinjau dari
pertumbuhan struktur akarnya. Ketika suatu tumbuhan masih dalam bentuk
lembaga di dalam biji, calon akar sudah terbentuk, dan disebut akar
lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, saat biji
berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat
memperlihatkan perkembangan yang berbeda. Berdasarkan hal ini, sistem
perakaran tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu sistem akar
tunggang dan sistem akar serabut (Dewi, 2013).
Fungsi akar bagi tumbuhan adalah untuk memperkuat berdirinya
tumbuhan, menyerapnya air dan unsur hara yang terkandung dalam air
yang ada dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara kebatang dan daun,
kadang-kadang sebagai tempat untuk menimbun makan, dalam bentuk
umbi kayu (Dewi, 2013).
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta
sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas
xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Pada struktur anatomi
tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, baik dari segi fungsi, susunan
serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut. Akar merupakan organ
tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara serta
untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian pertama
yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh
tegak ke bawah dan kemudian berkembang menjadi akar utama.
Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil. Sistem perakaran ini disebut sistem
akar tunggang dan merupakan salah satu ciri kelas dikotil. Jika cabang
tumbuh lebih besar dengan akar utama atau akar utama berdegenerasi dan
diganti dengan akar-akar ramping yang keluar dari akar utama yang tidak
berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar serabut dan
merupakan salah satu ciri tumbuhan monokotil.
Pada percobaan ini digunakan tiga medium yaitu medium aquadest,
medium kloralhidral, dan medium flourglusin. Penggunaan tiga medium ini
bertujuan agar objek yang diamati lebih jelas serta melihat perbandingan
hasil yang didapatkan pada setiap medium.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk melihat struktur yang terdapat
dari beberapa tanaman diantaranya akar kunyit (Curcumae longa L.). Dari
beberapa sampel ini diamati dengan menggunakan alat mikroskop dengan
berbagai pembesaran untuk mengamati struktur yang terdapat dari
beberapa sampel tersebut.
Pada sampel kunyit (Curcumae longa L.) secara morfologi memiliki
sistem perakaran yaitu akar serabut berbentuk serabut, bentuk akar bulat
memanjang, seperti benang-benang. Sedangkan pada pengamatan
anatominya dapat dilihat pada perbesar 4x dengan irisan melintang tidak
terlihat bagian-bagian secara jelas kecuali bagian epidermis korteks dan
silinder pusat begitupun pada perbesaran 10x, sedangkan pada perbesaran
4x irisan membujur tidak terlihat bagian-bagian secara jelas kecuali
epidermis dan korteks begitupun pada perbesaran 10x, maka dari itu hasil
pengamatan anatomi ini tidak dapat diketauhui jenis akarnya, tetapi dapat
dilihat dari pengamatan morfologinya bahwa akar kunyit (Curcumae longa
L.) termasuk akar monokotil karena memiliki sistem perakaran serabut yang
mana telah sesuai dengan literatur menurut (Hakim, 2015).
Faktor-faktor kesalahan dari percobaan ini adalah cara pengirisan baik
melintang dan membujur yang terlalu tebal sehingga tidak terlihatnya
struktur dari akar tanaman tersebut. Selain itu juga cara pengamatan
pengamat pada mikroskop yang kurang teliti.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah akar kunyit merupakan
tumbuhan yang memiliki sistem perakaran akar serabut dan merupakan
akar monokotil. Pada pengamatan 4x irisan melintang terdapat epidermis,
korteks, silinder pusat, begitupun pada perbesaran 10x hasil yang
didapatkan sama, sedangkan pada pengamatan 4x irisan membujur
terdapat epidemis dan korteks, begitupun pada perbesaran 10x hasil yang
didapatkan sama.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk dosen
Sebaiknya ikut serta dalam proses praktikum
V.2.2 Saran untuk asisten
Sebaiknya tetap mendampingi praktikan agar tidak terjadi kesalahan
pada saat praktikum.
V.2.3 Saran untuk laboratorium
Sebaiknya lebih memperhatikan kenyamanan praktikan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. ”Farmakope Indonesia
Edisi III”. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan :
Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. ”Farmakope Indonesia


Edisi V”. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan :
Jakarta.

Dewi, R. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta

Hagemann, Wolfgang (1992). The Relationship of Anatomy to Morphology


in Plants: A New Theoretical perspective. International Journal of
Plant Sciences. 153 (3(2)).

Kimbal, john. 2006. Biologi edisi V. Erlangga: Jakarta.

Mulyani,S. 2006. Anatomi Tumbuahan. Kanisius: Yogyakarta

Napitupulu, Rumonda. 2006. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun


tanaman obat citerup. Direktorat Obat Asli Indonesia.

Raven, P.H. Evert, R. F. and Eichhorn, S.E. 2005. Biologi of Plants. (7th
edotion) W.H. Freeman, New York, Page 9.

Rocmatul. 2006. Struktur Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta.

Tjtrosoepomo, Gembong. 2016. Morfologi Tumbuhan. UGM Press :


Yogyakarta.
SKEMA KERJA
1. Pengamatan Morfologi

Amati masing-masing bagian-


bagian akar, sistem perakaran, dan
modifikasinya dari sampel yang
telah ditentukan

Gambar hasil pengamatan


dan beri keterangan

2. Pengamatan Aanatomi

Dibuat preparat dari irisan tipis


masing-masing akar (melintang
dan membujur)

Ditetesi preparat pada objek glass


dengan medium, kemudian ditutup
dengan de’glass

Diamati dibawah mikroskop, di


dokumentasikan dan diberi
keterangan

You might also like