You are on page 1of 9

Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No.

III Juni 2001 : 34 - 42 34

PENCEGAHAN KEJAHATAN :
Dari Sebab-Sebab Kejahatan
Menuju Pada Konteks Kejahatan

M. Kemal Dermawan

Abstract

This article tries to explore the possibility for situational crime prevention to
contribute more in terms of understanding crimes due to its deep understanding toward
physical environment, including social and organisational factors which enable crimes
to occur.
As approach, this situational perspective would never ignore offenders; this just
tries to see them in perspective as this would give us clearer understanding regarding
what kind of crime prevention should be exercised. This demands a big swift in terms of
crime prevention strategy ; that is from understanding why people commit crime to
understand why crime would likely happen in certain social settings.
The writer of this article then persuades us due to the very promising result this
approach has already given. However, the writer also suggests that some more
researches have to be undertaken before reaching assumption leading to the initiation of
new crime prevention strategy.

Pendahuluan kejahatan harus dimulai dengan


Para peneliti pencegahan pelanggar. Pada semua pendekatan ini,
kejahatan secara tradisional telah fokus dari pencegahan kejahatan
berusaha mendefinisikan strategi- adalah pada orang dan keterlibatan
strategi yang akan mencegah individu mereka didalam kejahatan.
terlibat di dalam kejahatan atau Meskipun asumsi ini terus
merehabilitasi mereka sehingga mereka mendominasi riset pencegahan
tidak lagi melakukan tindakan kejahatan dan kebijakan, sekarang
kejahatan. Pada tahun-tahun terakhir asumsi ini di tantang oleh suatu
ini, upaya-upaya pencegahan kejahatan pendekatan yang sangat berbeda yang
seringkali terfokus kepada berusaha menggeser fokus upaya-
menghilangkan tingginya tingkat upaya pencegahan kejahatan.
pelanggar atau pelanggar yang Pada tahun 1970-an,
berbahaya sehingga mereka tidak berkembang suatu pendekatan baru
bebas untuk memangsa warganegara sebagai wujud dari suatu respon
yang taat pada hukum terhadap kegagalan teori-teori dan
Tetapi keduanya mempunyai program tradisional, sehingga berupaya
asumsi dasar yang sama mengenai untuk mengevaluasi atau mengkaji
riset dan kebijakan pencegahan ulang riset dan kebijakan mengenai
kejahatan: bahwa upaya-upaya untuk pencegahan kejahatan. Bagi banyak
memahami dan mengendalikan sarjana dan para pembuat kebijakan, ini
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 35

berarti harus memikirkan kembali sebab kejahatan kepada konteks


asumsi-asumsi mengenai kejahatan dan kejahatan memberikan suatu indikasi
bagaimana para pelanggar mungkin yang sangat menjanjikan. Ini juga
dicegah untuk terlibat di dalam menunjukkan bahwa lebih banyak lagi
kejahatan. penelitian yang harus dilakukan
Mereka berpendapat bahwa sebelum dapat diasumsikan bahwa
pergeseran ini muncul bukan dilihat pergeseran pada fokus ini akan
dari segi strategi tertentu atau teori-teori membawa kepada kebijakan
tertentu yang digunakan, tetapi dilihat pencegahan kejahatan yang lebih
dari segi unit analisis atau satuan berhasil.
analisis yang membentuk basis bagi Untuk menempatkan permasa-
upaya-upaya pencegahan kejahatan. lahan ini dalam konteks uraian singkat
Upaya pencegahan kejahatan baru ini ini maka kita perlu membahas beberapa
memerlukan suatu fokus bukan saja hal yakni :
terhadap orang yang melakukan - Meninjau faktor-faktor yang
kejahatan tetapi juga pada konteks menghambat pengembangan suatu
dimana kejahatan itu terjadi. pendekatan situasional terhadap riset
Pendekatan ini, yang seringkali pencegahan kejahatan dan kebijakan
berkaitan dengan pencegahan dimasa yang lalu dan yang telah
kejahatan situasional, berupaya untuk memberikan konstribusi terhadap
mengembangkan pemahaman yang pengaruhnya yang berkembang pada
lebih mendalam terhadap kejahatan dan tahun-tahun terakhir.
strategi pencegahan kejahatan, - Membandingkan kekuatan relatif dari
sehingga efektif melalui kepedulian pendekatan ini dengan pendekatan
terhadap lingkungan fisik, organisasi yang lebih tradisional terhadap
dan sosial yang memungkinkan pencegahan kejahatan.
terjadinya kejahatan tersebut. - Mengindentifikasi bidang-bidang
Pendekatan situasional tidak dimana pencegahan kejahatan
mengabaikan para pelanggar; dia hanya situasional telah menghasilkan
menempatkan mereka sebagai satu pandangan-pandangan baru mengenai
bagian dari suatu pemahaman bagi permasalahan kejahatan dan respon
upaya pencegahan kejahatan yang lebih potensial terhadapnya.
luas yang berpusat pada konteks - Membahas kekuatan bukti yang
kejahatan itu. Hal ini menuntut suatu mendukung strategi pencegahan
pergeseran dalam pendekatan terhadap kejahatan situasional.
pencegahan kejahatan; yakni dari satu - Merekomendasikan pengembangan
titik yang terutama berkaitan dengan suatu agenda riset yang
bagamana atau mengapa orang-orang memungkinkan suatu eksplorasi
melakukan kejahatan ke titik lain yang penting terhadap asumsi-asumsi
terutama melihat pada mengapa pencegahan kejahatan situasional
kejahatan terjadi pada setting tertentu. dengan meningkatkan metode
Ini memindahkan konteks kejahatan evaluasi dan memperluas batas-batas
kepada fokus sentral dan menempatkan studi diluar permasalahan pencegahan
fokus-fokus tradisional kejahatan – kejahatan terapan.
pelanggar – sebagai salah satu dari
sejumlah faktor yang
mempengaruhinya. Riset pencegahan kejahatan dan
Uraian singkat ini berpendapat kebijakan secara tradisional :
bahwa reorientasi riset pencegahan mengabaikan konteks kejahatan ?
kejahatan dan kebijakan dari sebab-
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 36

Pada inti pencegahan kejahatan langkah-langkah situasional yang


situasional sebenarnya terdapat konsep digunakan untuk mencegah
peluang. Berbeda dengan pendekatan perampokan bank misalnya, sedikit
yang berbasiskan pencegahan displacement yang telah dicatat
kejahatan yang berfokus pada disposisi terhadap jenis target lain (toko swalayan
penjahat, pencegahan kejahatan dan pompa bensin), terutama karena
situasional dimulai dengan keduanya tidak memberikan “imbalan”
menghilangkan struktur peluang dari finansial yang memadai bagi pelaku
situasi kejahatan. kejahatan.
Dengan adanya struktur peluang Dengan menggunakan contoh
itu, para penganut sudut pandang ini rumah dan mobil, Clarke (1995)
tidak menuju kepada struktur menunjukkan bahwa apa yang pada
masyarakat secara luas terhadap awalnya tampak sebagai suatu peluang
peluang-peluang yang melandasi kejahatan yang tidak ada habis-
motivasi individual mengenai kejahatan, habisnya mungkin dibatasi oleh
tetapi menuju pada komponen permasalahan penjagaan dan variasi
situasional yang ada pada saat itu dari yang signifikan dalam nilai barang-
konteks kejahatan; yakni dengan barang yang dapat dicuri (Hesseling,
mencoba mengurangi peluang-peluang 1994).
bagi kejahatan pada situasi tertentu.. Bukti menunjukkan bahwa
Berdasarkan asumsi-asumsi terdapat ciri-ciri situasional mungkin
mengenai sejumlah besar peluang membawa kepada peredaan dampak
kejahatan yang tersedia di dalam displacement, bahkan bagi kejahatan-
masyarakat modern dan sifat dari kejahatan yang telah diasumsikan
banyak pelanggaran yang sangat paling rawan mereka alami.
memiliki motivasi tinggi, para sarjana Misalnya, dalam suatu evaluasi
pencegahan kejahatan secara mengenai pemberantasan terhadap
tradisional mengasumsikan bahwa prostitusi di Fisventuri Park London,
kebanyakan manfaat dari pengendalian Mathew (1990) menemukan sedikit
kejahatan dari strategi pencegahan bukti displacement. Dia menjelaskan
situasional akan hilang karena faktor fakta ini dengan mencatat bahwa wanita
displacement (Farrington, 1993). yang terlibat sebenarnya tidak terlalu
Displacement dapat dianggap berminat terhadap prostitusi, tetapi
bukan sebagai masalah bagi awalnya melihat lokasi-lokasi yang
pencegahan kejahatan situasional asal dituju sebagai daerah-daerah yang
pendekatan tersebut meninggalkan mudah bagi mereka untuk dapat
asumsi yang menyederhanakan bekerja.
hubungan antara peluang dan Dalam studi mengenai pasar
kejahatan. Ide bahwa peluang-peluang narkotika misalnya, ditemui manfaat
kejahatan secara acak tersebar melalui pencegahan kejahatan serupa namun
daerah-daerah perkotaan telah tanpa displacement. Dengan
ditantang oleh sejumlah studi yang memperhatikan bukti bahwa mereka
menunjukkan bahwa kejahatan yang terlibat tanggap terhadap faktor
terkonsentrasi pada waktu dan ruang. situasional dan arti penting dari faktor-
Disamping itu, peluang-peluang faktor tersebut dalam “geografi pasar
kejahatan tersebar secara berbeda, baik perdagangan eceran “tidak sah”,
dilihat dari segi manfaat yang temuan-temuan tersebut tidak sulit
diberikannya maupun kemudahan untuk dipahami.
bagaimana ditangkapnya peluang Bahkan, dalam studi di Jersey
tersebut. Dalam studi-studi mengenai City, New Jersey dan Oackland,
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 37

California (Weisburd dan Green, 1995) mendapat perhatian sekunder, bahkan


bukti-bukti mengenai jenis konsekuensi ketika asumsi-asumsi yang
yang tidak terantisipasi dan sama sekali menghambat penerimaannya dalam
berbeda dari pencegahan kejahatan riset pencegahan kejahatan dan
situasional telah didokumentasikan. kebijakan telah mulai dijungkir balikan.
Pada kasus-kasus tersebut para
penyelidik menemukan perbaikan pada Keunggulan-keunggulan dari
wilayah-wilayah yang ada diseputar kita pendekatan situasional
akan tetapi tidak menjadi target upaya- Jika pencegahan kejahatan
upaya pencegahan kejahatan. terus memfokuskan perhatian pada
Clarke dan Weisburd (1994) para penjahat dan bukan pada konteks
berpendapat bahwa fenomena ini kejahatan, maka para peneliti akan
secara umum cukup umum untuk menemui kesulitan untuk
mendapatkan suatu istilah standar yang mengidentifikasi siapa yang
mereka definisikan sebagai “difusi". kemungkinan akan menjadi pelanggar
Difusi (diffusion) adalah serius atau memprediksikan waktu dan
kebalikan dari displacement. Ini merujuk jenis pelanggaran di masa yang akan
pada difusi manfaat pengendalian datang yang kemungkinan akan diulang
kejahatan terhadap konteks yang bukan oleh residivis. Ini berarti bahwa
merupakan fokus utama dari inisiatif pengetahuan sekarang tidak
pencegahan kejahatan. Difusi telah memberikan suatu program yang jelas
terdokumentasikan dalam struktur untuk memilih individu yang menjadi
pencegahan kejahatan sebagai sama target intervensi pencegahan kejahatan
tersebarnya seperti pemberantasan oleh sehingga akan merubah pola-pola
polisi, penjaga elektronik dan kriminalitas diantara para pelanggar.
penegakan peraturan-peraturan sipil Dimulai dengan kritik Robert
pada lokasi-lokasi yang bermasalah. Martinson mengenai program
Para ilmuwan pencegahan rehabilitasi pada tahun 1974, terdapat
kejahatan situasional telah melihat serangkaian studi yang mendokumen-
meningkatnya kritik terhadap hipotesis tasikan kegagalan inisiatif pencegahan
displacement dan pertumbuhan difusi kejahatan tradisional. Sejumlah ilmuwan
dari manfaat pengendalian kejahatan berpendapat bahwa banyak kegagalan
yang tumbuh pada saat yang sama tersebut disebabkan oleh karena tidak
sebagai mengarah kepada suatu arah memadainya pengembangan program
untuk mengakhiri skeptisisme akademis dan rancangan riset sebelum studi.
menyeluruh yang telah meliputi Disamping itu, beberapa tinjauan
pendekatan situasional. telah menekankan bahwa contoh-
Banyak ahli teori konvensional contoh keberhasilan upaya-upaya
sekarang mengakui bahwa komponen pencegahan kejahatan yang berfokus
situasional dari kejahatan tidak dapat kepada pelanggar masih ada dan dapat
diabaikan. Tetapi mereka mendapat- memberikan panduan dalam
kannya dalam konteks hubungannya mengembangkan suatu kebijakan
dengan motivasi dan tindakan dari para pencegahan yang lebih efektif.
pelanggar secara individual. Sebagian Meskipun demikian, bahkan para
besar pencegahan kejahatan situasional ilmuwan yang berusaha memperbaiki
dipandang sebagai langkah yang perlu kebijakan tersebut telah sampai kepada
diambil selama tidak ada pemahaman pengakuan perihal adanya kesulitan
sebenarnya mengenai sebab-sebab yang inheren dalam mencoba
kejahatan individual. Konteks dari melakukan suatu mengenai kriminalitas.
kejahatan tetap sebagai hal yang
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 38

Merangkum keseluruhan penda- pada target ditemukan pada situasi


pat dari apa yang mereka definisikan tertentu, dan jenis kejahatan yang
sebagai pencegahan kejahatan yang berkembang pada situasi tersebut
“berpusat pada pelanggar”, Patricia dan sangat berhubungan erat dengan sifat
Paul Brantingham (1990) menulis: dan kondisi terjaga atau tidaknya target
“apabila pendekatan tradisional bekerja – target tersebut serta sifat dari
dengan baik, tentu saja akan terdapat pelanggar.
sedikit tekanan untuk menemukan Ketika menggabungkan
bentuk-bentuk baru pencegahan pendekatan ini dengan suatu “sudut
kejahatan. Apabila pendekatan pandang pilihan rasional” yang
tradisional bekerja dengan baik, sedikit menekankan rasionalitas dari keputusan
orang akan memiliki motivasi kriminal pelanggar mengenai kriminalitas, maka
dan lebih sedikit yang akan benar-benar spesialisasi kejahatan yang signifikan.
melakukan kejahatan”. Misalnya, perampokan kemungkinan
Para pembela pencegahan ditemukan ditempat-tempat dimana
kejahatan situasional berpendapat banyak pejalan kaki berjalan-jalan
bahwa konteks dari kejahatan (seperti pemberhentian bis dan daerah
memberikan suatu alternatif yang bisnis), dimana terdapat sedikit polisi
menjanjikan bagi kebijakan pencegahan atau penjaga informal dan dimana
kejahatan yang berbasiskan pelanggar jumlah para pelanggar yang termotivasi
secara tradisional. Mereka dapat ditemukan di daerah sekitarnya.
mengasumsikan sebagian besar situasi Tempat-tempat tersebut kemungkinan
berada dalam situasi yang lebih stabil bukan tempat pusat prostitusi, yang
dan dapat diramalkan bagi upaya-upaya merupakan tempat-tempat yang mudah
pencegahan kejahatan ketimbang dijangkau dengan mobil.
memfokuskan perhatian pada orang- Dukungan empiris atas asumsi-
orang atau pelanggar. asumsi ini telah berkembang menjadi
Sebagian asumsi ini sejumlah jenis kejahatan dan situasi
berkembang dari pemahaman akal kejahatan yang berbeda. Studi baru-
sehat mengenai hubungan antara baru ini menunjukkan misalnya,
peluang dan kejahatan. Misalnya, konsentrasi yang signifikan dari
mengutil di toko dapat terjadi karena kejadian-kejadian kejahatan pada
ada pelaku yang berada di toko dan “daerah-daerah rawan kejahatan”, dan
bukan di tempat tinggal, dan biasanya didefinisikan sebagai sejumlah
perselisihan keluarga tidak mungkin alamat atau segmen-segmen jalan.
dapat terjadi juga sebagai akibat dari Lauren Sherman (1995)
adaanya permasalahan di daerah berpendapat bahwa pengelompokkan
industri. kejahatan pada tempat-tempat tersebut
Kejahatan yang berkembang bahkan lebih besar dari pada
dari ciri-ciri tertentu, pasar tertentu atau konsentrasi kejahatan diantara individu.
organisasi tidak dapat dengan mudah Dengan menggunakan data dari
dipindahkan ke konteks organisasi lain. Minneapolis, Minnesota dan
Dukungan teoritis bagi tingkat membandingkan ini dengan konsentrasi
kemampuan peramalan kejahatan pada pelanggaran di dalam studi Cohort
konteks tertentu juga kuat. Philadelpia, Sherman (1995) mencatat
Menurut pandangan dari “teori bahwa dimasa yang akan datang
kegiatan rutin”, para penganut kejahatan adalah “enam kali lebih dapat
pendekatan situasional terhadap diramalkan atas dasar alamat terjadinya
pencegahan kejahatan berpendapat dari pada identitas pelanggar”. Dia
bahwa jenis-jenis kejahatan tertentu bertanya: “mengapa kita tidak
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 39

melakukan lebih banyak hal mengenai jenis kejahatan pada titik-titik rawan
hal ini?”.“ Mengapa kita tidak kejahatan tertentu tetapi melaporkan
memikirkan lebih banyak mengenai bahwa kebanyak tempat-tempat
dimana dilakukannya ketimbang siapa tersebut menunjukkan suatu kombinasi
yang melakukannya?”. dari suatu pelanggaran-pelanggaran
Contoh lain, Eck (1995) dan yang terkait.
Weisburd dan Green (1994) Setelah menyelidiki “karir”
menemukan tingkat spesialisasi yang kejahatan dari tempat-tempat publik di
tinggi dalam konteks pasar obat- Boston selama lebih dari tiga tahun,
obatatan pada tingkat jalanan. Bukan Sherman (1995) menunjukkan bahwa
saja obat-obat tertentu yang suatu penurunan yang substansial pada
terkonsentrasi pada pasar obat-obatan kejahatan dapat dihasilkan oleh
tertentu, tetapi terdapat suatu hubungan konsentrasi upaya-upaya pencegahan
yang jelas antara cirri-ciri fisik dan kejahatan pada lokasi-lokasi yang
geografis dari pasar dan obat-obatan paling parah. Meskipun demikian, dia
yang dominan di pasar itu. menyimpulkan bahwa “banyak dari
Hubungan tersebut dijelaskan konsentrasi kejahatan diantara lokasi-
oleh sifat dari penggunaan obat-obatan lokasi tersebut ada karena fluktuasi
yang beredar dan jenis-jenis individu acak dan bersifat sementara yang diluar
yang paling mungkin membeli dan kemampuan polisi dan publik untuk
menjualnya. mengendalikan situasi dengan baik”.
Poyner dan Webb (1991) juga Di masa depan, meskipun ada
menunjukkan arti penting dari alasan bagi optimisme mengenai
spesialisasi dalam kategori kejahatan. pendekatan situasional terhadap
Mereka menunjukkan bahwa pecegahan kejahatan, namun masalah
perampokan tempat tinggal yang yang subtansial yang masih ada adalah
dilakukan untuk mendapat uang tunai mencari tahu bagaimana kejahatan
dan perhiasan dilakukan oleh para berkembang pada konteks tertentu
pelanggar yang memiliki peluang untuk serta mencari tahu penilaian
berjalan menuju targetnya. Sedangkan keberhasilan secara keseluruhan
pencuri di rumah tinggal melakukan inisiatif-inisiatif pencegahan situasional.
untuk mendapatkan barang-barang Dengan demikian, agenda
elektronik menuntut para pelaku dapat tersebut harus memfokuskan pada
mengendarai mobil menuju targetnya. permasalahan tiga utama. Pertama,
Pentingnya akses yang mudah dengan para peneliti harus memperoleh
mobil disatu sisi dan aspek yang lebih pemahaman yang lebih baik mengenai
spontan dari kejahatan-kejahatan disisi faktor-faktor yang mempengaruhi
yang lain mempunyai implikasi penting berkembangnya kejahatan pada
bagi pemahaman jenis-jenis konteks tertentu. Riset tersebut
perampokan yang terjadi dalam kemungkinan mengambil arah yang
berbagai konteks. sama dengan studi yang berdasarkan
Meskipun studi ini dan studi pelanggar mengenai karir kejahatan.
lainnya menunjukkan bahwa para Misalnya, para peneliti harus
sarjana mungkin lebih berhasil di dalam mempertimbangkan mengapa kejahatan
memprediksikan kejahatan dari pada berkembang pada tempat, situasi, atau
memprediksi orang-orang atau konteks organisasi tertentu.
pelanggar, asumsi tersebut tidak harus Mereka juga harus
dibuat terlalu cepat dan gegabah. mengembangkan pengetahuan
Weisburd (1992) memang mengapa beberapa konteks kriminal
menemukan suatu tingkat spesialisasi mencakup tingkat aktifitas kriminal yang
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 40

sangat tinggi dan mengapa yang Konteks mungkin didefinisikan


lainnya hanya mengalami beberapa atau dilihat dari segi tempat-tempat
peristiwa, atau mengapa sebagian secara fisik atau setting organisasi.
mencakup kejahatan yang lebih serius? Studi mengenai tempat-tempat
Artinya mereka harus memahami faktor- rawan kejahatan telah memfokuskan
faktor yang mempengaruhi “frekuensi” pada alamat, blok, dan daerah luas atau
atau intensitas dari pelanggaran dan tetangga. Studi mengenai tempat-
tingkat seriusitasya. Suatu faktor tempat rawan juga telah memasukkan
penting yang telah menghambat unit-unit yang mempunyai berbagai
pencegahan kejahatan yang berfokus ukuran fisik, berdasarkan kriteria
pada pelanggar adalah kurangnya pengelompokkan atau konsistensi
“spesialisasi” pada karier kejahatan. kejadian kejahatan. Keragaman unit-unit
Para peneliti harus potensial untuk studi mungkin
mendefinisikan sejauh mana terdapat menambah canggihnya pengetahuan
spesialisasi pada jenis-jenis mengenai konteks kejahatan.
pelanggaran yang terjadi pada konteks Suatu agenda riset dasar juga
kejahatan untuk mengembangkan suatu diperlukan untuk menilai permasalahan
pemahaman yang lebih dalam yang berkaitan dengan displacement
mengenai situasi-situasi dimana terdapt dan difusi. Bukti mengenai dampak ini
“transisi” diantara pelanggaran- telah diperoleh terutama sebagai hasil
pelanggaran tersebut. sampingan studi yang menyelidiki
Akhirnya, mereka harus dampak langsung dari program
mendefinisikan secara lebih teliti faktor- pencegahan kejahatan (Weisburd dan
faktor yang mengarah kepada Green, 1994). Oleh karena itu, studi
berhentinya kriminalitas pada konteks tersebut dirancang untuk menyelidiki
tertentu. Pengaruh-pengaruh alami dampak utama dari suatu program.
maupun yang diprogram yang Riset dasar bukan saja akan
membawa kepada “resistensi” situasi membantu mengembangkan suatu
kejahatan harus digali. Meskipun tema- pemahaman yang luas mengenai
tema dasar dari riset karier kejahatan konteks kejahatan. Riset tersebut juga
dapat diterapkan dengan mudah pada akan memfasilitasi pembuatan
konteks kejahatan, para ilmuwan akan kebijakan yang kongkrit. Pengetahuan
menghadapi tantangan yang signifikan sekarang tidak memberikan basis yang
dalam mendefiniskan unit-unit analisis solid untuk mendefinisikan pendekatan
yang umum untuk melaksanakan studi sosial yang luas terhadap pencegahan
tersebut. kejahatan situasional dan juga tidak
Batas-batas kontekstual tidak memungkinkan pernyataan yang
mudah didefinisikan sebagaimana jika meyakinkan tentang asumsi-asumsi
kita meneliti orang perorangan. yang melandasi pencegahan kejahatan
Kompleksitas dalam karier kejahatan situasional lebih solid daripada yang
telah meningkat sebagai akibat ko- mendasari program pencegahan
efending, yang menyarankan bahwa, kejahatan berdasarkan kepada
terdapat sejumlah unit potensial sebagai pelanggar.
unit pemahaman pengembangan Meskipun riset dasar adalah
kejahatan diantara orang-orang – dari penting bagi pengembangan inisiatif
individu, ke keluarga, ke kelompok pencegahan kejahatan situasional,
teman-teman, ke unit-unit yang lebih suatu pendekatan yang secara
besar seperti “gang”. metodologi lebih canggih terhadap
studi-studi terapan di dalam bidang ini
juga harus didorong.
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 41

Merangkumkan studi evaluasi riset dan evaluasi sangat penting.


yang memberikan banyak sekali bukti Mereka dapat membantu di dalam
positif mengenai pencegahan kejahatan mengambil keputusan berdasarkan atas
situasional, Ronald Clarke (1995) informasi mengenai jenis-jenis
menulis: “Harus diakui bahwa pada kebijakan yang paling efektif pada biaya
kebanyakan kasus evaluasi individual sosial dan ekonomi yang paling kecil.
adalah relatif mendasar. Tindak lanjut
seringkali singkat, sehingga sedikit yang
diketahui mengenai kelangsungan Daftar pustaka
keberhasilan. Rancangan eksperimen
sebenarnya hampir sama sekali tidak Brantingham, P.L., and P.J.
ada dalam studi-studi ini (kebanyakan Brantingham
terdiri dari rancangan time-series atau 1981 "Notes on the Geometry of Crime"
kuasi-eksperimen yang sederhana), in P.J. Brantingham and P.L.
dengan hasil bahwa pada kebanyakan Brantingham (eds.),
kasus adalah tidak mungkin untuk Environmental Criminology,
memastikan bahwa langkah-langkah Beverly Hills: Sage Publications,
situasional yang diidentifikasi telah Inc
menghasilkan penurunan kejahatan
yang dapat diamati”. Clarke, R.V., and D. Weisburd
Untuk menghindari menyatakan 1994 "Diffusion of Crime Control
secara berlebihan mengenai Benefits: Observations on the
pencegahan kejahatan situasional, para Reverse of Displacement" in
peneliti harus mulai mengembangkan Crime Prevention Studies 2
evaluasi yang lebih ketat dan terkendali
mengenai program pencegahan ,
kejahatan situasional. Dengan biaya 1995 "A General Model of the
evaluasi tersebut mereka harus Geography of Illicit Retail
memfokuskan pada permasalahan Marketplaces" in J. E. Eck and
kebijakan publik yang paling penting D. Weisburd (eds.), Crime and
dan pada program-program yang Place: Crime Prevention
menunjukkan keberhasilan yang paling Studies, Vol. 4, Monsey, NY:
mungkin. Willow Tree Press
Apapun fokus tersebut,
sekaranglah waktunya menunjukkan Eck, J.E., and D. Weisburd (eds.)
pencegahan kejahatan ituasional pada 1995 Crime and Place: Crime
tingkat penyelidikan yang telah Prevention Studies, Vol. 4,
diterapkan pada program yang Monsey, NY: Willow Tree Press
berdasarkan atas pelangar.
Kesimpulan Felson, M.
Dalam memutuskan mengenai 1986 "Routine Activities, Social
kebijakan pengendalian kejahatan, Controls, Rational Decisions
pembuat kebijakan dihadapkan pada and Criminal Outcomes" in D.B.
dilema yang sulit. Sumber-sumber daya Cornish and R.V. Clarke (eds.),
masyarakat untuk mengendalikan The Reasoning Criminal:
kejahatan adalah langkah dan tidak Rational Choice Perspectives
dapat dicurahkan ada setiap kebijakan on Offending, New York:
pencegahan kejahatan yang potensial. Springer-Verlag
Pilihan-pilihan sulit harus
dilakukan. Di dalam konteks ini peran Goldstein, H.
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III Juni 2001 : 34 - 42 42

1990 Problem-Oriented Policing, New Weisburd, D. and L. Green


York: McGraw-Hill 1994 "Defining the Drug Market: The
Case of the Jersey City DMA
Goldstock, R. System" in D.L. MacKenzie and
1991 The Prosecutor as Problem C.D. Uchida (eds.), Drugs and
Solver, New York: University Crime: Evaluating Public Policy
Center for Research in Crime Initiatives, Newbury Park: Sage
and Justice Publications, Inc

Hesseling, R.
1994 "Displacement: A Review of the Weisburd, D., L. Maher, and L.
Empirical Literature" in R.V. Sherman
Clarke (ed.), Crime Prevention 1992 "Contrasting Crime General and
Studies, Vol. 3. Monsey NY: Crime Specific Theory: The Case
Willow Tree Press of Hot-Spots of Crime" in
Advances in Criminological
Poyner, B., and B. Webb Theory 4
1987 Successful Crime Prevention:
Case Studies, London: Tavistock
Institute of Human Relations

,
1991 Crime Free Housing, Oxford:
Butterworth Architect Press

Sherman, L., and D. Weisburd


1995 "General Deterrent Effects of
Police Patrol in Crime "Hot-
Spots": A Randomized
Controlled Trial", in Justice
Quarterly 12

Spelman, W.
1995 "Criminal Careers of Public
Places" in J.E. Eck and D.
Weisburd (eds.), Crime and
Place: Crime Prevention
Studies, Vol. 4. Monsey, NY:
Willow Tree Press

Tonry, M., and D.P. Farrington


1995 "Strategic Approaches to Crime
Prevention" in M. Tonry and D.
Farrington (eds.), Building a Safer
Society: Strategic Approaches to
Crime Prevention, Crime and
Justice: A Review of Research,
Vol. 19. Chicago: University of
Chicago Press

You might also like