You are on page 1of 19

MAKALAH TENTANG TETANUS

Dosen: Septian Mugi Rahayu,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh ;
1.Rahmat Nurhuda
2.Tamara Ananda Agsutina

YAYASAN EKA HARAP


PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah untuk memenuhi syarat tugas keperawatan Anak 1 Tentang TETANUS tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. saya mohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa/i
keperawatan, bagi penyusun sendiri maupun kepada mahasiswa/i kesehatan lainnya.
Palangkaraya 18 Maret 2022

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................

A.Latar Belakang...................................................................................................................

B.Tujuan Penulisan................................................................................................................

C.Metode Penulisan...............................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................

A.Pengertian.........................................................................................................................

B.Etiologi.............................................................................................................................

C.Patofisiologi ( Pathway )...................................................................................................

E.Tanda dan Gejala..............................................................................................................

F.Penatalaksanaan................................................................................................................

G.Komplikasi.......................................................................................................................

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................

A.Pengkajian......................................................................................................................

B.Analisis data dan Diagnosa kep......................................................................................

C.Evaluasi...........................................................................................................................

BAB IV Penutup

BAB 1

Pendahuluan

A.Latar belakang
Penyakit tetanus masih sering ditemui di seluruh dunia dan merupakan penyakitendemik
di 90 negara berkembang. Bentuk yang paling sering pada anak adalah
Tetanus neonatorum yang menyebabkan kematian sekitar 500.000 bayi tiap tahun karena
para ibutidak diimunisasi. Sedangkan tetanus pada anak yang lebih besar berhubungan
dengan luka,sering karena luka tusuk akibat objek yang kotor walaupun ada juga kasus
tanpa riwayattrauma tetapi sangat jarang, terutama pada tetanus dengan masa inkubasi
yang lama.
Spora Clostridium tetani dapat ditemukan dalam tanah dan pada lingkungan yang
hangat,terutama di daerah rural dan penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang utamadi Negara berkembang.
Angka kejadian dan kematian karena tetanus di Indonesia masih tinggi. Indonesia meru
pakan negara ke-5 diantara 10 negara berkembang yang angka kematiantetanus
neonatorumnya tinggi.

B. Tujuan penulisan
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit tetanus mencakup definisi, etiologi,
patofisiologi, penegakkan diagnosis khususnya gambaran dari pemeriksaan radiologis
yangmungkin ditemukan, diagnosis banding, serta penatalaksanaannya.

2.Tujuan khusus
Agar kita sebagai mahasiswa/i akademi keperawatan lebih mendalami tentang
penyakittetanus. Dan juga untuk memenuhi tugas makalah yang diberikan oleh dosen
pengajar.

C.Ruang lingkup
Dalam penyusunan makalah in penulisi hanya membahas atau menyampaikan tentang
penyakit tetanus.

D.Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan dimana
penulismempelajari buku-buku yang dapat dijadikan referensi serta penulis juga
menggunakaninternet untuk lebih memperlengkap data-data atau bahan-bahan yang sudah
ada.

E.Sistematika penulisan
Makalah ini penulis susun secara sistematis yang terdiri dari 4 bab, yaitu :
Bab I :
Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, &sistematika
penulisan
Bab II :
Landasan teori,yang mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi,manifestasi klinis,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, serta penatalaksanaan.
Bab III :
Konep dasar asuhan keperawatan,yang meliputi
pengkajian,diagnosakeperawatan,intervensi ,implementasi ,dan evaluasi.
Bab IV :
Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian
Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot, tanpa
disertaigangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman closteridium tetani .Penyakit
inimengenai sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin yaitu neurotoksin yang
dihasilkanoleh Clostridium tetani.

Clostridium tetani merupakan organisme obligat anaerob, batang gram positif,


bergerak,ukurannya kurang lebih 0,4 x 6 um. Mikroorganisme ini menghasilkan spora pada
salah satuujungnya sehingga membentuk gambaran tongkat penabuh drum atau raket tenis.
Spora Clostridium tetani sangat tahan terhadap desinfektan kimia, pemanasan dan
pengeringan. Kuman ini terdapat dimana-mana, dalam tanah, debu jalan dan pada
kotoranhewan terutama kuda. Spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif dalam suasana
anaerobik.Bentuk vegetatif ini menghasilkan dua jenis toksin, yaitu tetanolisin dan
tetanospasmin.Tetanolisin belum diketahui kepentingannya dalam patogenesis tetanus dan
menyebabkanhemolisis in vitro, sedangkan tetanospasmin bekerja pada ujung saraf otot
dan sistem saraf pusat yang menyebabkan spasme otot dan kejang.

Derajat keparahan :

1.Derajat I (ringan) : Trismus ringan sampai sedang, spastisitasgeneralisata, tanpagangguan


pernafasan, tanpaspasme, sedikit atau tanpa disfagia.

2.Derajat II (sedang) : Trismus sedang, rigiditas yang nampak jelas,spasme singkat


ringansampai sedang, gangguanpernafasan sedang dengan frekuensi pernafasanlebihd dari
30disfagia ringan.

3.Derajat III (berat) : Trismus berat, spastisitas generalsata, spasmerefleks


berkepanjangan,frekuensi pernafasan lebihdari 40, serangan serangan apnea, disfalgia
berat dantakikardia lebih dari 120.

4.Derajat IV (sangat berat) : Derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkansistem
kardiovaskuler. Hipertensi berat dan takikardi terjadi berselingan dengan hipotensi dan
bradikardia, salah satunya dapat menetap.

B.Etiologi
Sering kali tempat masuk kuman sukar diketahui tetepi suasana anaerob seperti pada
lukatusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan
cairiesgigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin.Penyakit
ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupanimunisasi
DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandungkotoran
ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Sporakuman
Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.

Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui:
1.Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar
2.Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik
3.OMP,caries gigi
4.Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
5.Penjahitan luka robek yang tidak steril
Clostridium tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat
membentukspora, dan berbentuk
Drumstick.Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan
antiseptik . Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf (1210C, 10-15 menit) dan juga resisten
terhadap fenol dan agen kimia lainnya.Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di
tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian. Umumnya, spora
bakteri ini terdistribusi pada tanah dansaluran penceranaan serta feses dari kuda, domba,
anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam.Ketika bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia akan
menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang bertindak sebagai racun yang menyerang
bagian sistem saraf). C.tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan
tetanospasmin.Fungsi daritetanoysin tidak diketahui dengan pasti, namun juga dapat
memengaruhi tetanus.Tetanospasmin merupakan toksin yang cukup kuat.

C.Patofisiologi
Biasanya penyakit ini terjdi setelah luka tusuk yang dalam misalya luka yang
disebabkantertusuk paku, pecahan kaca, kaleng atau luka tembak, karena luka tersebut
menimbulkan keadaan anaerob yang ideal. Selain itu luka laserasi yang kotor dan pada
bayi dapat melaluitali pusat luka bakar dan patah tulang yang terbuka juga akan
mengakibatkan keadaananaerob yang ideal untuk pertumbuhan clostridium tetani.Tetanus
terjadi sesudah pemasukan spora yang sedang tumbuh, memperbanyak diri
danmneghasilkan toksin tetanus pada potensial oksidasi-reduksi rendah (Eh) tempat jejas
yangterinfeksi. Plasmid membawa gena toksin. Toksin yang dilepas bersama sel bakteri
selvegetative yang mati dan selanjutnya lisis. Toksin tetanus (dan toksin batolinium) di
gabungoleh ikatan disulfit. Toksin tetanus melekat pada sambungan neuromuscular dan
kemudiandiendositosis oleh saraf motoris, sesudah ia mengalami ia mengalami
pengangkutan aksonretrograt kesitoplasminmotoneuron-alfa. Toksin keluar motoneuron
dalam medulla spinalisdan selanjutnya masuk interneuron penghambat spinal.
Dimana toksin ini menghalangipelepasan neurotransmitter .
Toksin tetanus dengan demikian meblokade hambatan normalotot antagonis yang
merupakan dasar gerakan yang disengaja yang di koordinasi, akibatnyaotot yang terkena
mempertahankan kontraksi maksimalnya, system saraf otonom juga dibuattidak stabil pada
tetanus.Spora yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobic berubah menjadi bentuk
vegetatifdan berkembang biak sambil menghasilkan toxin. Dalam jaringan yang anaerobic
ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya tekanan oxigen
jaringan akibatadanya nanah, nekrosis jaringan, garam kalsium yang dapat diionisasi.
Secara intra axonaltoxin disalurkan ke sel saraf (cel body) yang memakan waktu sesuai
dengan panjang axonnyadan aktifitas serabutnya. Belum terdapat perubahan elektrik dan
fungsi sel saraf walaupuntoksin telah terkumpul dalam sel. Dalam sumsum belakang toksin
menjalar dari sel saraflower motorneuron ke lekuk sinaps dan diteruskan ke ujung presinaps
dari spinal inhibitoryneurin. Pada daerah inilah toksin menimbulkan gangguan pada
inhibitory transmitter danmenimbulkan kekakuan. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan
rata-rata 10 hari.

keadaan anaerob yang ideal. Selain itu luka laserasi yang kotor dan pada bayi dapat
melaluitali pusat luka bakar dan patah tulang yang terbuka juga akan mengakibatkan
keadaananaerob yang ideal untuk pertumbuhan clostridium tetani.Tetanus terjadi sesudah
pemasukan spora yang sedang tumbuh, memperbanyak diri danmneghasilkan toksin
tetanus pada potensial oksidasi-reduksi rendah (Eh) tempat jejas yangterinfeksi. Plasmid
membawa gena toksin. Toksin yang dilepas bersama sel bakteri selvegetative yang mati
dan selanjutnya lisis. Toksin tetanus (dan toksin batolinium) di gabungoleh ikatan disulfit.
Toksin tetanus melekat pada sambungan neuromuscular dan kemudiandiendositosis oleh
saraf motoris, sesudah ia mengalami ia mengalami pengangkutan aksonretrograt
kesitoplasminmotoneuron-alfa. Toksin keluar motoneuron dalam medulla spinalisdan
selanjutnya masuk interneuron penghambat spinal.
Dimana toksin ini menghalangipelepasan neurotransmitter .
Toksin tetanus dengan demikian meblokade hambatan normalotot antagonis yang
merupakan dasar gerakan yang disengaja yang di koordinasi, akibatnyaotot yang terkena
mempertahankan kontraksi maksimalnya, system saraf otonom juga dibuattidak stabil pada
tetanus.Spora yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobic berubah menjadi bentuk
vegetatifdan berkembang biak sambil menghasilkan toxin. Dalam jaringan yang anaerobic
ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya tekanan oxigen
jaringan akibatadanya nanah, nekrosis jaringan, garam kalsium yang dapat diionisasi.
Secara intra axonaltoxin disalurkan ke sel saraf (cel body) yang memakan waktu sesuai
dengan panjang axonnyadan aktifitas serabutnya. Belum terdapat perubahan elektrik dan
fungsi sel saraf walaupuntoksin telah terkumpul dalam sel. Dalam sumsum belakang toksin
menjalar dari sel saraflower motorneuron ke lekuk sinaps dan diteruskan ke ujung presinaps
dari spinal inhibitoryneurin. Pada daerah inilah toksin menimbulkan gangguan pada
inhibitory transmitter danmenimbulkan kekakuan. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan
rata-rata 10 hari.

Ada 3 bentuk klinik dari tetanus, yaitu:


1.Tetanus lokal : otot terasa sakit, lalu timbul rigiditas dan spasme pada bagian
paroksimalluar. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menghilang tanpa
sekuele.

2.Tetanus general; merupakan bentuk paling sering, timbul mendadak dengan kaku
kuduk,trismus, gelisah, mudah tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi awal.
Dalamwaktu singkat konstruksi otot somatik meluas. Timbul kejang tetanik bermacam grup
otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya
spasme berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode
relaksasi.

3.Tetanus cephalic : varian tetanus local yang jarang terjadi masa inkubasi 1-2 hari
terjadisesudah otitis media atau luka kepala dan muka. Paling menonjol adalah disfungsi
saraf III,IV, VII, IX dan XI tersering adalah saraf otak VII diikuti tetanus umum.Menurut berat
gejala dapat dibedakan 3 stadium :
a.Trismus (3 cm) tanpa kejang-lorik umum meskipun dirangsang.
b.Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
c.Trismus (1 cm) dengan kejang torik umum spontan.

D.Pathway
E.Pemeriksaan penunjang
1.Darah
Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200 mq/dl)
BUN : Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan
indikasinepro toksik akibat dari pemberian obat
Elektrolit : K, Na (Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang)
Kalium ( N 3,8 – 5,00 meq/dl)
Natrium ( N 135 – 144 meq/dl)

2.Skull ray : Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi,
Teknikuntuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui
fokusaktivitas kejang, hasil biasanya normal.

F. Manifestasi klinis
Masa tunas biasanya antara 5 – 10 hariYang pertama terserang adalah otot rahang
sehingga rahang kaku dan sulit dibuka(trismus ). Penderita kemudian mengalami kesulitan
menelan, dan gelisahSelanjutnya muncul kaku kuduk, kaku tangan dan kaki, sakit kepala,
demam menggigildan kejang umumOtot muka khas kejangnya sehingga muka penderita
seperti orang menyeringai ( risus sardonikus)

Kejang otot perut, leher, dan punggung menyebabkan badan melengkung ke belakang
disebut epistotonus Spasme otot spincter kandung kemih dan anus menyebabkan retensi
urine dan konstipasi Kesadaran penderita baik, demikian juga saraf sensori Selama kejang,
otot dada, otot pernafasan, dan glotis ikut kaku sehingga pernafasanterganggu dan
penderita mengalami sianosis sampai asfiksia yang sering fatal.
Gambaran umum yang khas pada tetanus :
1.Badan kaku dengan epistotonus
2.Tungkai dalam ekstensi
3.Lengan kaku dan tangan mengepal
4.Biasanya keasadaran tetap baik

Serangan timbul proksimal dan dapat dicetuskan oleh karena :


1. Rangsang suara, rangsang cahaya, rangsang sentuhan, spontan
2. Karena kontriksi sangat kuat dapat terjadi aspiksia, sianosis, retensi urine,
frakturvertebralis (pada anak-anak), demam ringan dengan stadium akhir. Pada saat kejang
suhudapat naik 2-4 derakat celsius dari normal, diaphoresis, takikardia dan sulit menelan.
G.Penatalaksanaan
1.Umum
a.Merawat dan membersihkan luka dgn sebaik-baiknya
b.Diet cukup kalori dan protein ( bentuk makanan tergantung pada kemampuan
membukamulut dan menelan )
c.solasi klien untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tidakan terhadap klien
lainnya.
d.Oksigen dan pernapasan buatan dan tracheotomy kalau perlue.
e.Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

2.Obat – obatana.

a.Anti toksin : Tetan us Imun Glubolin (TIG ) lebih dianjurkan pemakainnya di bandingkan
dengan anti tetanus serum (ATS) dari hewan. Dosis initial TIG adalah 5000 UIM ( dosis
harian 500 – 6000 U ). Kalau tidak ada TIG diberi ATS dgn dosis 5000 U IM dan5000 U IV
atau pemberian ATS (anti tetanus serum) 20.000 U secara IM di dahului oleh uji kulit dan
mata.

b. Anti kejang

Obat Dosis Efek Samping


Diasepam 0,5 – 10 mg/kg BB /24 jam Sopor, koma
IM
Meprobamat 300 – 400 mg/4 Jam Belum Diketahui
lm
Chlorpromazin 25 –75 mg /4 jam Hipotensi
IM
Fenobarbital 50–100mg / 4 jam Depresi Nafas
IM

H.Prognosis
Prognosis tetanus ditentukan salah satunya adalah dengan penatalaksanaan yang tepat
dandilakukan secara intensif. Penyakit tetanus pada neonatus mempunyai case fatality rate
yangtinggi (70-90%) sehingga bila tetanus dapat didiagnosis secara dini dan ditangani
dengan baikmaka dapat lebih menurunkan angka kematian.

I.Komplikasi
a.Spasme otot faring
b.Asfiksia
c.Ateletaksis
d.Fraktur kompresi
e.Jalan nafas : Aspirasi, Laringuspasme/obstruksi, Obstruksi berkaitan dengan sedative
f.Respirasi : Apnea, Hipoksia ,Gagal nafas tipe 1 (atelektasis, aspirasi,pneumonia),
Gagalnafas tipe 2 ( spasme laringeal,spasme trunkal berkepanjangan, sedasi berlebihan)
ARDSK,komplikasi bantuan ventilasi berkepanjangan (seperti pneumonia), komplikasi
traneotomi(seperti stenosistrachea )

g.Kardiovaskuler: Takikardia, hipertensi, iskemiaHipotensi, bradikardia Takiaritma,


bradiaritma, Asistol, gagal jantung
h.Ginjal : Gagal ginjal curah tinggi, gagal ginjal oliguria
i.Gastrointestinal : Statis gaster, ileus, pendarahan, diare
j.Ruptur tendon akibat spasme.

J.Pencegahan
1.Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan sebagai dapat paad usia 3,4 dan 5
bulan.Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun.

2.Bila mendapat luka :


Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci dengan
H2O2Pemberian ATS 1500 im secepatnya
Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar 0,5 cc
IM,diberikan 1 x sebulan selama 3 bulan berturut – turut.
Bila luka bertahap berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari).

BAB 3
Asuhan Keperawatan
Kasus :
Pasien datang ke RSUD Dr.H Slamet Martodirjo diantar keluarga tanggal 01 Mei
2014,kondisi pasien demam dengan suhu 39,5 kejang otot. Saat anamnese keluarga
pasienmengatakan pasien tertusuk benda tajam di daerah kaki saat bermain sejak 5 hari
yang lalutetapi pasien tidak memberi tahu orang tua sampai kemudian pasien menggigil dan
orang tuamenemukan luka berwarna kehitaman di area kaki seputar tumit pasien, keluarga
mengatakan pasien terlihat mengejang dan mengepalkan kedua tangannya saat ada
rangsang cahaya dansentuhan. Keadaan umum pasien gelisah, demam, menggigil, kejang
otot dan kaku kuduk,lengan serta tungkai.

Pengkajian :
Identitas pasien
Nama : An. S
No. register : 399-65-21
Tetala : 23 april 2009
Alamat : Jl Bhayangkara
Umur : 5 thn
Jenis kelamin : Laki – laki
Suku bangsa : Madura / Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum kawin
Pendidikan : Pendidikan anak usia dini
Pekerjaan : -
Tanggal MRS : 01 Mei 2014
Diagnosa medis : Tetanus
Keluhan utama : Kejang

Identitas keluarga
Ayah : Tn. B
Usia : 39 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai negeri sipil
Agama : Islam

Ibu : Ny. T
Usia : 35 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Agama : Islam

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang ke RSUD Dr.H Slamet Martodirjo diantar keluarga tanggal 01 Mei
2014,kondisi pasien demam dengan suhu 39,5okejang otot. Saat anamnese keluarga
pasienmengatakan pasien tertusuk benda tajam di daerah kaki saat bermain sejak 5 hari
yang lalutetapi pasien tidak memberi tahu orang tua sampai kemudian pasien menggigil dan
orang tuamenemukan luka berwarna kehitaman di area kaki seputar tumit pasien, keluarga
mengatakan pasien terlihat mengejang dan mengepalkan kedua tangannya saat ada
rangsang cahaya dansentuhan. Keadaan umum pasien gelisah, demam, menggigil, kejang
otot dan kaku kuduk,lengan serta tungkai.

Riwayat penyakit dahulu :


Ibu pasien mengatakan saat pasien menggigil ditemukan luka berwarna kehitaman
didaerah tumit kaki. Ibu pasien juga mengatakan saat bayi pasien tidak pernah
mengalamikejang.

Riwayat kesehatan keluarga :


Pada ayah dan ibu pasien tidak terdapat riwayat penyakit genetic seperti asma,diabetes
mellitus dan tidak memiliki penyakit menular seperti kusta dan lepra.

Riwayat ante – natal :


a.Tensi selama kehamilan : 120/80 mmhg

b.TT (Tetanus Toxoid) : Sudah diberikan 2x selama kehamilan

c.TB dan BB : Penambahan BB normal 6,5 – 16,5 kg

d.TFU : Usia 40 minggu 34cm diatas simpisis pubis

e.Tablet Fe : Habis 90 tab selama kehamilan

f.PMS : Ibu tidak memiliki riwayat PMSg.

g.Temu wicara : Ibu rutin mengikuti jadwal temu wicara

Riwayat natal :
a.Masa kehamilan : 40 minggu

b.Tanggal lahir : 23 april 2009

c.Penolong : Bidan di klinik Asyifa

d.Jenis persalinan : Spontan

e.Lama persalinan : 13 jam

f.Komplikasi : Tidak ada

g.Keadaan bayi : BB/PB = 3000gr/ 49 cm

Riwayat post – natal :


Perawatan tali pusat : Bersih, dilakukan bidanInkubasi period : 2 tahun
Period of onset : Belum pernah mengalami
Pemberian ASI : Menggunakan asi tanpa susu formula
Pemberian MP - ASI : Makanan sehat yang dimasak ibu dirumah.

Riwayat imunisasi :

0– 7 HBO
1 bulan BCG,polio 1
2 bulan DPT / HB 1,polio 2
3 bulan DPT / HB 2,polio 3
4 bulan DPT / HB 3,polio 4
9 bulan Campak

Riwayat psikososial :
a.Kebiasaan anak bermain : sawah atau halaman sekitar rumah
b.Higiene sanitasi : kurang begitu terawat

Reaksi hospitalisasi :
Pada Anak : Anak menolak makan, sering bertanya pada orang tua kadang juga
menangis perlahan dan tidak kooperatif pada petugas kesehatan.

Pada Orang tua : Orang tua menerima saat ada perubahan situasi dirumah dn dirumahsakit.
Orang tua menyadari anaknya sedang sakit dan butuh perawatan di rumah sakit,

Pola aktivitas sehari – hari :


a.Nutrisi
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak makan 3x sehari piringAnak tidak makan saat di rumahsakit
dengan porsi makan 1 piring

b.Cairan
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak minum banyak hariAnak tidak bisa minum saat dirumah
dirumahsekitar 8 gelas per sakit

c. Eliminasi
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak bab rutin 1x sehari khasAnak tidak bab selama mrs
dengankonsistensi lunak dan dankemampuan berkemih hanya 2xsehari.
berwarnakuning serta bak sekitar 4
jamsekali berwarna kuning dan berbau
khas

d. Istirahat tidur
sebeIum Saat
Sebelum SaatAnak tidur nyenyak Anak tidak dapat tidur selama mrs
selamadirumah dengan rentang waktu10
jam sehari

e.Olahraga
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak kadang berolahraga lri ayahnyaSelama mrs anak tidak berolahaga
pagi bersama ayahnya

f. Personal hygiene
Sebelum Saat
Sebelum SaatKebersihan anak terjaga, sehariKebersihan diri anak dibantuorang
mandi3x sehari tua dan petugas

g. Aktifitas
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak mampu melakukan Anak tidak dapat melakukan aktivitas
aktivitas seperti bersekolah

h. Rekreasi
Sebe
Anak kadang berlibur bersama orang tua Anak tidak dapat berekreasi

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Pasien gelisah, lemah, konjungtiva anemis, wajah pucat,
demam,menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai

Tanda – tanda vital


TD : 160 / 60 mmhg
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 39,5
CRR : 60 x / menit
BB sebelum sakit : 18 kg
BB saat sakit : 10 kgTB : 100 cm

Body system :
a.Sistem Pernafasan ; dyspneu asfiksia dan sianosis akibat kontaksi otot pernafasan

b.Sistem kardio vaskuler; disritmia, takikardia, hipertensi dan perdarahan, suhu tubuh
awal38-40 C atau febril, terminal 43-44 C

c.Sistem Neurolgis; (awal) irritability, kelemahan, (akhir) konvulsi, kelumpuhan satu atau
beberapa saraf otak.

d.Sistem perkemihan; retensi urine (distensi kandung kencing dan urine out put
tidakada/oliguria)

e.Sistem pencernaan; konstipasi akibat tidak adanya pergerakan usus.

f.Sistem integumen dan muskuloskletal; nyeri kesemutan tempat luka,


berkeringan(hiperhidrasi). Pada awalnya didahului trismus, spasme otot muka dengan
meningkatnyakontraksi alis mata, otot-otot kaku dan kesulitan menelan. Apabila hal ini
berlanjut akanterjadi status konvulsi dan kejang umum.

Pemeriksaan penunjang :
Glukosa Darah : 150 mq/dl)
Ureum / BUN : 50 mq/dl
Kalium : 7 meq/dl
Natrium : 110 meq/dl
Leukosit : 17.000
GDA : < 140 mg/dl
Bilirubin direk : 0,25
Bilirubin total : 1,00
SGOT : 37 U/L
SGPT : 40 U/L
PH : 7,45 mmHg
PO2 : 110 mmHg
PCO2 : 30 mmHg

Diagnosa keperawatan :
a.kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme otot pernafasan.
b. Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-
otot pernafasan.
c.Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan invasi kuman(bakterimia)
d.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
e.Risiko terjadi cedera berhubungan dengan sering kejang

f.Risiko terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake


yangkurang dan oliguria

g.Hubungan interpersonal terganggu berhubungan dengan kesulitan bicara

h.Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kondisi lemah


dansering kejangi.

i.Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit tetanus dan


penanggulangannya berhbungan dengan kurangnya informasi.

j. Kurangnya kebutuhan istirahat berhubungan dengan reaksi hospitalisasi

Analisa Data
Data Masalah
Ds : - Kebersihan jalan nafas tidak efektif.
Do :
RR : 60x/menit
PO2 : 110 mmHg
PCO2 : 30 mmHg

Ds; Peningkatan suhu tubuh Invasi Kuman


Do : (Hipertensi )
Suhu : 39,5o c
CPx terlihat
menggigil
Takikardi
Nadi : 105x/menit
Leukosit : 17.000

Ds; Pemenuhan nutrisi kurangdari kebutuhan


Do :
Keadaan umum :
lemas
Porsi makan 1piring
Wajah Pucat
Konjungtiva
anemis

Intervensi keperawatan:

Dx.1.Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme otot


pernafasan,ditandai dengan RR : 60x/menit, PO2 : 110 mmHG, PCO2 : 30 mmHgTujuan :
Jalan nafas efektifKriteria :
a.Pernafasan normal 50x/menit
b.PO2 : 80-100 mmHg
c.PCO2 : 40-50 mmHgIntervensi Rasional

Intervensi Rasional Implementasi


Bebaskan jalan nifas Secara anatomi posisikepala Membebaskan jalan
Dengan mengatur posisi ekstensi merupakancara nafasdengan mengatur
kepala ekstensi untuk meluruskanrongga posisikepala ekstensi
pernafasan sehingga proses
respiransi tetap berjalan
lancar denganmenyingkirkan
pembuntuan jalan nafas.
Pemeriksaan fisikdengan Ronchi menunjukkan Memeriksaan fisik dengan
cara auskultasi adanya gangguan cara auskultasi
mendengarkan suara nafas pernafasan akibat atas mendengarkan suara
(adakah ronchi)tiap 2-4 jam cairan atau sekret yang nafas(adakah ronchi) tiap 2-
sekal menutupi sebagian dari 4 jam sekali
saluran pernafasan
sehingga perlu dikeluarkan
untuk mengoptimalkan jalan
nafas
Oksigenasi Pemberian oksigen secara Memberikan oksigenasi
adequat dapat mensuplai
dan memberikan cadangan
oksigen, sehingga
mencegah terjadinya
hipoksia

Observasi tanda-tanda vital Dyspneu, sianosis Mengobservasi tanda-


merupakan tanda terjadinya tandavital tiap 2 Jam
gangguan nafas disertai
dengan kerja jantung yang
menurun timbul takikardia
dan capilary refill time yang
memanjang/lama.

Dx.2.Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan invasi kuman


(bakterimia)yang dditandai dengan suhu tubuh 39,5c pasien menggigil, takikardi, nadi :
105x/menit,
sel darah putih : 17.000 /mm3
Tujuan : Suhu tubuh normal

Criteria :
a.Suhu : 39,5 c
b.Leukosit : 5000 – 10.000/mm3

Intervensi Rasional Implementasi


Atur suhu lingkungan yang Iklim lingkungan dapat mengatur suhu lingkungan
nyaman mempengaruhi kondisi dan yang nyaman
suhu tubuh individu sebagai
suatu proses adaptasi
melalui proses evaporasi
dan konveksi
Pantau suhu tubuh jamIdentifikasi perkembangan Memantau suhu lingkungan
Tiap 2 jam gejala-gajala ke arah syoktiap

Berikan hidrasi atau minum Cairan-cairan membantu Memberikan hidrasi atau


yang cukup adequat menyegarkan badan dan minum yang cukup adequat
merupakan kompresi badan
dari dalam

Kompres dingin merupakan konduksiObat-obat anti Mengompres dingin


salah satu cara untuk bakterial dapat mempunyai merupakan salah satu cara
menurunkan suhu tubuh spektruml luas untuk untuk menurunkan suhu
dengan cara proses mengobati bakteria gram tubuh dengan cara proses
konduksi positif atau bakteria gram konduks.
negatif.Antipieretik bekerja
sebagai proses
termoregulasi
untukmengantisipasi panas

Dx.3.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot


pengunyah yang ditandai dengan intake kurang, k/u lemah, porsi makan 1 piring, wajah
pucat, konjungtiva anemis.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Criteria hasil :
a.BB optimal
b.Intake inadekuat
c.Porsi makan 3x sehari

Intervensi Rasional Implementasi


Jelaskan faktor yang Dampak dari tetanus adalah Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kesulitan adanya kekakuan dari otot mempengaruhi
dalam makandan pengunyah sehingga klien kesulitandalam makan dan
pentingnya makana bagi mengalami kesulitan pentingnya makana bagi
tubuh menelan dan kadang timbul tubu.
refflek balik atau kesedak.

Kolaboratif : Memberikan
Diit yang diberikan
Kolaboratif : Pemberian diit sesuaidengan keadaan klien diit TKTP cair,lunak atau
TKTPcair, lunak atau daritingkat membuka
buburkasar.Pemberian mulutdan proses bubur kasar.Pemberian
carian perIV mengunyah.Pemberian
linePemasangan NGT cairan perinfusdiberikan carian per IV line&
pada kliendengan
ketidakmampuanmengunyak
pemasangan NGT
atau tidak bisamakan lewat
mulutsehingga kebutuhan
nutrisiterpenuhi. NGT dapat
berfungsisebagai masuknya
makanan juga untuk
memberikanobat

Evaluasi
Diagnosa Eva
Kebersihan jalan nafas tidak efektif S:-
berhubungan dengan spasme otot O:
pernafasan, ditandai denganRR : RR : 50x/menit
60x/menit, PO2 : 110 mmHG, PCO2 : 30

mmHg PCO2:40 mmhg


PO2 : 90 mmHg
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi Dihentikan

Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) S:-


berhubungan dengan invasi kuman O : Suhu : 37’c
(bakterimia)yang dditandai dengan suhu Nadi : 90x/menit
tubuh 39,5o Leukosit : 10.000 /mm3
C , pasien menggigil, takikardi, nadi : A:
105x/menit, seldarah putih : 17.000 /mm3. Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan S:-


berhubungan dengan kekakuan otot O:
pengunyahyang ditandai dengan intake Konjungtiva tidak anemis
kurang, k/u lemah, porsi makan 1 piring, BB normal
wajah pucat, konjungtiva anemis K/u baik
Porsi makan 3 piring
BAB lV PENUTUP

a.Kesimpulan

Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium
tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot
seluruh badan.
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertaigangguan kesadaran.Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani,
tetapi akibattoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.

b.Saran

Dalam melakukan praktek asuhan keperawatan agar mempersiapkan diri denganmembaca


literature tentang penyakit Tetanus sehingga dalam melaksanakan sesuaidengan teori dan
bersenambungan baik dalam pendokumentasian maupun dalam pelaksanaan keperawatan,
dan meningkatkan komunikasi dengan perawat ruangan atautim kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi.3.Jakarta: EGCSoeparman.


1990. Ilmu Penyakit Dalam. Universitas Indonesia Press :Jakarta.Theodore R. 1993.
Ilmu Bedah. EGC :Jakartahttp://medicastore.com/penyakit/91/Tetanus.html di akses tanggal
01 Mei 2014 http://doc-alfarisi.blogspot.com/2011/04/jenis-klasifikasi-tetanus-dan-
stadium.html http://www.akperppni.ac.id/sistem-persarafan/askep-klien-dengan-tetanus di
akses tanggal 29
April 2014

You might also like