Professional Documents
Culture Documents
Tetanus
Tetanus
Disusun Oleh ;
1.Rahmat Nurhuda
2.Tamara Ananda Agsutina
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah untuk memenuhi syarat tugas keperawatan Anak 1 Tentang TETANUS tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. saya mohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa/i
keperawatan, bagi penyusun sendiri maupun kepada mahasiswa/i kesehatan lainnya.
Palangkaraya 18 Maret 2022
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................
A.Latar Belakang...................................................................................................................
B.Tujuan Penulisan................................................................................................................
C.Metode Penulisan...............................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................
A.Pengertian.........................................................................................................................
B.Etiologi.............................................................................................................................
F.Penatalaksanaan................................................................................................................
G.Komplikasi.......................................................................................................................
A.Pengkajian......................................................................................................................
C.Evaluasi...........................................................................................................................
BAB IV Penutup
BAB 1
Pendahuluan
A.Latar belakang
Penyakit tetanus masih sering ditemui di seluruh dunia dan merupakan penyakitendemik
di 90 negara berkembang. Bentuk yang paling sering pada anak adalah
Tetanus neonatorum yang menyebabkan kematian sekitar 500.000 bayi tiap tahun karena
para ibutidak diimunisasi. Sedangkan tetanus pada anak yang lebih besar berhubungan
dengan luka,sering karena luka tusuk akibat objek yang kotor walaupun ada juga kasus
tanpa riwayattrauma tetapi sangat jarang, terutama pada tetanus dengan masa inkubasi
yang lama.
Spora Clostridium tetani dapat ditemukan dalam tanah dan pada lingkungan yang
hangat,terutama di daerah rural dan penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang utamadi Negara berkembang.
Angka kejadian dan kematian karena tetanus di Indonesia masih tinggi. Indonesia meru
pakan negara ke-5 diantara 10 negara berkembang yang angka kematiantetanus
neonatorumnya tinggi.
B. Tujuan penulisan
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit tetanus mencakup definisi, etiologi,
patofisiologi, penegakkan diagnosis khususnya gambaran dari pemeriksaan radiologis
yangmungkin ditemukan, diagnosis banding, serta penatalaksanaannya.
2.Tujuan khusus
Agar kita sebagai mahasiswa/i akademi keperawatan lebih mendalami tentang
penyakittetanus. Dan juga untuk memenuhi tugas makalah yang diberikan oleh dosen
pengajar.
C.Ruang lingkup
Dalam penyusunan makalah in penulisi hanya membahas atau menyampaikan tentang
penyakit tetanus.
D.Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan dimana
penulismempelajari buku-buku yang dapat dijadikan referensi serta penulis juga
menggunakaninternet untuk lebih memperlengkap data-data atau bahan-bahan yang sudah
ada.
E.Sistematika penulisan
Makalah ini penulis susun secara sistematis yang terdiri dari 4 bab, yaitu :
Bab I :
Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, &sistematika
penulisan
Bab II :
Landasan teori,yang mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi,manifestasi klinis,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, serta penatalaksanaan.
Bab III :
Konep dasar asuhan keperawatan,yang meliputi
pengkajian,diagnosakeperawatan,intervensi ,implementasi ,dan evaluasi.
Bab IV :
Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian
Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot, tanpa
disertaigangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman closteridium tetani .Penyakit
inimengenai sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin yaitu neurotoksin yang
dihasilkanoleh Clostridium tetani.
Derajat keparahan :
4.Derajat IV (sangat berat) : Derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkansistem
kardiovaskuler. Hipertensi berat dan takikardi terjadi berselingan dengan hipotensi dan
bradikardia, salah satunya dapat menetap.
B.Etiologi
Sering kali tempat masuk kuman sukar diketahui tetepi suasana anaerob seperti pada
lukatusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan
cairiesgigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin.Penyakit
ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupanimunisasi
DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandungkotoran
ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Sporakuman
Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.
Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui:
1.Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar
2.Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik
3.OMP,caries gigi
4.Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
5.Penjahitan luka robek yang tidak steril
Clostridium tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat
membentukspora, dan berbentuk
Drumstick.Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan
antiseptik . Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf (1210C, 10-15 menit) dan juga resisten
terhadap fenol dan agen kimia lainnya.Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di
tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian. Umumnya, spora
bakteri ini terdistribusi pada tanah dansaluran penceranaan serta feses dari kuda, domba,
anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam.Ketika bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia akan
menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang bertindak sebagai racun yang menyerang
bagian sistem saraf). C.tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan
tetanospasmin.Fungsi daritetanoysin tidak diketahui dengan pasti, namun juga dapat
memengaruhi tetanus.Tetanospasmin merupakan toksin yang cukup kuat.
C.Patofisiologi
Biasanya penyakit ini terjdi setelah luka tusuk yang dalam misalya luka yang
disebabkantertusuk paku, pecahan kaca, kaleng atau luka tembak, karena luka tersebut
menimbulkan keadaan anaerob yang ideal. Selain itu luka laserasi yang kotor dan pada
bayi dapat melaluitali pusat luka bakar dan patah tulang yang terbuka juga akan
mengakibatkan keadaananaerob yang ideal untuk pertumbuhan clostridium tetani.Tetanus
terjadi sesudah pemasukan spora yang sedang tumbuh, memperbanyak diri
danmneghasilkan toksin tetanus pada potensial oksidasi-reduksi rendah (Eh) tempat jejas
yangterinfeksi. Plasmid membawa gena toksin. Toksin yang dilepas bersama sel bakteri
selvegetative yang mati dan selanjutnya lisis. Toksin tetanus (dan toksin batolinium) di
gabungoleh ikatan disulfit. Toksin tetanus melekat pada sambungan neuromuscular dan
kemudiandiendositosis oleh saraf motoris, sesudah ia mengalami ia mengalami
pengangkutan aksonretrograt kesitoplasminmotoneuron-alfa. Toksin keluar motoneuron
dalam medulla spinalisdan selanjutnya masuk interneuron penghambat spinal.
Dimana toksin ini menghalangipelepasan neurotransmitter .
Toksin tetanus dengan demikian meblokade hambatan normalotot antagonis yang
merupakan dasar gerakan yang disengaja yang di koordinasi, akibatnyaotot yang terkena
mempertahankan kontraksi maksimalnya, system saraf otonom juga dibuattidak stabil pada
tetanus.Spora yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobic berubah menjadi bentuk
vegetatifdan berkembang biak sambil menghasilkan toxin. Dalam jaringan yang anaerobic
ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya tekanan oxigen
jaringan akibatadanya nanah, nekrosis jaringan, garam kalsium yang dapat diionisasi.
Secara intra axonaltoxin disalurkan ke sel saraf (cel body) yang memakan waktu sesuai
dengan panjang axonnyadan aktifitas serabutnya. Belum terdapat perubahan elektrik dan
fungsi sel saraf walaupuntoksin telah terkumpul dalam sel. Dalam sumsum belakang toksin
menjalar dari sel saraflower motorneuron ke lekuk sinaps dan diteruskan ke ujung presinaps
dari spinal inhibitoryneurin. Pada daerah inilah toksin menimbulkan gangguan pada
inhibitory transmitter danmenimbulkan kekakuan. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan
rata-rata 10 hari.
keadaan anaerob yang ideal. Selain itu luka laserasi yang kotor dan pada bayi dapat
melaluitali pusat luka bakar dan patah tulang yang terbuka juga akan mengakibatkan
keadaananaerob yang ideal untuk pertumbuhan clostridium tetani.Tetanus terjadi sesudah
pemasukan spora yang sedang tumbuh, memperbanyak diri danmneghasilkan toksin
tetanus pada potensial oksidasi-reduksi rendah (Eh) tempat jejas yangterinfeksi. Plasmid
membawa gena toksin. Toksin yang dilepas bersama sel bakteri selvegetative yang mati
dan selanjutnya lisis. Toksin tetanus (dan toksin batolinium) di gabungoleh ikatan disulfit.
Toksin tetanus melekat pada sambungan neuromuscular dan kemudiandiendositosis oleh
saraf motoris, sesudah ia mengalami ia mengalami pengangkutan aksonretrograt
kesitoplasminmotoneuron-alfa. Toksin keluar motoneuron dalam medulla spinalisdan
selanjutnya masuk interneuron penghambat spinal.
Dimana toksin ini menghalangipelepasan neurotransmitter .
Toksin tetanus dengan demikian meblokade hambatan normalotot antagonis yang
merupakan dasar gerakan yang disengaja yang di koordinasi, akibatnyaotot yang terkena
mempertahankan kontraksi maksimalnya, system saraf otonom juga dibuattidak stabil pada
tetanus.Spora yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobic berubah menjadi bentuk
vegetatifdan berkembang biak sambil menghasilkan toxin. Dalam jaringan yang anaerobic
ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya tekanan oxigen
jaringan akibatadanya nanah, nekrosis jaringan, garam kalsium yang dapat diionisasi.
Secara intra axonaltoxin disalurkan ke sel saraf (cel body) yang memakan waktu sesuai
dengan panjang axonnyadan aktifitas serabutnya. Belum terdapat perubahan elektrik dan
fungsi sel saraf walaupuntoksin telah terkumpul dalam sel. Dalam sumsum belakang toksin
menjalar dari sel saraflower motorneuron ke lekuk sinaps dan diteruskan ke ujung presinaps
dari spinal inhibitoryneurin. Pada daerah inilah toksin menimbulkan gangguan pada
inhibitory transmitter danmenimbulkan kekakuan. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan
rata-rata 10 hari.
2.Tetanus general; merupakan bentuk paling sering, timbul mendadak dengan kaku
kuduk,trismus, gelisah, mudah tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi awal.
Dalamwaktu singkat konstruksi otot somatik meluas. Timbul kejang tetanik bermacam grup
otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya
spasme berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode
relaksasi.
3.Tetanus cephalic : varian tetanus local yang jarang terjadi masa inkubasi 1-2 hari
terjadisesudah otitis media atau luka kepala dan muka. Paling menonjol adalah disfungsi
saraf III,IV, VII, IX dan XI tersering adalah saraf otak VII diikuti tetanus umum.Menurut berat
gejala dapat dibedakan 3 stadium :
a.Trismus (3 cm) tanpa kejang-lorik umum meskipun dirangsang.
b.Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
c.Trismus (1 cm) dengan kejang torik umum spontan.
D.Pathway
E.Pemeriksaan penunjang
1.Darah
Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200 mq/dl)
BUN : Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan
indikasinepro toksik akibat dari pemberian obat
Elektrolit : K, Na (Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang)
Kalium ( N 3,8 – 5,00 meq/dl)
Natrium ( N 135 – 144 meq/dl)
2.Skull ray : Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi,
Teknikuntuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui
fokusaktivitas kejang, hasil biasanya normal.
F. Manifestasi klinis
Masa tunas biasanya antara 5 – 10 hariYang pertama terserang adalah otot rahang
sehingga rahang kaku dan sulit dibuka(trismus ). Penderita kemudian mengalami kesulitan
menelan, dan gelisahSelanjutnya muncul kaku kuduk, kaku tangan dan kaki, sakit kepala,
demam menggigildan kejang umumOtot muka khas kejangnya sehingga muka penderita
seperti orang menyeringai ( risus sardonikus)
Kejang otot perut, leher, dan punggung menyebabkan badan melengkung ke belakang
disebut epistotonus Spasme otot spincter kandung kemih dan anus menyebabkan retensi
urine dan konstipasi Kesadaran penderita baik, demikian juga saraf sensori Selama kejang,
otot dada, otot pernafasan, dan glotis ikut kaku sehingga pernafasanterganggu dan
penderita mengalami sianosis sampai asfiksia yang sering fatal.
Gambaran umum yang khas pada tetanus :
1.Badan kaku dengan epistotonus
2.Tungkai dalam ekstensi
3.Lengan kaku dan tangan mengepal
4.Biasanya keasadaran tetap baik
2.Obat – obatana.
a.Anti toksin : Tetan us Imun Glubolin (TIG ) lebih dianjurkan pemakainnya di bandingkan
dengan anti tetanus serum (ATS) dari hewan. Dosis initial TIG adalah 5000 UIM ( dosis
harian 500 – 6000 U ). Kalau tidak ada TIG diberi ATS dgn dosis 5000 U IM dan5000 U IV
atau pemberian ATS (anti tetanus serum) 20.000 U secara IM di dahului oleh uji kulit dan
mata.
b. Anti kejang
H.Prognosis
Prognosis tetanus ditentukan salah satunya adalah dengan penatalaksanaan yang tepat
dandilakukan secara intensif. Penyakit tetanus pada neonatus mempunyai case fatality rate
yangtinggi (70-90%) sehingga bila tetanus dapat didiagnosis secara dini dan ditangani
dengan baikmaka dapat lebih menurunkan angka kematian.
I.Komplikasi
a.Spasme otot faring
b.Asfiksia
c.Ateletaksis
d.Fraktur kompresi
e.Jalan nafas : Aspirasi, Laringuspasme/obstruksi, Obstruksi berkaitan dengan sedative
f.Respirasi : Apnea, Hipoksia ,Gagal nafas tipe 1 (atelektasis, aspirasi,pneumonia),
Gagalnafas tipe 2 ( spasme laringeal,spasme trunkal berkepanjangan, sedasi berlebihan)
ARDSK,komplikasi bantuan ventilasi berkepanjangan (seperti pneumonia), komplikasi
traneotomi(seperti stenosistrachea )
J.Pencegahan
1.Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan sebagai dapat paad usia 3,4 dan 5
bulan.Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun.
BAB 3
Asuhan Keperawatan
Kasus :
Pasien datang ke RSUD Dr.H Slamet Martodirjo diantar keluarga tanggal 01 Mei
2014,kondisi pasien demam dengan suhu 39,5 kejang otot. Saat anamnese keluarga
pasienmengatakan pasien tertusuk benda tajam di daerah kaki saat bermain sejak 5 hari
yang lalutetapi pasien tidak memberi tahu orang tua sampai kemudian pasien menggigil dan
orang tuamenemukan luka berwarna kehitaman di area kaki seputar tumit pasien, keluarga
mengatakan pasien terlihat mengejang dan mengepalkan kedua tangannya saat ada
rangsang cahaya dansentuhan. Keadaan umum pasien gelisah, demam, menggigil, kejang
otot dan kaku kuduk,lengan serta tungkai.
Pengkajian :
Identitas pasien
Nama : An. S
No. register : 399-65-21
Tetala : 23 april 2009
Alamat : Jl Bhayangkara
Umur : 5 thn
Jenis kelamin : Laki – laki
Suku bangsa : Madura / Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum kawin
Pendidikan : Pendidikan anak usia dini
Pekerjaan : -
Tanggal MRS : 01 Mei 2014
Diagnosa medis : Tetanus
Keluhan utama : Kejang
Identitas keluarga
Ayah : Tn. B
Usia : 39 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai negeri sipil
Agama : Islam
Ibu : Ny. T
Usia : 35 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Riwayat natal :
a.Masa kehamilan : 40 minggu
Riwayat imunisasi :
0– 7 HBO
1 bulan BCG,polio 1
2 bulan DPT / HB 1,polio 2
3 bulan DPT / HB 2,polio 3
4 bulan DPT / HB 3,polio 4
9 bulan Campak
Riwayat psikososial :
a.Kebiasaan anak bermain : sawah atau halaman sekitar rumah
b.Higiene sanitasi : kurang begitu terawat
Reaksi hospitalisasi :
Pada Anak : Anak menolak makan, sering bertanya pada orang tua kadang juga
menangis perlahan dan tidak kooperatif pada petugas kesehatan.
Pada Orang tua : Orang tua menerima saat ada perubahan situasi dirumah dn dirumahsakit.
Orang tua menyadari anaknya sedang sakit dan butuh perawatan di rumah sakit,
b.Cairan
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak minum banyak hariAnak tidak bisa minum saat dirumah
dirumahsekitar 8 gelas per sakit
c. Eliminasi
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak bab rutin 1x sehari khasAnak tidak bab selama mrs
dengankonsistensi lunak dan dankemampuan berkemih hanya 2xsehari.
berwarnakuning serta bak sekitar 4
jamsekali berwarna kuning dan berbau
khas
d. Istirahat tidur
sebeIum Saat
Sebelum SaatAnak tidur nyenyak Anak tidak dapat tidur selama mrs
selamadirumah dengan rentang waktu10
jam sehari
e.Olahraga
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak kadang berolahraga lri ayahnyaSelama mrs anak tidak berolahaga
pagi bersama ayahnya
f. Personal hygiene
Sebelum Saat
Sebelum SaatKebersihan anak terjaga, sehariKebersihan diri anak dibantuorang
mandi3x sehari tua dan petugas
g. Aktifitas
Sebelum Saat
Sebelum SaatAnak mampu melakukan Anak tidak dapat melakukan aktivitas
aktivitas seperti bersekolah
h. Rekreasi
Sebe
Anak kadang berlibur bersama orang tua Anak tidak dapat berekreasi
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Pasien gelisah, lemah, konjungtiva anemis, wajah pucat,
demam,menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai
Body system :
a.Sistem Pernafasan ; dyspneu asfiksia dan sianosis akibat kontaksi otot pernafasan
b.Sistem kardio vaskuler; disritmia, takikardia, hipertensi dan perdarahan, suhu tubuh
awal38-40 C atau febril, terminal 43-44 C
c.Sistem Neurolgis; (awal) irritability, kelemahan, (akhir) konvulsi, kelumpuhan satu atau
beberapa saraf otak.
d.Sistem perkemihan; retensi urine (distensi kandung kencing dan urine out put
tidakada/oliguria)
Pemeriksaan penunjang :
Glukosa Darah : 150 mq/dl)
Ureum / BUN : 50 mq/dl
Kalium : 7 meq/dl
Natrium : 110 meq/dl
Leukosit : 17.000
GDA : < 140 mg/dl
Bilirubin direk : 0,25
Bilirubin total : 1,00
SGOT : 37 U/L
SGPT : 40 U/L
PH : 7,45 mmHg
PO2 : 110 mmHg
PCO2 : 30 mmHg
Diagnosa keperawatan :
a.kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme otot pernafasan.
b. Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-
otot pernafasan.
c.Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan invasi kuman(bakterimia)
d.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
e.Risiko terjadi cedera berhubungan dengan sering kejang
Analisa Data
Data Masalah
Ds : - Kebersihan jalan nafas tidak efektif.
Do :
RR : 60x/menit
PO2 : 110 mmHg
PCO2 : 30 mmHg
Intervensi keperawatan:
Criteria :
a.Suhu : 39,5 c
b.Leukosit : 5000 – 10.000/mm3
Kolaboratif : Memberikan
Diit yang diberikan
Kolaboratif : Pemberian diit sesuaidengan keadaan klien diit TKTP cair,lunak atau
TKTPcair, lunak atau daritingkat membuka
buburkasar.Pemberian mulutdan proses bubur kasar.Pemberian
carian perIV mengunyah.Pemberian
linePemasangan NGT cairan perinfusdiberikan carian per IV line&
pada kliendengan
ketidakmampuanmengunyak
pemasangan NGT
atau tidak bisamakan lewat
mulutsehingga kebutuhan
nutrisiterpenuhi. NGT dapat
berfungsisebagai masuknya
makanan juga untuk
memberikanobat
Evaluasi
Diagnosa Eva
Kebersihan jalan nafas tidak efektif S:-
berhubungan dengan spasme otot O:
pernafasan, ditandai denganRR : RR : 50x/menit
60x/menit, PO2 : 110 mmHG, PCO2 : 30
a.Kesimpulan
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium
tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot
seluruh badan.
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertaigangguan kesadaran.Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani,
tetapi akibattoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.
b.Saran
DAFTAR PUSTAKA