You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENANGANAN DAN

TRANSPORTASI PRODUK PERTANIAN

Disusun Oleh Kelompok 3:

Nama Anggota Kelompok : 1. Yoka Septiawan_E1G020005


2. M.Ilham Raditya_E1G020017
3. Windi Tama Damanik_E1G020031
4. Retno Maifitria_E1G020037
5. Nelly Ompusunggu_E1G020041
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Shift : Kamis 10:00-12:00
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir Yuawana, M.Sc.
Ko-Ass : Raju Raju Dwi Putra Ade Piyo (E1G019045)
Objek praktikum : STUDI LAPANGAN HANDLING PRODUK
PERTANIAN (BERAS BULOG)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan sumber kebutuhan dasar utama bagi manusia untuk
bertahan hidup sehingga dikatakan hak untuk memperoleh pangan merupakan salah
satu HAM (Hak Asasi Manusia). Pangan sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak
asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan
suatu bangsa. Pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18 tahun 2012
tentang pangan. Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah
"Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan".
Pemerintah selalu berupaya untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Di
Indonesia sendiri terdapat banyak jenis pangan yang tersedia namun yang menjadi
paling identik dan dominan adalah beras. Beras merupakan komoditi yang penting
bagi masyarakat Indonesia, baik sebagai makanan pokok maupun sebagai komoditi
strategis. Masyarakat Indonesia sampai saat ini masih dominan mengkonsumsi beras
sebagai sumber pangan dan energi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kestabilan harga dan pasokan menjadi
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena selain itu,
ketidakstabilan harga dan pasokan dapat mempengaruhi kestabilitas ekonomi dan
produktivitas sektor industri yang masih menggunakan harga pangan sebagai dasar
perhitungan upah serta berpengaruh terhadap kestabilan Nasional sehingga peran
pemerintah sangat diperlukan. Oleh karena itu kelompok kami menjadi diutus
menjadi perwakilan untuk melakukan kunjungan di pabrik gudang Beras Bulog agar
mengetahui bagaimana penanganan produk pertanian (beras) di gudang beras bulog.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengkaji handling beberapa komoditas pertanian.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kajian kepada sesama mahasiswa
3. Mahasiswa mampu membandingkan perbedaan handling beberapa komoditas
tersebut.
BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas kuasi publik yang memiliki nilai
strategis, baik dari aspek ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan politik.Dalam upaya
mewujudkan stabilitas harga gabah/beras, pemerintah menerapkankebijakan harga
dasar dan harga maksimum. Harga dasar ditujukan untuk melindungi petani sebagai
produsen dari jatuhnya harga gabah saat panen raya, sedangkan harga maksimum
ditujukan untuk melindungi konsumen terutama dari lonjakan harga saat musim
paceklik. Kebijakan harga gabah/beras pada saat ini sudah mengarah pada
kebijakan harga yang memperhatikan dimensi perbedaan bentuk, jenis, kualitas,
dan tingkatan dalam rantai pasar, namun belum memperhatikan dimensi musim
panen. Kebijakan harga tersebut juga masih diatur dalam peraturan dan
perundangan yang terpisah pisah. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas di dalam mengimplementasikan kebijakan stabilisasi harga beras
diperlukan kebijakan harga gabah/beras yang komprehensif (Hermanto, 2017)
Efektivitas pasar murah selain didukung oleh ketepatan manajemen waktu
juga didukung oleh beberapa faktor manajemen lainnya yaitu manajemen kuantitas
dan kualitas beras serta lokasi pelaksanaan. Kualitas beras dan lokasi pelaksanaan
berhubungan dengan bagaimana Bulog dapat menyediakan beras yang disukai
masyarakat di lokasi yang baik. Kedua hal tersebut mendorong kepuasan konsumen
dan diharapkan dapat meningkatkan tingkat penjualan pasar murah sehingga dapat
mengurangi pembelian konsumen di pasar. Manajemen kuantitas merupakan bentuk
lain dari upaya menjaga stabilitas harga beras dimana Perum Bulog harus dapat
menjamin bahwa stok beras yang yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan
konsumsi penduduk bahkan sampai 3 bulan ke depan (Proborini et al, 2018)
Kecukupan pangan bagi masyarakat merupakan hak asasi yang wajib untuk
dipenuhi, dan pemerintah selaku penyelenggara negara memiliki tanggung jawab
untuk pemenuhannya. Hal tersebut sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat 3 Undang-
Undang Dasar 1945 yang memandatkan kepada pemerintah selaku penyelenggara
negara untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki negara
bagi kemakmuran rakyatnya. Perum BULOG sebagai institusi yang ditugaskan
pemerintah melaksanakan tugas tersebut, dibebani tanggung jawab untuk
mengendalikan agar stok beras dapat tersedia dalam jumlah yang.mencukupi melalui
kebijakan-kebijakan yang dilaksanakannya. Perum BULOG mempunyai dua tugas,
yaitu tugas publik dan tugas komersil. Dalam tugas publik, Perum BULOG
melaksanakan penugasan pemerintah yaitu kegiatan usaha untuk menyediakan barang
dan/atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, sedangkan dalam tugas komersial.
Perum BULOG berupaya untuk mendapatkan profit (Natalia, 2016)
Beras jenis Bulog merupakan beras yang didistribusikan oleh pemerintah.
Berdasarkan pengamatan selama ini, beras Bulog memiliki kualitas yang rendah
apabila dibandingkan dengan merek lainnya. Salah satu ciri rendahnya kualitas beras
ini adalah banyaknya kutu beras (Sitophilus oryzae sp) pada beras Bulog. Banyaknya
kutu beras disebabkan karena mutu dari beras itu sendiri disamping juga disebabkan
lamanya penyimpanan dan tumpukan beras, terutama terkait suhu ruang dan
kelembabab (Mansoor et al., 2017).
Setiap negara tentu saja membutuhkan pangan untuk kehidupan rakyatnya.
Pangan adalah kebutuhan primer yang paling sensitif diseluruh dunia. Setiap negara
harus mengatur cadangan pangannya dengan baik, tentu saja untuk mengatur
cadangan pangan dengan baik perlu peran pemerintah. Di Indonesia pangan diatur
secara politik oleh Pemerintah Orde Baru melalui sebuah lembaga logistik nasional,
yaitu BULOG atau Badan Urusan Logistik (Degia et al, 2016)
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1. Kamera 1. Produk buah-buahan
2. LCD 2. Produk sayuran
3. Komputer 3. Produk perkebunan (sawit,
4. Alat tulis karet)
4. Ikan laut
3.1.3 Tempat
1. Pasar tradisional
2. Swalayan
3. Pedagang retail
4. Perusahaan
5. Tempat pelelangan ikan
6. Dolog

3.2 Prosedur Kerja


1. Praktikan dibagi dalam beberapa kelompok
2. Setiap kelompok diberi tugas untuk melakukan kajian handling komoditas
sesuai dengan tempat atau lokasi handling
3. Identifikasi rangkaian handling mulai dari tempat asal produk sampai tujuan
akhir produk (kalau memungkinkan segmen-segmen operasi handling
diambil foto bahkan divideokan)
4. Identifikasi sarana handling wadah, kemasan, alat bantu lain termasuk
kendaraan angkut (difoto)
5. Identifikasi tempat produk disimpan dan ditempatkan beserta sarana
pendukung tempat tersebut, misal rak, gudang, AC, kipas angin (difoto)
6. Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat terkait dengan pendidikan
7. Hasil kajian dituangkan dalam bentuk file power point
8. Materi power point setiap kelompok diseminarkan di dalam kelas dan
dihadiri oleh mahasiswa semua kelompok untuk bahas
9. Setelah dibahas laporan dibuat per kelompok.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan Langsung


1. Beras dibawa menggunakan angkutan darat tergantung kemana bisa dari
penjual ke penjual, atau Gudang ke Gudang angkutan darat menggunakan
truk, fuso.
2. Cara pengemasan beras tersebut yaitu dengan cara dijahit
3. Beras tersebut ditumpukkan menggunakan system kunci (biar mudah
dihitung) dan lebih rapi

4.2 Hasil Pengamatan Wawancara


1. Asal beras import dan Pakistan, india. Ada dalam negeri , local, dan lampung
2. Berat per karung 50 kg masuk awal. Beras yang keluar tergantung permintaan.
Rata-rata pengeluaran tetap 50 kg
3. Penyimpanannya di 3 gudang dengan kapsitas 10.500 ton dikota Bengkulu,
Bengkulu selatan 1000 ton, Bengkulu utara 1000 ton, curup 1000 ton.
4. Penjualan biasanya ada yang ke pedangan sesuai dengan harga pemerintah,
bisa juga operasi pasar, dan bencana alam.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum sistem penanganan transportasi produk pertanian kami


melakukan kunjungan secara berkelompok, kunjungan ditujukan langsung pada
perkebunan dan perikanan maupun sampai ke gudang penyimpanan produk pangan
untuk melaksanakan langsung pengamatan di tempat yang dikunjungi. Kelompok
kami melakukan pengamatan di gudang bulog pada bagian beras, yang berlokasi di
kota bengkulu.
Bulog gudang kota bengkulu yang sudah berdiri sejak lama sekitar tahun
1980-an dan merupakan gudang pertama yang ada di kota bengkulu. Bulog gudang
kota bengkulu dengan kantor wilayah yang berlokasi di Jl. Pembangunan No.5, Jemb.
Kecil, Kec. Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu 38224, dan memiliki dua cabang
gudang yang menyimpan berbagai jenis bahan produk pertanian mulai dari beras,
daging, gandung, minyak dan lain – lain.
Bulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik
pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei
dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan
komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas
publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar
Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras
untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan.
Dari hasil pengamatan yang kami dapatkan mulai dari pedistribusian beras
dibawa atau diangkut menggunakan angkutan darat atau trsansportasi menggunakan
angkutan darat seperti truk/fuso, selain itu beras dibawa menggunakan angkutan darat
tergantung kemana bisa dari penjual ke penjual. Beras yang diterima mulai dari dalam
negeri seperti lampung dan beras lokal yang berasal dari berbagai daerah terdekat.
Selain beras yang berada dalam negeri ada juga beras yang di impor langsung dari
luar negeri yaitu dari pakistan dan india. Selain dalam bentuk beras pihak gudang
juga menerima produk yang masih dalam bentuk gabah atau masih berupa padi yang
dijual oleh petani, tapi ini hanya untuk yang lokal atau masih dalam wilayah bukan
dari import. Untuk yang masih dalam bentuk padi dilakukan penggilingan pada
tempat penggilingan khusus pada gudang bulog, karena selain tempat penyimpanan
ada juga tempat penggilingan padi.
Pada pemasokan beras yang diterima tergantung pada permintaan pihak
gudang, karena diberlakukan perhitungan dari jumlah yang masih tersisa di gudang
penyimpanan dan pemasokan barang. Cara pengemasan beras sendiri yaitu dengan
cara dijahit, berat perkarungnya yaitu mencapai 50 kg dan untuk beras yang keluar
atau didistribusikan sesuai dengan permintaan dengan rata – rata pengeluaran tetap 50
kg perkarungnya.
Penyimpanan beras didalam gudang menampung beras dengan kapsitas
sebanyak 10.500 ton untuk keseluruhan gudang dikota bengkulu dan pada gudang
bengkulu selatan dengan kapasitas sebanyak 1000 ton, bengkulu utara 1000 ton, dan
curup 1000 ton. Dalam penyimpanan beras – beras disusun atau ditumpukkan dengan
menggunakan sistem kunci dengan tujuan agar beras yang telah ditumpukkan lebih
mudah dihitung dan lebih rapi selama penyimpanannya. Pada Penjualan biasanya ada
yang ke pedangan sesuai dengan harga pemerintah, bisa juga operasi pasar, dan
benjala alam.
Menurut Wardani (2019), di Indonesia beras merupakan salah satu
komoditas pangan pokok dengan tingkat konsumsi dan status sosial tinggi
dibandingkan bahan pangan lainnya. Total konsumsi beras makin tinggi
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Konsumsi beras pada tahun
2017 sebesar 89,05 kg/kapital/tahun meningkatkan menjadi 94,9
kg/kapital/tahun atau terjadi kenaikan 6,36%.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi didefinisikan beberapa maksud, diantaranya
sebagai berikut: Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan. yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup.
baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secam
berkelanjutan. Pangan Pokok adalah Pangan yang diperuntukkan sebagai
makanan utama sehari-hari sesuai dengan potensi sumber daya dan kearifan
lokal. Distribusi Pangan adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
untuk menyalurkan pasokan. Pangan secara merata setiap saat guna
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Permasalahan material handling di Perum Bulog yaitu penganang beras yang
besar dan disimpan dalam jangka waktu lama dimana produksi beras terjadi
pada musim tertentu membuat tingkat beras rusak relatif tinggi. Selain itu,
musim panen yang terjadi dibulan-bulan tertentu, serta penanganan beras yang
jika terlalu lama disimpan akan terjadi kerusakan pada beras tersebut hingga
tidak layak untuk dikonsumsi.
2. Banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam distribusi beras pada Perum
Bulog, ketidak merataan pendistribusian beras, jumlah yang berkurang dalam
proses distribusi beras, itu menjadi permasalahan dalam logistik di Perum
Bulog. Salah satu tugas Perum Bulog yang utama adalah pendistribusian beras
untuk warga miskin sebagai program beras raskin, yang memberikan
kebutuhan pangan untuk warga yang terkategorikan miskin. Penyaluran beras
bersubsidi bagikelompok masyarakat miskin bertujuan untuk mengurangi
beban pengeluaran rumah tangga miskin.
3. Kegiatan pemindahan bahan yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan
mempunyai sasaran sasaran yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran dari kegiatan
pemindahan bahan menurut Amrine sebagai berikut : menurunkan unit biaya
pemindahan bahan, menurunkan waktu siklus manufaktur, menyediakan
kondisi kerja yang lebih baik dan keamanan yang lebih mantap di dalam gerak
bahan dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi
6.2 Saran
Perum bulog sebaiknya mulai mencoba dengan menawarkan dan menjual beras
tersebut dengan partai besar. Hal itu dilakukan agar dapat bersaing dengan
produsen beras lain atau pesaing yang sudah besar. Dan juga dapat cepat
meningkatkan volume penjualan.
DAFTAR PUSTAKA.

Degia F. A., Suwita, Farida Sarimaya. 2016. Badan Urusan Logistik (BULOG) Dari
Monopoli Hingga Mekanisme Pasar Tahun 1998-2006. Jurnal FACTUM.
Vol.5. No.1
Hermanto, Saptana. 2017. Kebijakan Harga Beras Ditinjau Dari Dimensi Penentu
Harga. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 35. No. 1.
Mansoor-al-Hasan, Aslam, A., Jafir, M., Javed, M. W., Shehzad, M., Chaudhary, M.
Z., & Aftab, M. 2017. Effect of temperature and relative humidity on
development of Sitophilus oryzae 1. (coleoptera: curculionidae). Journal of
Entomology and Zoology Studies, 5(6), 85-90
Natalia Br Karo. 2016. Analisis Optimasi Distribusi Beras Bulog Provinsi Jawa
Barat. Universitas Mercubuana. Jurnal Ilmiah Manajemen. Vol.6. No.1. Hal-
103-120
Proborini, Anita, Titik Ekowati, and Djoko Sumarjono. Analisis Efektivitas
Pelaksanaan Pasar Murah Bulog Dalam Menjaga Stabilitas Harga Beras di
DKI Jakarta. BISE: Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 4.1 (2018).
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi. Lembaran Negara RI Tahun 2015, Nomor 60,
Sekretariat Negara, Jakarta.
Wardani, C. 2019. Kinerja Ketahanan Beras Di Indonesia: Komparasi Jawa Dan
Luar Jawa 2005-2007. Jurnal Ketahanan Nasional. Vol. 25(1). Hal. 107-130
DOKUMENTASI

You might also like