You are on page 1of 3

MAKALAH

 
PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA PADA SITUSI KRISIS DAN
BENCANA
KEPERAWATAN JIWA I
 
 

 
 
 
KELOMPOK 2 :
1. Susry permadani 2011313023
2. Allvi dayu nengsih 2011311004
3. Ghairu A'diyyah 2011311007
4. Tessa Edrian 2011311055
5. Wardah Dalilah 2011311010
6.Rizka Noviola Hardita 2011313008
 
 
 
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
 
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pelayanan Keperawatan Jiwa Pada
Situasi Krisis dan Bencana” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak bisa untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. 
Makalah ini adalah sekumpulan materi tentang Pelayanan Keperawatan Jiwa
Pada Situasi Krisis dan Bencana yang dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Makalah ini tidak hanya diambil dari satu sumber
saja, melainkan dari berbagai sumber. 
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. 
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada
dosen pembimbing dalam menyusun makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat terima kasih.
 
 
 
 
 
 
Padang, 23 November 2021
 
 
                                                                                                                        Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang 
Bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja di seluruh penjuru
dunia. Bencana dapat berdampak kepada individu, keluarga dan komunitas.
Bencana adalah gangguan serius yang mengganggu fungsi komunitas atau
penduduk yangmenyebabkan manusia mengalami kerugian, baik kerugian
materi, ekonomi atau kehilangan penghidupan yang mana berpengaruh
terhadap kemampuan koping manusia itu sendiri (International Strategy for
Disaster Reduction [ISDR] 2009). Bencana memiliki dampak yang sangat
merugikan manusia. Rusaknya sarana dan prasarana fisik (perumahan
penduduk, bangunan perkantoran, pelayanan kesehatan, sekolah, tempat
ibadah, sarana jalan, jembatan dan lain-lain) hanyalah sebagian kecil dari
dampak terjadinya bencana disamping masalah kesehatan seperti korban luka,
penyakit menular tertentu, menurunnya status gizi masyarakat, stress, trauma
dan masalah psikososial, bahkan korban jiwa. Bencana dapat pula
mengakibatkan arus pengungsian penduduk ke lokasi-lokasi yang
dianggapaman.
 
Bencana memiliki dampak yang sangat merugikan manusia. Rusaknya
sarana dan prasarana fisik (perumahan penduduk, bangunan perkantoran,
pelayanan kesehatan, sekolah, tempat ibadah, sarana jalan, jembatan dan lain-
lain) hanyalah sebagian kecil dari dampak terjadinya Bencana disamping
masalah kesehatan seperti korban luka, penyakit menular tertentu,
menurunnya status gizi masyarakat, stress, trauma dan masalah psikososial,
bahkan korban jiwa. Bencana dapat pula mengakibatkan arus pengungsian
penduduk ke lokasi-lokasi yang dianggap aman. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat
penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit dan masalah
gizi serta masalah kesehatan reproduksi hingga masalah penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi serta penurunan kualitas
kesehatan lingkungan (DepKes, 2006).
 
Untuk memaksimalkan upaya penanggulangan bencana di bidang
kesehatan, pelayanan kesehatan harus mempersiapkan tenaga kesehatan yang
profesional. Tenaga kesehatan dalam sebuah rumah sakit yang paling banyak
adalah perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran sebagai
responden pertama dalam menangani korban bencana di rumah sakit. Semua
perawat mempunyai tanggung jawab dalam perencanaan dan keterlibatan
dalam menangani korban. Perawat harus mengetahui apa yang akan mereka
lakukan baik ketika mereka sedang bekerja atau tidak bekerja sewaktu
bencana terjadi. Perawat harus mengetahui bagaimana memobilisasi bantuan,
mengevakuasi pasien-pasien dan mencegah penyebaran bencana. Perawat
juga harus mengenal diri mereka sendiri dan perencanaan- perencanaan rumah
sakit dalam mengatasi bencan.
 
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi pengetahuan tentang penanggulangan bencana.
 
C. Manfaat
Memberikan masukan dan pertimbangan untuk membuat kebijakan mengenai
manajemen bencana agar dapat meningkatkan pelayanan yang semakin baik
dan berkualitas.

You might also like