You are on page 1of 2

Analisis Proksimat

Oleh Alma Tsabita Kamilah 211710301101

Analisis Proksimat atau metode Weende.merupakan teknik untuk menilai kualitas nutrien
dalam komponen pangan dan pakan. Analisis proksimat dilakukan dengan menganalisis
secara kimia bahan pangan/pakan berdasarkan sifat kimia dan kegunaannya, dari analisis
proksimat dapat diketahui yaitu kadar air (bahan kering), kadar abu, kadar protein kasar,
kadar lemak kasar, kadar serat kasar dan kadar bahan ekstra tanpa nitrogen (BETN). Analisis
proksimat banyak digunakan untuk menentukan kualitas pangan maupun pakan karena
prosedurnya mudah dan relatif murah.

Analisa Air
Analisis kadar air bahan menggunakan oven dengan temperatur sedikit diatas temperatur
didih air yaitu 105o C. Sampel dimasukan ke dalam oven beberapa waktu sehingga tercapai
berat tetap. Kadar air adalah selisih berat awal dan akhir dalam satuan persen. Umumnya
pakan yang telah mengalami pengeringan matahari/oven 70o C masih mengandung kadar air.
Dari analisis ini akan diperoleh kadar bahan kering (bahan yang sudah bebas air/uap air)
dengan cara 100% dikurangi dengan kadar air.

Analisa Abu
Abu adalah bagian dari sisa pembakaran dalam tanur dengan temperatur 400-600oC yang
terdiri atas zat-zat anorganik atau mineral. Dari abu ini dapat dilanjutkan untuk mengetahui
kadar mineral.
Analisa Protein Kasar
Pengertian protein kasar adalah semua zat yang mengandung nitrogen. Diketahui bahwa
dalam protein rata-rata mengandung nitrogen 10% (kisaran 13- 19%). Metode yang sering
digunakan dalam analisa protein adalah metode Kjeldhal yang melalui proses destruksi,
destialsi, titrasi dan perhitungan. Dalam analisis ini yang dianalisis adalah unsur nitrogen
bahan, sehingga hasilnya harus dikalikan dengan faktor protein untuk memperoleh nilai
protein kasarnya. Apabila diketahui secara tepat macam pakan yang dianalisis misal air susu
maka faktor proteinnya adalah 6.38, tetapi secara umum biasanya menggunakan 6.25.

Analisa Lemak Kasar


Metode yang digunakan antara lain extraksi soxhlet dengan pelarut lemak petroleum ether.
Analisis lemak dipergunakan istilah lemak kasar karena dalam analisis ini yang diperoleh
adalah suatu zat yang larut dalam proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik
antara lain ether, petroleum ether atau chloroform. Kemungkinan yang terlarut dalam pelarut
organik ini bukan hanya lemak tetapi juga antara lain : glyserida, chlorophyl, asam lemak
terbang, cholesterol, lechitin dan lain-lain dimana zat-zat tersebut tidak termasuk zat
makanan tetapi terlarut dalam pelarut lemak.

Analisa Serat Kasar


Serat kasar mempunyai pengertian sebagai fraksi dari karbohidrat yang tidak larut dalam basa
dan asam encer setelah pendidihan masing-masing 30 menit. Termasuk dalam komponen
serat kasar ini adalah campuran hemisellulosa, sellulosa dan lignin yang tidak larut. Dalam
analisa ini diperoleh fraksi lignin, sellulosa dan hemisellulosa yang justru perlu diketahui
komposisinya khusus untuk hijauan makanan ternak atau umumnya pakan berserat. Untuk
memperoleh data yang lebih akurat tentang fraksi lignin dan sellulosa dapat dilakukan analisa
lain yang lebih spesifik dengan metode analisa serat Van Soest.

Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen (Beta-N)


Untuk memperoleh beta-N adalah dengan cara perhitungan : 100% - (Air + Abu + Protein
Kasar + Lemak Kasar + Serat Kasar)%. Dalam fraksi ini termasuk karbohidrat yang
umumnya mudah tercerna antara lain pati dan gula.

You might also like