You are on page 1of 12
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR SK.287 /MENLHK/SETJEN/PLA.2/4/2022 TENTANG PENETAPAN KAWASAN HUTAN DENGAN PENGELOLAAN KHUSUS PADA SEBAGIAN HUTAN NEGARA YANG BERADA PADA KAWASAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG DI PROVINSI JAWA TENGAH, PROVINSI JAWA TIMUR, PROVINSI JAWA BARAT, DAN PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 112 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan, penetapan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus ditetapkan oleh Menteri; b. bahwa berdasarkan Pasal 125 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan, Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Hutan Produksi yang tidak dilimpahkan — penyelenggaraan _pengelolaannya kepada Badan Usaha Milik Negara Bidang Kehutanan ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus untuk kepentingan Perhutanan Sosial, Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan Kawasan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan, Rehabilitasi Hutan, Perlindungan Hutan atau Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat; Mengingat 2 . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus Pada Sebagian Hutan Negara yang Berada Pada Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020; Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020; Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan 10. di 12. 13. 14, 15. 16. 17. 18. 19. 20. Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam; Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2020 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan; Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan; Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah Dalam Kawasan Hutan; Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 - 2024; Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.49/ Menhut-ll/2011 tentang Rencana Kehutanan ‘Tingkat Nasional (RKTN) Tahun 2011-2030; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan Kawasan Hutan; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan di Hutan Lindung dan Hutan Produksi; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial; dan 4 21.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Memperhatikan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian vin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut; 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor $K.6603/MENLHK-PKTL/KUH/ PLA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Barat sampai dengan Tahun 2021; 3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.6605/MENLHK-PKTL/KUH/ PLA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan Tahun 2021; 4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.6606/MENLHK-PKTL/KUH/ PLA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur sampai dengan Tahun 2021; 5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.6607/MENLHK-PKTL/KUH/ PLA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Banten sampai dengan Tahun 2021; 6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.129/MENLHK/SETJEN/ PKL.0/2/2017 tentang Penetapan Peta Kesatuan Hidrologis Gambut Nasional; 7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.130/MENLHK/SETJEN/ PKL.0/2/2017 tentang Penetapan Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional; — 8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.306/MENLHK/PDASHL/ DAS.0/7/2018 tentang Penetapan Lahan Kritis Nasional; 9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor — SK.4682/MENLHK-PSKL/ PKTHA/PSL. 1/8/2020 tentang Peta Hutan Adat dan Wilayah Indikatif Hutan Adat Fase IV; 10.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor — SK.73/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/2/2021 tentang Penugasan Pengelolaan Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten Kepada Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara; 11.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.4607/MENLHK-PHPL/KPHP/ HPL.O/6/2021 tentang Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Untuk Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Tahun 2021; 12.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor —_SK.5446/MENLHK-PKTL/ IPSDH/PLA.1/8/2021 tentang Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian _Perizinan Berusaha, Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, Atau Persetujuan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru Pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2021 Periode I; 13.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.698/MENLHK/SETJEN/ PLA.2/9/2021 tentang Peta Indikatif Penyelesaian Penguasaan Tanah Dalam Rangka Penataan Kawasan Hutan; 14.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.8878/MENLHK-PKTL/PLA.O/ 12/2021 tentang Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial (Revisi VII). Menetapkan KESATU KEDUA -6- MEMUTUSKAN; KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PENETAPAN KAWASAN HUTAN DENGAN PENGELOLAAN KHUSUS PADA SEBAGIAN HUTAN NEGARA YANG BERADA PADA KAWASAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG DI PROVINSI JAWA TENGAH, PROVINSI JAWA TIMUR, PROVINSI JAWA BARAT, DAN PROVINSI BANTEN. Menetapkan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus pada Sebagian Hutan Negara yang Berada Pada Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten seluas + 1.103.941 Ha (satu juta seratus tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu hektare) dan —_dipetakan/dicetak sebagaimana tercantum dalam Peta Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus Pada Sebagian Hutan Negara yang Berada Pada Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten seluas + 1.103.941 Ha (satu juta seratus tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu hektare) sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU terdiri atas: a. Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus di Provinsi Jawa Tengah seluas + 202.988 Ha (dua ratus dua ribu sembilan ratus delapan puluh delapan hektare) yang berada pada Kawasan Hutan Produksi seluas + 136.239 Ha (seratus tiga puluh enam ribu dua ratus tiga puluh sembilan hektare) dan Kawasan Hutan Lindung seluas + 66.749 Ha (enam puluh enam ribu tujuh ratus empat puluh sembilan hektare); KETIGA b. Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus di Provinsi Jawa Timur seluas + 502,032 Ha (lima ratus dua ribu tiga puluh dua hektare) yang berada. pada Kawasan Hutan Produksi seluas + 286.744 Ha (dua ratus delapan puluh enam ribu tujuh ratus empat puluh empat hektare) dan Kawasan Hutan Lindung seluas + 215.288 Ha (dua ratus lima belas ribu dua ratus delapan puluh delapan hektare); c. Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus di Provinsi Jawa Barat seluas + 338,944 Ha (tiga ratus tiga puluh delapan ribu sembilan ratus empat puluh empat hektare) yang berada pada Kawasan Hutan Produksi seluas + 163,427 Ha (seratus enam puluh tiga ribu empat ratus dua puluh tujuh) hektare dan Kawasan Hutan Lindung seluas #175.517 Ha (seratus tujuh puluh lima ribu lima ratus tujuh belas hektare); dan d. Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus di Provinsi Banten seluas + 59.978 Ha (lima puluh sembilan ribu sembilan ratus tujuh puluh delapan hektare) yang berada pada Kawasan Hutan Produksi seluas + 52.239 Ha (lima puluh dua ribu dua ratus tiga puluh sembilan hektare) dan Kawasan Hutan Lindung seluas + 7.740 Ha (tujuh ribu tujuh ratus empat puluh hektare) Kawasan Hutan Pada Sebagian Hutan Negara yang Berada Pada Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU dan Amar KEDUA menjadi acuan dalam pelaksanaan pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus untuk kepentingan: 1) Perhutanan Sosial; 2) Penataan Kawasan Hutan dalam — rangka Pengukuhan Kawasan Hutan; KEEMPAT KELIMA 3) Penggunaan Kawasan Hutan; 4) Rehabilitasi Hutan; 5) Perlindungan Hutan; atau 6) Pemanfaatan Jasa Lingkungan. Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan —_Lingkungan —_ untuk menyelenggarakan pelaksanaan perhutanan_ sosial sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yang meliputi antara lain: 1) Penetapan persetujuan dan penataan Perhutanan Sosial; 2) Penataan areal dan penyusunan rencana; 3) Pengembangan usaha; 4) Penanganan konflik tenurial; 5) Pendampingan; 6) Kemitraan lingkungan, 7) Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan pengelolaan unit-unit perhutanan sosial; dan 8) Monitoring, Pembinaan dan Evaluasi Perhutanan Sosial Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan = Tata_—_Lingkungan untuk menyelenggarakan pelaksanaan, meliputi: 1) Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan Kawasan Hutan — sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 2) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) Penggunaan Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 3) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 3) Fasilitasi dan pembinaan penataan batas dan penetapan areal kerja; 4) Mengkoordinasikan penyusunan _rencana pengelolaan KHDPK dengan mempertimbangkan rencana pengelolaan Perhutanan Sosial, Penataan KEENAM KETUJUH Kawasan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan, Rehabilitasi Hutan, Perlindungan Hutan dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, dan; 5) Menyusun laporan pelaksanaan —_Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan Kawasan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan; dan 6) Monitoring, pembinaan, dan evaluasi Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan Kawasan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan. Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan untuk menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Hutan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 4) sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan, antara lain : 1) Reboisasi; 2) Pemeliharaan hutan; 3) Pengkayaan tanaman; 4) Penerapan teknis konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif; 5) Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan Rehabilitasi Hutan; dan 6) Pembinaan, monitoring, dan evaluasi Rehabilitasi Hutan. Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari untuk menyelenggarakan pelaksanaan Pemanfaatan Jasa Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 6) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, antara lain: 1) Perencanaan pemanfaatan jasa lingkungan; 2) Penetapan persetujuan pemanfaatan jasa lingkungan; 3) Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan pengelolaan pada unit-unit pemanfaatan jasa -10- lingkungan; dan 4) Pembinaan, monitoring, © dan _evaluasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan. KEDELAPAN : Memerintahkan kepada —-Direktur —_Jenderal Pengendalian Perubahan Tstim untuk menyelenggarakan pelaksanaan perlindungan hutan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 5) sesuai dengan ketentuan peraturan _perundang- undangan antara lain: 1) melakukan sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundang-undangan di bidang Kehutanan; 2) melakukan inventarisasi permasalahan; 3) mendorong peningkatan produktivitas Masyarakat; 4) memfasilitasi terbentuknya —_‘kelembagaan Masyarakat; 5) meningkatkan peran serta Masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Hutan; 6) melakukan kerja sama dengan pemegang hak atau Perizinan Berusaha; 7) meningkatkan efektivitas koordinasi kegiatan Perlindungan Hutan; 8) mendorong terciptanya alternatif. mata pencaharian Masyarakat; 9) meningkatkan efektifitas pelaporan terjadinya gangguan keamanan Hutan; 10) mengambil tindakan pertama yang diperlukan terhadap gangguan keamanan Hutan; atau 11) mengenakan sanksi terhadap _pelanggaran hukum. 12) mencegah dan membatasi kerusakan Hutan; 13) melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, 14) Pembinaan, monitoring, dan _—_evaluasi Perlindungan Hutan. KESEMBILAN, KESEPULUH KESEBELAS elle Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelenggarakan pelaksanaan Perlindungan Hutan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 5) sesuai dengan ketentuan peraturan _perundang- undangan antara lain: 1) Pengamanan yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan termasuk tumbuhan dan satwa; 2) Mencegah kerusakan hutan dari perbuatan manusia dan ternak, kebakaran hutan, hama, dan penyakit serta daya-daya alam; 3) Mengambil tindakan yang diperlukan terhadap adanya gangguan keamanan hutan; dan 4) menyediakan sarana dan prasarana, serta tenaga pengamanan hutan yang sesuai dengan kebutuhan. Memerintahkan kepada _—Sekretaris — Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelenggarakan pelaksanaan: 1) Koordinasi perencanaan dan penganggaran Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus; 2) Pengembangan kelembagaan dan Sumber Daya Manusia; dan 3) Koordinasi evaluasi pelaksanaan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus. Direktur Jenderal dan/atau Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA sampai dengan Amar KESEPULUH menyampaikan rencana dan laporan pelaksanaan penyelenggaraan pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. -12- KEDUABELAS : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 April 2022 Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN Pit. KEPALA BIRO HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ted SUP. i. SITI NURBAYA Saliflah Keputusan Menteri ini disampaikan kepada Yth.: -cbiden Republik Indonesia; Wakil Presiden Republik Indonesia; Menteri Sekretaris Negara; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi; Menteri Dalam Negeri; Menteri Keuangan; Menteri Badan Usaha Milik Negara; Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; Pe EXP eee ee 0. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 11. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; 12. Menteri Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah; 13. Gubernur Banten; 14. Gubernur Jawa Barat; 15. Gubernur Jawa Tengah; 16. Gubernur Jawa Timur; 17. Direktur Utama Perum Perhutani.

You might also like