Professional Documents
Culture Documents
Toaz - Info Laporan Praktikum Merkuri PR
Toaz - Info Laporan Praktikum Merkuri PR
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Oleh :
Nim : 13047
2013 / 2014
A. Tinjauan teori
Beberapa logam toksik, dalam hal ini logam merkuri, mempunyai separuh
hayat biologi yang panjang dan menyebabkan akumulasi di dalam tubuh. Merkuri
dapat digolongkan sebagai merkuri organik dan anorganik.
Unsur merkuri
Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada
suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 5- 50 mg/l dalam
lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik.
Uap merkuri hadir dalam bentuk monoatom (Hg). Saluran pernapasan merupakan
jalan utama penyerapan unsur raksa dalam bentuk uap.
- Merkuri Organik
Merkuri organik adalah senyawa merkuri yang terikat dengan satu logam
karbon, contohnya metil merkuri. Metil merkuri merupakan merkuri organik yang
selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi. Ini karena metil merkuri dapat
diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%.
Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan di dalam darah, 90% dari metil
merkuri diserap ke dalam sel darah merah.
Struktur Merkuri
Penggunaan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Merkuri digunakan berdasarkan
kegunaannya. Seperti, merkuri digunakan dalam bidang kesehatan atau
kedokteran, pertanian, dan industri. Dalam bidang kesehatan atau kedokteran
misalnya merkuri digunakan sebagai campuran untuk bahan penambal gigi
(amalgam), pemutih gigi oleh para Dokter gigi, obat-obatan (obat pencahar, obat
diuretik dan antiseptik), juga sebagai bahan untuk cairan Termometer.
Dampak merkuri
Pada dasarnya telah lama diketahui bahwa merkuri dan turunannya sangat
beracun, sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan
kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam
jaringan tubuh organisme air. Pengaruh toksisitas merkuri terhadap ikan dan biota
perairan dapat bersifat lethal dan sublethal. Pengaruh lethal disebabkan gangguan
pada saraf pusat sehingga ikan tidak bergerak atau bernapas akibatnya cepat mati.
Pengaruh sub lethal terjadi pada organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada
hati, mengurangi potensi untuk perkembangbiakan, pertumbuhan dan sebagainya.
Selain itu pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh
terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam
sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan
terkumpul dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses
bioaccumulation maupun biomagnification yaitu melalui food chain. Merkuri
yang dapat diakumulasi adalah merkuri yang berbentuk methyl merkuri (CH3Hg),
yang mana dapat diakumulasi oleh ikan, dan juga merupakan racun bagi manusia.
Sehingga menimbulkan efek negatif bagi manusia yaitu, sistem saraf pusat adalah
target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga menimbulkan gejala
yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul
adalah sebagai berikut:
Tetapi derajat berat atau ringannya toksisitas ini bergantung pada lama
mengkonsumsi, dan umur dari penderita. Dengan demikian, semakin banyak dan
semakin lama orang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi metil merkuri
per hari, maka semakin berat gejala terjadinya penyakit karena toksisitas metil
merkuri tersebut. Di samping itu, anak-anak lebih peka terhadap toksisitas metil
merkuri ini daripada orang dewasa.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan dari makanan ikan yang
tercemar, tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke
permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu ,memasuki
system saraf tubuh.
Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai
gangguan system saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur),
pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan
emosi, depresi, dan lain-lain.
B. Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan Merkuri pada sampel Kosmetik.
C. Metode pengamatan
1. Erlenmeyer
2. Timbangan analitik
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur
5. Pipet ukur
6. Balb
7. Kawat tembaga
8. Bunsen
9. Cruistang
10. 50 gram Sampel ( kosmetik )
11. Aquadest
12. HCl pekat
13. Amplas
E. Cara kerja
1. Timbang 50 gram sampel ke dalam Erlenmeyer dengan menggunakan
Neraca analitik
2. Tambahkan 50 ml Aquadest ke dalam Erlenmeyer
3. Tambahkan 20 ml HCl pekat dengan menggunakan Pipet ukur, dan
Homogenkan.
4. Amplas kawat tembaga, celupkan ke dalam larutan sampel
5. Dengan bantuan Cruistang, bakar tembaga atau panaskan dengan api
Bunsen
6. Amati warna api yang terjadi
7. Warna api perak menunjukan Sampel Positif Merkuri.
Hasil pengamatan
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa pada Sampel A dan B tidak
mengandung Merkuri ( Negative ).
Dokumentasi