You are on page 1of 22

MAKALAH

JENIS ATAU RAGAM PENEITIAN ILMIAH


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu: Fitria Martanti, M . Pd

Kelompok: 1
Riyki Maulana (20106O11006)
Maftuh Ulinnuha (20106011200)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT dan sholawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya serta pertolongan dan perlindungan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah mata kuliah
Metodologi Penelitian Kuantitatif dengan judul “Jenis Atau Ragam Penelitian
Ilmiah”
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan saran, masukan, serta kritik yang membangun demi
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan,
pembelajaran dan memperluas wawasan kepada para pembaca.

Semarang, 18 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian jenis atau ragam penelitian................................................. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Kritik/Saran........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan relative masih tergolong baru jika
dibandingkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya seperti : sosiologi,
antropologi, psikologi dan yang lainnya. Dalam perkembangan ilmu
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, ilmu kebutuhan membutuhkan bantuan
ilmu pengetahuan seperti psikologi dll.
Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan
ruang-ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang
dimaksud dengan penelitian ( Yoseph dan Yoseph, 1979). Era modern ini,
semua aktivitas selalu mempunyai rujukan dan pedoman. Karena hal itu
menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah
penelitianpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan
pegangan. Metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian
kuantitatif da kualitatif. Metode kuantitatif mempunyai ciri khas angka, atau
perhitungan. Berbeda demgan kualitatif, yang cenderung pada proses
penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Jenis atau Ragam Penelitian ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Jenis atau Ragam Penelitian ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Atau Ragam Penelitian

[25/3 20.04] Riyki Maulana_21: BAB II

KAJIAN PUSTAKA SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA


MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

A. Deskripsi Pustaka

1. Penilaian Berbasis Kelas

a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas

Menurut Schwartz dan kawan-kawannya di kutib oleh Oemar Hamalik,


penilaian adalah program untuk memberikan pendapat dan menentukan
suatu pengalaman penilaian diartikan sebagai usaha untuk memeriksa
sejauh mana kemajuan belajar atau mencapai tujuan belajarnya.

Penilaian dan evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program


pendidikan, perencanaan suatu program subtansi pendidikan termasuk
kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan
guru, pengelolaan pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.
Salah satu pengukuran keberhasilan proses belajar mengajar adalah dengan
adanya penilaian kelas.

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan


pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan
data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai

2
dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Dari proses ini,
diperoleh potret/profil kemampuan

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Sinar Baru Algensindo,


Bandung. 2009, hlm. 2003
[25/3 20.04] Riyki Maulana_21: siswa dalam mencapai sejumlah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.²

Penilaian kelas dilakukan melalui suatu proses dengan langkah langkah


perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang profil siswa yang
dilaksanakan melalui berbagai teknik atau cara, seperti penilaian unjuk
kerja, penilaian portofolio, penilaian tertulis atau lisan, penilaian proyek,
penilaian produk, penilaian diri, dan penilaian sikap.³3

Penilaian kelas dapat terjadi maupun dilakukan setiap waktu. Pengumpulan


informasi dalam Penilaian Berbasis Kelas dapat dilakukan dalam suasana
resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan
aktualitas khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/ nilai
dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan
pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir). Penilaian kelas dapat dilakukan
dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Ulangan harian
dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau
kompetensi tertentu. Ulangan umum, dilaksanakan secara bersama untuk
kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama,
baik tingkat rayon, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi. Ulangan akhir,
dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan
meliputi seluruh materi pembelajaran yang telah diberikan.

Jadi penilaian berbasis kelas adalah proses mengumpulkan informasi


tentang kinerja siswa, sebagai aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa
untuk menilai diri mereka sendiri yang menghasilkan informasi untuk
digunakan sebagai umpan balik, memodifikasi

3
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas, Diva Press,
Yogyakarta, 2011, hlm 26

Moh. Sholeh Hamid, Ibid. hlm 27

E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Remaja Rosdakarya,


Bandung. 2009, hlm.109
[25/3 20.05] Riyki Maulana_21: aktifitas belajar dan mengajar dan
mengambil keputusan terhadap pencapaian kompetensi dasar setelah
mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengelolaan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.

b. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas Secara khusus PBK yang dilkukan oleh
guru hendaknya diarahan pada empat tujuan, yaitu:

1. Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses


pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Di sisi penilaian yang
dilakukan oleh guru selama satu semester atau sepanjang tahun pelajaran
dengan menggunakan berbagai cara dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh peserta didik.

2. Pengecekan (cheeking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-


kelemahan atau kesulitan-esulitan belajar yang dialami oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian tersebut, guru
melakukan pengecekan mana diantara materi pelajaran atau kompetensi
yang dirasa sulit untuk dikuasai peserta didik. STAIN KUDUS

3. Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal hal


yang menyebabkan terjadinya kelemahan atau kesulitan dalam proses
pembelajaran. Disini, guru hendaknya selalu berusaha mencermati,
menganalisis dan meefleksikan hasil penilaian dan mencari hal-hal yang
menjadi sebab kesulitan atau kesalahan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran.

4
4. Penyimpulan (summing-up), maksudnya adalah bahwa penilaian
diarahan untuk membuat kesimpulan apakah peserta didik telah menguasai
seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
Kesimpulan ini sangat penting terutama terkait dengan

||
[25/3 20.06] Riyki Maulana_21: 2. Mengembangkan strategi yang
mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri

3. Melakukan berbagai strategi penilaian dalam program pengajaran untuk


menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik

4. Mempertimbangkan erbagai kebutuhan khusus peserta didik 5.


Mengembangkan dan menyediakan system pencatatan yang

bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik

6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi, yaitu dengan cara
penilaian unjuk kerja. sikap. tertulis, proyek, produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri, serta

7. Mendidik dan meningkatkan mutu poses pembelajaran seefektif mungkin


f. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas

Berikut beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam penilaian

kelas adalah:

1. Validitas, berarti menilai yang seharusnya dinilai menggunakan alat yang


sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani, olah raga, dan kesehatan, misalnya kompetensi mempratikan gerak
dasar jalan, maka penilaian menjadi valid apabila menggunakan penilain
unjuk kerja. Jika menggunakan test tertilis, maka penilaian tidak valid.

2. Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian yang


reliable (ajeg) memunginkan perbandingan yang reliable dan menjamin
konsistensinya, misalnya guru menilai dengan unjuk kerja. Penilaian akan

5
reliable jika hasil yang diperoleh itu dilakukan lagi dengan kondisi yang
relative sama. Untuk menjamn penilaian yang reliable, petunjuk
pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.

Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Diva


Press. Jogjakarta, 2013, hlm.49-50
[25/3 20.07] Riyki Maulana_21: 3. Menyeluruh, penilaian harus dilakukan
secara menyeluruh, mencakup seluruh dominan yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat
untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil
kompetensinya.

4. Berkesinambungan, penilaian dilakuan secara terencana, bertahap. dan


terus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.

5. Objektif, penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu,


penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor.

6. Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk


memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkn
kualitas belajar, serta membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang
secara optimal. g. Teknik Penilaian Berbasis Kelas

Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang


kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses
belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut
pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasaryang harus dicapai
Penilain kompeteni dasar dilakuan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Dengan
indicator indikator ini dapat ditentukan penilaian yang sesuai. Untuk itu,
ada 10 tujuh teknik yang data digunakan, yaitu:¹0

1. Penilaian Unjuk Kerja atau Perbuatan

6
Penilaian Unjuk Kerja atau Perbuatan adalah penilaian tindakan atau tes
praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk

Sitiatava Rizena Putra, Ibid. hlm 47-48 10. Kunandar, Op Cir, hlm.401-427
[25/3 20.28] Riyki Maulana_21: Bentuk dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, rangkaian penilaian ini


seyogyanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis
atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain
keunggulan. Jika kita hanya menggunakan salah satu bentuk saja, maka
dikhawatirkan tidak memperoleh informasi yang komprehensif mengenai
pencapaian kompetensi.

Dalam penilaian berbasis kelas terdapat dua bentuk penilaian yaitu


penilaian non tes dan tes. Jenis penilaian non tes diantaranya skala sikap,
cek list, kuesioner, studi kasus, dan portofolio. Sedangkan penilaian bentuk
tes dapat berupa tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan.

1. Tes Tertulis

Penilaian bentuk tes ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang
bersifat kompleks. Tes tertulis biasanya dilaksanakan secara kelompok
dengan mengambil tempat di suatu ruangan tertentu. Guru dalam hal ini
berperan sebagai penyusun tes, pelaksana ujian, pengawas, korektor,
pengolah hasil dan sekaligus penentu keputusan.

Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk essai, obyektif,


atau gabungan diantara keduanya. Terdiri atas uraian terbatas dan bebas.
Tes uraian terbatas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
kompleks

yang berupa kemampuan-kemampuan a) menjelaskan hubungan sebab


akibat

b) melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip

7
c) mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan d) merumuskan
hipotesis-hipotesis dengan tepat

e) merumuskan asumsi-asumsi yang tepat f) melukiskan keterbatasan-


keterbatasan data

Tes uraian bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang
bersifat kompleks yang

berupa kemampuan-kemampuan a) Menghasilk menyusun dan menyatakan


ide-ide

b) Memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi

c) Merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen


mengevaluasi nilai suatu ide
[25/3 20.29] Riyki Maulana_21: Tes tertulis yang lainnya adalah berupa tes
tertulis obyektif yang terdiri atas pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan,
dan isian singkat. Tes obyektif tepat digunakan untuk menilai hasil belajar
berupa kemampuan-kemampuan mengingat dan mengenal kembali fakta-
fakta, memahami hubungan antara dua hal atau lebih, dan mengaplikasikan
prinsip-prinsip.

Hal ini berkaitan dengan keunggulan dan

kelemahan dari bentuk tes obyektif, seperti halnya

dengan bentuk dan jenis tes lainnya. Beberapa kelemahan tes obyektif
antara lain adalah : 1) Pada umumnya soal tes obyektif hanya tepat
digunakan untuk menilai kemampuan-kemampuan mengingat kembali,
mengenal kembali,

mengasosiasikan antara dua hal, memahami

hubungan, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.

8
2) Soal tes bentuk obyektif dapat membuat peserta didik tidak terbiasa
mengemukakan ide secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri.

3) Kemungkinan untuk menebak besar sekali dan sukar untuk dilacak..

4) Proses berpikir peserta didik tidak dapat diikuti sebab yang dilihat
hanyalah pilihan-pilihan jawaban yang dipilih.

5) Memungkinkan saling menyontek dengan mudah. Hal ini disebabkan


jawaban peserta didik hanya berupa lingkaran, silang atau penghitaman
atas huruf huruf yang terletak di depan alternatif-alternatif

jawaban.

Tes Perbuatan

2 Penilaian perbuatan adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang


secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan
berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan
muncul dalam diri peserta didik (keterampilan). Alat yang dipergunakan
adalah lembar pengamatan.

Tes perbuatan dapat dipergunakan untuk menilai mutu suatu pekerjaan


yang telah selesai dikerjakan, keterampilan dan ketepatan menyelesaikan
suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan sesuatu
pekerjaan, dan mengidentifikasikan bagian-bagian sesuatu piranti, mesin
mobil misalnya

Manfaat ujian ini adalah untuk memperbaiki kemampuan peserta didik. Hal
ini disebabkan secara obyektif kesalahan kesalahan yang dibuat oleh peserta
didik dapat diamati, terukur, dan dapat dijadikan dasar untuk praktek
selanjutnya. Tak ubahnya dengan bentuk ujian yang lain maka ujian
tindakan juga mempunyai keunggulan-keunggulan dan kelemahan-
kelemahan. Keunggulannya sebagai berikut: a Salah satu perwujudan hasil
belajar adalah terampil

melakukan suatu pekerjaan.

9
b. Tes perbuatan dapat digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara
pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktek sehingga
informasi penilaian menjadi lengkap.

C. Dalam pelaksanaan tes perbuatan tidak ada peluang untuk menyontek


oleh karena tes tersebut dilakukan secara

langsung dan individual walaupun

pelaksanaannya secara kelompok.


[25/3 20.30] Riyki Maulana_21: Selain memiliki keunggulan, tes perbuatan
memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut:

a. Tes perbuatan dapat memakan waktu yang lama, biaya yang besar, dan
membosankan.

b. Jika tes perbuatan itu susah menjadi sesuatu yang rutin maka ia tidak
mempunyai arti apa-apa lagi.

C Tes perbuatan itu harus dilakukan secara penuh dan

lengkap

d. Keterampilan yang dinilai melalui tes tindakan mungkin sekali belum


sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh lapangan
karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari
pada apa yang dapat diberikan di sekolah.

2. Tes Lisan Penilaian dalam bentuk lisan digunakan untuk


mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan
mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Bagi
bidang-bidang studi yang menuntut keterampilan keterampilan
untuk berhubungan dengan orang lain, seperti pengetahuan sosial
misalnya, tes lisan masih memiliki kedudukan yang cukup penting.
Untuk melaksanakan tes lisan diperlukan alat-alat tes berupa soal-
soal lisan. Tes lisan jika disusun dengan baik maka ia tidak hanya

10
dapat berfungsi sebagai alat evaluasi belajar akan tetapi dapat juga
berfungsi sebagai alat bantu mengajar.

https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/03/bentuk-dan-jenis-penilaian-
berbasis.html?m=1

[24/3 20.49] Riyki Maulana_21: A. Pendahuluan

Ilmu tasawuf diibaratkan jantungnya agama Islam oleh karena itu sangat penting
bagi kita untuk mempelajarinya. Perkembangannya sejalan dengan Islam itu
sendiri karena pada dasarnya akar ilmu tasawuf adalah perilaku nabi Muhammad
selama menjadi Rasul. Tidak luput dari ingatan bahwa perilaku nabi Muhammad
juga ditiru oleh para sahabatnya. Untuk menguak misteri itu maka dibuatlah
makalah ini agar dapat menjelaskan sejarah dan contoh-contoh perilaku yang
dapat ditiru.

B. Perkembangan tasawuf pada masa nabi Muhammad SAW

Kalau berbicara soal tashawuf tidak akan bisa di lepaskan akan perbuatan yang
semata-mata untuk Allah. Tapi apa kalian tahu bahwa tashawuf sudah ada pada
masa Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabatnya. Kalau kalian ingin tahu
akan hal itu mari kita simak beberapa bukti dan sejarah tashawwuf pada masa
Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabat.

Bila berbicara mengenai masalah sejarah pertumbuhan dan perkembangan


Tashawwuf dalam Islam. Maka sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan
Tashawwuf itu sama saja dengan perkembangan Islam itu sendiri.

Kehidupan Rasulullah s.a.w. telah mencerminkan ciri-ciri dan perilaku kehidupan


seorang Tokoh Sufi yang sangat sederhana dan menderita disamping itu beliau
selama lamanya dalam beribadat dan berTaqarrub kepada Allah S.W.T. meskipun
beliau belum resmi diangkat sebagai Rasul-Nya. Rasulullah sering kali

11
melakukan 'uzla di Gua Hira' selama berbulan-bulan sampai beliau menerima
wahyu pertama.

Bahwa yang memberi dasar tentang Tashawwuf ialah Nabi Muhammad s.a.w.
sendiri yang berdasarkan pada wahyu dari Allah S.W.T. Kalau berbicara soal
awal mula Tashawwuf dapatlah dilihat dari Tahannuts Rasulullah s.a.w di Gua
Hira'. Tahannuts Rasulullah s.a.w. memang untuk mensucikan Rohani akan tetapi
karena hal itu bukan Ajaran Allah maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai
awal mula lahirnya ajaran Thasawwuf.

Di dalam buku: "Syakhshuaat Shufiat", milik Al-Ustaz Syekh Thaha Abdul Baqy
Surur, beliau telah berkata: "Bahwa kehidupan Rasulullah s.a.w. sebelum menjadi
Rasul dan Nabi, lebih-lebih setelah beliau mencatat menjadi Nabi dan rasul dari
Allah s.w.t.

Ust Labib Mz, Memahami Ajaran Tashowuf, (Surabaya: Tiga Dua,2000), hlm.35.
[24/3 20.50] Riyki Maulana_21: Telah dijadikan teladan utama bagi sekalian
ummat manusia, dan juga sekalian orang-orang tokoh shufi yang tidak
menyeleweng ke jurusan Agama-agama yang lain dari Islam."

Setelah beliau resmi diangkat menjadi Rasul dan Nabi Utusan Allah S.W.T..
keadaan dan cara hidup beliau masih ditandai oleh jiwa dan suasana kerakyatab,
meskipun beliau berada didalam lingkaran hidup yang serba dapat terpenuhi
keinginannya. Pada waktu malam hari, sedikit sekali beliau tidur, waktunya
dihabiskan hanya untuk bertawajuh kepada Allah dan memeperbanyak dzikir
kepada Allah.

Tempat tidurnya hanya terbuat dari balai kayu biasa dengan alasnya dari daun
kurma, tidak pernah memakai pakaian yang terdiri dari wol meski mampu
mebelinya. Beliau lebih cinta dalam suasana hidup sederhana daripada hidup
bermewah-mewahan. Peri hidup Nabi Muhammad s.a.w. sudah cukup menjadi
suri tauladan bagi para tokoh Shufi yang ingin menempuh jalan kebenaran.

Selama di Gua Hira' yang ia kerjakan hanyalah tafakkur, beribadah dan hidup
sebagai seorang yang zahid. hidup sederhana, mengenakan pakaian tambalan,
tidak memakan makanan atau saya kecuali halal, dan setiap malam beribadah
kepada Allah SWT.

12
Di kalangan para sahabat pun ada pula orang yang mengikuti praktik bertasawuf
sebagaimana diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Ash-Shiddiq
misalnya berkata: "Aku mendapatkan kemuliaan dalam ketakwaan, kefanaan
dalam keagungan dan rendah hati. Demikian pula khalifah Umar Ibn Khattab
pada suatu ketika pernah berkhutbah di hadapan jamaah kaum muslimin dalam
keadaan berpakaian yang sangat sederhana. Selanjutnya khalifah Usman Ibn '
Affan banyak seperti waktunya untuk beribadah dan membaca al-Qur'an. Baginya
al-Qur'an surat dari kekasih yang selalu dibawa ke manapun ia pergi. Huzafah al-
Yamani.”

Tasawuf adalah yang mendidik manusia cinta kepada Allah s.w.t. dengan cinta
hamba kepada Tuhannya, dan yang mangajari manusia rindu kepada Tuhan
Rahman dan Rahim. Dunia boleh dimanfaatkan, tetapi jangan terpengaruh oleh
godaannya. Orang yang telah mengingkari patokan dari Rasulullah s.a.w. adalah
orang yang sesat bukan termasuk ummat Muhammad s.a.w.

Tid, hlm. 89.

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf. (Jakarta:PT RajaGrafindo


Persada 2003), hlm. 183-184

Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah adalah berpegang teguh pada kaum
muslimin dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w.
[24/3 20.51] Riyki Maulana_21: C. Perkembangan tasawuf pada masa sahabat

Demikian pula peri kehidupan para sahabat yang telah mencontoh langsung cara
hidup Nabi Muhammad s.a.w. Mereka adalah manusia-manusia yang berakhlak
mulia dan telah mengabdikan hidupnya untuk kepentingan agama Islam.

Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan bekerja sebagai maha
guru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik dengan kehidupan sufi,
para sahabat-sahabat tersebut antara lain: Salman Al-Farisiy, Abu Zar Al-Ghifary,
Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Siddiq, Usman bin Affan
dll. 'Ciri lain yang terdapat pada perkembangan tasawuf di abad pertama dan
kedua Hijriyah, adalah kemurniannya dibandingkan dengan kemurnian Tasawuf
di abad-abad sesudanya. Karena pada abad itu, ajaran Tasawuf sebelum mulai

13
ternodai oleh Filsafat berserta tradisi agama dan keprcayaan yang dianut oleh
manusia sebelum islam. Maka pada abad sesudanya, sudah mulai terlihat adanya
perbedaan-perbedaan ajaran Tasawuf dengan corak Teologi dan Filsafi, yang
lama-kelamaan meninggikan perbedaan itu sehingga kecurigaan antara suatu
pengamatan Tasawuf dengan yang lainnya muncul, yang akhirnya muncul antara
mereka tidak dapat mati. Ditambah lagi dengan timbulnya kecurigaan Ahli Fiqih
terhadap Tasawuf, baik yang Penganut corak Tasawuf Teologi, lebih-lebih
terhadap Penganut Tasawuf Flsafat. Para sahabat juga mencontohi kehidupan
Rasulullah yang serba sederhana, di mana hidupnya hanya semata-mata diabdikan
oleh Tuhannya. Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan
bekerja sebagai Mahaguru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik
dengan kehidupan sufi. Sahabat-sahabat yang tempatnya, antara lain:

a) Abu Bakar As-Siddiq; wafat pada tahun 13 H.

Beliau adalah saudagar yang kaya-raya ketika masih berada di Mekah. Tetapi

ketika ia Hijrah ke Madinah, harta kekayaannya telah habis disumbangkan untuk

Ibid, h. 210 Ibid, h.219

kepentingannya tegaknya agama Allah, sehingga ia dan keluarganya mengalami


kemiskinan dalam hidupnya.

b) Umar bin Khattab; wafat tahun 23 H.

Beliau orang yang tinggi kasih sayang terhadap sesama manusia. Maka ketika ia
menjadi khalifah, beliau selalu mengamati keadaan rakyatnya.
[24/3 20.51] Riyki Maulana_21: c) Usman bin Affan, wafat tahun 35 H.

Meskipun ia diberikan kelapangan rizki oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup
sederhana. Sedangkan harta kekayaannya yang melimpah ruah, selalu dijadikan
sarana untuk membantu orang-orang miskin, hal ini bergambar pada dirinya
bahwa ia termasuk sufi karena dia tidak tertarik dengan kekayaan atau
kesenangan duniawi.

d) Ali bin Abi Thalib, wafat tahun 40 H.

14
Beliau juga orang yang senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan bahwa
ketika sahabat lain berkata kepadanya: mengapa khalifah senang memakai baju
itu, padahal sudah robek-robek? Ali menjawab, aku senang memakainya agar
menjadi teladan kepada orang banyak, sehingga mereka mengerti bahwa hidup
sederhana merupakan sikap yang mulia.

e) Salman Al-Farisy

Sejak Salman masih beragama Masehi, ia sudah dikenal sebagai orang yang
sangat arif dan mengetahui secara mendalam ilmu-ilmu gaib. Ia pernah
meramalkan akan datangnya seorang Rasul yang terakhir (Nabi Muhammad). Ia
pun tergolong ahli zuhud orang-orang Maschi yang senang mengembara ke
berbagai negeri dengan cara hidup yang miskin, padahal ia adalah seorang putera
bagi yang kaya raya di suatu negeri. Ketika bertemu dengan Rasulullah, ia
langsung mempercayai ajarannya, karena telah melihat tanda-tanda yang pernah
terjadi sebelumnya dalam kitab injil.mdan ketika ia menganut agama islam, ia
tertarik pada ajaran tersebut. Dalam kehidupannnya sebagai seorang sufi, maka ia
tergolong dari "Ahlus Suffah"

yang selalu mengamalkan ajaran zuhud; yang pada akhir ajarannya tersebut
berkembang di kota Basrah di akhir abad ke dua Hijriyah. f. Abu Zar Al-Ghi fary

Ia adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran zuhud yang telah di rintis
oleh Abu Bakar dan Umar. Ia lebih senang memilih cara hidup miskin, dan tidak
pernah merasa menderita bila di timpa cobaan.

G. Ammar bin Yasir

Ia adalah seorang sufi yang sangat setia kepada Khalifa Ali bin Abi Thalib,
sehingga terlihat ajaran Tasawufnya sama dengan ajarn Tasawuf yang tlah di
amalkan oleh Ali sebelumnya.

H. Huzaiah bin Al-Yaman

15
la juga seorang salah satu sufi yang setia kepada Ali bin Thaib. Seperti halnya
Ammar bin Yasir. Ia tergolong pula sebagai alim yang bijaksana. sehinggah
banyak orang ynag datang belajar Tasawuf kepadanya.
[24/3 20.53] Riyki Maulana_21: saya.

I.Niqdad bib Aswad tahun 33 H

la adalah seorang sufi yang berpegang teguh pada ajaran zuhud, dan termasuk
salah seorang Ulama Sufi yang merupakan kebijakan politik yang di jalan oleh
Khalifa Usman. Tetapi setelah ia meninggal, bhkan Khalifa Usman sering
mengemukakan keagungannya dan memuji cara hidup miqad, yang dinilai
sebagai salah seorang Ulam Sufi yag termuka.

Tentang keutamaan pribadi para sahabat, telah banyak dicatat didalam sejarah.
Mereka telah meneladani langsung perilaku atau pribadi Nabi Muhammad s.a.w.
Sebab pribadi mereka telah digembleng dan dikaderkan oleh Rasulullah s.a.w.
agar menjadi manusia-manusia utama yang akan dicontoh dan ditiru oleh ummat
yang dibelakang mereka.

Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, para sahabat tetap
berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur'an dan telah meneladan Rasulullah s.a.w.
yang telah baru saja meninggalkan mereka semua atau baru saja menghilang di
tengah tengah mereka.

Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai berikut
:

a) Memegang teguh Ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur'an

b) Meneladani peri hidup Rasulullah s.a.w. sepenuhnya

D.KESIMPULAN

Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah adalah berpegang teguh pada kaum
muslimin dengan Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sedangkan pada
masa para sahabat mereka tetap berpegang teguh pada ajaran Alquran dan

16
meneladani Rasulullah s.a.w. yang telah baru saja meninggalkan mereka semua
atau baru saja menghilang di tengah-tengah mereka.

Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai


berikut: a) Memegang teguh Ajaran kerohanian yang dipetik dari Al-Qur'an

b) Meneladani peri hidup Rasulullah s.a.w. sepenuhnya


[24/3 20.53] Riyki Maulana_21:

DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Abu Bakar, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Solo, Ramadhani, 1984.

Al-Taftazani, Abu al-Wafa, al-Ghanimi, Madkhal ila al-Tasawwuf al-Islamy,


Qahirah, Dar al-Tsaqafah, 1979.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1993.0

Hasan, Abd-Hakim, al-Tasawuf fi Syi'r al-Arabi, Mesiral-Anjalu al

Misriyyah, 1954.

Mustofa A.Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka setia.2010.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum penelitian dapat dibagi atas dua jenis yaitu penelitian dasar
(basic research) dan penelitian terapan (applied research).
1. Penelitian Dasar (basic research)

Penelitian dasar atau basic research ini dapat disebut sebagai penelitian
murni, yakni suatu penarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keinginan
terhadap hasil sesuatu aktivitas. Penelitian dasar ini dikerjakan tanpa memikirkan
ujung praktis atau guna (titik terapan) dari hasil penelitian dasar ini, di mana
sifatnya umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya.
Pengertian umumn ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-
masalah praktis, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh
untuk tiap masalah tersebut.
Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertim bangan
penggunaan dari penemuan tersebut untuk masyarakat.
Penelitian murni ini bisa diarahkan :
- Kemana saja
- Tanpa pemikiran tidak ada hubungan dengan kejadian yang diperlukan
masyarakat.
- Tanpa melihat arah dan sudut pandang.

2. Penelitian terapan (applied research, practical research)

Penelitian terapan adalah penelitian yang hati-hati, sistematik, dan terus-


menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan segera demi
keperluan tertentu. hasil penelitian tidak perlu sebagai suatau penemuan baru, tetapi
merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.

18
B. Kritik/Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum bisa dikatakan sempurna
sebagaimana menurut kaidah-kaidah penulisan maupun menurut pembahasan isinya.
Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sekalian, agar kedepannya menjadi pembelajaran dan evaluasi
buat penyempurnaan dan hasil makalah yang lebih sempurna dan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Syahrum, Salim. 2014. METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF.Peranan


Jenis Penelitian, (Bandung: Citapustaka).

19

You might also like