Professional Documents
Culture Documents
Dasar
Dasar
Kelompok: 1
Riyki Maulana (20106O11006)
Maftuh Ulinnuha (20106011200)
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT dan sholawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya serta pertolongan dan perlindungan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah mata kuliah
Metodologi Penelitian Kuantitatif dengan judul “Jenis Atau Ragam Penelitian
Ilmiah”
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan saran, masukan, serta kritik yang membangun demi
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan,
pembelajaran dan memperluas wawasan kepada para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian jenis atau ragam penelitian................................................. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Kritik/Saran........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan relative masih tergolong baru jika
dibandingkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya seperti : sosiologi,
antropologi, psikologi dan yang lainnya. Dalam perkembangan ilmu
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, ilmu kebutuhan membutuhkan bantuan
ilmu pengetahuan seperti psikologi dll.
Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan
ruang-ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang
dimaksud dengan penelitian ( Yoseph dan Yoseph, 1979). Era modern ini,
semua aktivitas selalu mempunyai rujukan dan pedoman. Karena hal itu
menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah
penelitianpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan
pegangan. Metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian
kuantitatif da kualitatif. Metode kuantitatif mempunyai ciri khas angka, atau
perhitungan. Berbeda demgan kualitatif, yang cenderung pada proses
penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Jenis atau Ragam Penelitian ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Jenis atau Ragam Penelitian ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pustaka
2
dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Dari proses ini,
diperoleh potret/profil kemampuan
3
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas, Diva Press,
Yogyakarta, 2011, hlm 26
b. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas Secara khusus PBK yang dilkukan oleh
guru hendaknya diarahan pada empat tujuan, yaitu:
4
4. Penyimpulan (summing-up), maksudnya adalah bahwa penilaian
diarahan untuk membuat kesimpulan apakah peserta didik telah menguasai
seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
Kesimpulan ini sangat penting terutama terkait dengan
||
[25/3 20.06] Riyki Maulana_21: 2. Mengembangkan strategi yang
mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri
6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi, yaitu dengan cara
penilaian unjuk kerja. sikap. tertulis, proyek, produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri, serta
kelas adalah:
5
reliable jika hasil yang diperoleh itu dilakukan lagi dengan kondisi yang
relative sama. Untuk menjamn penilaian yang reliable, petunjuk
pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.
6
Penilaian Unjuk Kerja atau Perbuatan adalah penilaian tindakan atau tes
praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk
Sitiatava Rizena Putra, Ibid. hlm 47-48 10. Kunandar, Op Cir, hlm.401-427
[25/3 20.28] Riyki Maulana_21: Bentuk dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas
1. Tes Tertulis
Penilaian bentuk tes ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang
bersifat kompleks. Tes tertulis biasanya dilaksanakan secara kelompok
dengan mengambil tempat di suatu ruangan tertentu. Guru dalam hal ini
berperan sebagai penyusun tes, pelaksana ujian, pengawas, korektor,
pengolah hasil dan sekaligus penentu keputusan.
7
c) mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan d) merumuskan
hipotesis-hipotesis dengan tepat
Tes uraian bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang
bersifat kompleks yang
dengan bentuk dan jenis tes lainnya. Beberapa kelemahan tes obyektif
antara lain adalah : 1) Pada umumnya soal tes obyektif hanya tepat
digunakan untuk menilai kemampuan-kemampuan mengingat kembali,
mengenal kembali,
8
2) Soal tes bentuk obyektif dapat membuat peserta didik tidak terbiasa
mengemukakan ide secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri.
4) Proses berpikir peserta didik tidak dapat diikuti sebab yang dilihat
hanyalah pilihan-pilihan jawaban yang dipilih.
jawaban.
Tes Perbuatan
Manfaat ujian ini adalah untuk memperbaiki kemampuan peserta didik. Hal
ini disebabkan secara obyektif kesalahan kesalahan yang dibuat oleh peserta
didik dapat diamati, terukur, dan dapat dijadikan dasar untuk praktek
selanjutnya. Tak ubahnya dengan bentuk ujian yang lain maka ujian
tindakan juga mempunyai keunggulan-keunggulan dan kelemahan-
kelemahan. Keunggulannya sebagai berikut: a Salah satu perwujudan hasil
belajar adalah terampil
9
b. Tes perbuatan dapat digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara
pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktek sehingga
informasi penilaian menjadi lengkap.
a. Tes perbuatan dapat memakan waktu yang lama, biaya yang besar, dan
membosankan.
b. Jika tes perbuatan itu susah menjadi sesuatu yang rutin maka ia tidak
mempunyai arti apa-apa lagi.
lengkap
10
dapat berfungsi sebagai alat evaluasi belajar akan tetapi dapat juga
berfungsi sebagai alat bantu mengajar.
https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/03/bentuk-dan-jenis-penilaian-
berbasis.html?m=1
Ilmu tasawuf diibaratkan jantungnya agama Islam oleh karena itu sangat penting
bagi kita untuk mempelajarinya. Perkembangannya sejalan dengan Islam itu
sendiri karena pada dasarnya akar ilmu tasawuf adalah perilaku nabi Muhammad
selama menjadi Rasul. Tidak luput dari ingatan bahwa perilaku nabi Muhammad
juga ditiru oleh para sahabatnya. Untuk menguak misteri itu maka dibuatlah
makalah ini agar dapat menjelaskan sejarah dan contoh-contoh perilaku yang
dapat ditiru.
Kalau berbicara soal tashawuf tidak akan bisa di lepaskan akan perbuatan yang
semata-mata untuk Allah. Tapi apa kalian tahu bahwa tashawuf sudah ada pada
masa Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabatnya. Kalau kalian ingin tahu
akan hal itu mari kita simak beberapa bukti dan sejarah tashawwuf pada masa
Nabi Muhammad s.a.w. beserta para sahabat.
11
melakukan 'uzla di Gua Hira' selama berbulan-bulan sampai beliau menerima
wahyu pertama.
Bahwa yang memberi dasar tentang Tashawwuf ialah Nabi Muhammad s.a.w.
sendiri yang berdasarkan pada wahyu dari Allah S.W.T. Kalau berbicara soal
awal mula Tashawwuf dapatlah dilihat dari Tahannuts Rasulullah s.a.w di Gua
Hira'. Tahannuts Rasulullah s.a.w. memang untuk mensucikan Rohani akan tetapi
karena hal itu bukan Ajaran Allah maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai
awal mula lahirnya ajaran Thasawwuf.
Di dalam buku: "Syakhshuaat Shufiat", milik Al-Ustaz Syekh Thaha Abdul Baqy
Surur, beliau telah berkata: "Bahwa kehidupan Rasulullah s.a.w. sebelum menjadi
Rasul dan Nabi, lebih-lebih setelah beliau mencatat menjadi Nabi dan rasul dari
Allah s.w.t.
Ust Labib Mz, Memahami Ajaran Tashowuf, (Surabaya: Tiga Dua,2000), hlm.35.
[24/3 20.50] Riyki Maulana_21: Telah dijadikan teladan utama bagi sekalian
ummat manusia, dan juga sekalian orang-orang tokoh shufi yang tidak
menyeleweng ke jurusan Agama-agama yang lain dari Islam."
Setelah beliau resmi diangkat menjadi Rasul dan Nabi Utusan Allah S.W.T..
keadaan dan cara hidup beliau masih ditandai oleh jiwa dan suasana kerakyatab,
meskipun beliau berada didalam lingkaran hidup yang serba dapat terpenuhi
keinginannya. Pada waktu malam hari, sedikit sekali beliau tidur, waktunya
dihabiskan hanya untuk bertawajuh kepada Allah dan memeperbanyak dzikir
kepada Allah.
Tempat tidurnya hanya terbuat dari balai kayu biasa dengan alasnya dari daun
kurma, tidak pernah memakai pakaian yang terdiri dari wol meski mampu
mebelinya. Beliau lebih cinta dalam suasana hidup sederhana daripada hidup
bermewah-mewahan. Peri hidup Nabi Muhammad s.a.w. sudah cukup menjadi
suri tauladan bagi para tokoh Shufi yang ingin menempuh jalan kebenaran.
Selama di Gua Hira' yang ia kerjakan hanyalah tafakkur, beribadah dan hidup
sebagai seorang yang zahid. hidup sederhana, mengenakan pakaian tambalan,
tidak memakan makanan atau saya kecuali halal, dan setiap malam beribadah
kepada Allah SWT.
12
Di kalangan para sahabat pun ada pula orang yang mengikuti praktik bertasawuf
sebagaimana diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Ash-Shiddiq
misalnya berkata: "Aku mendapatkan kemuliaan dalam ketakwaan, kefanaan
dalam keagungan dan rendah hati. Demikian pula khalifah Umar Ibn Khattab
pada suatu ketika pernah berkhutbah di hadapan jamaah kaum muslimin dalam
keadaan berpakaian yang sangat sederhana. Selanjutnya khalifah Usman Ibn '
Affan banyak seperti waktunya untuk beribadah dan membaca al-Qur'an. Baginya
al-Qur'an surat dari kekasih yang selalu dibawa ke manapun ia pergi. Huzafah al-
Yamani.”
Tasawuf adalah yang mendidik manusia cinta kepada Allah s.w.t. dengan cinta
hamba kepada Tuhannya, dan yang mangajari manusia rindu kepada Tuhan
Rahman dan Rahim. Dunia boleh dimanfaatkan, tetapi jangan terpengaruh oleh
godaannya. Orang yang telah mengingkari patokan dari Rasulullah s.a.w. adalah
orang yang sesat bukan termasuk ummat Muhammad s.a.w.
Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah adalah berpegang teguh pada kaum
muslimin dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w.
[24/3 20.51] Riyki Maulana_21: C. Perkembangan tasawuf pada masa sahabat
Demikian pula peri kehidupan para sahabat yang telah mencontoh langsung cara
hidup Nabi Muhammad s.a.w. Mereka adalah manusia-manusia yang berakhlak
mulia dan telah mengabdikan hidupnya untuk kepentingan agama Islam.
Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan bekerja sebagai maha
guru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik dengan kehidupan sufi,
para sahabat-sahabat tersebut antara lain: Salman Al-Farisiy, Abu Zar Al-Ghifary,
Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Siddiq, Usman bin Affan
dll. 'Ciri lain yang terdapat pada perkembangan tasawuf di abad pertama dan
kedua Hijriyah, adalah kemurniannya dibandingkan dengan kemurnian Tasawuf
di abad-abad sesudanya. Karena pada abad itu, ajaran Tasawuf sebelum mulai
13
ternodai oleh Filsafat berserta tradisi agama dan keprcayaan yang dianut oleh
manusia sebelum islam. Maka pada abad sesudanya, sudah mulai terlihat adanya
perbedaan-perbedaan ajaran Tasawuf dengan corak Teologi dan Filsafi, yang
lama-kelamaan meninggikan perbedaan itu sehingga kecurigaan antara suatu
pengamatan Tasawuf dengan yang lainnya muncul, yang akhirnya muncul antara
mereka tidak dapat mati. Ditambah lagi dengan timbulnya kecurigaan Ahli Fiqih
terhadap Tasawuf, baik yang Penganut corak Tasawuf Teologi, lebih-lebih
terhadap Penganut Tasawuf Flsafat. Para sahabat juga mencontohi kehidupan
Rasulullah yang serba sederhana, di mana hidupnya hanya semata-mata diabdikan
oleh Tuhannya. Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama, dan
bekerja sebagai Mahaguru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik
dengan kehidupan sufi. Sahabat-sahabat yang tempatnya, antara lain:
Beliau adalah saudagar yang kaya-raya ketika masih berada di Mekah. Tetapi
Beliau orang yang tinggi kasih sayang terhadap sesama manusia. Maka ketika ia
menjadi khalifah, beliau selalu mengamati keadaan rakyatnya.
[24/3 20.51] Riyki Maulana_21: c) Usman bin Affan, wafat tahun 35 H.
Meskipun ia diberikan kelapangan rizki oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup
sederhana. Sedangkan harta kekayaannya yang melimpah ruah, selalu dijadikan
sarana untuk membantu orang-orang miskin, hal ini bergambar pada dirinya
bahwa ia termasuk sufi karena dia tidak tertarik dengan kekayaan atau
kesenangan duniawi.
14
Beliau juga orang yang senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan bahwa
ketika sahabat lain berkata kepadanya: mengapa khalifah senang memakai baju
itu, padahal sudah robek-robek? Ali menjawab, aku senang memakainya agar
menjadi teladan kepada orang banyak, sehingga mereka mengerti bahwa hidup
sederhana merupakan sikap yang mulia.
e) Salman Al-Farisy
Sejak Salman masih beragama Masehi, ia sudah dikenal sebagai orang yang
sangat arif dan mengetahui secara mendalam ilmu-ilmu gaib. Ia pernah
meramalkan akan datangnya seorang Rasul yang terakhir (Nabi Muhammad). Ia
pun tergolong ahli zuhud orang-orang Maschi yang senang mengembara ke
berbagai negeri dengan cara hidup yang miskin, padahal ia adalah seorang putera
bagi yang kaya raya di suatu negeri. Ketika bertemu dengan Rasulullah, ia
langsung mempercayai ajarannya, karena telah melihat tanda-tanda yang pernah
terjadi sebelumnya dalam kitab injil.mdan ketika ia menganut agama islam, ia
tertarik pada ajaran tersebut. Dalam kehidupannnya sebagai seorang sufi, maka ia
tergolong dari "Ahlus Suffah"
yang selalu mengamalkan ajaran zuhud; yang pada akhir ajarannya tersebut
berkembang di kota Basrah di akhir abad ke dua Hijriyah. f. Abu Zar Al-Ghi fary
Ia adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran zuhud yang telah di rintis
oleh Abu Bakar dan Umar. Ia lebih senang memilih cara hidup miskin, dan tidak
pernah merasa menderita bila di timpa cobaan.
Ia adalah seorang sufi yang sangat setia kepada Khalifa Ali bin Abi Thalib,
sehingga terlihat ajaran Tasawufnya sama dengan ajarn Tasawuf yang tlah di
amalkan oleh Ali sebelumnya.
15
la juga seorang salah satu sufi yang setia kepada Ali bin Thaib. Seperti halnya
Ammar bin Yasir. Ia tergolong pula sebagai alim yang bijaksana. sehinggah
banyak orang ynag datang belajar Tasawuf kepadanya.
[24/3 20.53] Riyki Maulana_21: saya.
la adalah seorang sufi yang berpegang teguh pada ajaran zuhud, dan termasuk
salah seorang Ulama Sufi yang merupakan kebijakan politik yang di jalan oleh
Khalifa Usman. Tetapi setelah ia meninggal, bhkan Khalifa Usman sering
mengemukakan keagungannya dan memuji cara hidup miqad, yang dinilai
sebagai salah seorang Ulam Sufi yag termuka.
Tentang keutamaan pribadi para sahabat, telah banyak dicatat didalam sejarah.
Mereka telah meneladani langsung perilaku atau pribadi Nabi Muhammad s.a.w.
Sebab pribadi mereka telah digembleng dan dikaderkan oleh Rasulullah s.a.w.
agar menjadi manusia-manusia utama yang akan dicontoh dan ditiru oleh ummat
yang dibelakang mereka.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, para sahabat tetap
berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur'an dan telah meneladan Rasulullah s.a.w.
yang telah baru saja meninggalkan mereka semua atau baru saja menghilang di
tengah tengah mereka.
Bahwa ciri-ciri Tashawwuf di masa sahabat ini dapatlah dikatakan sebagai berikut
:
D.KESIMPULAN
Jadi ciri khas Tashawwuf dimasa Rasulullah adalah berpegang teguh pada kaum
muslimin dengan Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sedangkan pada
masa para sahabat mereka tetap berpegang teguh pada ajaran Alquran dan
16
meneladani Rasulullah s.a.w. yang telah baru saja meninggalkan mereka semua
atau baru saja menghilang di tengah-tengah mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, Abu Bakar, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Solo, Ramadhani, 1984.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1993.0
Misriyyah, 1954.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum penelitian dapat dibagi atas dua jenis yaitu penelitian dasar
(basic research) dan penelitian terapan (applied research).
1. Penelitian Dasar (basic research)
Penelitian dasar atau basic research ini dapat disebut sebagai penelitian
murni, yakni suatu penarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keinginan
terhadap hasil sesuatu aktivitas. Penelitian dasar ini dikerjakan tanpa memikirkan
ujung praktis atau guna (titik terapan) dari hasil penelitian dasar ini, di mana
sifatnya umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya.
Pengertian umumn ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-
masalah praktis, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh
untuk tiap masalah tersebut.
Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertim bangan
penggunaan dari penemuan tersebut untuk masyarakat.
Penelitian murni ini bisa diarahkan :
- Kemana saja
- Tanpa pemikiran tidak ada hubungan dengan kejadian yang diperlukan
masyarakat.
- Tanpa melihat arah dan sudut pandang.
18
B. Kritik/Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum bisa dikatakan sempurna
sebagaimana menurut kaidah-kaidah penulisan maupun menurut pembahasan isinya.
Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sekalian, agar kedepannya menjadi pembelajaran dan evaluasi
buat penyempurnaan dan hasil makalah yang lebih sempurna dan baik.
DAFTAR PUSTAKA
19