You are on page 1of 22

PENGANGGARAN PUBLIK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

DISUSUN OLEH
KELOMPOK
:
: 206601172
:

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini yang berjudul “PENGANGGARAN PUBLIK” dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa Bermanfaat bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 20 November 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………….…iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................................................1

1.3. Tujuan..................................................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................................3

2.1. Teori.....................................................................................................................................................................3

2.1.1. Pengertian Anggaran Publik.........................................................................................................................3

2.1.2. Fungsi Anggaran Publik...............................................................................................................................3

2.1.3. Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik........................................................................................................4

2.1.4. Konsep Anggaran Publik..............................................................................................................................4

2.1.5. Karakteristik Anggaran Publik.....................................................................................................................4

2.1.6. Prinsip- Prinsip Anggaran Publik................................................................................................................5

2.1.7. Proses Penyusunan Anggara Publik..............................................................................................................5

2.2. Sistem Penganggaran Publik................................................................................................................................6

2.3. Siklus Penganggaran Publik..............................................................................................................................12

2.4. Teknik Penganggaran Publik............................................................................................................................13

2.5. Contoh Penganggaran di Organisasi Sektor Publik...........................................................................................15

2.6. Penganggaran Publik di Berbagai Negara Maju dan Negara Berkembang......................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................................18

3.1. Kesimpulan........................................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................19

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah
menjadiinstrumen kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuanorganisasi. Hal tersebut tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran
secaralangsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang
diharapkan.
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor
publikyang cukup signifikan dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku,
birokratis, dan hierarki menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel
danlebih mengakomodasi pasar.Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor
publik juga telahmengalami banyak perkembangan.
Sistem perencanaan anggaran publik berkembangdan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan tuntutan yang muncul dimasyarakat. Anggaran sektor publik
di buat untuk menentukan tingkat kebutuhanmasyarakat, seperti air bersih, kualitas
kesehatan, pendidikan , dan sebagainya agarterjamin secara layak.
Anggaran juga merupakan alat bagi pemerintah untukmengarahkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, danmeningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat. dalam hal ini anggaran publik merupakan
instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.
Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas tentang PenganggaranSektor
Publik yang ada di Indonesia. Apa saja fungsi anggaran sektor publik,
tujuan,karakteristik, serta bagaimana penyusunannya

1.2. Rumusan Masalah


Adapaun rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa pengertian dari anggaran public?
2. Bagaimana fungsi, pengaruh dan tujuan anggaran public?
3. Bagaimana Konsep Anggaran Publik ?
4. Bagaimana Karakteristik Anggaran Publik?
5. Jelaskan bagaimana prinsip-prinsip Anggaran Publik?
6. Bagaiamana proses penyusunan Anggaran Publik?

1
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu adalah :
1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan penganggaran sektor publik
2. Mengetahui konsep yang terdapat dalam penganggaran sektor publik
3. Mengetahui tentang fungsi,pengaruh dan tujuan,prinsip –prinsip ,
karakteristik, tujuan serta proses penyusunanan penganggaran sektor publik

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Teori

2.1.1. Pengertian Anggaran Publik


Anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

2
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan
menyangkut perkiraan penerimaan danpengeluaran yang diharapkan akan
terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. Contoh jenis anggaran
publik antara lain :
a) Anggaran Negara dan Daerah/APBN/APBD (Budged of State)
b) Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Yaitu
anggaran usaha setiap BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau
gabungan publik-privat.
National Committe on Governmental Accounting (NCGA), yang saat
ini telah diubah menjadiGovermental Accounting Standards Boards (GASB),
mendefinisikan anggaran (budget) sbb :
rencana operasi keuangan , yang mencakup etimasi pengeluaran yang
disusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya
dalam periode waktu tertentu.

2.1.2. Fungsi Anggaran Publik


Anggaran berfungsi sebagai berikut :
 Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja.
 Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
dimasa mendatang.
 Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan
berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan serta bawahan.
 Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
 Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif
serta efisien dalampencapaian visi organisasi.
 Anggaran merupakan instrumen politik
 Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiscal

Identifikasi Kebutuhan Anggaran

3
2.1.3. Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik
Anggaran publik selalu dikaitkan dengan akuntabilitas eksekutif
organisasi. Konflik yang terjadidalam penentuan anggaran sangat berpengaruh
terhadap kapabilitas eksekutif organisasi untukmengendalikan pengeluaran.
Pada prakteknya, pihak eksekutif akan menggunakan daftar tahunantentang
pengeluaran dan pendapatan beserta tujuan aktivitasnya.
Jadi, karakter agnggaran adalahkeseragaman, keseluruhan transaksi
organisasi, keteraturan penyerahan rancangan anggaran pertahunnya, akurasi
prakiraan pendapatan sertaa pengeluaran yang didasari oleh
persetujuan/konsensus,dan terpublikasi. Jika kita perhatikan tabel 7.1, tujuan
anggaran dapat dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat manajemen, dan
instrumen kebijakan ekonomi

2.1.4. Konsep Anggaran Publik


Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
financial.
Informasi dalam anggaran:
 Pendapatan
 Belanja
 Aktivitas

2.1.5. Karakteristik Anggaran Publik


Karakteristik anggaran publik terdiri dari:

 Anggaran yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non


keuangan.
 Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu
atau beberapa tahun.
 Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
 Usulan anggran yang telaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang
lebih tinggi dari penyusun anggaran.

4
 Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi
tertentu

2.1.6. Prinsip- Prinsip Anggaran Publik


Secara tradisional, prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah
adalah apa yang dikenal dengan “The Three Es”, yaitu Ekonomis,
Efisien, dan Efektif (Jones dan Pendlebury, 1988).
Dalam perkembangannya, prinsip-prinsip penganggaran bersifat sangat
dinamis. Munculnya konsep ‘good governance’ sangat menekankan prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi (Agere, 2000).
Dalam bukunya yang berjudul Introducing Public Administration,
Shafritz dan Russell meneyubutkansejumlah prinsip sistem penganggaran
sudah megacu pada perkembangan terakhir dalam masyarakat,yaitu (Shafritz
dan Russell, 1997) demokratis, adil, transparan, bermoral tinggi, berhati-hati,
dan akuntabel.

2.1.7. Proses Penyusunan Anggara Publik


Pada dasarnya, keseluruhan prinsip-prinsip tersebut harus dapat
diakomodasi secara utuh dalamsistem penganggaran publik. Namun, sesuai
perkembangan zaman, sistem penganggaran haru smampu mengakomodasi
dinamika prinsip-prinsip tersebut diatas.

2.2. Sistem Penganggaran Publik


Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dimasyarakat dapat dilaukan
paling tidak melalui dua mekanisme, yaitu melalui mekanisme pasar (market
mechanism) dan mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism). Dengan

5
sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai
mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya secara efisien
(musgrave dan musgrave, 1984) serta (Brown and Jackson, 1987).
Namun, kegagalan pasar (market failures) juga dapat terjadi dalam
mengalokasikan sejumlah barang dan jasa. Penyebabnya adalah karena adanya
‘public goods’, beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah, beserta
sejumlah ‘mixed goods’, yang kemudian didistribusikan melalui mekanisme
birokrasi.
Dalam perkembangannya, mekanisme birokrasi menjadikan
mekanisme yang sangat penting karena besarnya semakin meningkat. Hal ini
ditunjukkan melaui porsinya dibanding produk domestik bruto.
Mekanisme birokrasi itu sendiri mempunyai instrumen yang disebut
sistem penganggaran yang berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan
sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada dimasyarakat sesuai
perkembangan sistem administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat
dalam konteks sistem sosial seta politik tertentu, sistem penganggaran dapat
berkembang. Dalam sejarah perkembangannya beberapa jenis sistem
penganggaran mulai dikenal.
1. Line Item Budgeting
Line item budgetting adalah penyusunan anggaran yang
didasarkan pada dan dari mana dana berasal (pos-pos
penerimaan) dan untuk apa dan tersebut digunakan (pos-pos
pengeluaran ). Jenis anggaran ini dianggap paling tua dan
banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut
“Traditional Budgeting”. Walupun tidak dapat disangkal,
‘Line-item budgetting’ sangat populer penggunaannya karena
dianggap mudah untuk dilaksanakan (wildavsky, 2000) Dalam
prakteknya, semua karakteristik tersebut mengandung banyak
kelemahan.
Sebagai contoh, dalam organisasi publik yang rentang
dengan KKN, karakteristik yang berkaitan dengan tujuan
melakukan pengendalian keuangan sering kali dilaksanakn
hanya sebatas aspek administratifnya saja. Hal ini mungkin saja
mengingat karakter lainnya, yaitu sangat berorentasi pada input
organisasi.
Kelemahan lainnya terkait dengan karakteristik
penetapan anggaran melalui pendekatan inkremental, yaitu
menetapkan rencana anggaran dengan cara menaikkan

6
sejumlah tertentu pada jumlah anggaran yang lalu atau sedang
berjalan. Melalui pendekatan ini, analisis yang mendalam
tentang tingkat keberhasilan setiap program tidak perlu
dilakukan. Akibatnya, tidak ada informasi yang logis dan
rasional tentang rencana alokasi anggaran tahun yang akan
datang.

Akibat dari berbagai kelemahan tersebut diatas adalah


sistem line-item budgeting akan menghadapi masalah besar
berupa masalah efektivitas, efisiensi dan kuntabilitas. Jika
sitemnya sudah transparan, maka informasi yang dapat diterima
masyarakat tidak terlalu penting – karena hanya berkaitan
dengan input organisasi.

2 Incremental Budgeting
Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja
dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun
berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran
periode tahun yang akan datang. Angka pada pos pengeluaran
merupakan perubahan (kenaikan) dari angak periode
sebelumnya. Permasalahan yang harus dipecahkan adalah
metode kenaikan/ penurunan (incremental) dari anggaran tahun
sebelumnya. Logika sistem penganggaran ini adalah seluruh
kegiatan yang dilaksanakan merupaan kelanjutan dari kegiatan

7
tahun sebelumnya.

3 Planning Progamming Budgeting System


Sebagai reaksi terhadap berbagai masalah fundamental
yang dihadapi line-item budgeting, muncul sistem
penganggaran baru, yaitu Planning Progamming Budgeying
System (PPBS), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Perfomance
Budgeting.

Planning Progamming Budgeting System adalah proses


perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang
terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan
tidak terpisah, yang didalamnya terkandung identifikasi tujuan
organisasi serta permasalahan yang mungkin timbul. Proses
pengorganisasian , pengoordinasian, dan pengawasan terhadap
semua kegiatan yang diperlukan, serta pertimbangan atas
implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan dimasa yang
akan datang.
Pada hakikatnya, berbagai jenis anggaran yang muncul
belakangan memiliki karakter yang lebih rasional dibandingkan
line-item budgeting. PPBS berusaha merasionalkan proses
pembuatan anggaran dengan cara menjabarkan rencana jangka
panjang kedalam program-program, sub-program, serta
berbagai proyek.

Dalam prakteknya, PPBS murni dinilai mengandung


kelemahan seperti yang dikemukakan diatas (Jones dan
Pendlebury, 1988, sera Shafritz dan Russell, 1997). Kedua jenis
anggaran tersebut ditinggalkan oleh banyak pihak dan saat ini
yang berkembang secara pesat adalah performance budgeting.

8
Konsepsi pokok PPBS adalah sebagai berikut:
 Tujuan: menjadi pengarah menuju hasil yang
akan diperoleh ataupun pelayanan dan jasa-jasa
yang akan diberikan. Alternatif cara :
menyajikan pilihan dari serangkaian cara ataupn
tindakan.
 Hasil guna: berkaitan dengan pengukuran atas
tingkat keberhasilan tindakan dalam rangka
pencapaian tujuan.
 Dimensi waktu: memperkirakan perspektif
secara tahunan dalam mempertimbangkan akibat
dari tuntutan yang diproyeksikan pada masa
mendatang
 Prioritas: berkaitan dengan penentuan tindakan
yang diutamakan, akan diambil kriteria pilihan
tertentu.
 Pengendalian/pengawasan:
pengendalian/pengawasan ketatalaksanaan yang
terintegrasikan, berkaitan dengan sistem
pelaporan dan aliran balik informasi.
 Daya guna: berkaitan dengan pengukuran atas
tingkat hasil tindakan pencapaian tujuan, jika
tujuan dan tindakan itu dpat dinyatakan serta
dinilai secara kuantitatif.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Lahirnya ZBB merupakan jawaban terhadap
rasionalisme proses pembuatan anggaran. Dalam sistem ZBB,
muncul apa yang disebut sebagai unit keputusan (decision
units), yang menghasilkan berbagai paket alternatif anggaran
yang dibuat sebagai motivasi atas anggaran organisasi yang
lebih respontif terhadap kebutuhan masyarakat dan terhadap
fluktuasi jumlah anggaran.
Dalam prakteknya, ZBB membutuhkan banyak kertas
kerja (paper work), data, serta menuntut penerapan sistem
manajemen informasi yang cukup canggih. Hal ini dianggap
sebagai hambatan utama dalam penerapan ZBB.

9
Zero Based budgeting (ZBB) merupakan sistem sistem
anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada
yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan
dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program akan
dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga
langkah penyusunan ZBB adalah :
(1) Mengidentifikasi unit keputusan.
(2) Membangun paket keputusan.
(3) Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan.
5. Performance Budgeting
Sebenarnya, performance budgeting diperkenalkan
pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1949, namun dalam
prakteknya mengalami kegagalan (Schiavo-Campo dan
Tommasi, 1999).
Pada reformasi anggaran yang dilakukan pada tahun
1990-an, beberapa karakteristik penting dari porfermance
budgeting masih dianggap sangat bermanfaat, dan kemudian
dikembangkan bersama dalam konteks reformasi administrasi
publik.
Performance budgeting (anggara yang berorioentasi
kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada
output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi,
serta rencana strategis organisasi.

10
Dengan demikian, karakteristik dari sistem
penganggaran yang berorientasi kinerja ini sangat bertolak
belakang dengan sistem traditional budgeting, yang banyak
diterapkan pada negara-negara yang menganut juga sistem
administrasi publik tradisional.
Seperti telah disebutkan diatas, performance budgeting
berkaitan erat dengan visi, misi, dan rencana strategis
organisasi. Hal ini berarti dalam proses perencanaan anggaran,
visi,misi, dan recana strategis menjadi acua utama. Salah satu
tujuan strategis yang ditetapkan adalah memanfaatkan dan
menerapkan secara optimal teknologi inovatif yang telah
diketahui banyak orang.
Hasil yang diharapkannya adalah sbb:
 Peningkatan produktivitas tenaga kerja negara
bagian.
 Perbaikan penyelenggaraan pemerintah.
 Penyediaan layanan publik dengan proses yang
lebih sederhana.
 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
program dan layanan negara bagian.
 Peningkatan kemampuan untuk mengaitkan
rencana strategis, penganggaran, ukuran kinerja,
 dampak dalam masyarakat.

6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)


Medium Tern Budgeting Framework (MTBF) adalah

11
kerangka strategi kebijakan tentang anggaran belanja unit
organisasi. Kerangka ini melimpahkan tanggung jawab yang
lebih besar kepada unit organisasi menyangkut penetapan
alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan.
Tingkat kesiapan membangu MTBF tergantung pada
kondisi keuangan organisasi. Ketidakstabilan kebijakan fiskal
akan menyebabkan tidak tepatnya alokasi sumber daya
keberbagai prpgram atau proyek.

2.3. Siklus Penganggaran Publik


1. Penetapan Prosedur dan Tim Penganggaran Tahun Terkait
Tahapan pertama dari siklus anggaran adalah penetapan prosedur atau
aturan dalam pembuatan anggaran sekaligus penetapan tim penganggaran
tahun terkait. Hal ini merupapkan bagian yang penting dalam proses
penganggaran, karena dibutuhkan prosedur untuk memberikan arahan yang
jelas dan sebagai pengendalian agar anggaran yang disusun tidak mengandung
kesalahan yang materia. Sedangkan tim penganggaran nantinya akan bertugas
menyusun anggaran tahun terkait.
2. Penetapan Dokumen Standar Harga Dokumen
Standar harga di tujukan untuk mengendaliakan harga berbagai
kebutuhan organisasi (barang dan jasa).
3. Penyebaran Dan Pengisian Formulir Rencana Kerja Dan Anggaran
Pada tahapan ini akan di sebarkan formulir program kerja dan
anggaran tahun terkait. Pedoman pengisian formulir rencana kerja dan
anggaran adalah dokumen standar harga serta draft atau dokumen perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya.
4. Rekapitulasi Kertas Kerja
Tahapan selanjutnya setelah proses pembahasan kertas kerja adalah
rekapitulasi kertas kerja tersebut. Rekapitulasi adalah proses meringkas atau
mengumpulkan data dari kertas kerja.
5. Pembahasan Perubahan Dan Penyelesaian Draft Anggaran Pendapatan Dan Belanja

12
Tahapan selanjutnya adalah menyelesaikan draft anggaran pendapatan
dan belanja. Pada tahapan ini dilakukan pengecekan ulang terhadap draft
anggaran yang dibuat, selain juga memastikan bahwa draft anggaran telah
sesuai dengan perencanaan dan tanpa kesalahan.
6. Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Draft
anggaran yang telah selesai kemudian ditetapkan menjadi anggaran.
Proses penetapan anggaran ini adalah tahapan akhir dari proses penetapan
anggaran. Dalam penyusunan anggaran periode berikutnya, kita bisa kembali
ke tahapan pertama di atas.

2.4. Teknik Penganggaran Publik


1. Pendekatan fungsional
Karakter berpikir dari system of national accounts, telah
merekomendasi pandangan pembatasan karakter anggaran sebagai berikut:
a) Kemandirian penyelenggaraan fungsi organisasi sektor publik
b) Diawali dengan batasan kemampuan, organisasi menanggung
pengeluaran untuk kesejahteraan masyarakat. Apabila
pengeluaran yang ditanggung adalah seluruhnya, maka
organisasi memegang kendali secara penuh. Sedangkan jika
yang ditanggung hanya sebagian, maka organiasi bekerja dalam
mekanisme kolaborasi. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap
proses penyusunan aggaran dari berbagai kepentingan formal,
kepentingan hukum, dan kepentingan legislatif.

Kepentingan formal merupakan refleksi anggaran sebagai


produk dari suatu entitas mandiri. Ini berarti anggaran disusun melalui
proses internal organisasi. Kepentingan hukum merupakan pemberi
makna yang solid bagi anggaran suatu entitas tertentu. Sebagai produk
hukum, kepatuhan dalam melaksanakan anggaran dapat dijamin.

13
2. Pendekatan pengambilan Keputusan

3. Pendekatan psikologi/motivasi
Pendekatan psikologi/motivasi merupakan salah satu teknik
penganggaran publik yang sangat baik untuk dilakukan. Dengan
mempertimbangkan berbagai asumsi, kenyataan, dan tujuan yang ingin
dicapai, penggunaan pendekatan psikologi/motivasi dalam proses
penganggaran akan membuat anggaran yang tersusun benar-benar akan
dilaksanakan dengan baik dan tujuan serta sasarannya dapat dicapai secara
efektifdan efisien.
4. Pendekatan lingkungan berkesinambungan
Pengenggaran berdasarkan lingkungan berkesinambungan dimulai
dengan proses penyusunan anggaran bagi program yang berwawasan
lingkungan. Anggaran progran ini harus mempertimbangkan sisi pemeliharaan
dan perbaikan kondisi lingkungan sekitasnya. Dengan demikian, tujuan
anggaran dan program dapat tercapai tanpa menimbulkan dampak buruk
terhadap kondisi lingkungan secara berkesilambungan.

2.5. Contoh Penganggaran di Organisasi Sektor Publik


1. Pemerintah Pusat
Anggaran negara selama satu tahun secara sederhana bisa diibaratkan
sebagai anggaran rumah tangga atau anggaran perusahaan yang memiliki dua
sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Ketidakpastian yang dihadapi
rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun anggaran juga dihadapi oleh
para perencana anggaran negara, yang bertanggung jawab menyusun rencana

14
anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN). Setidaknya ada enem
sumber ketidak pastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume
APBN, yakni : - Harga minyak bumi di pasar internasional - Kuota produksi
minyak mentah yang ditentukan OPEC - Pertumbuhan ekonomi - Inflasi -
Suku bunga - Nilai tukar rpiah terhadap dolar Amerika (USD).
2. Pemerintah Daerah
Proses penyusunan APBD dimulai dengan pemerintah daerah
menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya, yang
sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai landasan
penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan juni
tahun berjalan. Selanjutnya, DPRD akan membahas kebijakan umum APBD
yang diajukan oleh pemerintah daerah dalam pembicaraan pendahuluan
mengenai RAPBD tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan kebijakan umum
APBD yang telah disepakati dengan DPRD pemerintah daerah bersama
DPRD, akan membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk
dijadiakan acuan bagi setiap satuan kerja perangkat daerah.
3. LSM
Bentuk Rancangan Anggaran Organisasi LSM:
 Menentukan workplan yang berisi jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam proyek, beserta lama waktu pengerjaannya
(disesuaikan dengan tujuan dan output yang ada dalam visi serta
misi organisasi)
 Menentukan jenis biaya tetap dan biaya variabel yang tedapat
dalam proyek
 Menentukan standar biaya untuk setiap komponen biaya
 Membuat tabel rancangan anggaran biaya secara sistematis (lebih
baik dalam format excel), yang berisi kolom deskripsi komponen
biaya, berapa unit, periode pelaksanaan proyek, dan total
perhitungan.
 Mengisi masing-masing kolom dalam tabel rencana anggaran.
4. Yayasan
Dilihat dari karakteristik anggaran, rencana anggaran yayasan
dipublikasikan secara terbuka kepada masyarakat untuk dikritisi dan
didiskusikan. Anggaran tidak boleh menjadi rahasia internal yayasan yang
bersangkutan tetapi harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,
didiskusikan, dan diberi masukan.

Anggaran yayasan merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan

15
dana publik dan pelaksanaan program yang dibiayai dengan uang publik.
Anggaran yayasan berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam
bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran merupakan dokumen
yang menggambarkan kondisi keuangan keuangan suatu yayasan meliputi
informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Anggaran berisi
estimasi mengenai ‘apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang’. Setiap
anggaran memberiakan informasi mengenai ‘apa yang hendak dilakukan
dalam beberapa periode mendatang’.

5. Partai Politik
Salah satu kegunaan anggaran dalam partai politik adalah untuk
kampanye, yang merupakan momen khusus dalam rangakaian pemilu yang
disediakan oleh KPU bagi para kontestan pemilu

2.6. Penganggaran Publik di Berbagai Negara Maju dan Negara Berkembang


Implementasi pembaruan di negara-negara Industri:
1) Inggris Terdapat tiga pertalian sistem pembuatan keputusan a. Sistem komite survei
pengeluaran publik (PESC) b. Analisis program dan review (PAR) c. Staf review
kebijakan pusat (CPRS)
2) Swedia Saat ini, sistem anggaran di Swedia mempunyai beberapa unsur yang
mengombinasikan perencanaan, ramalan jangka menengah, dan pengukuran efisiensi.
3) Negara lainnya:
 Jepang aktif memberiakan pertimbangan untuk mengenalkan variasi PPBS.
 Austria, Denmark, Jerman, Selandia Baru, dan Belanda adalah di antara
negara yang memperkenalkan secara luas berbagai reformasi yang melibatkan
pemilihan reklasifikasi anggaran ke dalam program, ramalan jangka
menengah, pengenalan terhadap teknik penilaian, pengukuran produktivitas,
dan kinerja pada beberapa bagian.
 Yunani selama tiga tahun telah memprakarsai implementasi bentuk ZBB dan
program penilaian produktivitas (produktivity assessment program). Usahanya
diorientasikan pada pemilihan mengadopsi beberapa bentuk ZBB, kemudian
mentransplantasi sistem Amerika Serikat.

Implementasi pembaruan di negara-negara berkembang:


 Pengenalan sistem PPSB di India, Indonesia, Malaysia, Nepal, dan Sri
Lanka tidak membawa perubahan dalam memfungsikan perencanaan
dan penganggaran yang akan dilaksanakan dengan basis rangkap dua.
 Cakupan dari sistem baru juga terbatas. Di Malaysia dan Indonesia, hal

16
ini hanya terbatas pada anggaran pembangunan, sementara di India,
anggaran kinerja disiapkan sebagai dokumen pendukung

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu pendekatan sistematis dalam penyusunan
anggaran yang mengaitkan pengeluaran yang dilakukan organisasi sektor publik dengan kinerja yang
dihasilkan dengan menggunakan informasi kinerja yangdituangkan dalam bentuk indikator kinerja dan
penggunaan standar satuan harga.
Suatu pemerintah dapat dikatakan telah menerapkan bentuk sederhana dari penganggaran
berbasis kinerja (performance based budgeting) jika telahmempedomani standar satuan harga dan telah
menetapkan indikator kinerja dalam proses atau mekanisme penyusunan anggaran

17
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/penganggaran_publik.pdf
https://www.slideshare.net/arybboys/5-penganggaran-sektor-publik
https://id.scribd.com/embeds/394648818/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

18

You might also like