You are on page 1of 6

Tugas Sistem Pendukung Keputusan

Dosen : Dian Gustina, Skom, MMSI

Pertemuan IX

Nama : Muhammad Fauzi

Nim : 1744390014

Jurusan : Sistem Informasi (S-1)

Jadwal Hari/Jam : Kamis, 12:50-15:20


SOAL PG

1. Menunjukkan proses pemodelan tidak pernah berakhir, selalu memberi celah untuk
membangkitkan asumsi, termasuk kedalam karakteristik

a. Tingkat generalisasi yang tinggi

b. Peka terhadap perubahan asumsi

c. Potensi untuk dikembangkan

d. Mekanisme transparansi

e. Siklus Model

2. Empat prinsip dalam membuat mode kecuali:

a. Keterorganisasian (block building)

b. Relevansi (relevance)

c. Keakuratan (accuracy)

d. Elaborasi

e. Tingkat agresi (aggregation)

3. Salah satu faktor yang mempengaruhi sudut pandang (visi/ wawasan) :

a. Sistem nilai yang diyakini

b. Keterorganisasian (block buuilding)

c. Relevansi (relevance)

d. Keakuratan (accuracy)

e. Tingkat agresi (aggregation)


4. Gordon (1989) mengklasifikasikan model kedalam bentuk,

a. Model Fisik

b. Model Dinamis

c. Model Matematika

d. Model Statis

e. Semua Benar

5. Menentukan ruang lingkup sistem & tujuannya, termasuk kedalam

fase:

a. Penentuan Masalah

b. Pengembangan Model

c. Pengambilan Keputusan

d. Mekanisme Transparansi

e. Generalisasi

SOAL

1. Jelaskan konsep pengembangan Model SPK.

2. Jelaskan Karakteristik model SPK.

3. Jelaskan 4 prinsip membuat model.

4. Jelaskan klasifikasi model menurut Gordon.

5. Jelaskan siklus/fase pengembangan SPK.

6. Jelaskan prinsip-prinsip dalam pengembangan model pada umumnya.

JAWABAN
1. Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran, memberikan penjelasan dan
memberikan perkiraan dari realitas yang diselidiki.

2. Karakteristik model yang baik (Siregar, 1991) :

1. Tingkat generalisasi yang tinggi

Semakin tinggi derajat generaslisasi suatu model, maka semakin baik, sebab kemampuan
model untuk memecahkan masalah semakin besar.

2. Mekanisme transparansi

Model dikatakan baik jika kita dapat melihat mekanismenya dalam memecahkan
masalah.

3. Potensi untuk dikembangkan

Mampu menarik minat peneliti untuk meneliti lebih jauh.

4. Peka terhadap perubahan asumsi

Menunjukkan proses pemodelan tidak pernah berakhir, selalu memberi celah untuk
membangkitkan asumsi.

3. Empat prinsip dalam membuat model :

1. Keterorganisasian (block buuilding)

dalam proses pemodelan adalah bentuk penyederhanaan spesifikasi interaksi di dalam


sistem,  Pada Masing-masing block menggambarkan satu bagian sistem yang bergantung
pada beberapa atau sedikitnya satu variable input, dan yang berubah menjadi tujuan
(variable output), Maka sistem secara keseluruhan dapat digambarkan dalam terminologi
keterkaitan antar blok.
2. Relevansi (relevance)

Prinsip relevansi merupakan sifat yang melekat dalam model karena model harus
menggambarkan satu bagian yang diamati,  Dengan demikian, model hanya dapat
mencakup aspek-aspek yang relevan dengan sasaran-sasaran dan sudut pandang yang
telah ditetapkan. Fase Penentuan Masalah

3. Keakuratan (accuracy)

Keakuratan dalam model adalah keakuratan dalam informasi yang bergantung pada
tingkat kebutuhan pengguna model terhadap persoalan yang diamati atau ketelitian yang
diinginkan dalam pembuatan sebuah model

4. Tingkat agresi (aggregation)

Tingkat agregasi perlu dipertimbangkan sesuai dengan tingkat kecukupan atau kepuasan
minimal yang harus didapat dengan memakai model.
Maksudnya sampai sejauh mana setiap komponen maupun aktivitas akan diteliti atau
komponen mana saja yang dapat dikelompokan menjadi satu komponen kelompok yang
lebih besar.

4. Gordon (1989) mengklasifikasikan model kedalam bentuk :

 Model Fisik
Model ini didasarkan pada beberapa analogi antara sistem-sistem seperti mesin dgn
listrik, atau listrik dgn hidrolika.

 Model Matematika
Model ini menggunakan notasi-notasi dan persamaan-persamaan matematika untuk
merepresentasikan sistem.

 Model Statis
Model dalam kategori statis, baik fisik atau matematika, memiliki nilai atribut yg berbeda
dalam keadaan seimbang.

 Model Dinamis
Merupakan kebalikan dari model statis, model dinamis menunjukkan perubahan setiap
saat akibat aktivitas-aktivitasnya

 Model Analitis
Model yg penyelesaiannya dilakukan dengan teknik analitis, dgn menggunakan deduksi
teori-teori matematika.
 Model Numerik
Model yg diselesaikan dengan teknik numerik yg menghasilkan solusi melalui tahapan-
tahapan perhitungan iterative.

 Model Simulasi
Penyelesaian dgn model ini dilakukan jika keadaan tidak memungkinkan untuk
menggunakan cara analitik. Jika model matematika ini bersifat dinamis, penghitungan ini
biasanya dilakukan dgn komputer (Emshoff, 1970).

5. Fase Penentuan Masalah

Analis akan menerima permasalahan-permasalahan dari pengambil keputusanuntuk


diterjemahkan ke dalam suatu model. Kemudian dipertimbangkan teknik pemecahan masalahnya
utk kemudian memilih yg sesuai misal dgn Simulasi.

Fase Pengembangan Model

Analis menentukan ruang lingkup sistem & tujuannya. Elemen sistem & hubungannya
diterjemahkan dalam bentuk model konseptual utk dilakukan validasi atas data yg diperoleh,
rancangan model dan model. Kemudian model ini dikomunikasikan dgn pengambil keputusan,
bila belum diterima, maka dilakukan pengulangan penetapan sistem dan tujuan dari sistem.

Fase Pengambilan Keputusan

Model disampaikan dalam bentuk presentasi ke pengambil keputusan dgn format yg


mudah dipahami. Dalam hal ini informasi yg relevan merupakan satu dasar pengambil keputusan
untuk menetapkan keputusan.

6. Prinsip-prinsip dalam pengembangan model pada umumnya :

 Elaborasi
Penyederhanaan dilakukan dgn menggunakan asumsi ketat, yg tercantum pada jumlah,
sifat dan relasi variabel-variabelnya, yg memenuhi persyaratan konsistensi, ekivalensi
dan relevansi.
 Analogi
Menggunakan prinsip-prinsip hukum, teori yg sudah dikenal secara meluas tetapi belum
pernah digunakan untuk memecahkan masalah yg dihadapi.
 Dinamis
Pengembangan model bukanlah proses yg bersifat mekanistik dan linier, jadi dalam
pengembangannya munkin saja dilakukan pengulangan.

You might also like