Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kasus Asuhan Stase
Laporan Kasus Asuhan Stase
ASUHAN KEBIDANAN
DISUSUN OLEH :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Filistea W.E.,S.Keb.,Bd
NIP. 1166122015088
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
iii
KATA PENGANTAR
Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
kebidanan Ny. S hamil 40 minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban
Pecah Dini.
Adapun Asuhan kebidanan ini telah penulis usahakan dapat disusun sebaik
mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan Asuhan
kebidanan ini dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Hj. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG.,M.Pd selaku Rektor UNISM.
2. Ibu Anggrita Sari, S.SiT., M.Pd., M.Kes, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
3. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sistem
4. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
5. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas Sari
Mulia Banjarmasin.
Banjarmasin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan......................................................................................... 4
1) Umum................................................................................. 4
2) Khusus................................................................................. 4
D. Manfaat....................................................................................... 4
BAB 4 PEMBAHASAN...............................................................................27
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................32
A. Kesimpulan.................................................................................32
B. Saran...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................34
vi
BAB I
PENDAHULUAN
ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health Organisation (WHO)
angka kematian dan kesakitan ibu hamil, melahirkan dan nifas masih
2010).
AKB serta mempunyai 17 tujuan dan 169 target yang ingin dicapai, tujuan
1
2
sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH), AKB 12 per 100.000 KH.
menunjukkan AKI masih 228 per 100.000 KH, AKB 34 per 100.000 KH,
Sedangkan menurut SDKI, 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000
KH. Data dari SDKI tahun 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000
KH lebih tinggi dengan tahun 2007 dengan AKI sebesar 228 per 100.000 KH
SDKI, 2007. Sedangkan menurut SDKI, 2017 menunjukkan AKI sebesar 126
infeksi karena proses yang dilalui selama kehamilan maupun dalam persalinan
seperti KPD 65%, febris 17%, amnionitis 0,5 1,5%, infeksi saluran kemih 15%.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan
Ny.S G2P1A0 Hamil 40 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Dengan
Ketuban Pecah Dini?
C. TUJUAN
1. Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S hamil 40
minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban Pecah Dini.
2. Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada ibu hamil Ny. S
hamil 40 minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban
Pecah Dini.
b. Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnose kebidanan,
masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. S hamil 40 minggu Janin
Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban Pecah Dini.
c. Melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada ibu hamil Ny. S hamil 40
minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban Pecah Dini.
d. Melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S hamil 40
minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban Pecah Dini
sesuai perencanaan secara efektif dan aman
e. Melakukan pendokumentasian pada ibu hamil Ny. S hamil 40 minggu
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban Pecah Dini.
D. MANFAAT
1. Teoritis
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam
praktek di lahan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam
masalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Ketuban
Pecah Dini
KPD adalah bocornya selaput air ketuban (likuor amnii) secara spontan
dari rongga amnion di mana janin di tampung. Cairan keluar dari selaput ketuban
yang mengalami kerobekan, muncul setelah usia kehamilan 28 minggu dan
setidaknya sebelum 1 jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya(Gehwagi
et al, 2015).
Dalam keadaan normal ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban
pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban
pecah dini terjadi pada kehamilan di bawah 37 minggu disebut ketuban pecah
dini premature. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm
mengalami ketuban pecah dini. (Prawirahardjo, 2014: 677).
Ada macam-macam batasan tentang KPD atau premature rupture of
membrane (PROM) yakni:
1. Infeksi
6
7
D. Clinical Pathway
Kontraksi &
pembukaan serviks
melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering
Komplikasi yang bisa disebabkan KPD pada ibu yaitu intrapartal dalam
persalinan, infeksi puerparalis/masa nifas, partus lama, pendarahan post
partum, meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC),
morbiditas dan mortalitas maternal.
2. Pada Janin
a) Prematuritas
mengembang dengan baik ketika bayi keluar dari dalam rahim untuk
menghirup udara sesuai kebutuhan bayi. Akan tetapi, jika bayi lahir
c) Hipotermia
sangat cepat. Hal ini disebabkan karena bayi prematur biasanya tidak
penurunan suhu. Hipotermia pada bayi yang lahir prematur juga bisa
d) Hiperbilirubinemia
perubahan warna kulit dan sklera mata menjadi kuning (bayi kuning).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel darah.
e) Anemia
Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya konsentrasi sel darah merah. Sel
memiliki level sel darah merah lebih dari 15gram. Namun bayi
f) Sepsis
mengakibatkan pneumonia.
penglihatan. Hal ini terjadi terutama pada bayi yang lahir sebelum 32
minggu kehamilan.
dinding usus.
G. Penatalaksanaan Medis
Menurut Manuaba (2013) dalam buku ajar patologi obstetrik, kasus KPD
yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi
bedah sesar, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi
chorioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara
aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan kalau menempuh cara
konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus bisa
memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan
tidak diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann ultrasonografi (USG)
untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering
pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis.
Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk
menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34
minggu atau lebih biasanya paru- paru sudah matang, chorioamnionitis yang
diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab utama meningginya morbiditas
dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung
berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode laten
(Manuaba, 2013).
2. Aktif
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi.
Bila ditemukan tanda tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan
terminasi kehamilan.
a) Induksi atau akselerasi persalinan.
b) Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan
mengalami kegagalan.
c) Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat
itemukan. Hal-hal yang harus diperhatikan saat terjadi pecah ketuban
Yang harus segera dilakukan:
a) Pakai pembalut tipe keluar banyak atau handuk yang bersih.
b) Tenangkan diri Jangan bergerak terlalu banyak
pada saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri.
Yang tidak boleh dilakukan:
a) Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko
terinfeksi kuman.
b) Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari ke sana kemari, karena
air ketuban akan terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal
supaya lebih tinggi.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny.S G2P1A0 HAMIL 40 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP DENGAN KPD
(TRIMESTER III)
DI POLI KANDUNGAN RSUD PJS KOTABARU
Hari/tgl pengkajian : Jumat, 12 November 2021 Nama :Rezki Emellia
Nim : 11194992110065 Pukul :10.30 WITA
RMK : 11.21.92
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. S Tn.M
Umur 32 tahun 39 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Labuan Mas Labuan Mas
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh ada keluar air sedikit-sedikit dari jalan lahir,
berbau amis, keluar sejak 3 hari yang lalu, belum ada rasa nyeri perut dan tidak
pengeluaran lendir darah.
3. Riwayat=Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 22 tahun, dengan suami sekarang sudah 10
tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur / tidak : teratur
d. Lamanya : 5-7 hari
e. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe : tidak ada
17
18
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti Hepatitis,
TBC, dan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Asma, Jantung dan
DM, tidak ada riwayat terpapar Covid 19
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menular seperti
19
Hepatitis, TBC, dan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Asma,
Jantung dan DM, tidak ada riwayat terpapar Covid 19.
8. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu diperiksa : Puskesmas
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 7 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 2x
Trimester II : 2x
Trimester III : 6x
d. TT I: 30/08/2021 TT II: 20/09/2021
e. Keluhan/ masalah yang di rasakan ibu :
Usia
No Keluhan/Masalah Kehamilan Tindakan Oleh Ket
7 minggu
Pusing, Mual KIE, tambah
1. Bidan
darah
2. 37 minggu Bidan
Nyeri Pinggang KIE
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 55 kg
Sekarang : 65 kg
IMT :
Diperoleh dengan perhitungan rumus
Berat Badan (kg) = 65 = 28,89
Tinggi Badan2 (m) 1,50 x 1,50
Kategori : Overweight
C. Analisa Data
1. Diagnosa Kebidanan : G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu dengan KPD
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : - Support emosi
- Penanganan KPD
- KIE trimester III
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg Nadi :80x/menit suhu:
36,7°C, Respirasi : 16 x/menit, palpasi pada perut sudah 3 jari dibawah proxesus
xipoideus sesuai dengan perkembangan janin, presentasi kepala sudah masuk
panggul dan bagian punggung janin terletak pada kanan ibu, dengan usia kehamilan
40 minggu, DJJ(+) frekuensi 146x/menit, dan tafsiran partus tanggal 9 nopember
2021 yang sudah lewat 3 hari.
“Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan”
24
Rasional tindakan: Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan
keadaan penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakkan medik yang akan dilakukan,
segala resiko dari tindakkan medik tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al, 2017)
2. Menjelaskan kepada pengeluaran air-air dari jalan lahir merupakan salah satu tanda
bahaya ibu hamil karena ibu belum masuk masa bersalin dan bisa mengakibatkan
infeksi jika dibiarkan dalam waktu yang lama.
”Ibu mengetahui penyebab keluhan pengeluaran air itu merupakan tanda bahaya
untuk ibu hamil”
Rasional Tindakan: Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan
keadaan penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakkan medik yang akan dilakukan,
segala resiko dari tindakkan medik tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al, 2017)
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu perlu rawat inap di RSUD Kotabaru
“Ibu memahami penjelasan petugas dan akan mematuhi saran yang diberikan bidan”
Rasional tindakan: Dengan rawat inap di RSUD kotabaru maka ibu dan janin akan
terpantau dengan baik oleh dokter spesialis kandungan dan dapat mencegah
komplikasi yang nanti akan terjadi.
4. Menjelaskan kepada ibu pentingnya bedrest total atau tirah baring di tempat tidur seta
mengurangi aktivitas baik itu duduk , pergi kekamar mandi maupun aktifitas lainnya
dan jangan bergerak terlalu banyak pada saat ini dan meneenangkan diri ibu
“ Ibu memahami dan bersedia melakukan anjuran dan kecemasan ibu mulai
berkurang”
Rasional tindakan: Dengan bedrest total dan tidak bergerak terlalu banyak selama
keluar air-air dapat mengurangi pengeluaran air nya.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapat terapi yang sesuai.
Saran dokter : Rawat Inap di RSUD Kotabaru
Terapi dari dokter : -Induksi Persalinan
-Injeksi Antibiotik (Cefobactam / 8 jam)
“ Kolaborasi dilakukan, ibu menerima saran dokter dan bersedia untuk rawat inap”
Rasional tindakan: Dengan berkolaborasi dengan dokter ibu mendapatkan terapi
sesuai kebutuhan dan masalah ibu.
25
Dalam bab pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan “Asuhan Kebidanan pada Ny. S usia 32 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan Ketuban Pecah Dini” yang berkunjung pada tanggal
12 Nopember 2021 di Poli Kandungan RSUD PJS Kotabaru. Dalam penatalaksanaan asuhan
kebidanan menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP.
jalan lahir, berbau amis, keluar sejak 3 hari yang lalu, belum ada rasa nyeri perut dan
tidak pengeluaran lendir darah.. Tanda dan gejala KPD berdasarkan teori, yaitu.
Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina dan tercium aroma air ketuban
berbau amis. Dalam keadaan normal ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban
pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan (Sepduwiana, 2011 :
144). Pada paritas, resiko KPD banyak terjadi pada multipara dan grandemultipara
27
disebabkan motilitas uterus berlebih, kelenturan leher Rahim yang berkurang
sehingga dapat terjadi pembukaan dini pada serviks. Sedangkan pada usia,
2. Data Objektif
Dari hasil pemeriksaan didapat bahwa keadaan umum ibu tampak baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu
360C, dan pernapasan 18 kali/menit.
Pada pemeriksaan abdomen, palpasi pada perut sudah 3 jari dibawah
proxesus xipoideus sesuai dengan perkembangan janin dan sesuai umur kehamilan
40 minggu presentasi kepala sudah masuk panggul dan bagian punggung janin
terletak pada kanan ibu. Pada pemeriksaan genitalia tampak sedikit pengeluaran
cairan berwarna putih dan berbau.
Pada kasus ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah periksa
inspekulo, yang didapat hasil tes lakmus berubah warna yang berarti air ketuban
yang keluar.
Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter dengan hasil USG janin tunggal
hidup intra uterin, keadaan janin baik, terlihat dan terdengar denyut jantung janin
(DJJ) serta jumlah air ketuban yang normal. Pemeriksaan penunjang untuk
menentukan diagnosis KPD adalah pemeriksaan tes lakmus yang ditandai adanya
perubahan warna kertas lakmus menjadi biru, dan menandakan bahwa air ketuban
yang keluar dari jalan lahir ibu.
3. Assasement
32
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah dan diagnosis keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan, seperti diagnosis,
tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana
asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan
33
infeksi jika dibiarkan dalam waktu yang lama.
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan janin, salah satunya adalah
infeksi pada ibu dan sepsis pada bayi. Komplikasi yang bisa disebabkan KPD pada
ibu yaitu intrapartal dalam persalinan, infeksi puerparalis/masa nifas, partus lama,
pendarahan post partum, meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC),
morbiditas dan mortalitas maternal.
Bagi pasien yang mengalami ketuban pecah dini dengan hamil aterm
ditatalaksanai dengan kolaborasi dokter dengan induksi persalinan, yang dalam
pengawasan dokter kandungan, sehingga diharuskan ibu rawat inap di RSUD
Kotabaru, karena ibu periksa di poli kandungan RSUD PJS Kotabaru, , sehingga
tidak membutuhkan waktu yang lama dan kondisi kehamilan ibu dapat tertangani
dengan cepat agar tidak menimbulkan masalah atau komplikasi yang lainnya.
Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung
dengan jalan merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-
komplikasi yang kadang-kadang tidak ringan. Komplikasi- komplikasi yang dapat
terjadi gawat janin sampai mati, tetani uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan
juga mungkin terjadi intoksikasi. Kegagalan dari induksi persalinan biasanya
diselesaikan dengan tindakan bedan sesar. Seperti halnya pada pengelolaan KPD
yang cukup bulan, tidakan bedah sesar hendaknya dikerjakan bukan semata-mata
karena infeksi intrauterin tetapi seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain,
misalnya kelainan letak, gawat janin, partus tak maju, dll (Manuaba, 2013).
Selain induksi , terapi yang diberikan oleh dokter kandungan adalah
injeksi antibiotik (cefobactam / 8 jam), pemberian antibiotik profilaksis dapat
menurunkan infeksi pada ibu. Walaupun antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin
dalam uterus namun pencegahan terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada
pengobatanya sehingga pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan. Waktu
pemberian antibiotik hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan
dengan pertimbangan : tujuan profilaksis, lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi
telah terjadi, proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam. Beberapa
penulis menyarankan bersikap aktif (induksi persalinan) segera diberikan atau
ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi inpartu dengan
34
sendirinya. Dengan mempersingkat periode laten durasi KPD dapat diperpendek
sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus tindakan dapat
dikurangi (Manuaba, 2013).
Selain komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan aktif.
Ternyata pengelolaan konservatif juga dapat menyebabakan komplikasi yang
berbahaya, maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga dikatakan
pengolahan konservatif adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap
kemungkinan infeksi intrauterin (Manuaba, 2013).
Dalam masa konservatif karena ibu belum memasuki persalinan, maka
dianjurkan untuk bedrest total atau tirah baring di tempat tidur seta mengurangi
aktivitas baik itu duduk , pergi kekamar mandi maupun aktifitas lainnya dan
jangan bergerak terlalu banyak pada saat ini dan menenangkan diri untuk
mengurangi kecemasan ibu.
Keberhasilan penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini pada kehamilan ini
dipengaruhi oleh nasehat yang diberikan petugas kesehatan mengenai
penatalaksanaan yang harus dilakukan dan menjelaskan menegenai tanda bahaya
yang mungkin terjadi pada kehamilan muda.
Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan dan mencatat di
register pasien sebagai bentuk pertanggung jawaban tindakan yang telah dilakukan
dan sebagai bukti dari setiap tindakan.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta
pembahasan terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan, dilihat dari tanda
gejala,hasil pemeriksaan fisik dan penunjang dan penatalaksanaannya.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
36
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan kebutuhan ibu.
37
33
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Risa (2020) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Ketuban Pecah Dini
(KPD) di RSIA Husada Bunda Salo Tahun 2019. Diploma thesis, Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai.
Ani, Yohana. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada Ny. DB Dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Di ruang Flamboyan RSUD Prof Dr. . WZ Yohannes Kupang”.Poltekkes Kemenkes
Kupang: Repository Poltekkes Kupang.
Norma, Nita Dan Mustika Dwi.2013.C Asuhan Kebidanan Patologi Teori Dan Tijauan Kasus.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka.
Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. EGC. Jakarta
Sari, Eka Puspita Dan Kurnia Dwi Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta:
Trans Info Media.
Sukarni, Icesmi Dan Margareth. Kehamilan, Persalinan Dam Nifas. Yogyakarta: Nuha Media,
2013.
Varney, Helen dkk,buku saku bidan, 2001. Varney‟s pocket midwife, ed. AlfrinaHany.
Jakarta: EGC.
Yulifah, Rita Dan Surachmindari.2014. Konsep Kebidanan.Jakarta Selatan: Salemba Medika.
34