You are on page 1of 2

NAMA: CLARA ELYSABETH SINAGA

KELAS: a’reguler 2019


NIM: 3193322008
Jurnal Artikel: Penelitian Arkeologi
PUSAT KAJIAN DAN PENELITIAN ARKEOLOGI KALIMANTAN BARAT
Benson Manalu
Pendahuluan
Kebudayaan masa lalu merupakan sebuah jendela yang memperlihatkan kepada kita
mentalitas, kreatifitas, adat-adat dan tradisi budaya suatu masyarakat pada zamannya.
Kuntjaraningrat (1974) mengatakan bahwa kebudayaan merupakan unsur-unsur yang terdiri dari
system religi dan upacara keagamaan, system dan organisasi kemasyarakatan, system
pengetahuan, bahasa, kesenian system mata pencaharian serta system teknologi dan peralatan.
Berbagai cara dilakukan oleh peneliti untuk mengungkapkan dan mempelajari benda-
benda arkeologi agar memperoleh data-data yang valid. Dalam dunia arkeologi, penggalian
arkeologis merupakan cara paling penting untuk memperoleh benda-benda arkeologi, sebab
dengan sebuah teknik penelitian semacam para arkeologi ini yang dapat mempelajarai berbagai
hal mengenai perubahan yang terjadi pada suatu keadaan lingkungan seiring berjalannya waktu,
dengan bertujuan memperoleh data yang akurat walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengetahui data-data yang terdapat disuatu lokasi penggalian arkeologis tersebut.
Ringkasan Jurnal
Defenisi Arkeologi
Arkeologi dalam pengertian Wikipedia.org yang menyebutkan berasal dari bahasa
Yunani, archaeo yang berarti “kuna” dan logos, “ilmu”. Nama alternative arkeologi adalah ilmu
sejarah kebudayaan material. Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan
(manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan.
Sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan maka defenisi arkeologi bagi arkeolog memiliki
defenisi tersendiri. Suatu pengertian dapat diubah-ubah sesuai dengan kajiannya.
- Arkeologi menurut Haviland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang
mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerapkan
perilaku manusia. Sebagian besar perhatiannya dipusatkan kepada masa lampau.
- Menurut Ihromi (1994:7) arkeologi adalah berusaha merekonstruksi dan menyusun
kembali cara hidup sehari-hari dan adat-istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah,
serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterangan tentang
kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu.
- Paul Bahn mengatakan arkeologi ialah satu kejadian sistematik tentang masa lampau
yang berdasarkan budaya kebendaan dengan tujuan untuk membongkar, menerangkan
dan mengklarifikasikan tinggalan-tinggalan budaya, menguraikan bentuk dan perilaku
masyarakat masa silam serta memahami bagaimana “ia” terbentuk dan
merekonstraksinya seperti semula.

Kesimpulan
Didalam jurnal yang berjudul pusat kajian dan penelitian arkeologi Kalimantan Barat yang di
olah oleh Benson Manalu ialah membahas tentang apa itu arkeologi dalam antropologi.
Membahas tentang apa itu Kalimantan yang dimana Kalimantan ini merupakan salah satu
provinsi yang belum tergali secara optimal benda kearkeologiannya. Pada tahun 2010 peneliti
menemukan sebuah Candi di Ketapang, Kalimantan Barat yang di duga merupakan sebuah
candi Budha, yang mengingat bahwa adanya candi Budha yang telah ditemukan di pulau
Kalimantan, naskah, kerajaan islam, dan fosil manusia dari Bukit Tahapun, Kapuas Hulu,
dan beberapa pulau di gugusan kepulauan karimata, seperti pulau Maledang, Pulau Serutu,
dan Karimata yang merupakan kawasan dengan peninggalan benda bersejarah cukup banyak,
terutama dari abad ke-7 hingga 19. Di dalam pembahasan jurnal ada membahas tentang tugas
dan fungsi pusat kajian dan penelitian Arkeologi yang menurut Sk, Arkeologi memiliki tugas
melaksanakan penelitian dibidang arkeologi di wilayan kerjanya. Kegiatan utama pada pusat
kajian dan penelitian arkeologi tersebut memerlukan fasilitas yang berupa museum arkeologi
dan balai penelitian arkeologi. Museum arkeologi merupakan museum yang secara khusus
untuk meninjau dari beberapa jenis koleksi untuk dipamerkan, sedangkan balai penelitian
merupakan fasilitas privasi yang lebih tertutup.

*Referensi

manalu, b. (2013). pusat kajian dan penelitian arkeologi kalimantan barat. jurnal.untan.ac.id, 1(2), 15-17.

You might also like