Manuskrip Eka Lina

You might also like

You are on page 1of 6

GEMA BIDAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Maret 2019

p-ISSN 2252-8482 e-ISSN 2407-8980

HUBUNGAN ANTARA UMUR, PARITAS DAN STATUS GIZI


DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
Eka Lina Budiarti
Prodi Kebidanan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; ekalina33@gmail.com
Nana Usnawati
Prodi Kebidanan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; nanausnawati@gmail.com
Tutiek Herlina
Prodi Kebidanan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; herlinatutiek@yahoo.co.id
Tinuk Esti Handayani
Prodi Kebidanan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya; tinukesti@gmail.com

ABSTRACT

The government hopes that pregnant women will not have any problems, but in reality there are still many
pregnant women who experience anemia. Anemia is a health problem that is commonly found in women of
childbearing age and pregnant women. This study aims to determine the relationship between age, parity and
nutritional status with the incidence of anemia in pregnant women. This research was an analytic study with a
cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women in the third trimester, namely
102 pregnant women and the sample was taken using a simple random sampling technique of 82 pregnant
women in the third trimester. The independent variable was age, parity, nutritional status, while the dependent
variable was the incidence of anemia. Data collection uses secondary data on pregnant women's cards. The
analysis used frequency distribution and statistical test of chi square 0.05. The results of this study indicate that
age at risk was 54.9%, parity at risk was 46.3%, underweight was 39% and the incidence of anemia was 51.2%.
The results of the chi square test statistic that age p value was 0.000˂0.05, parity p-value was 0.000˂0.05, and
nutritional status p-value was 0.003˂0.05. It is concluded that there was a relationship between age, parity and
nutritional status with the incidence of anemia in pregnant women. It is hoped that health workers will improve
health services for anemic pregnant women so that they can detect and prevent the danger or complications of
anemia. In addition, it can promote health by providing information about the importance of consuming the
right Fe tablets, eating foods that contain sources of iron, and the importance of vitamin C to increase iron in
the body.
Keywords: Age, parity, nutritional status, anemia, third trimester pregnant women

ABSTRAK

Harapan pemerintah ibu hamil tidak memiliki masalah apapun, namun pada kenyataannya masih banyak ibu
hamil yang mengalami anemia. Anemia merupakan masalah kesehatan yang biasa ditemukan pada wanita usia
produktif maupun ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, paritas dan
status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yaitu 102 ibu
hamil dan sampel diambil dengan teknik simple random sampling sejumlah 82 ibu hamil trimester III. Variabel
independent adalah umur, paritas, status gizi, sedangkan variabel dependent adalah kejadian anemia.
Pengumpulan data menggunakan data sekunder kartu ibu hamil. Analisis menggunakan distribusi frekuensi dan
uji statistik chi square α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur berisiko 54,9%, paritas
berisiko 46,3%, status gizi kurang (underweight) 39% serta kejadian anemia 51,2%. Hasil statistik uji chi square
bahwa umur nilai p value 0,000˂0,05, paritas nilai p value 0,000˂0,05, dan status gizi nilai p value 0,003˂0,05.
Disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur, paritas dan status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Diharapkan petugas kesehatan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan ibu hamil anemia sehingga dapat
mendeteksi dan mencegah terjadinya bahaya atau komplikasi anemia. Selain itu, dapat melakukan promosi
kesehatan dengan memberikan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe yang tepat, makan
makanan yang mengandung sumber zat besi, dan pentingnya vitamin C untuk meningkatkan zat besi dalam
tubuh.
Kata kunci: Umur, paritas, status gizi, anemia, ibu hamil trimester III

1 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya


http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/BID
GEMA BIDAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Maret 2019
p-ISSN 2252-8482 e-ISSN 2407-8980

PENDAHULUAN

Latar Belakang (Opsional)

Harapan pemerintah untuk ibu hamil yaitu tidak memiliki masalah apapun dalam kehamilan, namun pada
kenyataannya masih banyak ibu hamil yang masih mengalami masalah kehamilan salah satunya anemia.
Anemia kehamilan adalah suatu permasalahan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
Anemia kehamilan yaitu ibu hamil dengan kadar Hb <11 gr% pada trimester I dan III atau Hb <10 gr% pada
trimester II (4).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018) bahwa hampir sebagian ibu hamil di Indonesia mengalami
anemia, dimana proporsi anemia ibu hamil sejak tahun 2013 sampai tahun 2018 mengalami peningkatan yakni
dari 37,1% - 48,9%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2018 kasus
kejadian anemia terdapat 0,06%, pada tahun 2019 terdapat 0,09%. Berdasarkan Laporan data dari Puskesmas
Bubulan kejadian anemia ibu hamil trimester III mengalami peningkatan pada tahun 2018 terdapat 9 (0,093%),
pada tahun 2019 terdapat 20 (0,183%).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan diantaranya umur, paritas,
pendidikan, pekerjaan, jarak kehamilan, tingkat pengetahuan, status gizi, status ekonomi.
Anemia berbahaya pada kehamilan karena dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah menjadi infeksi, mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, Ketuban Pecah Dini (KPD). Pada persalinan akan menimbulkan gangguan kekuatan his,
kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat
melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala tiga dapat di ikuti retensio plasenta dan
perdarahan post partum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan
atonia uteri. Pada ibu nifas karena terjadi perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri,
memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) berkurang, terjadi dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae. Bagi janin dapat terjadi
abortus, kematian intra uteri, persalinan prematuritas tinggi, cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai
kematian perinatal dan intelegensi rendah (karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat
pertumbuhan janin) (7).
Sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan seseorang, harus dimulai sedini mungkin sejak ibu
rencana ingin hamil. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)adalah salah satu cara untuk mendeteksi dan mencegah
terjadinya anemia pada ibu hamil. Kunjungan ANC minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di
Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat
kunjungan ke 5 di Trimester 3. Setiap ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet
selama kehamilan. Sehingga dengan adanya ANC rutin apabila ada yang tidak normal maka akan segera
ditangani, misal jika ada ibu hamil KEK maka akan mendapat makanan tambahan untuk ibu hamil (6). Menurut
Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 jika ibu anemia dilakukan rujukan sesuai dengan standar, konseling gizi, diet
makanan kaya zat besi dan protein. Ibu hamil mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi misalnya sayuran
berdaun hijau, bayam, hati, daging merah dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin misalnya tomat,
jeruk, kiwi selama kehamilan dapat memastikan ibu hamil terhindar dari anemia(3).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik meneliti dengan judul “Hubungan antara Umur,
Paritas dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bubulan Bojonegoro Tahun 2020”.

Tujuan Penelitian (Opsional)


Tujuan Umum yaitu menganalisis hubungan antara umur, paritas dan status gizi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil.
Tujuan khusus yaitu mengidentifikasi umur ibu hamil, mengidentifikasi paritas ibu hamil,
mengidentifikasi status gizi ibu hamil, mengidentifikasi kejadian anemia, menganalisis hubungan antara umur
dengan kejadian anemia, menganalisis hubungan antara paritas dengan kejadian, menganalisis hubungan antara
status gizi ibu dengan kejadian anemia.

Hipotesis (Opsional)
Ada hubungan antara umur, paritas dan status gizi dengan kejadian anemia ibu hamil.

2 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya


http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/BID
GEMA BIDAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Maret 2019
p-ISSN 2252-8482 e-ISSN 2407-8980

METODE

Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bubulan Bojonegoro dilaksanakan mulai
bulan Februari-Juni 2021. Populasi penelitian ini adalah data semua ibu hamil Trimester III di sebesar 102 ibu
hamil. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian data ibu hamil pada tahun 2020 yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi dan dihitung menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampel sebanyak 82 responden.
Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan random sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik
inferensial dengan uji chi square.

HASIL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur, Paritas, Status Gizi dan Anemia


No Variabel Identifikasi Variabel Frekuensi (f) %
1. Berisiko 45 54,9
1 Umur 2. Tidak Berisiko 37 45,1
Jumlah 82 100
1. Berisiko 38 46,3
2 Paritas 2. Tidak Berisiko 44 53,7
Jumlah 82 100
1. Underweight 32 39
3 Status Gizi 2. Not Underweight 50 61
Jumlah 82 100
1. Anemia 42 51,2
4 Anemia 2. Tidak Anemia 40 48,8
Jumlah 82 100
Sumber: Kartu Ibu Tahun 2020
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kategori umur berisiko sejumlah 54,9%, paritas berisiko
sejumlah 46,3%, status gizi kurang (underweight) sejumlah 39% serta ibu hamil anemia sejumlah 51,2 %.

Tabel 2 Hubungan antara Umur dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Kejadian Anemia
Total
Anemia Tidak Anemia
Umur
N % N % N %
Berisiko 33 73,3 12 26,7 45 100
Tidak Berisiko 9 24,3 28 75,7 37 100
Jumlah 42 51,2 40 48,8 82 100

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa dari 45 ibu hamil yang umur berisiko mengalami anemia sebanyak
73,3% dan tidak mengalami anemia sebanyak 26,7%. Dari 37 ibu hamil yang umur tidak berisiko mengalami
anemia sebanyak 24,3% dan tidak mengalami anemia sebanyak 75,7%.

Tabel 3 Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Kejadian Anemia
Total
Anemia Tidak Anemia
Paritas
N % N % N %
Berisiko 31 81,6 7 18,4 38 100
Tidak Berisiko 11 25 33 75 44 100
Jumlah 42 51,2 40 48,8 82 100
Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa dari 38 ibu hamil yang paritas berisiko mengalami anemia
sebanyak 81,6% dan tidak mengalami anemia sebanyak 18,4%. Dari 44 ibu hamil yang paritas tidak berisiko
mengalami anemia sebanyak 25% dan tidak mengalami anemia sebanyak 75%.

3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya


http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/BID
GEMA BIDAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Maret 2019
p-ISSN 2252-8482 e-ISSN 2407-8980

Tabel 4 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Kejadian Anemia
Total
Status gizi Anemia Tidak Anemia
N % N % N %
Underweight 23 71,9 9 28,1 32 100
Not Underweight 19 38 31 62 50 100
Jumlah 42 51,2 40 48,8 82 100
Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa dari 32 ibu hamil yang status gizi underweight mengalami anemia
sebanyak 71,9% dan tidak mengalami anemia sebanyak 28,1%. Dari 50 ibu hamil yang status gizi not
underweight mengalami anemia sebanyak 38% dan tidak mengalami anemia sebanyak 62%.

Tabel 5 Analisis hubungan antara umur, paritas dan status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil
No. Hubungan Sig. Keterangan
1. Umur dengan kejadian anemia 0,000 Signifikan
2. Paritas dengan kejadian anemia 0,000 Signifikan
3. Status gizi dengan kejadian anemia 0,003 Signifikan
Uji chi square α=0,005
Tabel 5 hasil analisi hubungan umur dengan kejadian anemia yaitu p (0,000) < α (0,05), hal ini
menandakan adanya hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil analisis hubungan
paritas dengan kejadian anemia yaitu p (0,000) < α (0,05), hal ini menandakan adanya hubungan antara paritas
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil analisis hubungan status gizi dengan kejadian anemia yaitu p
(0,003) < α (0,05), hal ini menandakan adanya hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.

PEMBAHASAN

Hubungan antara Umur dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil


Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara umur dengan kejadian anemia diketahui bahwa
ibu hamil dengan umur berisiko sebagian besar mengalami anemia sebanyak 73,3% dan hasil analisis
menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryani (2019) menyatakan bahwa ibu hamil yang usia berisiko
berpeluang 3,63 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang usianya tidak
berisiko (20-35 tahun)(13). Hasil penelitian ini serupa dengan Riyani et al., (2020) menunjukkan bahwa ibu hamil
usia tidak berisiko maka kemungkinan kecil untuk menderita anemia ditunjang dengan asupan nutrisi yang baik
sehingga kadar hemoglobin stabil dalam darah (10). Penelitian yang dilakukan oleh Afriyanti S. (2020)
menunjukkan bahwa umur berisiko mempunyai peluang sebanyak 0,232 kali untuk mengalami anemia
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak berisiko(1). Menurut penelitian Mardha & Syafitri (2019)
menunjukkan ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia. Umur ˂20 tahun dapat menyebabkan anemia
karena makin rendah usia maka makin rendah juga kadar hemoglobinnya dan pada umur ˃35 tahun terdapat
kecenderungan semakin tua usia ibu maka semakin tinggi presentase kejadian anemia (9). Penelitian yang
dilakukan oleh Jasmi (2016) menyatakan bahwa hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian anemia
pada ibu hamil (5).
Hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015) umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur
sangat menentukan suatu kesehatan ibu, dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun
dan di atas 35 tahun (16).
Faktor berisiko terjadinya anemia banyak ditemukan dari faktor umur ibu <20 dan > 35 tahun yang
disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima masyarakat tetntang kurun waktu usia reproduksi sehat
yang menyebabkan pengetahuan masyarakat tentang kehamilan kurang, sehingga kehamilan tidak terpantau
dengan baik oleh tenaga kesehatan, maka akan menimbulkan risiko dan kelainan dalam masa kehamilan.

Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil


Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara paritas dengan kejadian anemia diketahui bahwa
ibu hamil dengan paritas berisiko hampir seluruhnya mengalami anemia sebanyak 81,6% dan hasil analisis
menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil

4 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya


http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/BID
GEMA BIDAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Maret 2019
p-ISSN 2252-8482 e-ISSN 2407-8980

penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryani (2019) menunjukkan bahwa ibu hamil yang paritas berisiko
berpeluang 7,25 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang paritasnya tidak
berisiko(13). Menurut penelitian Riyani et al., (2020) menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara paritas
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Pada paritas ˃3 merupakan faktor terjadinya anemia, karena terlalu
sering dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu dan semakin sering melahirkan akan berisiko kehilangan
darah dan akan berdampak pada penurunan kadar Hb, dan jarak aman melahirkan antara 2-3 kali jumlah
kelahiran (paritas) agar risiko yang ditimbulan semakin rendah (10). Penelitian ini serupa dengan Astriana (2017)
menunjukkan paritas berisiko lebih banyak mengalami anemia, karena paritas merupakan salah satu faktor
penting dalam kejadian anemia zat besi pada ibu hamil(2). Menurut penelitian Jasmi (2016) menunjukkan bahwa
ibu hamil yang berisiko tinggi 13 kali lebih cenderung mengalami anemia dibandingkan ibu hamil dengan
berisiko rendah(5). Menurut penelitian Teja et al., (2021) ibu hamil dengan paritas berisiko mengalami anemia
lebih banyak daripada yang tidak berisiko(15).
Menurut teori Wiknjosastro (2009) paritas menunjukkan hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi, karena selama hamil zat-zat gizi akan berbagi untuk
ibu dan janin yang dikandungnya. Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin besar risiko
kehilangan darah dan berdampak pada penurunan kadar Hb (17).
Faktor berisiko terjadinya anemia banyak ditemukan dari faktor paritas >3 yang disebabkan oleh
kurangnya pengalaman ibu, informasi yang kurang tentang pemahaman jenis-jenis kontrasepsi yang rasional dan
ibu masih menganut banyak anak banyak rezeki. Oleh sebab itu ibu hamil yang anemia tidak dapat mentoleransi
kehilangan darah. Untuk itu dianjurkan kepada ibu-ibu untuk lebih banyak lagi mencari informasi tentang
keluarga berencana untuk mencegah paritas tinggi dan informasi bisa diperoleh dari mana saja.

Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia diketahui
bahwa ibu hamil dengan status gizi underweight sebagian besar mengalami anemia sebanyak 71,9% dan hasil
analisis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siregar et al., (2019) menunjukkan bahwa status gizi kurang
memiliki peluang 6,042 kali lebih besar mengalami anemia daripada ibu status gizi baik (12). Penelitian ini sesuai
dengan penelitian Susilawati & Marmi (2016) menunjukkan bahwa status gizi kurang dapat berisiko sebesar 5
kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang status gizi cukup (14). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Mutiarasari (2019) status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia,
dimana status gizi kurang akan cenderung berisiko terjadi anemia sebanyak 6.500 kali dibandingkan status gizi
baik(8). Hasil penelitian Suryani (2019) menunjukkan bahwa ibu hamil yang status gizinya berisiko berpeluang
8,57 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang status gizinya tidak
berisiko(13).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pertumbuhan janin dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum dan
selama hamil. Ibu akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal bila status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dalam batas normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung
pada keadaan gizi ibu hamil sebelum dan sesudah hamil (11).
Status gizi ibu hamil yang underweight dengan IMT < 18,5 sebagian besar mengalami anemia karena
kurangnya kebutuhan nutrisi yang banyak mengandung zat besi, keteraturan minum tablet Fe, masih ada
kebiasaan minum teh. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan informasi tentang makanan yang
bernilai gizi baik dan memberi penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang serta minum tablet Fe secara
teratur untuk ibu hamil dan juga calon ibu agar memperhatikan gizinya lebih baik lagi guna mehindari atau
meminimalkan risiko terjadinya anemia dalam kehamilan karena pada masa kehamilan ibu membutuhkan gizi
yang lebih.

KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan yang berjudul hubungan antara umur, paritas dan status gizi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dapat disimpilkan bahwa umur yang berisiko sejumlah 54,9%, paritas yang
berisiko sejumlah 46,3%, status gizi kurang (underweight) yang berisiko sejumlah 39%, kejadian anemia
sejumlah 51,2%. Terdapat hubungan antara umur, paritas dan status gizi dengan kejadian Anemia.

DAFTAR PUSTAKA

5 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya


http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/BID
GEMA BIDAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Maret 2019
p-ISSN 2252-8482 e-ISSN 2407-8980

1. Afriyanti S.Detty. (2020). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Kota Bukittinggi. Jurnal Kesehatan, 18(1), 95–115. https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.625
2. Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(2), 123–130.
3. Atikah, P. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Nuha Medika.
4. Fadlun. (2013). Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika.
5. Jasmi. (2016). Hubungan antara Paritas dan Umur dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas
Melur Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. Jurnal Ibu Dan Anak, 1(2), 43–50.
https://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JIA/article/view/6
6. Kemenkes RI. (2020). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di Era
Adaptasi Baru.
7. Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Rineka Cipta.
8. Mutiarasari, D. (2019). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Tinggede. 5(2), 42–48. https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/htj/article/view/119/117
9. Mardha, Muthia Sari; Syafitri, E. (2019). Hubungan Umur dan Paritas dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Rumah Bersalin Hj. Dermawati Nasution Tembung. 2(4), 307–314.
10. Riyani, R., Marianna, S., & Hijiriyati, Y. (2020). Hubungan Antara Usia Dan Paritas Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil. Binawan Student Journal (BSJ), 2(1), 178–184.
http://journal.binawan.ac.id/bsj/article/view/105
11. Sibagariang. (2010). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Trans Info Medika.
12. Siregar, N., Azhari, & Syukur, N. A. (2019). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Klinik Aminah Amin Samarinda Tahun 2018. Jurnal Husada Mahakam, IV (8),
492–504.
13. Suryani. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester
III. 9(17), 20–29. https://doi.org/10.31227/osf.io/24cd6
14. Susilawati & Marmi. (2016). Hubungan Paritas dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil. 1,
41–48.
15. Teja, Ni Made Ayu Yulia Raswati; Mastryagung, Gusti Ayu Dwina; Diyu, I. A. N. P. (2021). Rumus
perhitungan sampel menggunakan sample size WHO hypothesis test for two population proportions (two-
sides test). Jurnal Menara Medika, 3(2), 143–147.
16. Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. PT Pustaka Baru.
17. Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

6 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya


http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/BID

You might also like