You are on page 1of 7

BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Komponen Pembelajaran
Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan
dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya
dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Pelaksanaan
pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak
lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya
dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran
sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Selain itu, ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi
yang terjadi antara si belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-
temannya, tutor, media pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang lain.
Sedangkan ciri-ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen
pembelajaran itu sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-
komponen sebagai berikut; tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, anak
didik/ siswa, dan adanya pendidik/guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari
beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting
dalam proses belajar mengajar atau merupakan suatu kumpulan unsur yang terjalin
dengan erat dalam mendukung pencapaian kualitas pembelajaran.

1.2 Jenis-jenis Komponen Pembelajaran


a) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan
pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus), tujuan-
tujuan itu bertingkat, berakumulasi, dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi
tingkatannya, yakni membangun manusia (peserta didik) yang sesuai dengan yang dicita-
citakan.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli.  Robert F. Mager mengemukakan bahwa
tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington bahwa tujuan
pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti
kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang
akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara teperinci
mengenai apa yang harus dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari aktivitas pembelajaran
yang diikutinya. Apa yang harus dikuasai siswa dinyatakan dalam bentuk perilaku yang
dapat diamati dan diukur.

b) Syarat Tujuan Pembelajaran yang Baik


Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari keseluruhan
rangkaian aktivitas pembelajaran. Disini kita sudah memahami bersama bahwa
menyusun tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar. Serta
memperhatikan indikator pencapaian kompetensi.
Menyusun tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap cukup penting agar bisa
memberi petunjuk dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode, serta media
yang akan digunakan dalam KBM. Ada 4 (empat) unsur pokok yang perlu
dicantumkan dalam perumusan tujuan pembelajaran, yang biasa disingkat dengan
ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
- Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience adalah siswa.
Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini
merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.
- Behavior
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM,
behavior terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran.
- Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan
siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan
yang perlu dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai.
- Degree
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti
membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar.

Selain itu, menurut E. Mulyasa (2010: 222), dilakukan dengan cara sebagai berikut.
- Mengisi kolom identitas.
- Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan.
- Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang akan
digunakan yang terdapat dalam silabus yang telah disusun.
- Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta indikator yang telah ditentukan.
- Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang
terdapat dalam silabus
- Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
- Menentukan langkah-langkah pembelajaran.
- Menentukan sumber belajar yang akan digunakan.
- Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan Teknik
penyekoran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka rumusan tujuan pembelajaran harus mengacu


kepada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian siswa.
Tujuan pembelajaran juga harus

- Spesifik artinya tidak mengandung penafsiran yang berbeda-beda.


- Operasional artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk
memudahkan penyusunan alat evaluasi.
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara spesifik, kelas, dan operasional
akan meminimalisasi penafsiran yang berbeda-beda

c) Implementasinya dalam Pembelajaran


Penyusunan tujuan pembelajaran sangatlah penting dalam rangkaian pengembangan
desain pembelajaran. tahap ini akan menentukan tujuan pembelajaran yang menjadi
acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam  proses
pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa
arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif.

1.3 Materi Pembelajaran


a) Pengertian
Materi pembelajaran pada dasarnya adalah "isi" dari kurikulum, yakni berupa mata
pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Secara umum isi
kurikulum itu dapat dipilah menjadi tiga unsur utama, yaitu logika (pengetahuan
tentang benar-salah; berdasarkan prosedur keilmuan), etika (pengetahuan tentang
baik- buruk) berupa muatan nilai moral, dan estetika (pengetahuan tentang indah-
jelek) berupa muatan nilai seni. Sedangkan bila memilahnya berdasarkan taksonomi
Bloom dkk, bahan pembelajaran itu berupa kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap/nilai), dan psikomotor (keterampilan). 
b) Syarat Materi Pembelajaran yang Baik
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran
diantaranya :
- Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan instruksional.
- Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau
perkembangan siswa pada umumnya.
- Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
- Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan
(kontinuitas).
- Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari
yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan
cara ini siswa akan mudah memahaminya.
- Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun
konseptual.

Selain itu, prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi


pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan
(adequacy).

- Relevansi artinya kesesuaian


Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi
dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai
peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.
- Konsistensi artinya keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam,
maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar
bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
merasionalkan pecahan bentuk akar.
- Adequacy artinya kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta
didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang
membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,
jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian
target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

c) Implementasinya dalam Pembelajaran


Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu
mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah
ini:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Rosyana,T. (2021). “ Komponen Pembelajaran” ,


https://cls.ikipsiliwangi.ac.id/blog/komponen-pembelajaran#:~:text=Komponen
%20pembelajaran%20adalah%20kumpulan%20dari,penting%20dalam%20proses
%20belajar%20mengajar, diakses pada 8 april 2022

Anggara,Y.” Komponen Pembelajaran”,


https://yudhaanggara147.wordpress.com/artikel/komponen-pembelajaran/, diakses
pada 8 april 2022

Sudrajat,A. (2010). “Pendidikan. Tujuan Pembelajaran sebagai Komponen Penting dalam


Pembelajaran”, http://mz-pendidikan.blogspot.com/2010/03/tujuan-pembelajaran-
sebagai-komponen.html, diakses pada 8 april 2022

Abdi,H. (2020). “ Tujuan Pembelajaran, Manfaat, dan Klasifikasinya yang Perlu Diketahui” ,
https://hot.liputan6.com/read/4376551/tujuan-pembelajaran-manfaat-dan-
klasifikasinya-yang-perlu-diketahui, diakses pada 8 april 2022

Ramadhani, D. (2012). “ Pemilihan Materi Pembelajaran” ,


http://dianramadani150393.blogspot.com/2012/12/pemilihan-materi-pelajaran.html,
diakses pada 8 april 2022

You might also like