You are on page 1of 5

Luwu pada

revolusi
1905-1946
Sistem Pemerintahan
Perubahan sistem pemerintahan luwu pada revolusi 1905 dan 1946.
Setelah Belanda menundukkan Luwu, mematahkan perlawanan Luwu pada pendaratan tentara
Belanda pada tahun 1905. sistem pemerintahan di Luwu dibagi atas dua tingkatan
pemerintahan, yaitu:
1. Pemerintahan tingkat tinggi dipegang langsung oleh Pihak Belanda.
2. Pemerintahan tingkat rendah dipegang oleh Pihak Swapraja.
setelah Belanda berkuasa penuh di Luwu, maka wilayah Kerajaan Luwu mulai diperkecil, dan
dipecah sesuai dengan kehendak dan kepentingan Belanda. Selanjutnya pada masa
pendudukan tentara Dai Nippon, Pemerintah Jepang tidak mengubah sistem pemerintahan,
yang diterapkan tentara Dai Noppon pada masa berkuasa di Luwu ,pada prinsipnya hanya
meneruskan sistem pemerintahan yang telah diterapkan oleh Belanda, hanya digantikan oleh
pembesar-pembesar Jepang. Kedudukan Datu Luwu dalam sistem pemerintahan Sipil,
sedangkan pemerintahan Militer dipegang oleh Pihak Jepang.dan yang menjadi pemerintahan
sipil pada masa itu ialah Datu Luwu " Andi Kambo Opu Tenrisompa"
Pergolakan rakyat luwu pada revolusi 1905
Keinginan pemerintah Belanda untuk berkuasa sepenuhnya di Sulawesi Selatan pada awal abad
ke-20 tahun 1905, mendapat tantangan dari beberapa kerajaan . Luwu merupakan salah satu
kerajaan yang dengan lantang menolak untuk menandatangani korte verklaring. Penolakkan raja
Luwu terhadap perjanjian ini menjadi akar permasalahan dalam perkembangannya, di mana Kerajaan
Luwu harus berhadapan langsung dengan pasukan pemerintah Hindia-Belanda.Perjanjian ini bagi
raja Luwu merupakan satu penghinaan bagi para bangsawan Kerajaan Luwu, karena mereka harus
mengakui hukum kedaulatan pemerintah Hindia-Belanda.Dengan gigih para pembesar Kerajaan
Luwu berperang mati-matian di bawah pimpinan Andi Tadda untuk mempertahankan Kerajaan Luwu
dari serbuan pasukan Belanda. Namun, pada akhirnya Kerajaan Luwu jatuh ke tangan pemerintah
Hindia-Belanda, dan raja Luwu dipaksa menandatangani perjanjian korte verklaring. Luwu secara
resmi menjadi bagian dari wilayah pemerintahan HindiaBelanda dan pada akhirnya sistem Kerajaan
Luwu dihapuskan diganti dengan sisitem hukum yang lebih modern.
Pertahanan rakyat luwu pada revolusi 1945
Berlanjut pada saat Belanda yang berniat kembali mengambil daerah jajahannya yang pernah dikuasai Jepang,
salah satunya yaitu Indonesia yang telah memproklamsikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Proklamasi
kemerdekaan Indonesia tidak berarti apa-apa bagi Belanda, dan mereka menganggap bahwa Indonesia masih
merupakan daerah kekuasaanya setelah kekalahan Jepang pada Perang dunia II .Mengetahui gerak Belanda tersebut,
berbagai perlawanan pun terjadi salah satunya di Tanah Luwu, Kota Palopo pada 23 Januari 1946.
Peristiwa ini merupakan salah satu momen penting dalam kebangkitan rakyat Luwu yang ingin merdeka dan bebas
dari penjajahan yang dirasakan selamapuluhan tahun.Peristiwa heroik yang terjadi di ibu kota kerajaan Luwu ini
puncaknya dipicu oleh kelancangan tentara KNIL yang masuk kedalam Mesjid Bua dan menganiaya penjaga Mesjid yang
berusaha menghalangi mereka merobek robek Al-Qur’an.Insiden ini benar-benar melukai hati umat Islam, khususnya di
tanah Luwu.
Akibat tindakan kekejaman yang dilakukan oleh tentara KNIL, maka PRI Luwu kemudian l melakukan pembalasan
dengan cara melancarkan serangan besar- besaran terhadap KNIL di Palopo. Pada tanggal 23 Januari 1946 pemuda
Luwu melancarkan serangan- serangan terhadap tentara KNIL dan membunuh orang-orang yang dicurigai sebagai kaki
tangan NICA.
Terima Kasih

You might also like