Professional Documents
Culture Documents
1 PB Dikonversi
1 PB Dikonversi
Abstract.PT. Nusa Alam Lestari is one of the companies that enganged in coal mining. PT. Nusa Alam
Lestari have Izin Usaha Pertambangan (IUP) in Kanagarian Sinamar, Kec. Asam Jujuhan, Kab.
Dharmasraya.PT. Nusa Alam Lestari use surface mining system with open pit mine method so it will be
forming a basin in mine area. Flows system in PT. Nusa Alam Lestari are using mine dewatering
system. Mine dewatering is a flow method to manage the water in mine location for a patch in the sump
and drop from mine area with pump. The mine drainase system use to prevent and handle much water
come in the mine area with making a channel arround the mine area.The width of the catchment area in
east pit PT. Nusa Alam Lestari is 35,16 ha. The maximum capacity of sump to accomodating the runoff
debi and underwater debit is 106,462 m3. The form of channels drainage is trapesium in pit mine to
reducing the runoff debit that come in. The pump system that use HDPE pipe type as much as 4 unit
centrifugal Sykes HH220i with total maximum head is 92 meter and maximum debit is 230 liter/second.
The result of the pump flows to the settling pond (KPL) with maximum volume is 6.739 m3. The fungtion
of settling pond (KPL) is to neutralize harmful substances from pumping result before flows to the river.
1. Pendahuluan
Dari observasi dan pengamatan yang penulis lakukan di
Salah satu sumberdaya energi yang dapat dimanfaatkan tambang terbuka PT. Nusa Alam Lestari,penulis
saat ini adalah batubara. Batubara merupakan menemukan terdapatnya genangan air pada area kerja di
sumberdaya alam dengan jumlah cadangan yang jalan tambang. Posisi jalan tambang bersebelahan
memadai serta cukup potensial di Indonesia. Batubara langsung dengan sumuran (sump) yang merupakan
merupakan salah satu sumber energi alternatif yang saat tempat terkumpulnya air pada cekungan paling rendah di
ini berkembang dalam pasaran dunia sebagai sumber lokasi penambangan. Genangan air yang memenuhi jalan
energi yang berlimpah serta ekonomis. Adanya kegiatan tambang dikarenakan air yang terkumpul pada sump
pertambangan akan memberikan dampak positif dan telah melebihi kapasitas sump yang kemudian meluap
negatif bagi Negara dan daerah disekitar industri hingga menggenangi badan jalan.
pertambangan. Sehingga kegiatan pengupasan overburden dan coal
Secara umum dampak positif yang akan dihasilkan pada getting tidak bisa dikerjakan dikarenakan adanya
kegiatan pertambangan yaitu dapat meningkatan genangan air yang menggenangi badan jalan. Untuk
pendapatan asli daerah (PAD), pertumbuhan ekonomi, kegiatan berikutnya harus menunggu genangan air
kualitas sumberdaya, serta mengurangi angka tersebut mengering dari badan jalan dengan cara
pengangguran terutama masyarakat di daerah sekitar menunggu proses pemompaan berlangsung sampai air
industri pertambangan. Selain itu, dampak negatif dari pada sump menyusut dan tidak lagi meluap menggenangi
kegiatan pertambangan dapat merubah bentangan alam, badan jalan. Untuk mengurangi resiko meluapnya air
dan menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup dari sump tersebut diperlukan perhitungan dalam
yang signifikan, baik itu hutan, tanah, udara, serta menganalisis bagaimana dimensi sump yang memadai
pencemaran air sehingga terganggunya biota. dan apakah dengan 1 pompa yang sudah ada cukup atau
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses tidak untuk memompakan air keluar dari sump sehingga
penambangan adalah masalah penanganan air, atau lebih meminimalisir terjadinya resiko air di sump meluap
umum disebut dengan istilah penyaliran tambang. kebadan jalan tambang.
Metode penambangan yang terpapar langsung dengan Selain itu, masalah yang ditemukan penulis yaitu adanya
udara luar adalah metode tambang terbuka. Dimana saluran drainase yang berada di pinggir jalan
sangat dipengaruhi oleh iklim seperti cuaca hujan, cuaca penambangan mengalami pendangkalan. Kedalaman
panas, dan lain-lain akan mempengaruhi kondisi tempat yang awalnya 1,5 meter sekarang menjadi 0,8 meter
kerja alatdan kondisi pekerja, yang selanjutnya dapat karena menumpuknya tanah-tanah lereng yang tergerus
mempengaruhi produktivitas penambangan. air hujan dan menumpuk pada saluran. Saluran drainase
tersebut difungsikan untuk meminimalisir air limpasan
1
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
2
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
3
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
dimana:
Q = Debit Limpasan (m3/detik)
4.6 Air Total yang masuk ke Front
C = Koefisien limpasan
Penambangan Tambang
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas catchment area (km2) Total debit air yang masuk ke front penambangan adalah
debit air limpasan ditambah dengan debit air tanah,
Dengan intensitas curah hujan periode ulang 5 tahun
sehingga didapatkan total debit air yang masuk ke pit
sebesar 15,838 mm/jam dan koefisien limpasan 0,9.
tambang PT. Nusa Alam Lestari sebesar[8] :
Didapatkan debit limpasan sebagai berikut:
Q total = Q limpasan + Q air tanah (4)
= 1,3932 m3/detik + 0,012 m3/detik
= 1,4047 m3/detik = 121.366,08 m3/hari
⁄
6
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
(5) (9)
(12)
4.7.2 Perhitungan Head Total Pompa Kecepatan aliran pada pipa buang[13]:
1. Julang (head)
Julang pompa adalah energi yang harus disediakan untuk (13)
dapat mengalirkan sejumlah air seperti yang
direncanakan. Rumus yang digunakan adalah[9]: ⁄
(6)
Keterangan: ⁄
7
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
8
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
9
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
*( )+ *( )+
Saluran drainase yang akan dibuat berbentuk trapesium,
karena pembuatanya yang relatif mudah dibandingkan
= 108.643,5 m 3
dengan bentuk saluran yang lain. Saluran drainase dibuat
Maka ukuran volume sump optimal yang akan dibuat untuk meminimalisir air limpasan yang masuk menuju
untuk menampung air yang masuk ke lokasi sump.
penambangan dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini: Dalam menentukan dimensi saluran drainase bentuk
trapesium dengan luas maksimum hidrolis, luas
penampang basah saluran (A), jari-jari hidrolik (R),
kedalaman penampang aliran (d), kedalaman saluran
terbuka (h), lebar dasar saluran (b), penampang sisi
saluran dasar ke pernmukaan (a), lebar permukaan
saluran (B), dan kemiringan dinding saluran (m),
mempunyai hubungan yang dapat dinyatakan sebagai
berikut:
A = (b x d) + (m x d2) (24)
R = 0.5 x d
B = b + (2m x h)
b/d = 2 {(1 + m2)0.5 - m}
a = h/sinɑ
x = 15% x d
h=d+x
Untuk dimensi saluran drainase dengan bentuk trapesium
dengan luas penampang optimum dan mempunyai sudut
kemiringan 60o, maka:
m = Cotg ɑ (25)
= Cotg 60o
Gambar 1. Dimensi Sump = 0,58
Setelah mendapatkan nilai kemiringan dinding saluran
Saluran Drainase
(m), maka selanjutnya dicari nilai lebar dasar saluran (b)
4.9
Berdasarkan catchment area yang telah dibuat, penulis dan kedalaman penampang aliran (d), dengan rumus:
merencanakan membuat saluran drainase. Untuk
b/d = 2 {(1 + m2)0.5 - m}
perhitungan kapasitas pengaliran suatu saluran dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus[2]: = 2 {(1 + 0,582)0.5 – 0,58}
(23) b = 1,15 d
Q = 1/n .A . S1/2 . R2/3
Kemudian substitusikan nilai b ke dalam rumus luas
Keterangan: penampang basah saluran (A) sebagai berikut:
Q = Debit pengaliran (m3/detik) A = (b x d) + (m x d2)
A = Luas penampang (m2) = (1,15d x d) + (0,58 x d2)
S = Kemiringan dasar saluran (%) = 1,732 d2
R = Jari-jari hidrolis (meter)
n = Koefisien kekerasan manning Selanjutnya untuk mendapatkan nilai d, maka
substitusikan lagi persamaan luas penampang ke dalam
Dimensi penampang yang dapat di katakan efisien, yaitu persamaan mencari debit saluran drainase (Q), dimana
apabila dapat mengalirkan debit aliran secara nilai debit limpasan sudah diperoleh sebesar 1,3932
maksimum. Beberapa jenis penampang efisien yang m3/detik, kemiringan saluran 0,25%, dan koefisien
paling sering digunakan adalah sebagai berikut[8]: manning sebesar 0,03 karena tipe dinding saluran yang
1. Penampang saluran trapesium ada berupa tanah. Selanjutnya akan diperoleh nilai d
2. Penampang saluran segi empat dengan menggunakan rumus debit saluran drainase
3. Penampang saluran setengah lingkaran sebagai berikut:
Saluran dalam areal penambangan berfungsi untuk Q = 1/n x A x S1/2 x R2/3
mengeluarkan air limpasan ke luar tambang, selain itu = 1/0,03 x (1,732 d2) x (0,00251/2) x (0,5 d)2/3
saluran juga terdapat di luar areal penambangan.Saluran 1,3932 = 1/0,03 x (1,732 d2) x (0,00251/2) x (0,5 d)2/3
yang berada di luar areal penambanan ini dikatakan
sebagai saluran pengelak.Saluran pengelak merupakan = 1,294 d8/3
saluran yang berfungsi untuk mencegah masuknya air d= 0,90 meter
limpasan kedalam areal penambangan.
A= 1,732 d2
10
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
= 1,732 x 0,902
Dari hasil perhitungan dimensi saluran drainase
= 1,402 m2
didapatkan gambaran bentuk dimensi saluran drainase
Selanjutnya nilai d yang diperoleh disubstitusikan ke tersebut seperti yang terlihat pada Gambar 2.
dalam persamaan b yang telah diperoleh diatas, maka
akan diperoleh nilai lebar dasar saluran (b) sebagai
berikut:
B = 1,15 x d
= 1,15 x 0,90 m
= 1,035 m
Nilai x dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut:
X= 15% x d (26)
= 15% x 0,90 m
= 0,135 m
Nilai kedalaman saluran (h) dapat diperoleh dari rumus
sebagai berikut:
h=d+x (27) Gambar 2. Bentuk Saluran Drainase
= 0,90 m + 0,135 m
= 1,035 m 4.10 Perencanaan Kolam Pengendapan Lumpur
(Settling Pond)
Nilai lebar permukaan saluran (B) dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut: Pembuatan kolam pengendapan lumpur bertujuan untuk
mengendapkan lumpur-lumpur atau material padatan
B = b + (2m x h) (28) yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan
= 1,035 m + (2 x 0,58 x 1,035 m)
adanya aktivitas penambangan.
= 2,235 m
4.10.1 Perhitungan Persen Solid
Nilai penampang sisi saluran dari dasar ke permukaan
(a) dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Sebelum melakukan perencanaan kolam pengendapan
lumpur, sebelumnya harus mengetahui berapa persen
a = 1,035 m/sin 60
padatan yang terkandung ketika air dipompakan menuju
= 1,195 m
kolam pengendapan. Jenis pompa yang bekerja pada
Hasil perhitungan dimensi saluran drainase pada sump Sykes HH220i, total debit pemompaan yang masuk
catchment area yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 5. ke kolam pengendapan lumpur adalah sebesar 0,23
m3/detik.
Tabel 5. Dimensi Saluran Drainase
Residu tersuspensi = TSS x Debit pemompaan (29)
Saluran 1 = 142 gr/m3 x 0,23 m3/detik
Q (m3/detik) 1,4047 = 32,66 gr/detik
Dari persamaan:
S (%) 0,25 (30)
12
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
Vh = = 0,0034 m/detik
pengendapan akan dilakukan apabila lumpur sudah
Sehingga th (waktu yang dibutuhkan air dan material terendapkan sebesar ¼ dari kapasitas kolam[17].
tersuspensi keluar dari kolam pengendapan) dapat dicari Persentase padatan yang masuk akan berbeda setiap
dengan rumus[18]: kompartmennya, maka waktu pengerukan masing-
masing kompartmen juga akan berbeda sehingga waktu
pengerukan terlihat seperti tabel 6.
th = (34)
Tabel 6. Waktu Pengerukan Kolam Pengendapan
P = Panjang aliran dalam kolam pengendapan. Dimana Lumpur
panjang aliran dianggap sama dengan sisi lebar kolam
ditambah dengan lebar sekat.
Kapasitas Volume Waktu
Nilai P untuk setiap kompartmennya berbeda sehingga Kompart
Kompartm Pengendapan Pengeruka
waktu yang dibuthkan material untuk keluar dari kolam men
ent (m3) (m3/hari) n (hari)
pengendapan juga berbeda. Kolam pengendapan rencana
memiliki 3 kompartment dengan ukuran masing-masing
kompartment adalah 40m x 15m x 5m. Berikut adalah 1 2598,75 0,999 650,33
nilai P untuk setiap compartment:
Pkompartment 1= 40 m
2 2598,75 0,105 6.187,5
Pkompartment 2= 40 m + 5 m + 40 m = 85 m
Pkompartment 3= 40 m + 5 m + 40 m + 5 m + 40 m
= 130 m 3 2598,75 0,037 17.559,12
13
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
9) Banyak kompartment = 3
10)Lebar atas masing-masing kompartment = 15 m
11)Lebar bawah masing-masing kompartment = 12m
12)Banyak penyekat = 2
13)Kedalaman kolam = 5
14)Kapasitas seluruh kompartment= 7.796,5 m3
15)Kapasitas tiap kompartment = 2.598,75 m3
14
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
5.2 Saran
Darma Henwa Site Asam-asam. Jurnal Himasapta,
2, 3 (2017)
1. Pada saat proses penggalian, sebaiknya
[9] Sularso, Tahara. Pompa dan Kompresor. Jakarta:
memperhatikan kemiringan lantai bukaan tmbang
Pradnya Paramita (2000)
sehingga air dapt mengalir dengan baik menuju
[10] K Yusran dkk. Sistem Penyaliran Tambang PIT AB
sump agar tidak terjadi genangan air pada lantai
pada PT. Andalan Mining Jobsite Kaltim Prima
bukaan tambang
Coal Sangatta Kalimantan Timur. Jurnal Geomine,
2. Perlunya perawatan pompa yang dilakukan secara
3 (2015)
berkala dan terjadwal untuk menghindari kerusakan
[11] Diyah Ayu Purwaningsih dan Suhariyanto. Kajian
pompa pada saat jam operasi
Dimensi Penyaliran Tambang Terbuka PT.
3. Dinding-dinding pada settling tersebut harus di
Baturona Adimulya Kabupaten Musi Banyuasin
maintenance dengan baik. Sehingga jika terjadi
Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Geologi
hujan tidak terjadi erosi atau pengikisan dinding-
Pertambangan, 2 (2015)
dinding setlling pond yang membuat
[12] Widodo, Lilik Eko. “Hidrologi, Hodrogeologi
kekeruhanyang tinggi. Kolam pengendap lumpur
serta Penyaliran Tambang”. Bandung: Lap ITB
harus di perhatikan dan dilakukan pengerukan
(2012).
secara teratur agar dapat berfungsi dengan baik dan
[13] Sita Dewi Prahastini dan Rudy Sayoga Gautama.
optimal
Perancang Aplikasi untuk Sistem Penyaliran pada
Tambang Terbuka. Jurnal Teknologi Mineral,
Daftar Pustaka XIX, 3 (2012)
[14] Yuliantani Eka Putri. Analisa Penyaliran Air
[1] Bambang Triatmodjo. Hidrologi Terapan. Tambang Batu Kapur PT. Semen Baturaja
Yogyakarta: Beta Offset (2008). (Persero) di Pabrik Baturaja. Jurnal Desiminasi
[2] Rudi, Sayoga. Sistem Penyaliran Tambang. Jurusan Teknologi,2, 1 (2014)
Teknik Pertambangan FTM :ITB (1999). [15] Endhrianto dan Ramli. Perencanaan Sistem
[3] Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Penyaliran Tambang Terbuka . Jurnal Penelitian
Takeda.“Hidrologi Untuk Pengairan”. Jakarta: PT. Geosains, 09, 01 (2013)
Pradnya Paramita (1983). [16] Bambang, S. Perencanaan Drainase Tambang
[4] Y K Suhendra dkk. Kajian Teknis Sistem Terbuka, PT. Pradnya Paramita, Jakarta (1985)
Penyaliran Tambang Terbuka di PT Megumy Inti [17] Hartono. Diktat Kuliah Sistem Penyaliran
Anugerah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Tambang. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Timur. Jurnal Teknologi Pertambangan, 1, 1 Nasional “veteran” Yogyakarta (2013)
(2015) [18] Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113
[5] A . Muri Yusuf. Metodologi Penelitian. UNP Press: Tahun. “Tentang Baku Mutu Air Limbah bagi
Padang (2005) Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan
[6] R Siahan dkk. Evaluasi Teknis Sistem Penyaliran Batubara” (2003)
Tambang Studi Kasus: PT. Bara Energi Lestari [19] Endra Setiawan dkk. Kajian Teknis Sistem
Kbupaten Nagan Rsya Aceh. Jurnal Ilmiah Penyaliran pada Tambang Batubara di Pt Small
Mahasiswa Teknik Kebumian, 1, 1 (2017) PT. Pipit Mutiara Jaya Site Berbatu Provinsi
[7] Tamrin, Kasim. Bahan Kuliah Penyaliran Kalimantan Utara. Jurnal Teknologi
Tambang. Padang: Universitas Negeri Padang Pertambangan,1 2 (2016)
(2010) [20] Isnaeni dkk. Kajian Teknis Dimensi Kolam
[8] M U Batubara dan U Saismana. Kajian Teknis Pengendapan di Settling Pond 71 C PT. Perkasa
Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT Inakakerta Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai
Timur Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal
Teknologi Pertambangan 1, 2 (2016)
15