You are on page 1of 84

ml

.ht
022
n-2
hu
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

-ta
NOMOR 2 TAHUN 2022

r-2
TENTANG

o
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK

om
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022

n
es-
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

k
en
rm
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
-pe
tau

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat 5 Peraturan


-a

Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran


mk

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022, perlu menetapkan


2/p

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan


/0

Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran


22

2022;
20
m/

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


.co

Indonesia Tahun 1945;


na

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian


lya

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008


u

Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


am

Nomor 4916);
n

3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang


.ai

Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik


ww

Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);


//w

4. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian


ps:

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
htt

260);

jdih.kemkes.go.id
-2-

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang

ml
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita

.ht
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 156);

22
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.07/2021

0
tentang pengelolaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita

n-2
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1032);

hu
-ta
MEMUTUSKAN:

r-2
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK

o
TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK

om
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022.

n
es-
BAB I

k
KETENTUAN UMUM en
rm
-pe

Pasal 1
tau

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan, yang
-a
mk

selanjutnya disebut DAK Nonfisik Bidang Kesehatan, adalah


dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada
2/p

daerah untuk membantu mendanai kegiatan operasional


/0

bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai


22

dengan prioritas nasional.


20

2. Bantuan Operasional Kesehatan, yang selanjutnya disebut


m/

BOK, adalah dana yang digunakan untuk meringankan beban


.co

masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan,


na

khususnya pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat,


lya

penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan


u

malnutrisi.
am

3. Upaya Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat


n
.ai

UKM, adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan


ww

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi


timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
//w

kelompok, dan masyarakat.


ps:

4. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, yang selanjutnya


htt

disebut UKM Esensial adalah UKM yang wajib atau harus


dilaksanakan oleh pusat kesehatan masyarakat untuk

jdih.kemkes.go.id
-3-

mendukung pencapaian SPM bidang kesehatan

ml
kabupaten/kota, sasaran prioritas RPJMN, Renstra

.ht
Kemenkes, dan terdiri dari pelayanan kesehatan ibu anak dan

22
keluarga berencana, pelayanan gizi, pelayanan promosi

0
kesehatan, pelayanan Kesehatan lingkungan, dan pelayanan

n-2
pencegahan dan pengendalian penyakit.

hu
5. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut

-ta
Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

r-2
menyelenggarakan UKM dan upaya kesehatan perseorangan

o
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

om
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

n
es-
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
6. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang

k
memegang kekuasaan en
pemerintahan negara Republik
rm
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
-pe

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara


tau

Republik Indonesia Tahun 1945.


7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
-a
mk

penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin


pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
2/p

daerah otonom.
/0

8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


22

pemerintahan di bidang kesehatan.


20

9. Dinas Kesehatan Daerah adalah perangkat daerah yang


m/

merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang


.co

kesehatan yang menjadi kewenangan daerah.


na

10. Unit Eselon I Pengampu DAK Nonfisik Bidang Kesehatan


lya

adalah Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Kesehatan


u

Masyarakat, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan,


am

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,


n
.ai

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan,


ww

Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan.


//w

Pasal 2
ps:

(1) DAK Nonfisik Bidang Kesehatan diberikan kepada daerah


htt

tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang


merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas

jdih.kemkes.go.id
-4-

pembangunan kesehatan nasional.

ml
(2) DAK Nonfisik Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada

.ht
ayat (1) ditetapkan melalui rencana kerja pemerintah.

022
BAB II

n-2
RUANG LINGKUP DAK NONFISIK BIDANG KESEHATAN

hu
-ta
Pasal 3

r-2
(1) DAK Nonfisik Bidang Kesehatan terdiri atas:

o
a. BOK;

om
b. jaminan persalinan; dan

n
es-
c. pelayanan kesehatan bergerak.
(2) BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

k
a. BOK provinsi; en
rm
b. BOK kabupaten/kota;
-pe

c. BOK Puskesmas; dan


tau

d. BOK stunting.
(3) Jaminan persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-a
mk

huruf b diarahkan untuk mendukung program kesehatan ibu


dan anak yang meliputi:
2/p

a. rujukan persalinan dan neonatal (biaya transportasi


/0

dan/atau sewa alat transportasi); dan


22

b. sewa dan operasional tempat tunggu kelahiran.


20

(4) Pelayanan kesehatan bergerak sebagaimana dimaksud pada


m/

ayat (1) huruf c, diarahkan untuk mendukung pelayanan


.co

kesehatan bergerak di kawasan terpencil dan/atau sangat


na

terpencil yang meliputi:


lya

a. pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik;


u

b. pemberdayaan masyarakat; dan


am

c. peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis tenaga


n
.ai

kesehatan setempat/on the job training.


ww

Pasal 4
//w

(1) BOK provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)


ps:

huruf a diarahkan untuk mendukung:


htt

a. operasional fungsi rujukan UKM tersier;


b. penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan

jdih.kemkes.go.id
-5-

daerah; dan

ml
c. distribusi obat, vaksin, dan bahan medis habis pakai.

.ht
(2) Operasional fungsi rujukan UKM tersier sebagaimana

22
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

0
a. upaya penurunan angka kematian ibu dan angka

n-2
kematian bayi;

hu
b. upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat;

-ta
c. upaya gerakan masyarakat hidup sehat;

r-2
d. upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit;

o
e. akselerasi program indonesia sehat dengan pendekatan

om
keluarga; dan

n
es-
f. upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

k
(3) en
Penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan
rm
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
-pe

a. workshop penguatan akreditasi laboratorium kesehatan


tau

daerah;
b. pembinaan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan
-a
mk

daerah;
c. pemantapan mutu eksternal laboratorium kesehatan
2/p

daerah; dan
/0

d. survei akreditasi laboratorium kesehatan daerah.


22

(4) Distribusi obat, vaksin dan bahan medis habis pakai pada
20

ayat (1) huruf c dimanfaatkan untuk biaya distribusi dari


m/

instalasi farmasi provinsi ke instalasi farmasi


.co

kabupaten/kota.
na
lya

Pasal 5
u

(1) BOK kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


am

ayat (2) huruf b diarahkan untuk mendukung:


n
.ai

a. operasional fungsi rujukan UKM sekunder;


ww

b. penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan


daerah;
//w

c. distribusi obat, vaksin, dan bahan medis habis pakai;


ps:

dan
htt

d. akreditasi Puskesmas.

jdih.kemkes.go.id
-6-

(2) Operasional fungsi rujukan UKM sekunder sebagaimana

ml
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

.ht
a. upaya penurunan angka kematian ibu dan angka

22
kematian bayi;

0
b. upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat;

n-2
c. upaya gerakan masyarakat hidup sehat;

hu
d. upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit;

-ta
e. akselerasi program indonesia sehat dengan pendekatan;

r-2
keluarga;

o
f. upaya kesehatan lanjut usia;

om
g. upaya penyehatan lingkungan; dan

n
es-
h. upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

k
(3) en
Penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan
rm
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
-pe

a. workshop penguatan akreditasi laboratorium kesehatan


tau

daerah;
b. pembinaan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan
-a
mk

daerah;
c. pemantapan mutu eksternal laboratorium kesehatan
2/p

daerah; dan
/0

d. survei akreditasi laboratorium kesehatan daerah.


22

(4) Distribusi obat, vaksin dan bahan medis habis pakai


20

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dimanfaatkan


m/

untuk biaya distribusi dari instalasi farmasi kabupaten/kota


.co

ke Puskesmas.
na

(5) Akreditasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


lya

huruf d dimanfaatkan untuk survei akreditasi perdana dan re-


u

akreditasi.
am
n
.ai

Pasal 6
ww

(1) BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat


(2) huruf c diarahkan untuk mendukung operasional UKM
//w

primer.
ps:

(2) BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


htt

diarahkan untuk mendukung operasional, yang meliputi:

jdih.kemkes.go.id
-7-

a. upaya penurunan angka kematian ibu dan angka

ml
kematian bayi;

.ht
b. upaya perbaikan gizi masyarakat;

22
c. upaya gerakan masyarakat hidup sehat;

0
d. upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit;

n-2
e. sanitasi total berbasis masyarakat desa/ kelurahan

hu
prioritas;

-ta
f. dukungan operasional UKM tim nusantara sehat;

r-2
g. penyediaan tenaga dengan perjanjian kerja;

o
h. akselerasi program indonesia sehat dengan pendekatan

om
keluarga;

n
es-
i. fungsi manajemen Puskesmas (p1, p2, p3);
j. upaya kesehatan lanjut usia; dan

k
k. en
upaya pencegahan pengendalian Corona Virus Disease
rm
2019 (COVID-19).
-pe
tau

Pasal 7
(1) BOK stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
-a
mk

huruf d diarahkan untuk mendukung konvergensi lintas


program/lintas sektor terkait stunting.
2/p

(2) BOK stunting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan


/0

untuk mendukung program penurunan stunting, yang


22

meliputi:
20

a. penyusunan regulasi daerah terkait stunting;


m/

b. pemetaan dan analisis situasi program stunting;


.co

c. pelaksanaan rembuk stunting;


na

d. pembinaan kader pembangunan manusia;


lya

e. pengukuran dan publikasi stunting;


u

f. pencatatan dan pelaporan; dan


am

g. Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting.


n
.ai
ww

Pasal 8
(1) Pemanfaatan BOK provinsi, BOK kabupaten/kota dan BOK
//w

Puskesmas untuk upaya pencegahan dan pengendalian


ps:

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana


htt

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf f, Pasal 5 ayat (2) huruf
h, Pasal 6 ayat (2) huruf k harus dialokasikan paling banyak

jdih.kemkes.go.id
-8-

25% (dua puluh lima persen) dari masing-masing total pagu

ml
UKM tersier, UKM sekunder, dan UKM primer.

.ht
(2) Pemanfaatan BOK provinsi, BOK kabupaten/kota, dan BOK

22
Puskesmas untuk UKM Esensial dialokasikan paling sedikit

0
75% (tujuh puluh lima persen) dari masing-masing total pagu

n-2
UKM tersier, UKM sekunder, dan UKM primer.

hu
-ta
Pasal 9

r-2
DAK Nonfisik bidang kesehatan untuk menu kegiatan BOK

o
pengawasan obat dan makanan diatur dengan peraturan badan

om
yang menyelenggarakan tugas dan fungsi pengawasan obat dan

n
es-
makanan.

k
en
BAB III
rm
PENGELOLAAN DAK NONFISIK BIDANG KESEHATAN
-pe

OLEH PEMERINTAH DAERAH


tau

Pasal 10
-a
mk

Pengelolaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan di daerah meliputi:


a. persiapan teknis;
2/p

b. pelaksanaan kegiatan;
/0

c. pelaporan; dan
22

d. pemantauan dan evaluasi.


20
m/

Pasal 11
.co

(1) Pemerintah Daerah melakukan persiapan teknis dengan


na

menyusun dan menyampaikan usulan rencana kegiatan DAK


lya

Nonfisik Bidang Kesehatan melalui aplikasi e-renggar.


u

(2) Penyusunan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud Pada


am

ayat (1), mengacu pada rincian Anggaran Pendapatan dan


n
.ai

Belanja Negara yang ditetapkan setiap tahun oleh Presiden


ww

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(3) Rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
//w

sedikit memuat:
ps:

a. menu kegiatan; dan


htt

b. rincian pendanaan menu kegiatan.

jdih.kemkes.go.id
-9-

(4) Pemerintah Daerah dapat mengusulkan perubahan rencana

ml
kegiatan DAK Nonfisik kepada Kementerian Kesehatan pada

.ht
minggu keempat bulan Februari sampai dengan minggu

22
pertama bulan Maret tahun anggaran berjalan.

0
(5) Usulan perubahan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud

n-2
pada ayat (4) diajukan dengan menyertakan:

hu
a. surat usulan perubahan yang ditandatangani oleh kepala

-ta
daerah;

r-2
b. surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang

o
ditandatangani oleh kepala daerah;

om
c. telaah usulan perubahan yang ditandatangani oleh

n
es-
kepala Dinas Kesehatan Daerah provinsi atau kepala
Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota; dan

k
d. data pendukung lainnya. en
rm
-pe

Pasal 12
tau

(1) Dalam rangka persiapan teknis sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 10 huruf a, Pemerintah Daerah menganggarkan DAK
-a
mk

Nonfisik Bidang Kesehatan ke dalam APBD dengan mengacu


pada rincian alokasi DAK Nonfisik Bidang Kesehatan yang
2/p

ditetapkan oleh Menteri.


/0

(2) Dalam menetapkan rincian alokasi DAK Nonfisik Bidang


22

Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri


20

mengacu pada rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja


m/

Negara yang ditetapkan setiap tahun oleh Presiden sesuai


.co

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


na

(3) Dalam hal belum ditetapkan rincian alokasi DAK Nonfisik


lya

Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


u

Pemerintah Daerah dapat menganggarkan DAK Nonfisik


am

Bidang Kesehatan ke dalam Anggaran Pendapatan dan


n
.ai

Belanja Daerah dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja


ww

Daerah Perubahan dengan mengacu pada pemberitahuan


resmi dari Kementerian Kesehatan.
//w
ps:

Pasal 13
htt

(1) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10


huruf b, dilaksanakan oleh:

jdih.kemkes.go.id
- 10 -

a. Dinas Kesehatan Daerah provinsi;

ml
b. Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota;

.ht
c. Puskesmas; dan

22
d. laboratorium kesehatan daerah.

0
(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1):

n-2
a. dapat dilaksanakan oleh masing-masing program atau

hu
lintas program;

-ta
b. alokasi per menu kegiatan dapat menyesuaikan dengan

r-2
prioritas masing-masing daerah; dan

o
c. dikoordinasikan oleh kepala/sekretaris Dinas Kesehatan

om
Daerah provinsi atau kepala/sekretaris Dinas Kesehatan

n
es-
Daerah kabupaten/kota.
(3) Pelaksanaan kegiatan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan untuk

k
en
menu BOK stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
rm
ayat (1) dikoordinasikan oleh organisasi perangkat daerah
-pe

yang menyelenggarakan tugas dan fungsi perencanaan dan


tau

penganggaran.
(4) Pelaksanaan kegiatan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan untuk
-a
mk

menu kegiatan BOK pengawasan obat dan makanan


dilakukan sesuai dengan petunjuk operasional penggunaan
2/p

dana alokasi khusus nonfisik yang ditetapkan oleh badan


/0

yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang


22

pengawasan obat dan makanan.


20
m/

Pasal 14
.co

(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c,


na

disampaikan oleh Pemerintah Daerah kepada Menteri melalui


lya

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan.


u

(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa


am

laporan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan per menu kegiatan


n
.ai

yang terdiri atas:


ww

a. realisasi penyerapan anggaran;


b. realisasi pelaksanaan kegiatan; dan
//w

c. permasalahan dalam pelaksanaan.


ps:

(3) Laporan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan sebagaimana


htt

dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara daring melalui


aplikasi e-renggar.

jdih.kemkes.go.id
- 11 -

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

ml
setiap triwulan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah

.ht
akhir triwulan berjalan.

022
Pasal 15

n-2
(1) Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam

hu
Pasal 10 huruf d dilakukan terhadap:

-ta
a. ketepatan waktu penyampaian laporan;

r-2
b. kelengkapan dokumen laporan;

o
c. realisasi penyerapan anggaran setiap kegiatan DAK

om
Nonfisik Bidang Kesehatan;

n
es-
d. realisasi pencapaian pelaksanaan DAK Nonfisik Bidang
Kesehatan (output);

k
e. en
capaian indikator prioritas nasional;
rm
f. permasalahan pelaksanaan DAK Nonfisik Bidang
-pe

Kesehatan di daerah dan tindak lanjut yang diperlukan;


tau

g. dampak dan manfaat pelaksanaan; dan


h. permasalahan lain yang dihadapi dan tindak lanjut yang
-a
mk

diperlukan.
(2) Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
2/p

(1) dikoordinasikan secara berjenjang oleh Dinas Kesehatan


/0

Daerah provinsi dan Dinas Kesehatan Daerah


22

kabupaten/kota.
20
m/

Pasal 16
.co

(1) Dinas Kesehatan Daerah Provinsi sesuai kewenangan, tugas


na

dan fungsi melakukan pembinaan kepada Dinas Kesehatan


lya

Daerah Kabupaten/Kota pengelola DAK Nonfisik Bidang


u

Kesehatan.
am

(2) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota pengelola DAK


n
.ai

Nonfisik Bidang Kesehatan sesuai dengan kewenangan, tugas,


ww

dan fungsinya melakukan koordinasi dan konsultasi dengan


Dinas Kesehatan Daerah provinsi pengelola DAK Nonfisik
//w

Bidang Kesehatan.
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 12 -

BAB IV

ml
PEMANFAATAN BOK UNTUK UPAYA PENCEGAHAN DAN

.ht
PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

022
Pasal 17

n-2
(1) Pemanfaatan Dana BOK untuk pencegahan dan pengendalian

hu
COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)

-ta
huruf f, Pasal 5 ayat (2) huruf h, Pasal 6 ayat (2) huruf k

r-2
dilakukan untuk penguatan kegiatan tracing.
(2) Pelaksanaan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

o
om
dikoordinasikan Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, Dinas

n
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

es-
(3) Pelaksanaan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

k
en
melibatkan unsur Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
rm
Negara Republik Indonesia bersama masyarakat lainnya yang
diberikan penugasan sesuai dengan ketentuan peraturan
-pe

perundang-undangan.
tau
-a

Pasal 18
mk

Pengelolaan keuangan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan dalam


2/p

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dilaksanakan sesuai


/0

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur


22

mengenai keuangan daerah.


20
m/

BAB V
.co

PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI DAK NONFISIK


na

BIDANG KESEHATAN OLEH PEMERINTAH PUSAT


lya

Pasal 19
u
am

Kementerian Kesehatan sesuai kewenangannya melakukan


n

pembinaan kepada Dinas Kesehatan Daerah provinsi pengelola


.ai

DAK Nonfisik Bidang Kesehatan.


ww
//w

Pasal 20
(1) Kementerian Kesehatan melakukan Pemantauan dan
ps:

Evaluasi pelaksanaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan di


htt

daerah secara mandiri maupun secara terpadu.

jdih.kemkes.go.id
- 13 -

(2) Pemantauan dan Evaluasi DAK Nonfisik Bidang Kesehatan

ml
secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

.ht
dilaksanakan oleh masing-masing Unit Eselon I Pengampu

22
DAK Nonfisik Bidang Kesehatan.

0
(3) Pemantauan dan Evaluasi DAK Nonfisik Bidang Kesehatan

n-2
secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

hu
dilaksanakan oleh Unit Eselon I Pengampu DAK Nonfisik

-ta
Bidang Kesehatan kementerian/lembaga terkait.

o r-2
Pasal 21

om
Pengelolaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan sebagaimana

n
es-
dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 16 dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik

k
en
Bidang Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
rm
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
-pe

Menteri ini.
tau
-a

BAB VI
mk

PENGAWASAN INTERN PENGELOLAAN DAK NONFISIK BIDANG


2/p

KESEHATAN
/0
22

Pasal 22
20

(1) Untuk memastikan akuntabilitas pengelolaan DAK NonFisik


m/

Bidang Kesehatan, dilakukan Pengawasan Intern oleh Aparat


.co

Pengawasan Intern Pemerintah.


na

(2) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


lya

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan reviu, audit,


pemantauan, dan evaluasi.
u
am

(3) Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


n

dilaksanakan mulai tahap perencanaan, pelaksaanaan,


.ai

pelaporan dan pertanggungjawaban DAK Nonfisik Bidang


ww

Kesehatan.
//w

(4) Pelaksanaan Pengawasan intern DAK Nonfisik Bidang


Kesehatan mengacu pada pedoman pengawasan yang
ps:

ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.


htt

jdih.kemkes.go.id
- 14 -

Pasal 23

ml
(1) Laporan hasil pengawasan intern DAK Nonfisik Bidang

.ht
Kesehatan disampaikan oleh Aparat Pengawasan Intern

22
Pemerintah sesuai dengan kewenangannya kepada:

0
a. Gubernur;

n-2
b. Bupati/Walikota;

hu
c. Kepala Lembaga; atau

-ta
d. Menteri.

r-2
(2) Laporan hasil pengawasan intern DAK Non Fisik Bidang

o
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

om
sampai dengan huruf c, disampaikan sebagai tembusan

n
es-
kepada Menteri.
(3) Laporan tembusan kepada Menteri sebagaimana dimaksud

k
en
pada ayat (2) disampaikan secara daring melalui Aplikasi
rm
Pengawasan DAK Bidang Kesehatan.
-pe

(4) Setiap tahunnya Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan


tau

menyampaikan rekapitulasi dan Analisa hasil Pengawasan


Intern DAK Bidang Kesehatan secara nasional kepada
-a
mk

Menteri.
2/p

BAB VII
/0

KETENTUAN PENUTUP
22
20

Pasal 24
m/

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri


.co

Kesehatan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis


na

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan


lya

Tahun Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun


u

2021 Nomor 403), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


am
n
.ai

Pasal 25
ww

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2022.


//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 15 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

ml
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

.ht
Republik Indonesia.

022
Ditetapkan di Jakarta

n-2
pada tanggal 17 Januari 2022

hu
-ta
MENTERI KESEHATAN

r-2
REPUBLIK INDONESIA,

o
om
ttd.

n
es-
BUDI G. SADIKIN

k
en
rm
Diundangkan di Jakarta
-pe

pada tanggal 11 Februari 2022


tau

DIREKTUR JENDERAL
-a
mk

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
2/p

REPUBLIK INDONESIA,
/0
22

ttd.
20

BENNY RIYANTO
m/
.co
na

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 170


lya

Telah diperiksa dan disetujui:


u

Kepala Biro Hukum dan Kepala Biro Perencanan Sekretaris Jenderal


am

Organisasi dan Anggaran


n

Tanggal Tanggal Tanggal


.ai
ww

Paraf Paraf Paraf


//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 16 -

LAMPIRAN

ml
PERATURAN MENTERI KESEHATAN

.ht
REPUBLIK INDONESIA

22
NOMOR 2 TAHUN 2022

0
TENTANG

n-2
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN

hu
DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK

-ta
BIDANG KESEHATAN TAHUN

r-2
ANGGARAN 2022

o
om
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK

n
es-
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022

k
BAB I en
rm
PENDAHULUAN
-pe
tau

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
-a
mk

nasional dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden yaitu pembangunan


Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia
2/p

kedepan, titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin


/0

kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia
22

sekolah, ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia


20

unggul ke depan.
m/

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-


.co

tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan UKM, dengan


na

pendekatan promotif, preventif, tanpa meninggalkan kuratif dan rehabilitatif


lya

secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Dalam konsep


u

pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan bertanggung jawab


am

melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk meningkatkan


n
.ai

pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam
ww

lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat


yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat.
//w

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


ps:

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana


htt

Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah
dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan

jdih.kemkes.go.id
- 17 -

pembangunan kesehatan sehingga Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

ml
Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan

.ht
berkualitas. Pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

22
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

0
dengan mengatur belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik

n-2
dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik.

hu
Pengalokasian DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih

-ta
tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembiayaan

r-2
pembangunan kesehatan di daerah sebagaimana diatur dalam peraturan

o
perundang-undangan pemerintahan daerah dan peraturan perundang-

om
undangan bidang kesehatan.

n
es-
Pelaksanaan dan pengelolaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan tersebut
harus menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance)

k
en
yakni transparan, efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan
rm
sumber pembiayaan lainnya.
-pe

Dalam rangka pelaksanaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan Kementerian


tau

Kesehatan menyusun petunjuk teknis sebagai pedoman penggunaan anggaran


yang berisi penjelasan rincian kegiatan pemanfaatan BOK, Jaminan Persalinan
-a
mk

(Jampersal), dan Pelayanan Kesehatan Bergerak.


2/p

B. Kebijakan Umum
/0

Kebijakan umum DAK Nonfisik Bidang Kesehatan meliputi:


22

a. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan adalah dana yang bersumber dari APBN
20

yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu mendanai kegiatan


m/

operasional bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai


.co

dengan prioritas nasional;


na

b. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam


lya

penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah, sehingga daerah


u

dituntut mewujudkan tanggung jawab dalam pembiayaan pembangunan


am

kesehatan lebih kreatif serta inovatif dalam memadukan semua potensi


n
.ai

yang ada untuk pembangunan kesehatan dan mengupayakan dengan


ww

sungguh-sungguh pemenuhan anggaran pembangunan kesehatan;


c. Dalam rangka penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), daerah dapat
//w

memanfaatkan dana BOK sesuai dengan fungsi dan kewenangannya


ps:

dalam pelaksanaan penanggulangan KLB, misalnya Outbreak Respons


htt

Immunization (ORI), penanganan faktor risiko termasuk vektor dan lain-


lain;

jdih.kemkes.go.id
- 18 -

d. Kepala Daerah dapat menetapkan peraturan kepala daerah terkait

ml
standar biaya dan pedoman pelaksanaan kegiatan sesuai kondisi daerah

.ht
dengan tetap mengacu pada peraturan yang lebih tinggi. Dalam

22
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh DAK Nonfisik Bidang Kesehatan

0
tidak boleh duplikasi dengan sumber pembiayaan APBN, APBD maupun

n-2
pembiayaan lainnya;

hu
e. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi merupakan koordinator dalam

-ta
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan Evaluasi DAK Nonfisik Bidang

r-2
Kesehatan. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota

o
yang mendapatkan DAK Bidang Kesehatan wajib berkoordinasi dengan

om
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi;

n
es-
f. Kegiatan dalam Rencana Kegiatan DAK harus mengacu kepada Petunjuk
Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran

k
en
berjalan. Pemilihan kegiatan sesuai dengan prioritas dan permasalahan
rm
di masing-masing daerah yang diselaraskan dengan prioritas kegiatan
-pe

dalam rangka mencapai prioritas nasional bidang Kesehatan;


tau

g. Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka Kepala Dinas


Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dapat mengusulkan kepada
-a
mk

Bupati/Walikota untuk melimpahkan wewenang KPA kepada kepala


Puskesmas dalam pelaksanaan BOK sesuai ketentuan peraturan
2/p

perundang-undangan;
/0

h. Daerah tidak diperkenankan melakukan pengalihan atau pergeseran


22

anggaran antar menu DAK Nonfisik Bidang Kesehatan;


20

i. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Nonfisik Bidang


m/

Kesehatan mengikuti ketentuan yang telah diatur Kementerian Keuangan


.co

dan Kementerian Dalam Negeri; dan


na
lya

C. Arah Kebijakan
u

DAK nonfisik bidang Kesehatan Tahun 2022 diarahkan untuk:


am

1. Mendukung 8 area reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam


n
.ai

penguatan ketahanan kesehatan termasuk kualitas laboratorium menuju


ww

standar BSL-2, inovasi pengendalian penyakit, peningkatan upaya


promotif, preventif serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan
//w

kesehatan;
ps:

2. Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu hamil,


htt

melahirkan dan nifas melalui pendidikan kesehatan reproduksi, jaminan


ketersediaan sarana transportasi dan tempat tunggu kelahiran serta

jdih.kemkes.go.id
- 19 -

penguatan pelayanan maternal di Puskesmas;

ml
3. Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi

.ht
koordinasi lintas sektor di daerah serta penguatan intervensi spesifik dan

22
sensitif;

0
4. Peningkatan efektifitas pelaksanaan pengawasan pre dan post market

n-2
industri rumah tangga pangan dan pemenuhan sediaan farmasi melalui

hu
pengawasan perizinan di sarana pelayanan kefarmasian dan UMOT.

-ta
r-2
D. Tujuan

o
1. Tujuan Umum

om
Mendukung daerah dalam pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan

n
es-
untuk mencapai target prioritas nasional bidang kesehatan (RPJMN,
Renstra, RKP, dan SPM) dalam rangka mendukung reformasi sistem

k
kesehatan nasional. en
rm
2. Tujuan Khusus
-pe

a. Mendukung pelaksanaan percepatan penurunan AKI dan AKB


tau

terutama dalam bentuk upaya kesehatan bersifat promotif dan


preventif;
-a
mk

b. Mendukung pelaksanaan percepatan perbaikan gizi masyarakat


terutama dalam bentuk upaya kesehatan bersifat promotif dan
2/p

preventif;
/0

c. Mendukung upaya gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS);


22

d. Mendukung pelaksanaan upaya deteksi dini, preventif, dan respons


20

penyakit;
m/

e. Mendukung Penguatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium


.co

Kesehatan Daerah;
na

f. Mendukung pelaksanaan akreditasi Puskesmas;


lya

g. Mendukung pelaksanaan kefarmasian melalui penguatan distribusi


u

obat, vaksin, dan Bahan Medis Habis Pakai.


am

h. Mendukung pelaksanaan percepatan penurunan prevalensi


n
.ai

stunting;
ww

i. Mendukung penguatan penanganan pandemik COVID-19; dan


j. Mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat melalui
//w

pendekatan keluarga;
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 20 -

E. Sasaran

ml
Sasaran DAK Nonfisik Bidang Kesehatan meliputi:

.ht
1. Dinas Kesehatan Daerah provinsi;

22
2. Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota;

0
3. Puskesmas; dan

n-2
4. Laboratorium kesehatan daerah (Labkesda).

hu
-ta
F. Ruang Lingkup

r-2
Ruang lingkup DAK Nonfisik Bidang Kesehatan meliputi:

o
1. BOK provinsi;

om
2. BOK kabupaten/kota;

n
es-
3. BOK Puskesmas;
4. BOK stunting;

k
5. Jaminan persalinan (Jampersal); en
rm
6. Pelayanan kesehatan bergerak; dan
-pe

7. BOK pengawasan obat dan makanan sesuai dengan petunjuk operasional


tau

penggunaan DAK nonfisik yang dikeluarkan oleh badan pengawasan obat


dan makanan.
-a
mk

G. Prinsip Dasar
2/p

Pemanfaatan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan berpedoman pada prinsip dasar:


/0

1. Keterpaduan
22

Kegiatan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan direncanakan dan


20

dilaksanakan secara terpadu, lintas bidang, untuk mencapai beberapa


m/

tujuan kegiatan prioritas dengan melibatkan para pelaksana program


.co

setiap tingkatan (Dinas Kesehatan Daerah provinsi, Dinas Kesehatan


na

Daerah kabupaten/kota, Puskesmas), kader kesehatan, lintas sektor


lya

seperti bintara pembina desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan


u

dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) unsur masyarakat seperti


am

tokoh agama, tokoh masyarakat, guru sekolah, camat, lurah/kepala desa


n
.ai

dan jajarannya serta unsur lainnya. Dalam penggunaan tidak dibagi


ww

setiap bidang dan seksi berdasar struktur organisasi perangkat daerah


tetapi pelaksanaan program secara terintegrasi.
//w
ps:

2. Efisien
htt

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber


daya yang ada secara tepat, cermat dan seminimal mungkin untuk

jdih.kemkes.go.id
- 21 -

mencapai tujuan seoptimal mungkin dan tidak duplikasi dengan sumber

ml
pembiayaan lain.

.ht
3. Efektif

22
Kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit tinggi terhadap

0
pencapaian prioritas nasional. Penetapan kegiatan dilakukan

n-2
berdasarkan prioritas penyelesaian masalah di daerah.

hu
4. Akuntabel

-ta
Pengelolaan dan pemanfaatan dana DAK Nonfisik Bidang Kesehatan

r-2
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

o
perundang- undangan yang berlaku.

om
n
es-
H. Manajemen Pelaksanaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan
1. Perencanaan Penganggaran

k
en
Kepala Daerah yang menerima DAK Nonfisik Bidang Kesehatan dan
rm
kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang melaksanakan, perlu
-pe

melakukan sinkronisasi antara rencana kegiatan dengan dokumen


tau

perencanaan yang telah disepakati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah.
-a
mk

a. Penghitungan alokasi DAK Nonfisik Bidang Kesehatan meliputi


kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis.
2/p

b. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan yang dialokasikan kepada


/0

Pemerintah Daerah (provinsi; kabupaten/kota; Puskesmas dan


22

labkesda) dibuat perencanaan sesuai dengan peraturan perundang-


20

undangan di daerah mengikuti mekanisme APBD.


m/

c. Penyusunan program dan kegiatan berdasarkan kebutuhan peran


.co

dan fungsi organisasi, prioritas daerah dalam rangka mendukung


na

pencapaian target prioritas nasional, standar pelayanan minimal


lya

yang dilaksanakan secara terintegrasi.


u

d. Apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBN atau informasi


am

resmi mengenai alokasi DAK melalui portal Kementerian Keuangan


n
.ai

dipublikasikan setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan,


ww

maka Pemerintah Daerah harus menganggarkan DAK dimaksud


dengan terlebih dahulu melakukan perubahan melalui Peraturan
//w

Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD dengan pemberitahuan


ps:

kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam


htt

peraturan daerah tentang perubahan APBD atau dicantumkan dalam

jdih.kemkes.go.id
- 22 -

LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan

ml
APBD; dan

.ht
e. Pemanfaatan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan dimulai bulan Januari

22
sampai dengan Desember tahun anggaran berjalan (tidak dapat

0
digunakan untuk membiayai kegiatan di tahun anggaran

n-2
sebelumnya), dan dituangkan dalam rencana kegiatan yang rinci

hu
setiap bulan.

-ta
2. Pengelolaan

r-2
a. BOK provinsi dikelola oleh Dinas Kesehatan Daerah provinsi.

o
b. BOK kabupaten/kota dikelola oleh Dinas Kesehatan Daerah

om
kabupaten/kota.

n
es-
c. BOK Puskesmas disalurkan melalui Dinas Kesehatan Daerah
kabupaten/kota dan dikelola oleh Puskesmas.

k
d. en
BOK Stunting dikelola oleh Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota
rm
berkoordinasi dengan OPD yang bertanggungjawab untuk urusan
-pe

perencanaan dan penganggaran.


tau

e. Jaminan Persalinan (Jampersal) dikelola oleh Dinas Kesehatan


Daerah kabupaten/kota.
-a
mk

f. Penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan daerah


dikelola oleh UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
2/p

Provinsi/Kabupaten/Kota.
/0

g. Untuk pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan yang berakhir


22

sampai akhir tahun seperti Jampersal, Pemerintah Daerah harus


20

melaksanakan langkah-langkah akhir tahun sebagaimana diatur


m/

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri mengenai Pengelolaan


.co

Keuangan Daerah.
na

h. DAK Nonfisik tidak boleh dimanfaatkan untuk belanja modal,


lya

penyediaan suplementasi gizi, honor panitia, instruktur senam,


u

moderator, MC, pembaca doa, seminar kit, hadiah lomba, retribusi,


am

belanja kuratif dan rehabilitatif, pengadaan obat (kecuali untuk


n
.ai

menu PKB), pengadaan vaksin, cetak foto, pemeliharaan bangunan,


ww

kendaraan, sarana dan prasarana.


//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 23 -

3. Pelaporan

ml
a. Pemerintah Daerah menyampaikan laporan realisasi DAK Nonfisik

.ht
Bidang Kesehatan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Sekretaris

22
Jenderal melalui aplikasi e-renggar (e-renggar.kemkes.go.id) setiap

0
triwulan, meliputi:

n-2
1) realisasi penyerapan anggaran;

hu
2) realisasi kegiatan; dan

-ta
3) permasalahan dalam pelaksanaan.

r-2
b. Laporan realisasi penyerapan anggaran sebagaimana dimaksud pada

o
huruf a dihitung berdasarkan pagu alokasi.

om
c. Laporan realisasi kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf b

n
es-
dihitung berdasarkan pencapaian realisasi kegiatan yang sudah
direncanakan.

k
d. Kepatuhan Pelaporan. en
rm
e. Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan realisasi
-pe

penyerapan anggaran dan realisasi kegiatan akan dijadikan


tau

pertimbangan dalam pengalokasian DAK nonfisik pada tahun


berikutnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
-a
mk

undangan.
4. Monitoring dan Evaluasi
2/p

Monitoring dan Evaluasi DAK Nonfisik Bidang Kesehatan dilakukan


/0

oleh Kementerian Kesehatan dan atau bersama-sama dengan


22

Kementerian/Lembaga terkait.
20
m/
.co
na
u lya
am
n
.ai
ww
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 24 -

BAB II

ml
TATA CARA PENGUNAAN DAK

.ht
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TA 2022

022
A. BOK Provinsi

n-2
1. Tujuan

hu
a. Umum

-ta
Meningkatkan fungsi rujukan UKM tersier dalam mendukung upaya

r-2
pelayanan kesehatan masyarakat sekunder.

o
b. Khusus

om
1) Menyelenggarakan fungsi rujukan UKM dari dan ke

n
es-
kabupaten/kota;
2) Menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, monitoring dan

k
Evaluasi UKM ke kabupaten/kota; en
rm
3) Mendukung pelaksanaan pengelolaan obat, vaksin dan bahan
-pe

medis habis pakai (BMHP) di instalasi farmasi


tau

provinsi/kabupaten/kota sesuai standar; dan


4) Meningkatkan akses pelayanan laboratorium kesehatan yang
-a
mk

bermutu menuju standar bio safety level-2 (BSL-2_dengan


mengutamakan keselamatan pasien dan masyarakat.
2/p

2. Sasaran
/0

a. Dinas Kesehatan Daerah provinsi;


22

b. Laboratorium kesehatan daerah yang belum terakreditasi dan re-


20

akreditasi; dan
m/

c. Instalasi farmasi provinsi.


.co

3. Penggunaan
na

Dana BOK tingkat provinsi digunakan untuk menu kegiatan sebagai


lya

berikut:
u

a. Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi;


am

b. Upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat;


n
.ai

c. Upaya gerakan masyarakat hidup sehat;


ww

d. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit;


e. Penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan daerah;
//w

f. Distribusi obat, vaksin dan BMHP dari Instalasi farmasi provinsi ke


ps:

instalasi farmasi kabupaten/kota;


htt

g. Akselerasi program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga;


dan

jdih.kemkes.go.id
- 25 -

h. Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19.

ml
.ht
4. Jenis Pembiayaan

22
a. Belanja transportasi lokal;

0
b. Belanja perjalanan dinas dalam wilayah Provinsi bagi ASN dan non

n-2
ASN;

hu
c. Belanja perjalanan dinas bagi surveyor;

-ta
d. Belanja sewa gedung/tenda, sound sistem, kursi untuk

r-2
pertemuan/rapat;

o
e. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring;

om
f. Belanja penggandaan dan pencetakan untuk mendukung

n
es-
pelaksanaan kegiatan;
g. Belanja kegiatan pertemuan/rapat didalam/diluar kantor di wilayah

k
en
kerja provinsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
rm
mengenai keuangan daerah;
-pe

h. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber


tau

diperuntukan bagi narasumber diluar satker penyelenggara


kegiatan;
-a
mk

i. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi pengajar


diperuntukan bagi pengajar diluar satker penyelenggara kegiatan;
2/p

j. Belanja pemeriksaan sampel/spesimen;


/0

k. Belanja jasa pengiriman sampel/spesimen;


22

l. Belanja jasa KIE (media cetak/media masa lokal, media luar ruang
20

dan media online/media sosial;


m/

m. Belanja APD untuk kegiatan surveilans;


.co

n. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat transportasi distribusi


na

obat, vaksin dan BMHP;


lya

o. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP;


u

p. Belanja jasa pengiriman obat melalui penyedia jasa ekspedisi


am

pengiriman barang;
n
.ai

q. Belanja jasa tenaga bongkar muat; dan


ww

r. Belanja jasa pemeriksaan peningkatan mutu pemeriksaan (PME)


laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota.
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 26 -

5. Menu Kegiatan BOK Provinsi

ml
a. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

.ht
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi

22
a) Pertemuan/Kunjungan lapangan dalam rangka verifikasi

0
pencatatan dan pelaporan yang dilakukan Dinkes

n-2
Kabupaten/kota dan faskes di wilayahnya;

hu
b) Pertemuan dalam rangka pemantauan pelaksanaan AMPSR

-ta
(Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respons);

r-2
c) Orientasi sistem informasi maternal neonatal (SIMATNEO),

o
maternal perinatal death notification (MPDN) dan e-Kohort;

om
dan

n
es-
d) Pertemuan surveilans kelainan bawaan.
2) Kampanye lokal terkait penurunan AKI AKB

k
en
Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan
rm
media sosial/media online terkait upaya penurunan AKI AKB.
-pe

3) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah,


tau

Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan Kesehatan Reproduksi


pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
-a
mk

a) Pertemuan koordinasi Lintas Program/Lintas Sektor dalam


penguatan implementasi pelayanan kesehatan Anak Usia
2/p

Sekolah dan Remaja berbagai topik, dalam rangka:


/0

Pembinaan Penerapan Protokol Kesehatan di satuan


22

Pendidikan dan Penguatan Usaha Kesehatan


20

Sekolah/Madrasah dan Tim Pembina Usaha Kesehatan


m/

Sekolah/Madrasah (UKS/M);
.co

b) Pembinaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia sekolah dan


na

Remaja; dan
lya

c) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja.


u

4) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program,


am

Lintas Sektor dalam upaya penurunan AKI AKB


n
.ai

Peningkatan kapasitas kabupaten/kota dalam pemanfaatan


ww

sistem rujukan terintegrasi dan public safety centre 119 dalam


pelayanan kesehatan ibu dan bayi
//w

b. Upaya Percepatan perbaikan gizi masyarakat


ps:

1) Konvergensi lintas program/lintas sektor dalam upaya


htt

percepatan perbaikan gizi masyarakat. pertemuan koordinasi,


sosialisasi, dan orientasi lintas sektor; organisasi profesi,

jdih.kemkes.go.id
- 27 -

organisasi masyarakat, akademisi, tokoh agama, tokoh

ml
masyarakat dalam rangka pecepatan perbaikan gizi masyarakat

.ht
di tingkat provinsi;

22
2) Kampanye lokal terkait Percepatan Perbaikan gizi masyarakat.

0
3) Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan

n-2
media sosial/media online dalam rangka penurunan stunting

hu
(misal: isi piringku, edukasi gizi seimbang, pemberian tablet

-ta
tambah darah, dll)

r-2
4) Pemeriksaan dan pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar;

o
a) Pendampingan keberlanjutan SBS (stop buang air besar

om
sembarangan);

n
es-
b) Pendampingan intervensi kesehatan lingkungan;
c) Pendampingan surveilans kualitas air minum; dan

k
d) Penguatan/pendampingan en
kualitas laboratorium air
rm
minum untuk mendukung surveilans kualitas air minum.
-pe

5) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program,


tau

Lintas Sektor dalam upaya percepatan perbaikan gizi


masyarakat
-a
mk

a) Pelatihan gizi bencana dan rencana kontigensi;


b) Orientasi bagi petugas kabupaten/kota dalam penerapan
2/p

strategi komunikasi perubahan perilaku dan komunikasi


/0

antar pribadi;
22

c) Peningkatan kapasitas petugas terkait penyehatan air dan


20

sanitasi dasar; dan


m/

d) Peningkatan kapasitas petugas terkait sanitasi total


.co

berbasis masyarakat.
na

c. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)


lya

1) Pelaksanaan GERMAS/penggerakan masyarakat melalui


u

aktifitas fisik, pemeriksaan kesehatan berkala, dan edukasi gizi


am

seimbang di tingkat provinsi. Kegiatan pelaksanaan GERMAS


n
.ai

tingkat provinsi:
ww

a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan kebugaran


jasmani, pengukuran tinggi badan dan berat badan,
//w

pengukuran obesitas);
ps:

b) Aktifikas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia,


htt

kelompok komorbid, dll); dan

jdih.kemkes.go.id
- 28 -

c) Edukasi gizi seimbang di semua tatanan (sekolah/UKS,

ml
tempat ibadah, kantor pemerintahan/non pemerintahan,

.ht
melibatkan organisasi profesi, organisasi masyarakat,

22
forum pemuda, serta mendukung peningkatan peran upaya

0
kesehatan berbasis masyarakat/UKBM (Posbindu,

n-2
Posyandu Lansia, Posyandu Remaja, Dasa Wisma, Karang

hu
Taruna, Pos UKK, dll).

-ta
2) Kampanye lokal dalam mendukung pelaksanaan GERMAS

r-2
Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan

o
media sosial/media online dalam rangka pelaksanaan GERMAS.

om
d. Upaya Deteksi Dini, Preventif, dan Respons Penyakit

n
es-
1) Rujukan pengujian spesimen surveilans rutin, sentinel dan
dugaan kejadian luar biasa (KLB) ke laboratorium kesehatan

k
en
rujukan nasional atau laboratorium rujukan pemerintah lainnya
rm
di provinsi;
-pe

2) Penyelidikan epidemiologi (PE) dugaan kejadian luar biasa (KLB)


tau

sesuai pedoman PE; dan


3) Belanja alat pelindung diri (APD) dalam rangka Pencegahan dan
-a
mk

Pengendalian Penyakit terutama untuk penyelidikan


epidemiologi bagi petugas Dinas Kesehatan Daerah provinsi.
2/p

e. Penguatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah


/0

penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan daerah


22

(Penyiapan menuju standar BSL-2 dan akreditasi standar BSL-2


20

1) Komponen Menu Kegiatan


m/

a) Workshop penguatan akreditasi laboratorium kesehatan


.co

daerah;
na

b) Pembinaan mutu dan akreditasi lab laboratorium


lya

kesehatan daerah;
u

c) Pemantapan mutu eksternal (PME) laboratorium kesehatan


am

daerah; dan
n
.ai

d) Survei akreditasi laboratorium kesehatan daerah.


ww

Urutan prioritas menu DAK Non Fisik penguatan mutu dan


akreditasi laboratorium kesehatan daerah:
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 29 -

MENU URUTAN PRIORITAS

ml
1. Workshop Penguatan Akreditasi 3

.ht
Labkesda

22
2. Pembinaan Mutu dan Akreditasi 2

0
Labkesda

n-2
3. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) 4

hu
4. Survei Akreditasi Labkesda 1

-ta
r-2
2) Pola Pembiayaan menu kegiatan DAK Non Fisik Penguatan

o
Akreditasi Labkesda TA 2022

om
Adapun penjelasan pola pembiayaan masing-masing menu

n
es-
adalah sebagai berikut:

k
a) Workshop Penguatan Akreditasi Labkesda
en
Tujuan workshop penguatan akreditasi labkesda adalah
rm
sebagai berikut:
-pe

1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang


tau

standar akreditasi Laboratorium sehingga diharapkan


peserta workshop dapat menyusun langkah- langkah
-a
mk

dalam upaya pemenuhan standar tersebut.


2) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
2/p

upaya pemenuhan standar BSL-2 di Laboratorium


/0

sehingga diharapkan peserta workshop dapat


22

menyusun langkah-langkah peningkatan mutu


20

pelayanan kesehatan Laboratorium menuju standar


m/

BSL-2.
.co

Keluaran dari kegiatan ini adalah rencana pemenuhan


na

standar akreditasi Laboratorium dan peningkatan mutu


lya

secara bertahap serta berkesinambungan melalui


u

pendekatan plan do study action (PDSA).


am

Adapun kriteria narasumber adalah sebagai berikut:


n
.ai

1. Narasumber pada workshop Penguatan Akreditasi


ww

Labkesda adalah: surveior akreditasi laboratorium


Kesehatan untuk materi standar akreditasi
//w

laboratorium yang sudah tersertifikasi oleh


ps:

Kementerian Kesehatan.
htt

jdih.kemkes.go.id
- 30 -

2. Pengelola Program Mutu dan Akreditasi Laboratorium

ml
Kesehatan

.ht
Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan metode:

22
daring (online), luring (offline) atau hybrid (kombinasi).

0
Rincian kegiatan workshop penguatan akreditasi labkesda sebagai berikut:

n-2
Lokasi dan Pelaksana

hu
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

-ta
Lokasi pelaksana Belanja

r-2
1. Workshop Provinsi 1. Dinas - Penyampaia Pelaksanaan

o
Penguatan Kesehatan n materi 1)Belanja

om
Akreditasi Daerah dilaksanaka bahan:

n
es-
Labkesda Provinsi n selama 3 - ATK
2. hari efektif - Penggandaa

k
Laboratoriu en
- Pelaksanaa n
rm
m n kegiatan - Computer
-pe

Kesehatan dengan Supply


tau

Daerah metode - Paket Data


Provinsi Daring Video
-a
mk

(online), conference
luring 2) Belanja
2/p

(offline) atau jasa profesi:


/0

hybrid - Honor
22

(kombinasi) narasumbe
20

r: 3 orang
m/

@ 3 jam x 3
.co

hari x Rp.
na

900.000
lya

3)Belanja
u

perjadin
am

biasa:
n
.ai

- Transportasi
ww

narasumber
- Penginapan
//w

narasumber
ps:

4)Belanja
htt

Perjadin paket

jdih.kemkes.go.id
- 31 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
meeting dalam

0
kota:

n-2
- Uang

hu
harian

-ta
- Transport

r-2
lokal

o
peserta

om
- Paket

n
es-
meeting
fullboard

k
en /fullday
rm
-pe
tau

b) Pembinaan Mutu dan Akreditasi Labkesda


Kegiatan Pembinaan Mutu dan Akreditasi Labkesda ini
-a
mk

terdiri dari 2 (dua) kegiatan. pelaksanaan pembinaan mutu


dan akreditasi dilaksanakan oleh tim Dinas Kesehatan
2/p

Daerah serta surveior akreditasi laboratorium kesehatan.


/0

adapun kegiatan pembinaan mutu dan akreditasi labkesda


22

tersebut adalah sebagai berikut:


20

1) Persiapan Pemenuhan Standar Akreditasi


m/

Kegiatan persiapan penilaian akreditasi ini dilakukan


.co

oleh tim dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi yang


na

terdiri dari:
lya

a) Pemantauan kesiapan laboratorium


u

b) Self assesment
am

2) Pendampingan dalam upaya Peningkatan Mutu


n
.ai

Laboratorium Kesehatan
ww

3) Kegiatan pendampingan dalam upaya peningkatan


mutu laboratorium kesehatan ini dilakukan oleh tim
//w

dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi


ps:

4) Bimbingan Akreditasi
htt

jdih.kemkes.go.id
- 32 -

Kegiatan ini berupa pembuktian implementasi

ml
pemenuhan standar akreditasi laboratorium

.ht
kesehatan, dengan tujuan untuk membantu

22
laboratorium kesehatan dalam persiapan survei

0
akreditasi laboratorium, baik dari sisi penyiapan

n-2
dokumen, regulasi, dokumen bukti dan implementasi

hu
standar akreditasi laboratorium kesehatan.

-ta
Kegiatan bimbingan persiapan akreditasi dilakukan

r-2
oleh Surveior akreditasi laboratorium kesehatan yang

o
ditugaskan oleh Direktorat Mutu Pelayanan

om
Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

n
es-
Pelaksanaan kegiatan pembinaan mutu dan akreditasi
labkesda ini dapat dilaksanakan dengan metode

k
daring, luring atau hybrid. en
rm
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya
-pe

yang tercantum pada juknis ini sebagai berikut:


tau

Lokasi dan Pelaksana


-a
mk

No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen


Lokasi pelaksana Belanja
2/p

1. Pembinaan Labkesda Dinas a Kegiatan Pelaksanaan


/0

Mutu dan Provinsi Kesehatan terdiri dari: 1)Belanja bahan:


22

Akreditasi Daerah - persiapan - ATK


20

Labkesda Provinsi pemenuha - Computer


m/

n standar supply
.co

akreditasi - Paket data


na

- pendampi video
lya

ngan conference
u

dalam 2)Belanja jasa


am

upaya profesi:
n
.ai

peningkat - Honor
ww

an mutu Surveior
laboratori Bimbingan
//w

um Akreditasi: 2
ps:

kesehatan orang @ 3 jam


htt

x 2 hari x Rp.

jdih.kemkes.go.id
- 33 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
- bimbinga 900.000

0
n 3)Belanja

n-2
akreditasi perjadin biasa:

hu
b Pelaksana - Transport Tim

-ta
an Dinas

r-2
kegiatan Kesehatan

o
dilakukan Daerah

om
selama 2 Prov/Kabupate

n
es-
hari n/kota dan
efektif Surveior

k
c en
Pelaksana Akreditasi
rm
an Laboratorium
-pe

kegiatan Kesehatan
tau

dapat - Uang Harian


dilakukan Tim Dinas
-a
mk

dengan Kesehatan
metode Daerah
2/p

daring, Provinsi/Kabu
/0

luring paten/kota
22

atau dan Surveior


20

hybrid Akreditasi
m/

Laboratorium
.co

Kesehatan
na

- Penginapan
lya

surveior
u

akreditasi
am

laboratorium
n
.ai

kesehatan
ww

c) Pemantapan Mutu Ekternal Labkesda


//w

Kegiatan ini merupakan penjaminan kualitas hasil


ps:

pemeriksaan di Labkesda melalui Program Nasional


htt

Pemantapan Mutu Eksternal (PNPME). Kegiatan PNPME ini

jdih.kemkes.go.id
- 34 -

diselenggarakan oleh 4 (Empat) Balai Besar Laboratorium

ml
Kesehatan (BBLK) sesuai dengan Keputusan Menteri

.ht
Kesehatan Nomor 400 tahun 2016 tentang balai besar

22
laboratorium kesehatan sebagai penyelenggara

0
pemantapan mutu eksternal tingkat nasional.

n-2
hu
Lokasi dan

-ta
No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen

r-2
Lokasi Pelaksana Belanja

o
1. Pemantapan Provinsi BBLK Kegiatan Pelaksanaan

om
Mutu (penyelen berupa a. Belanja

n
es-
Eksternal ggara keikutsertaan bahan:
(PME) PME) PME untuk - ATK

k
Labkesda en
setiap jenis b. Belanja jasa
rm
pemeriksaan pemeriksaan
-pe

minimal 2 PME:
tau

(dua) siklus Disesuaikan


per tahun dengan
-a
mk

jumlah dan
jenis
2/p

pemeriksaan
/0

Laboratorium
22

mengacu
20

pada pola
m/

pembiayaan
.co

yang
na

ditetapkan di
lya

masing-
u

masing BBLK
am
n
.ai

d) Survei Akreditasi Labkes


ww

Kegiatan ini berupa pelaksanaan survei akreditasi


Laoratorium Kesehatan (Labkes) perdana dan re-akreditasi.
//w

Narasumber kegiatan ini adalah Surveior Akreditasi


ps:

Laboratorium Kesehatan yang ditugaskan oleh Kementerian


htt

Kesehatan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode

jdih.kemkes.go.id
- 35 -

luring (offline). komponen belanja dan pola pembiayaan

ml
kegiatan survei akreditasi labkes mengikuti standar biaya

.ht
masukan APBN dan standar harga regional yang tercantum

22
dalam juknis ini sebagai berikut:

0
Lokasi dan

n-2
No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen

hu
Lokasi Pelaksana Belanja

-ta
1. Survei Laborato Kementeri • Kegiatan a Belanja

r-2
Akreditasi rium an berupa Bahan:

o
Laboratoriu Kesehat Kesehata penilaian - ATK

om
m an n akreditasi - Penggandaa

n
es-
Kesehatan Provinsi pada Labkes n
sesuai - Computer

k
en
dengan Supply
rm
standar - Konsumsi
-pe

instrumen rapat
tau

akreditasi (Disesuaika
yang n dengan
-a
mk

ditetapkan Perpres
• Pelaksanaan No.33
2/p

kegiatan 3 tahun
/0

hari survei 2020)


22

• Keseluruhan b Belanja jasa


20

hari yang profesi:


m/

dibutuhkan - Honorarium
.co

oleh Surveior Surveior 2


na

(kedatangan, orang @ 3 jam


lya

kepulangan x 3 hari x Rp.


u

dan survei) 900.000


am

yang terdiri
n
.ai

dari : (Besaran
ww

- Biaya honor perjam


transport sesuai
//w

Surveior honorarium
ps:

(dari tempat narasumber


htt

asal eselon III ke

jdih.kemkes.go.id
- 36 -

Lokasi dan

ml
No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi Pelaksana Belanja

22
Surveior, bawah/yang

0
selama disetarakan

n-2
survei dan sesuai SBM

hu
pulang APBN)

-ta
kembali ke c Belanja

r-2
tempat asal) perjalanan

o
- Biaya dinas biasa:

om
penginapan - Jumlah Uang

n
es-
- Uang harian harian surveior
- Honor yang diberikan

k
en
Survei sesuai
rm
dengan waktu
-pe

dibutuhkan
tau

oleh Surveior
untuk sampai
-a
mk

ke lokasi survei
dan sebaliknya
2/p

pada saat
/0

kepulangan.
22

- Pada saat
20

pelaksanaan
m/

survei tidak
.co

diberikan uang
na

harian karena
lya

surveior sudah
u

menerima uang
am

honor.
n
.ai

- Penginapan
ww

Surveior
disesuaikan
//w

dengan SBM
ps:

Daerah
htt

jdih.kemkes.go.id
- 37 -

Lokasi dan

ml
No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi Pelaksana Belanja

22
- Transport

0
surveior

n-2
dianggarkan

hu
sesuai dengan

-ta
Standar Biaya

r-2
satuan regional

o
omn
es-
3) Persyaratan teknis untuk memperoleh alokasi akreditasi
Laboratorium:

k
a) en
Surat pernyataan kepala Dinas Kesehatan Daerah provinsi
rm
yang memuat kriteria Laboratorium sasaran DAK Non Fisik
-pe

akreditasi Laboratorium TA 2022 sebagai berikut:


tau

(1) Laboratorium memiliki izin operasional yang masih


berlaku.
-a
mk

(2) Laboratorium tidak sedang dilakukan rehabilitasi


berat pada tahun 2022.
2/p

b) Ketentuan untuk pengalokasian honorarium berdasarkan pada


/0

Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar


22

Satuan Regional yang diatur sebagai berikut:


20

(1) Honorarium narasumber maksimal 3 jam per hari per


m/

orang;
.co

(2) Honorarium narasumber penguatan mutu dan


na

akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah per jam


lya

sebesar Rp 900.000,- (Sembilan ratus ribu rupiah)


u

sesuai dengan besaran penjabat eselon III ke


am

bawah/yang disetarakan;
n

f. Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi Provinsi


.ai

ke Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.


ww

Biaya distribusi obat, vaksin dan BMHP dari instalasi farmasi


//w

provinsi ke instalasi farmasi kabupaten/kota


ps:

g. Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


htt

(PIS-PK)
Komponen kegiatan berupa Analisis hasil PIS-PK terintegrasi

jdih.kemkes.go.id
- 38 -

lintas program di tingkat provinsi. Kegiatan ini berupa rapat di Dinas

ml
Kesehatan Daerah provinsi membahas hasil analisis data PIS-PK

.ht
dengan integrasi program dalam rangka intervensi lanjut PIS-PK.

22
Pertemuan dilakukan secara berkala setiap bulan yang dihadiri oleh

0
seluruh bidang dan sekretariat di Dinas Kesehatan Daerah provinsi

n-2
dengan melibatkan Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota

hu
-ta
B. BOK Kabupaten/Kota

r-2
1. Tujuan

o
a. Umum

om
Meningkatkan fungsi rujukan upaya kesehatan masyarakat

n
es-
sekunder dalam mendukung upaya meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat primer dengan mengutamakan

k
keselamatan pasien dan masyarakat. en
rm
b. Khusus
-pe

1) Menyelenggarakan fungsi rujukan UKM dari dan ke Puskesmas;


tau

2) Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan Evaluasi UKM;


3) Mendukung peningkatan mutu pelayanan di Labkesda;
-a
mk

4) Mendorong Puskesmas melakukan upaya perbaikan mutu secara


berkesinambungan melalui akreditasi; dan
2/p

5) Mendukung upaya peningkatan ketersediaan obat esensial dan


/0

vaksin serta BMHP di Puskesmas;


22

2. Sasaran
20

a. Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota; dan


m/

b. Laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota.


.co

3. Penggunaan
na

Dana BOK tingkat Kabupaten/kota digunakan untuk kegiatan


lya

sebagai berikut:
u

a. Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi


am

b. Upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat


n
.ai

c. Upaya gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)


ww

d. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit


e. Penguatan mutu dan akreditasi laboratorium kesehatan daerah
//w

(Penyiapan menuju standar BSL-2 dan akreditasi standar BSL-2)


ps:

f. Akreditasi Puskesmas
htt

g. Distribusi obat, vaksin dan BMHP dari instalasi farmasi


kabupaten/kota ke Puskesmas

jdih.kemkes.go.id
- 39 -

h. Akselerasi program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga

ml
i. Upaya kesehatan lanjut usia

.ht
j. Upaya penyehatan lingkungan

22
k. Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19

0
4. Jenis Pembiayaan

n-2
Dana BOK Kabupaten/Kota dimanfaatkan untuk pembiayaan

hu
program dan kegiatan meliputi:

-ta
a. Belanja transportasi lokal.

r-2
b. Belanja perjalanan dinas dalam wilayah Kabupaten/Kota bagi ASN

o
dan non ASN

om
c. Belanja perjalanan dinas bagi surveyor

n
es-
d. Belanja penggandaan dan pencetakan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan;

k
e. en
Belanja pembelian bahan praktik peningkatan kapasitas (pelatihan
rm
pemicuan STBM; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, pengelola
-pe

program, dan lintas sektor dalam upaya percepatan perbaikan gizi


tau

masyarakat; penyelenggaraan pemberian makanan tambahan


berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dan balita; pelatihan
-a
mk

gadarmatneo; in house training maternal neonatal; orientasi nakes


untuk kesehatan reproduksi; dan blended learning bagi dokter dan
2/p

bidan);
/0

f. Belanja Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan berbasis


22

pangan lokal bagi ibu hamil dan balita;


20

g. Belanja kegiatan pertemuan rapat didalam/diluar kantor di wilayah


m/

kerja kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan perundang-


.co

undangan mengenai keuangan daerah;


na

h. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring;


lya

i. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber


u

diperuntukan bagi narasumber diluar satker penyelenggara kegiatan;


am

j. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi pengajar diperuntukan


n
.ai

bagi pengajar diluar satker penyelenggara kegiatan;


ww

k. Belanja jasa/transportasi pengiriman sampel/specimen;


//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 40 -

l. Belanja jasa pemeriksaan sampel/specimen di laboratorium di luar

ml
Puskesmas;

.ht
m. Belanja jasa telekonsultasi sesuai ketentuan peraturan perundang-

22
undangan mengenai keuangan daerah;

0
n. Belanja jasa pemeriksaan peningkatan mutu pemeriksaan (PME)

n-2
laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota;

hu
o. Belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans;

-ta
p. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat transportasi distribusi

r-2
obat, vaksin dan BMHP;

o
q. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP;

om
r. Belanja jasa pengiriman obat melalui penyedia jasa ekspedisi

n
es-
pengiriman barang; dan
s. Belanja jasa tenaga bongkar muat.

k
5. Menu Kegiatan BOK Kabupaten/Kota en
rm
a. Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
-pe

1) Surveilans kesehatan ibu dan bayi


tau

a) Verifikasi pencatatan dan pelaporan komunikasi data,


sistem informasi maternal neonatal (SIMATNEO) dan
-a
mk

maternal perinatal deadth notification (MPDN) tingkat


kabupaten/kota
2/p

b) Pembentukan dan koordinasi tim Audit Maternal and


/0

Perinatal Surveillance and Respon (AMPSR)


22

kabupaten/kota
20

c) Pengkajian dan pembelajaran Audit Maternal Perinatal


m/

(AMP)
.co

d) Orientasi SIMATNEO, MPDN, dan e-kohort tingkat


na

kabupaten/kota
lya

2) Kampanye lokal terkait penurunan AKI AKB


u

a) Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik,


am

dan media sosial/media online terkait upaya penurunan


n
.ai

AKI AKB
ww

b) Kegiatan promosi/kampanye terkait penurunan AKI AKB


3) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)
//w

Pertemuan koordinasi pelaksanaan GP2SP di tingkat


ps:

kabupaten/kota
htt

4) Peningkatan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di


Puskesmas dan Rumah Sakit

jdih.kemkes.go.id
- 41 -

a) Pendampingan tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS oleh

ml
organisasi profesi/ahli/pakar

.ht
b) Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif KIA bagi Puskesmas

22
tempat praktik mandiri bidan (TPMB) dan klinik

0
c) Jasa telekonsultasi Sp.OG terkait program telekonsultasi

n-2
USG

hu
d) Pertemuan koordinasi pemanfaatan sistem rujukan

-ta
terintegrasi (SISRUTE) dalam pelayanan kesehatan

r-2
maternal neonatal

o
e) Pembinaan pelayanan antenatal care (ANC), persalinan,

om
perinatal care (PNC) dan bayi oleh Sp.OG dan Sp.A di

n
es-
Puskesmas.
f) Transport dan/atau jasa pengiriman sampel Screening

k
en
Hypotiroid Kongenital (SHK) dari rumah sakit ke jasa
rm
pengiriman/laboratorium rujukan SHK sesuai ketentuan
-pe

peraturan perundang-undangan mengenai keuangan


tau

daerah.
5) Peningkatan peran kelompok kerja nasional Posyandu tingkat
-a
mk

kabupaten/kota.
Pertemuan koordinasi, sosialisasi dalam rangka meningkatkan
2/p

dukungan mitra penggerakan masyarakat dan pelaksanaan


/0

posyandu
22

6) Pemeriksaan kesehatan, pemberian tablet tambah darah,


20

edukasi gizi seimbang, dan pendidikan kesehatan reproduksi


m/

pada anak usia sekolah dan remaja


.co

7) Pertemuan koordinasi lintas program/lintas sektor dalam


na

penguatan implementasi pelayanan kesehatan anak usia


lya

sekolah dan remaja berbagai topik, dalam rangka penguatan


u

UKS/M dan TP UKS/M tingkat kabupaten/kota, koordinasi


am

pelayanan kesehatan peduli remaja, pengembangan posyandu


n
.ai

remaja, pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja.


ww

a) Pembinaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia sekolah dan


Remaja, Koordinasi Pemberian TTD pada Remaja Putri
//w

b) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja


ps:

8) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin,


htt

Pasangan Usia Subur (PUS)

jdih.kemkes.go.id
- 42 -

a) Pertemuan koordinasi lintas program/lintas sektor dalam

ml
penguatan implementasi pelayanan kesehatan masa

.ht
sebelum hamil;

22
b) Pertemuan Evaluasi pelayanan kesehatan masa sebelum

0
hamil (termasuk pelayanan kontrasepsi)

n-2
c) Pertemuan koordinasi koordinasi lintas program/lintas

hu
sektor dalam penguatan implementasi pelayanan kesehatan

-ta
untuk perlindungan perempuan dan anak

r-2
d) Pertemuan koordinasi lintas program/lintas sektor

o
penguatan pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi

om
krisis kesehatan

n
es-
e) Bimbingan teknis (bimtek) program kesehatan reproduksi
dan KB termasuk pencatatan dan pelaporan

k
9) en
Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program,
rm
Lintas Sektor dalam upaya penurunan AKI AKB
-pe

a) Peningkatan kapasitas tim rujukan terpadu tentang


tau

maternal neonatal tingkat kabupaten/kota (Pertemuan


koordinasi pemanfaatan SISRUTE dan PSC 119 dalam
-a
mk

pelayanan kesehatan maternal neonatal, peningkatan


kapasitas kabupaten/kota dalam pemanfaatan SISRUTE
2/p

dan PSC 119 dalam pelayanan kesehatan maternal


/0

neonatal)
22

b) Orientasi pelaksanaan kalakarya manajemen terpadu balita


20

sakit (MTBS) bagi fasilitator Puskesmas


m/

c) Orientasi petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan


.co

Kesehatan reproduksi bagi pasangan usia subur


na

(PUS)/calon pengantin (Perencanaan Kehamilan, Pelayanan


lya

KB, dan Pemerik saan calon pengantin).


u

d) Orientasi kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita)


am

e) Orientasi pendampingan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi


n
.ai

(termasuk pelayanan kunjungan antenatal dan kunjungan


ww

neonatal lengkap terpadu berkualitas bagi tenaga


kesehatan di Puskesmas)
//w

f) Peningkatan kapasitas dokter dalam Pelayanan KIA dan KB


ps:

dengan metode blended learning


htt

g) Peningkatan kapasitas bidan dalam Pelayanan KIA dan KB


dengan metode blended learning

jdih.kemkes.go.id
- 43 -

h) In House Training Maternal Neonatal Bagi Tenaga Kesehatan

ml
Di RS kabupaten/kota dan Puskesmas (on the job

.ht
training/OJT USG obstetri dasar dan terbatas bagi dokter,

22
OJT tatalaksana penyebab kematian ibu dan bayi

0
terbanyak)

n-2
i) Pelatihan kegawatdaruratan maternal neonatal

hu
j) Orientasi skrining hipotiroid kongenital (SHK)

-ta
k) Orientasi program pencegahan penularan HIV Sifilis dan

r-2
Hepatitis B dari ibu ke bayi (PPIA) dan Malaria dalam

o
Kehamilan

om
l) Orientasi pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja

n
es-
(skrining kesehatan, edukasi gizi, pemberian TTD,
kesehatan reproduksi, dan pencegahan penularan

k
penyakit) en
rm
b. Upaya Percepatan perbaikan gizi masyarakat
-pe

1) Surveilans Gizi
tau

a) Pertemuan analisis hasil suveilans gizi dari Puskesmas di


wilayah kerjanya
-a
mk

b) Pertemuan koordinasi lintas sektor pelaksanaan surveilans


gizi (termasuk koordinasi lintas sektor terkait gizi bencana)
2/p

c) Pertemuan diseminasi hasil surveilans gizi kepada lintas


/0

program dan lintas sektor


22

d) Bimbingan teknis kepada Puskesmas terkait surveilans gizi


20

dan intervensi gizi (termasuk konfirmasi pelaporan hasil


m/

surveilans gizi kepada Puskesmas, terkait ketahanan gizi


.co

dan bencana)
na

e) Pelacakan dan konfirmasi masalah gizi


lya

f) Pengumpulan dan pelaporan data terintegrasi dalam upaya


u

perbaikan gizi masyarakat


am

2) Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis


n
.ai

Pangan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita


ww

a) Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan


lokal bagi ibu hamil dan balita
//w

b) Pengolahan makanan oleh kader posyandu/tim penggerak


ps:

PKK/ perwakilan ibu balita didampingi oleh petugas gizi


htt

jdih.kemkes.go.id
- 44 -

3) Kampanye lokal terkait Percepatan Perbaikan gizi masyarakat

ml
a) Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik

.ht
dan media sosial/media online dalam rangka penurunan

22
stunting (misal: isi piringku, edukasi gizi seimbang,

0
pemberian tablet tambah darah, dll)

n-2
b) Kegiatan promosi/kampanye terkait perbaikan gizi

hu
masyarakat

-ta
4) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita

r-2
Pertemuan koordinasi lintas program/lintas sektor dalam

o
penguatan pemantauan tumbuh kembang balita

om
5) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi Dasar

n
es-
meliputi:
a) Pendampingan keberlanjutan stop buang air besar

k
en
sembarangan (SBS) pendampingan intervensi kesehatan
rm
lingkungan
-pe

b) Pertemuan koordinasi percepatan SBS dan 5 pilar STBM


tau

c) Pertemuan advokasi dalam peningkatan kualitas air minum


aman
-a
mk

d) Peningkatan jejaring laboratorium dalam penguatan


kalibrasi alat deteksi cepat uji kualitas air minum
2/p

e) Pertemuan sosialisasi rencana pengamanan air minum


/0

(RPAM) dan penguatan uji internal


22

f) Pendampingan surveilans kualitas air minum


20

6) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program,


m/

dan Lintas Sektor dalam upaya percepatan perbaikan gizi


.co

masyarakat
na

a) Pelatihan konseling pemberian makan bayi dan anak


lya

(PMBA) bagi kabupaten/kota


u

b) Orientasi penilaian tumbuh kembang anak bagi lintas


am

sektor
n
.ai

c) Orientasi bagi petugas kabupaten/kota dalam penerapan


ww

strategi komunikasi perubahan perilaku dan komunikasi


antar pribadi
//w

d) Peningkatan kapasitas petugas terkait penyehatan air dan


ps:

sanitasi dasar
htt

e) Peningkatan kapasitas petugas terkait sanitasi total


berbasis masyarakat

jdih.kemkes.go.id
- 45 -

f) Orientasi pemanfaatan/penggunaan buku KIA/KMS

ml
c. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

.ht
1) Penggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

22
Pertemuan koordinasi, advokasi, dan pendampingan dalam

0
rangka penerapan GERMAS di semua tatanan (sekolah/UKS,

n-2
ibadah, kantor pemerintahan/non pemerintahan, organisasi

hu
profesi, ormas, forum pemuda) di lingkup kabupaten/kota

-ta
2) Pelaksanaan GERMAS, Aktifitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan

r-2
Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di tingkat Kabupaten/kota

o
Pelaksanaaan kegiatan GERMAS lingkup Kabupaten/kota:

om
a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan kebugaran

n
es-
jasmani, pengukuran tinggi badan dan berat badan,
pengukuran obesitas);

k
b) en
Aktifitas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia,
rm
senam kelompok komorbid, dll); dan
-pe

c) Edukasi gizi seimbang di semua tatanan (sekolah/UKS,


tau

tempat ibadah, kantor pemerintahan/non pemerintahan,


melibatkan organisasi profesi, ormas, forum pemuda, serta
-a
mk

mendukung peningkatan peran UKBM (Posbindu,


Posyandu Lansia, Posyandu Remaja, Dasa Wisma, Karang
2/p

Taruna, Pos UKK, dll).


/0

3) Kampanye lokal dalam mendukung pelaksanaan GERMAS


22

a) Penyediaan media cetak, media luar ruang non-elektronik


20

dan media sosial/media online dalam rangka pelaksanaan


m/

GERMAS
.co

b) Kegiatan promosi/kampanye terkait pelaksanaan GERMAS


na

4) Upaya Kesehatan Olahraga


lya

a) Sosialiasi dan advokasi pengukuran kebugaran jasmani


u

melalui aplikasi sistem informasi pengukuran kebugaran


am

(SIPGAR) tingkat kabupaten/kota


n
.ai

b) Koordinasi dengan lintas sektor terkait tingkat


ww

kabupaten/kota
c) Pengukuran kebugaran jasmani pada kelompok
//w

masyarakat tertentu (calon jemaah haji, kelompok olahraga


ps:

masyarakat dan kelompok pekerja)


htt

jdih.kemkes.go.id
- 46 -

d. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit

ml
1) Rujukan pengujian spesimen surveilans rutin, sentinel dan

.ht
dugaan KLB ke laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota

22
atau laboratorium rujukan pemerintah/swasta di

0
kabupaten/kota atau di provinsi

n-2
2) Pembinaan, pendampingan dan bimbingan teknis terpadu P2P

hu
kepada Puskesmas (bimbingan teknis, monitoring dan Evaluasi,

-ta
supervisi).

r-2
3) Koordinasi lintas sektor/program dengan Puskesmas

o
kabupaten/kota tentang penyakit menular dan penyakit tidak

om
menular serta masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di tingkat

n
es-
kabupaten/kota.
4) Penyelidikan epidemiologi, pelacakan kasus, rumor,

k
en
penanggulangan dan surveilans penyakit berpotensial KLB serta
rm
masalah kesehatan jiwa.
-pe

5) Pendampingan pemberdayaan masyarakat dalam rangka


tau

pembentukan kader untuk Pencegehan dan Pengendalian


Penyakit (P2P) di Puskesmas.
-a
mk

6) Penyusunan dan penyediaan media KIE P2P (media cetak, media


luar ruang non-elektronik dan media sosial/media online) dalam
2/p

rangka kegiatan promotif dan preventif penyakit menular dan


/0

tidak menular serta masalah kesehatan jiwa dan NAPZA.


22

7) Belanja Alat Pelindung Diri (APD) dalam rangka surveilans


20

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terutama untuk


m/

penyelidikan epidemiologi dan pelacakan kontak


.co

8) Surveilans aktif Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan


na

swasta untuk kasus penyakit yang dapat dicegah dengan


lya

imunisasi (PD3I) dan penyakit menular lainnya.


u

9) Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pelaksanaan


am

imunisasi.
n
.ai

e. Penguatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah


ww

(Penyiapan menuju standar BSL-2 dan akreditasi standar BSL-2


1) Komponen Menu Kegiatan
//w

a) Workshop Penguatan akreditasi Labkesda


ps:

b) Pembinaan mutu dan akreditasi Labkesda


htt

c) Pemantapan mutu eksternal (PME) Labkesda


d) Survei Akreditasi Labkesda

jdih.kemkes.go.id
- 47 -

Urutan prioritas menu DAK Non Fisik penguatan mutu dan

ml
akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah:

.ht
MENU URUTAN PRIORITAS

22
1. Workshop Penguatan Akreditasi Labkesda 3

0
2. Pembinaan Mutu dan Akreditasi Labkesda 2

n-2
3. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) 4

hu
4. Survei Akreditasi Labkesda 1

-ta
r-2
2) Pola Pembiayaan menu kegiatan DAK Non Fisik Penguatan

o
Akreditasi Labkesda TA 2022

om
Adapun penjelasan pola pembiayaan masing – masing menu

n
es-
adalah sebagai berikut:

k
a) Workshop Penguatan Akreditasi Labkesda
en
Tujuan workshop Penguatan Akreditasi Labkesda adalah
rm
sebagai berikut:
-pe

1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang


tau

standar akreditasi Laboratorium sehingga diharapkan


peserta workshop dapat menyusun langkah-langkah
-a
mk

dalam upaya pemenuhan standar tersebut.


2) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
2/p

upaya pemenuhan standar Bio Safety Level (BSL) 2 di


/0

Laboratorium sehingga diharapkan peserta workshop


22

dapat menyusun langkah-langkah peningkatan mutu


20

pelayanan kesehatan Laboratorium menuju standar


m/

BSL 2.
.co

Keluaran dari kegiatan ini adalah rencana pemenuhan


na

standar akreditasi Laboratorium dan peningkatan mutu


lya

secara bertahap serta berkesinambungan melalui


u

pendekatan Plan Do Study Action (PDSA).


am

Kegiatan workshop Penguatan Akreditasi Labkesda


n
.ai

dilaksanakan oleh Laboratorium Kesehatan beserta Dinas


ww

Kesehatan Daerah Pengampunya.


Adapun kriteria narasumber adalah sebagai berikut:
//w

1. Narasumber pada workshop Penguatan Akreditasi


ps:

Labkesda adalah: Surveior akreditasi laboratorium


htt

Kesehatan untuk materi standar akreditasi

jdih.kemkes.go.id
- 48 -

laboratorium yang sudah tersertifikasi oleh

ml
Kementerian Kesehatan.

.ht
2. Pengelola Program Mutu dan Akreditasi Laboratorium

22
Kesehatan

0
Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan metode:

n-2
daring (online), luring (offline) atau hybrid (kombinasi).

hu
Rincian kegiatan workshop Penguatan Akreditasi Labkesda

-ta
sebagai berikut:

r-2
Lokasi dan Pelaksana

o
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

om
Lokasi pelaksana Belanja

n
es-
1. Workshop Kabupate 1. Dinas - Penyampaian Pelaksanaan
Penguatan n/kota Kesehatan materi 1)Belanja

k
Akreditasi Daerah en
dilaksanakan bahan:
rm
Labkesda Kabupaten selama 3 hari - ATK
-pe

/kota efektif - Penggandaan


tau

2. - Pelaksanaan - Computer
Laboratori kegiatan Supply
-a
mk

um dengan - Paket Data


Kesehatan metode Video
2/p

Daerah Daring conference


/0

Kab /Kota (online), 2)Belanja


22

Luring jasa profesi:


20

(offline) atau - Honor


m/

hybrid narasumber
.co

(kombinasi) : 3 orang @
na

3 jam x 3
lya

hari x Rp.
u

900.000
am

3)Belanja
n
.ai

perjadin biasa:
ww

- Transport
narasumber
//w

- Penginapan
ps:

narasumber
htt

jdih.kemkes.go.id
- 49 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
4)Belanja

0
Perjadin paket

n-2
meeting dalam

hu
kota:

-ta
- Uang harian

r-2
- Transport

o
lokal

om
peserta

n
es-
- Paket
meeting

k
en fullboard
rm
/fullday
-pe
tau

b) Pembinaan Mutu dan Akreditasi Labkesda


-a
mk

kegiatan pembinaan mutu dan akreditasi labkesda ini


terdiri dari 2 (dua) kegiatan. pelaksanaan pembinaan mutu
2/p

dan akreditasi dilaksanakan oleh tim Dinas Kesehatan


/0

Daerah/kabupaten/kota serta surveior akreditasi


22

laboratorium kesehatan.
20

adapun kegiatan pembinaan mutu dan akreditasi labkesda


m/

tersebut adalah sebagai berikut:


.co

1) Persiapan Pemenuhan Standar Akreditasi


na

Kegiatan persiapan penilaian akreditasi ini dilakukan


lya

oleh tim dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/kota


u

yang terdiri dari:


am

- Pemantauan kesiapan laboratorium


n
.ai

- Self assesment
ww

2) Pendampingan dalam upaya Peningkatan Mutu


Laboratorium Kesehatan
//w

Kegiatan pendampingan dalam upaya peningkatan


ps:

mutu Laboratorium Kesehatan ini dilakukan oleh Tim


htt

jdih.kemkes.go.id
- 50 -

dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi dan

ml
Kabupaten/kota

.ht
3) Bimbingan Akreditasi

22
Kegiatan ini berupa pembuktian implementasi

0
pemenuhan standar akreditasi laboratorium

n-2
kesehatan, dengan tujuan untuk membantu

hu
laboratorium kesehatan dalam persiapan survei

-ta
akreditasi laboratorium, baik dari sisi penyiapan

r-2
dokumen, regulasi, dokumen bukti dan implementasi

o
standar akreditasi laboratorium kesehatan.

om
Kegiatan bimbingan persiapan akreditasi dilakukan

n
es-
oleh surveior akreditasi laboratorium kesehatan yang
ditugaskan oleh Direktorat Mutu Pelayanan

k
en
Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
rm
Pelaksanaan kegiatan pembinaan mutu dan akreditasi
-pe

labkesda ini dapat dilaksanakan dengan metode


tau

daring, luring atau hybrid. Pola pembiayaan kegiatan


mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis
-a
mk

ini sebagai berikut:


2/p

Lokasi dan Pelaksana


/0

No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen


22

Lokasi pelaksana Belanja


20

1. Pembinaan Laborator Dinas a Kegiata Pelaksanaan


m/

Mutu dan ium Kesehatan n 1)Belanja


.co

Akreditasi Kesehata Daerah terdiri bahan:


na

Labkesda n Daerah Kabupaten dari: - ATK


lya

Kabupate /kota dan - Persiapa - Computer


u

n/kota Survieor n Supply


am

Akreditasi Pemenuh - Paket Data


n
.ai

Laboratoriu an Video
ww

m Standar conference
Akreditas 2)Belanja jasa
//w

i profesi:
ps:

- Pendamp - Honor
htt

ingan Surveior

jdih.kemkes.go.id
- 51 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
dalam Bimbingan

0
upaya Akreditasi: 2

n-2
Peningka orang @ 3

hu
tan Mutu jam x 2 hari

-ta
Laborator x Rp.

r-2
ium 900.000

o
Kesehata 3)Belanja

om
n perjadin biasa:

n
es-
- Bimbinga - Transport Tim
n Dinas

k
en
Akreditas Kesehatan
rm
i Daerah
-pe

b Pelaksan Provinsi dan


tau

aan Kabupaten/k
kegiatan ota dan
-a
mk

dilakuka Surveior
n selama Akreditasi
2/p

2 hari Laboratorium
/0

efektif Kesehatan
22

c Pelaksan - Uang Harian


20

aan Tim Dinas


m/

kegiatan Kesehatan
.co

dapat Daerah
na

dilakuka Provinsi dan


lya

n dengan Dinas
u

metode Kesehatan
am

Daring, Daerah
n
.ai

Luring Kabupaten/k
ww

atau ota dan


Hybrid Surveior
//w

Akreditasi
ps:

Laboratoriu
htt

m Kesehatan

jdih.kemkes.go.id
- 52 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
- Penginapan

0
Surveior

n-2
Akreditasi

hu
Laboratoriu

-ta
m Kesehatan

o r-2
c) Pemantapan Mutu Ekternal Labkesda

om
Kegiatan ini merupakan penjaminan kualitas hasil

n
es-
pemeriksaan di Labkesda melalui program nasional
pemantapan mutu eksternal (PNPME). Kegiatan PNPME ini

k
en
diselenggarakan oleh 4 (Empat) Balai Besar Laboratorium
rm
Kesehatan (BBLK) sesuai dengan Keputusan Menteri
-pe

Kesehatan Nomor 400 tahun 2016 tentang Balai Besar


tau

Laboratorium Kesehatan (BBLK) sebagai penyelenggara


PME tingkat nasional.
-a
mk

Lokasi dan Pelaksana


No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen
2/p

Lokasi pelaksana Belanja


/0

1. Pemantapa Kabupate BBLK Kegiatan Pelaksanaan


22

n Mutu n/kota (penyelen berupa a. Belanja


20

Eksternal ggara keikutsertaan bahan:


m/

(PME) PME) PME untuk - ATK


.co

Labkesda setiap jenis b. Belanja jasa


na

pemeriksaan pemeriksaan
lya

minimal 2 PME:
u

(dua) siklus Disesuaikan


am

per tahun dengan


n
.ai

jumlah dan
ww

jenis
pemeriksaan
//w

Laboratoriu
ps:

mmengacu
htt

pada pola

jdih.kemkes.go.id
- 53 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
pembiayaan

0
yang

n-2
ditetapkan

hu
di masing-

-ta
masing

r-2
BBLK

o
om
d) Survei Akreditasi Labkesda

n
es-
Kegiatan ini berupa pelaksanaan survei akreditasi
Laoratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) perdana dan re-

k
akreditasi. Narasumber en
kegiatan ini adalah Surveior
rm
Akreditasi Laboratorium Kesehatan yang ditugaskan oleh
-pe

Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan


tau

dengan metode luring (offline). komponen belanja dan pola


pembiayaan kegiatan survei akreditasi labkes mengikuti
-a
mk

standar biaya masukan APBN dan standar harga satuan


regional yang tercantum dalam juknis ini sebagai berikut:
2/p

Lokasi dan Pelaksana


/0

No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen


22

Lokasi pelaksana Belanja


20

1. Survei Laborator Kementeri • Kegiatan a Belanja


m/

Akreditasi ium an berupa Bahan:


.co

Laboratori Kesehata Kesehata penilaian - ATK


na

um n n akreditasi - Penggandaa
lya

Kesehatan Kabupate pada Labkes n


u

n/kota sesuai - Computer


am

dengan Supply
n
.ai

standar - Konsumsi
ww

instrumen rapat
akreditasi (Disesuaika
//w

yang n dengan
ps:

ditetapkan Perpres
htt

No.33

jdih.kemkes.go.id
- 54 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
• Pelaksanaan tahun

0
2020)

n-2
kegiatan 3
hari survei b Belanja jasa

hu
• Keseluruhan profesi:

-ta
hari yang - Honorarium

r-2
dibutuhkan Surveior 2

o
oleh Surveior orang @ 3 jam

om
(kedatangan, x 3 hari x Rp.

n
es-
kepulangan 900.000

k
dan survei)
en
yang terdiri (Besaran
rm
dari : honor perjam
-pe

- Biaya sesuai
tau

transport honorarium
Surveior narasumber
-a
mk

(dari tempat eselon III ke


asal bawah/yang
2/p

surveior, disetarakan
/0

selama sesuai SBM


22

survei dan APBN)


20

pulang c Belanja
m/

kembali ke perjalanan
.co

tempat asal) dinas biasa:


na

- Biaya - Jumlah Uang


lya

penginapan harian surveior


u

- Uang harian yang diberikan


am

- Honor sesuai
n
.ai

Survei dengan waktu


ww

dibutuhkan
oleh Surveior
//w

untuk sampai
ps:

ke lokasi survei
htt

dan sebaliknya

jdih.kemkes.go.id
- 55 -

Lokasi dan Pelaksana

ml
No Kegiatan Kegiatan Rincian Komponen

.ht
Lokasi pelaksana Belanja

22
pada saat

0
kepulangan.

n-2
- Pada saat

hu
pelaksanaan

-ta
survei tidak

r-2
diberikan uang

o
harian karena

om
surveior sudah

n
es-
menerima uang
honor.

k
en - Penginapan
rm
Surveior
-pe

disesuaikan
tau

dengan SBM
Daerah
-a
mk

- Transport
surveior
2/p

dianggarkan
/0

sesuai dengan
22

standar biaya
20

satuan regional
m/
.co
na

3) Persyaratan Teknis untuk memperoleh alokasi akreditasi


lya

Laboratorium:
u

a) Surat Pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Daerah


am

Kabupaten/Kota yang memuat kriteria Laboratorium


n
.ai

sasaran DAK Non Fisik akreditasi Laboratorium TA 2022


ww

sebagai berikut:
(1) Laboratorium memiliki izin operasional yang masih
//w

berlaku; dan
ps:

(2) Laboratorium tidak sedang dilakukan rehabilitasi


htt

berat pada tahun 2022.

jdih.kemkes.go.id
- 56 -

b) Ketentuan untuk pengalokasian honorarium berdasarkan

ml
pada Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang

.ht
standar satuan regional yang diatur sebagai berikut:

22
(1) Honorarium narasumber maksimal 3 jam per hari per

0
orang; dan

n-2
(2) Honorarium narasumber penguatan mutu dan

hu
akreditasi laboratorium kesehatan daerah per jam

-ta
sebesar Rp 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah)

r-2
sesuai dengan besaran pejabat eseleon III ke

o
bawah/yang disetarakan;

om
f. Akreditasi Puskesmas

n
es-
1) Menu Akreditasi Puskesmas
Menu kegiatan akreditasi Puskesmas untuk DAK Non Fisik

k
en
TA 2022 adalah kegiatan survei akreditasi Puskesmas. Sasaran
rm
kegiatan Survei Akreditasi Puskesmas ini yaitu survei
-pe

Puskesmas perdana dan survei ulang (re-akreditasi), dengan


tau

tujuan untuk menilai sejauh mana Puskesmas memenuhi


standar akreditasi.
-a
mk

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Daerah


Kabupaten/Kota dengan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan
2/p

adalah Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/kota dalam


/0

rangka persiapan survei untuk memenuhi ketentuan kriteria


22

siap survei. Puskesmas sudah siap survei dituangkan dalam


20

bentuk surat pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Daerah


m/

Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang siap survei.


.co

Selanjutnya surat pernyataan tersebut diteruskan kepada


na

Kementerian Kesehatan untuk dilakukan survei akreditasi


lya

perdana dan survei ulang (re-akreditasi)


u

Narasumber kegiatan ini adalah Surveior yang ditugaskan


am

oleh Kementerian Kesehatan. Survei akreditasi Puskesmas


n
.ai

dilakukan oleh 2 (dua) orang surveior dengan waktu


ww

pelaksanaan survei selama 3 (tiga) hari efektif. Untuk


pelaksanaan kegiatan survei dapat memilih salah satu metode:
//w

(1) Metode kombinasi (Blended) merupakan gabungan dari daring


ps:

(online) dan luring (offline), atau


htt

(2) Metode luring (offline).


Metode kombinasi (blended) dapat dilakukan pada

jdih.kemkes.go.id
- 57 -

pelaksanaan survei, bila Puskesmas memenuhi persyaratan:

ml
a. Puskesmas tidak terkendala dengan akses internet yang

.ht
stabil

22
b. Puskesmas tidak mempunyai keterbatasan prasarana

0
meliputi: LCD proyektor, komputer dengan web camera

n-2
yang dapat terkoneksi dengan jaringan internet, peralatan

hu
untuk mengambil gambar dan membuat rekaman video

-ta
bisa handycam atau smartphone berkamera

r-2
c. Puskesmas memiliki sumber daya manusia yang memiliki

o
kompetensi mengelola survei dengan metode blended

om
d. Puskesmas mempunyai keterbatasan anggaran untuk

n
es-
pelaksanaan survei secara full offline
e. Puskesmas berada di wilayah dengan kasus COVID-19

k
en
tinggi dan belum bisa terkendali
rm
Metode luring (offline) dapat dilakukan pada pelaksanaan
-pe

survei, bila Puskesmas memenuhi persyaratan:


tau

a. Puskesmas terkendala dengan akses internet yang stabil


b. Puskesmas mempunyai keterbatasan prasarana meliputi:
-a
mk

LCD proyektor, komputer dengan web camera yang dapat


terkoneksi dengan jaringan internet, peralatan untuk
2/p

mengambil gambar dan membuat rekaman video bisa


/0

handycam atau smartphone berkamera


22

c. Puskesmas tidak memiliki sumber daya manusia yang


20

memiliki kompetensi mengelola survei dengan metode


m/

blended
.co

d. Puskesmas mempunyai anggaran untuk pelaksanaan


na

survei secara offline


lya

e. Puskesmas berada di wilayah dengan kasus COVID-19 yang


u

sudah terkendali
am

Komponen belanja dan pola pembiayaan kegiatan survei


n
.ai

mengikuti standar biaya masukan APBN ataupun standar harga


ww

satuan regional daerah yang tercantum dalam juknis ini sebagai


berikut:
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 58 -

Lokasi

ml
Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan

.ht
1 Survei Puskesmas • Daerah biasa 1) Belanja Bahan:

22
akreditasi yang maksimal 5 hari - ATK

0
perdana diusulkan - Penggandaan

n-2
• Daerah terpencil
dan re- akreditasi maksimal 7 hari - Computer supply

hu
akreditasi perdana • Daerah sangat - Paket data video

-ta
dan terpencil maksimal conference

r-2
reakreditasi 9 hari (disesuaikan dengan SBM

o
APBN)

om
• Keseluruhan hari - Konsumsi rapat

n
es-
yang dibutuhkan (disesuaikan dengan SBU
daerah)

k
oleh Surveior
(kedatangan en 2) Belanja jasa profesi:
rm
kepulangan dan honorarium surveior
-pe

survei) ditanggung selama 3 hari survei per


tau

biayanya oleh orang per hari, @3 jam,


@Rp
-a

Dinas Kesehatan
mk

Daerah 900.000/jam/hari/orang
Kabupaten/Kota, (Rp. 900.000 x 3 jam x 3
2/p

yang terdiri dari : hari) per orang


/0

- Biaya transport (besaran honor perjam


22

Surveior (dari sesuai honorarium


20

tempat asal narasumber eselon III


m/

Surveior, kebawah/yang disetarakan


.co

selama survei sesuai SBM APBN)


na

dan pulang
lya

kembali ke 3) Belanja perjalanan dinas


u

tempat asal) biasa:


am

- Biaya - Jumlah uang harian


n
.ai

penginapan surveior yang diberikan


ww

- Uang harian sesuai dengan

- Biaya waktu yang dibutuhkan


//w

pemeriksaan oleh surveior untuk


ps:

COVID-19 sampai pada tujuan


htt

dalam rangka lokasi survei sampai

jdih.kemkes.go.id
- 59 -

Lokasi

ml
Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan

.ht
- Honor dengan kepulangan ke

22
• Pada pelaksanaan tempat asal. Uang harian

0
disesuaikan dengan SBU

n-2
survei kombinasi
kegiatan survei Daerah

hu
dilakukan selama - Pada saat pelaksanaan

-ta
3 hari (1 hari survei tidak diberikan

r-2
pelaksanaan uang harian karena

o
secara surveior sudah menerima

om
daring/online dan uang honor.

n
es-
2 hari - Penginapan surveior
pelaksanaan disesuaikan dengan SBU

k
secara en daerah
rm
luring/offline) - Transportasi surveior
-pe

diberikan at cost dan real


tau

cost
-
-a
mk

2) Persyaratan teknis untuk memperoleh alokasi akreditasi


2/p

Puskesmas:
/0

a) Surat pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Daerah


22

Kabupaten/Kota yang memuat kriteria Puskesmas sasaran


20

DAK Non Fisik akreditasi Puskesmas TA 2022:


m/

- Puskesmas teregistrasi di Pusat Data dan Informasi


.co

Kementerian Kesehatan;
na

- Puskesmas memiliki izin operasional yang masih


lya

berlaku;
u

- Puskesmas memiliki dokter umum;


am

- Jabatan Kepala Puskesmas sesuai Peraturan Menteri


n
.ai

Kesehatan yang mengatur tentang Puskesmas;


ww

- Puskesmas tidak sedang dilakukan rehabilitasi berat


pada tahun 2022.
//w

b) Kerangka acuan kegiatan (TOR) akreditasi Puskesmas


ps:

c) RAB kegiatan akreditasi Puskesmas sesuai dengan pola


htt

pembiayaan yang telah ditetapkan

jdih.kemkes.go.id
- 60 -

d) Roadmap Puskesmas yang akan disurvei tahun 2022 -

ml
2024, disertai keterangan pada masing-masing Puskesmas

.ht
meliputi:

22
- jenis survei (perdana atau reakreditasi)

0
- status akreditasi terakhir (untuk Puskesmas yang

n-2
sudah terakreditasi)

hu
- masa berlaku sertifikat (untuk usulan survei

-ta
reakreditasi)

r-2
- target kelulusan akreditasi (untuk masing-masing

o
Puskesmas)

om
e) Bukti pengisian ASPAK bagi lokus survei perdana dan bukti

n
es-
pemenuhan SPA minimal 60% bagi lokus survei
reakreditasi.

k
f) en
DAK non fisik TA 2022 menu BOK kabupaten/kota
rm
disesuaikan dengan pagu anggaran dengan prioritas pada:
-pe

- usulan akreditasi Puskesmas perdana


tau

- usulan akreditasi Puskesmas reakreditasi pada


kabupaten/kota dengan kapasitas fiskal daerah mulai
-a
mk

dari yang sangat rendah ke yang sangat tinggi


g) Kriteria Puskesmas daerah terpencil/sangat terpencil
2/p

mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan Nomor 90


/0

tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan


22

di fasilitas pelayanan kesehatan kawasan terpencil dan


20

sangat terpencil
m/

g. Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi


.co

Kabupaten/kota ke Puskesmas
na

Biaya distribusi obat, vaksin dan BMHP dari instalasi farmasi


lya

kabupaten/kota ke Puskesmas
u

h. Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


am

(PIS-PK)
n
.ai

1) Pertemuan koordinasi teknis terintegrasi lintas program/lintas


ww

sektor kabupaten/kota dan Puskesmas (termasuk


pemutakhiran data bagi Puskesmas dengan kendala jaringan
//w

internet dan penguatan analisis data PIS-PK).


ps:

a) Pertemuan ini merupakan peningkatan kemampuan teknis


htt

Puskesmas dalam analisis data hasil PIS-PK dan intervensi


masalah kesehatan berbasis integrasi program.

jdih.kemkes.go.id
- 61 -

b) Kegiatan dilaksanakan 3 hari efektif secara luring di Dinas

ml
Kesehatan Daerah kabupaten/kota

.ht
2) Analisis hasil PIS-PK terintegrasi lintas program di tingkat

22
kabupaten/kota.

0
a) Kegiatannya berupa rapat di Dinas Kesehatan Daerah

n-2
kabupaten/kota yang dilakukan secara daring dengan

hu
agenda membahas analisis data PIS-PK dan integrasi

-ta
program dalam rangka intervensi lanjut PIS-PK.

r-2
b) Rapat dilakukan secara berkala setiap triwulan yang

o
dihadiri oleh seluruh bidang dan Sekretariat Dinas

om
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dengan melibatkan

n
es-
Puskesmas.
3) Monitoring dan Evaluasi terintegrasi lintas program:

k
a) Bimbingan teknis, en
pendampingan dan supervisi
rm
terpadu/terintegrasi dengan penanggung jawab program
-pe

terutama pada daerah dengan kendala capaian PIS-PK


tau

(kunjungan keluarga, 12 indikator dan IKS rendah).


b) Pelaksanaan verifikasi tingkat Kabupaten/Kota.
-a
mk

i. Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver informal
2/p

pada perawatan jangka panjang bagi lansia


/0

j. Upaya Penyehatan Lingkungan


22

k. Pengendalian Dampak Merkuri


20

a) Sosialisasi dan advokasi dampak pajanan merkuri dari kegiatan


m/

pertambangan emas skala kecil (PESK)


.co

b) Pertemuan koordinasi dengan sektor terkait dan dengan


na

Puskesmas dalam pengendalian dampak pajanan merkuri dari


lya

kegiatan PESK
u

c) Pendampingan kepada Puskesmas dalam pengendalian dampak


am

pajanan merkuri dari kegiatan PESK, dengan melaksanakan


n
.ai

pertemuan rutin
ww

d) Pendampingan teknis penghapusan alkes bermerkuri


(penggantian alkes bermerkuri, pewadahan, penyimpanan,
//w

penghapusan asset, pelaporan, persiapan penarikan alkes)


ps:

e) Pertemuan sosialisasi dalam rangka percepatan penghapusan


htt

alkes bermerkuri

jdih.kemkes.go.id
- 62 -

f) Pertemuan koordinasi jejaring dengan lintas sektor dan

ml
penyusunan mekanisme penarikan alkes bermerkuri ke depo

.ht
storage dengan melaksanakan pertemuan rutin

22
l. Pengelolaan Limbah Medis (B3)

0
a) Pembiayaan transportasi dan jasa untuk pemusnahan limbah

n-2
medis kepada rumah sakit atau institusi pemerintah pemusnah

hu
limbah medis, pengolah limbah medis dan transporter limbah

-ta
medis berizin.

r-2
b) Pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor

o
pengelolaan limbah isolasi mandiri dan isolasi terpusat, dengan

om
melibatkan antara lain Dinas Kesehatan Daerah provinsi,

n
es-
kabupaten/kota, dinas lingkungan hidup provinsi
kabupaten/kota, Satgas COVID-19, rumah sakit, Puskesmas

k
en
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
rm
c) Pertemuan Evaluasi pengelolaan limbah medis/limbah medis
-pe

COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan dan limbah isolasi


tau

mandiri dan isolasi terpusat.


C. BOK Puskesmas
-a
mk

1. Tujuan
a. Umum
2/p

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat


/0

(promotif dan preventif) di wilayah kerja Puskesmas.


22

b. Khusus
20

1) Menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif di wilayah


m/

kerja Puskesmas; dan


.co

2) Menyelenggarakan fungsi manajemen Puskesmas.


na

2. Sasaran
lya

BOK yaitu Puskesmas.


u

3. Penggunaan
am

Dana BOK yang telah dialokasikan di setiap Puskesmas dapat


n
.ai

digunakan untuk operasional pelaksanaan kegiatan promotif dan


ww

preventif UKM oleh Puskesmas dan jaringannya. Penggunaan BOK di


Puskesmas tersebut meliputi:
//w

a. Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi;


ps:

b. Upaya perbaikan gizi masyarakat;


htt

c. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS);


d. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit;

jdih.kemkes.go.id
- 63 -

e. Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Desa/Kelurahan Prioritas;

ml
f. Dukungan operasional UKM Tim Nusantara sehat;

.ht
g. Penyediaan Tenaga dengan Perjanjian kerja;

22
h. Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga;

0
i. Fungsi Manajemen Puskesmas (P1, P2, P3);

n-2
j. Upaya Kesehatan Lanjut Usia; dan

hu
k. Upaya Pencegahan Pengendalian COVID-19.

-ta
4. Jenis Pembiayaan

r-2
Dana BOK di Puskesmas dimanfaatkan untuk pembiayaan berbagai

o
kegiatan prioritas yang telah ditetapkan oleh Puskesmas. Jenis

om
pembiayaan tersebut meliputi:

n
es-
a. Belanja transportasi lokal petugas kesehatan, kader, pendampingan
mahasiswa serta lintas sektor;

k
b. en
Belanja perjalanan dinas dalam wilayah kerja Puskesmas bagi
rm
pegawai Puskesmas ASN dan non ASN;
-pe

c. Belanja pembelian bahan kegiatan pemicuan STBM;


tau

d. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring;


e. Belanja pencetakan dan penggandaan untuk mendukung
-a
mk

pelaksanaan kegiatan;
f. Belanja kegiatan pertemuan/ rapat di dalam atau di luar Puskesmas
2/p

di wilayah kerja Puskesmas sesuai ketentuan peraturan perundang-


/0

undangan mengenai keuangan daerah;


22

g. Belanja honor tenaga dengan perjanjian kerja termasuk iuran BPJS


20

Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan;


m/

h. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber


.co

diperuntukan bagi narasumber diluar satker penyelenggara


na

kegiatan;
lya

i. Belanja jasa/transportasi pengiriman sampel/specimen;


u

j. Belanja jasa pemeriksaan sampel/specimen di laboratorium di luar


am

Puskesmas;
n
.ai
ww
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 64 -

k. Belanja sewa paket langganan internet di Puskesmas (dengan

ml
maksimal belanja senilai Rp.2.000.000 per bulan/per Puskesmas);

.ht
dan

22
l. Belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans.

0
n-2
Dana BOK Puskesmas tidak boleh dimanfaatkan untuk pembiayaan

hu
promosi kesehatan di media cetak (koran, majalah, dan lain-lain) dan

-ta
elektronik.

r-2
5. Menu Kegiatan BOK Puskesmas

o
a. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

om
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi

n
es-
a) Orientasi kader dalam pelacakan kematian wanita usia
subur

k
b) en
Pelaksanaan otopsi verbal kematian maternal neonatal
rm
(transportasi)
-pe

c) Pendataan dan pemetaan sasaran ibu hamil, bersalin, nifas


tau

dan bayi
d) Pelacakan kasus hipotiroid kongenital
-a
mk

e) Orientasi e-kohort
f) Rapat koordinasi validasi dan Evaluasi data pemantauan
2/p

wilayah setempat Kesehatan ibu dan anak (PWS KIA)


/0

2) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)


22

Fasilitasi dan Pembinaan kegiatan GP2SP


20

3) Peningkatan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di


m/

Puskesmas dan Rumah Sakit


.co

a) Penyeliaan fasilitatif Puskesmas pembantu dan bidan desa


na

b) Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif KIA bagi Puskesmas dan


lya

praktik mandiri bidan (PMB)


u

c) Transportasi dan/atau pengiriman sampel Skrining


am

Hipotiroid Kongenital (SHK) dari Fasilitas Kesehatan


n
.ai

Tingkat Pertama (FKTP) ke jasa pengiriman/laboratorium


ww

rujukan SHK sesuai ketentuan peraturan perundang-


undangan mengenai keuangan daerah.
//w

4) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui UKBM dalam


ps:

upaya penurunan AKI-AKB terintegrasi dengan upaya perbaikan


htt

gizi masyarakat.

jdih.kemkes.go.id
- 65 -

Pembinaan Posyandu, Posyandu remaja, posyandu lansia,

ml
poskestren, pos upaya kesehatan kerja (UKK), dan UKBM

.ht
lainnya.

22
5) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah,

0
Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan Kesehatan Reproduksi

n-2
Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

hu
a) Pembinaan Penerapan Protokol Kesehatan di satuan

-ta
Pendidikan

r-2
b) Penguatan UKS/M dan TP UKS/M

o
c) Koordinasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

om
d) Pengembangan dan Pelaksanaan Posyandu Remaja

n
es-
e) Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
f) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia sekolah

k
dan Remaja en
rm
g) Pendampingan dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberian TTD
-pe

Pada Remaja Putri


tau

h) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja


6) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin,
-a
mk

Pasangan Usia Subur (PUS)


a) Pertemuaan koordinasi dengan kantor urusan agama
2/p

(KUA)/Lembaga Agama di Puskemas


/0

b) Pemberian materi kesehatan pada bimbingan perkawinan


22

atau konseling pranikah di KUA atau lembaga agama


20

c) Penyuluhan dan pelayanan KB di Posyandu/Posbindu PTM


m/

d) Penguatan jejaring perlindungan korban Kekerasan


.co

terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)


na

e) Edukasi pencegahan KtP/A, pencegahan praktik P2GP,


lya

pencegahan infertilitas, dan pentingnya pelayanan


u

kesehatan reproduksi bagi penyandang disabilitas


am

7) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi


n
.ai

Terintegrasi Desa Siaga


ww

a) Orientasi P4K bagi bidan, kepala desa/kelurahan, kader,


tokoh masyarakat desa, dll
//w

b) Pertemuan Koordinasi penguatan P4K Pembentukan forum


ps:

peduli KIA dalam mendukung P4K


htt

c) Transportasi calon pendonor darah untuk mendukung P4K


dari dan/ke UTD

jdih.kemkes.go.id
- 66 -

8) Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita)

ml
Penyelenggaraan kelas ibu secara online/offline

.ht
9) Pendampingan ibu hamil, ibu nifas, dan bayi (termasuk

22
pemantauan faktor risiko/komplikasi), oleh

0
kader/mahasiswa/fasilitator/tenaga lainnya

n-2
a) Kunjungan rumah bagi ibu hamil, ibu nifas, neonatus dan

hu
bayi oleh kader/mahasiswa/fasilitator/tenaga lainnya

-ta
b) Kunjungan lapangan untuk pembinaan maupun monev

r-2
(termasuk Pelayanan Kunjungan Antenatal dan Kunjungan

o
Neonatal Lengkap)

om
b. Upaya Perbaikan gizi masyarakat

n
es-
1) Surveilans Gizi
a) Pendampingan pemantauan pertumbuhan di posyandu

k
b) en
Pertemuan analisis pemantauan pertumbuhan
rm
c) Pertemuan advokasi lintas program/lintas sektor terkait
-pe

kegiatan pemantauan pertumbuhan


tau

d) Peningkatan cakupan pelayanan melalui kunjungan rumah


dalam rangka konfirmasi balita risiko gangguan
-a
mk

pertumbuhan maupun status gizi (termasuk balita yang


tidak datang timbang)
2/p

e) Pelacakan dan pendampingan intervensi gizi pada bumil


/0

KEK, balita yang memiliki gangguan


22

pertumbuhan/bermasalah status gizinya


20

f) Edukasi/penyuluhan kepada masyarakat pentingnya


m/

pemantauan pertumbuhan dan peningkatan ketahanan gizi


.co

g) Kunjungan ke shelter penampungan pada daerah bencana


na

dalam rangka penilaian cepat status gizi


lya

h) Pendataan dan pemutakhiran sasaran program kesehatan


u

terintegrasi dalam upaya perbaikan gizi masyarakat


am

2) Konvergensi lintas program/lintas sektor dalam upaya


n
.ai

percepatan perbaikan gizi masyarakat,berupa


ww

pemberdayaan masyarakat, kader, tokoh masyarakat, tokoh


agama dalam upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat di
//w

tingkat kecamatan
ps:

3) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita meliputi:


htt

a) Penimbangan, dan/atau pemantauan tumbuh kembang


balita;

jdih.kemkes.go.id
- 67 -

b) Pendampingan pemantauan tumbuh kembang balita;

ml
c) Pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh

.ht
kembang balita (SDIDTK) di posyandu, PAUD, dan/atau TK;

22
dan

0
d) Pelaksanaan bulan penimbangan.

n-2
4) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi Dasar

hu
a) Inspeksi kesehatan lingkungan untuk sarana air minum

-ta
dan sarana sanitasi dasar;

r-2
b) Pengambilan data sanitasi dan air tingkat rumah tangga;

o
c) Orientasi STBM, PKAM bagi natural leader dan pemangku

om
kepentingan lainnya;

n
es-
d) Pengambilan sampel dalam rangka surveilans kualitas air
minum;

k
e) en
Pemeriksaan kualitas air minum (pengambilan sampel dan
rm
pengujian sampel); dan
-pe

f) Pengawasan eksternal penyelenggaraan air minum aman.


tau

c. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)


1) Penggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
-a
mk

Kegiatan penggerakkan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader,


fasilitator desa, kelompok masyarakat lainnya untuk melakukan
2/p

kegiatan GERMAS.
/0

2) Pelaksanaan GERMAS, Aktifitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan


22

Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di tingkat Kecamatan/


20

wilayah Puskesmas
m/

a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan kebugaran


.co

jasmani, pengukuran tinggi badan dan berat badan,


na

pengukuran obesitas);
lya

b) Aktifikas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia,


u

senam kelompok komorbid, dll);


am

c) Edukasi gizi seimbang di semua tatanan (sekolah/UKS,


n
.ai

tempat ibadah, kantor pemerintahan/non pemerintahan,


ww

melibatkan organisasi profesi, ormas, forum pemuda, serta


melalui UKBM (Posbindu, Posyandu Lansia, Posyandu
//w

Remaja, Dasa Wisma, Karang Taruna, Pos UKK, dll)


ps:

3) Kampanye lokal dalam mendukung pelaksanaan GERMAS.


htt

Penyebarluasan informasi melalui media spesifik


lokal/tradisional

jdih.kemkes.go.id
- 68 -

4) Upaya Kesehatan Olahraga

ml
a) Pembinaan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat

.ht
(Kelompok olahraga, ASN tingkat kecamatan, anak sekolah,

22
dan Jemaah Haji)

0
b) Pengukuran kebugaran jasmani pada kelompok

n-2
masyarakat (calon Jemaah haji, kelompok olahraga

hu
masyarakat dan kelompok pekerja)

-ta
d. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit

r-2
1) Surveilans dan Respon Kejadian Luar Biasa (KLB)

o
a) Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)

om
pelaksanaan imunisasi

n
es-
b) Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid
Convinience Assessment (RCA).

k
c) Verifikasi rumor dugaan KLB en
rm
d) Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan
-pe

Dini dan Respon (SKDR).


tau

e) Pengiriman spesimen penyakit berpotensi KLB ke


laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium rujukan
-a
mk

pemerintah di kabupaten/kota
f) Pelacakan kasus kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi
2/p

minum obat pada Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM).


/0

g) Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan


22

penanggulangan KLB.
20

h) Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan diseminasi


m/

informasi di wilayah kerja Puskesmas.


.co

i) Pelacakan kontak kasus KLB


na

j) Pelaksanaan surveilans migrasi malaria.


lya

k) Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit


u

berpotensi KLB termasuk Penyakit Infeksi Emerging (PIE) di


am

masyarakat.
n
.ai

l) Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana.


ww

m) Survei anak sekolah dalam rangka pencegahan dan


pengendalian penyakit.
//w

n) Surveilans binatang pembawa penyakit serta pengiriman


ps:

spesimen untuk konfirmasi.


htt

jdih.kemkes.go.id
- 69 -

o) Belanja Alat Pelindung Diri (APD) untuk surveilans dalam

ml
rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terutama

.ht
untuk penyelidikan epidemiologi dan pelacakan kontak.

22
p) Validasi sasaran, hasil cakupan Gangguan Mental

0
Emosional (GME), Depresi, Orang dengan Ganguan Jiwa

n-2
(ODGJ) Berat, Penyalahgunaan Napza dan Bunuh Diri

hu
2) Deteksi Dini dan Penemuan Kasus

-ta
a) Deteksi dini kasus HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, Malaria dan

r-2
penyakit menular lainnya pada ibu hamil dan kelompok

o
berisiko.

om
b) Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan

n
es-
Posyandu lansia.
c) Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus

k
en
mangkir, kasus kontak kusta, orang dengan gangguan jiwa,
rm
HIV/AIDS, ISPA, Hepatitis, Infeksi Saluran Pencernaan,
-pe

Frambusia, Malaria, DBD, Filariasis, Schistosomiasis,


tau

Zoonosis, Diabetes Melitus, Kanker, Gangguan Fungsi


Indera, dan Penyakit Infeksi Emerging.
-a
mk

d) Kunjungan ulang kasus Acute Flaccyd Paralysis (AFP).


e) Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
2/p

napza.
/0

3) Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Faktor Risiko


22

a) Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi rutin,


20

pengenalan antigen baru, imunisasi tambahan, maupun


m/

kegiatan defaulter tracking.


.co

b) Sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada orangtua


na

dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada guru dan


lya

wali murid.
u

c) Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) filariasis dan


am

kecacingan.
n
.ai

d) Advokasi/sosialisasi/lokakarya/rapat koordinasi Lintas


ww

Sektor Lintas Program terkait pencegahan dan


pengendalian penyakit.
//w

e) Pendataan sasaran POPM filariasis dan kecacingan.


ps:

f) Pengambilan obat POPM filariasis dan kecacingan ke Dinas


htt

Kesehatan Daerah kabupaten/kota.

jdih.kemkes.go.id
- 70 -

g) Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM filariasis

ml
dan kecacingan, imunisasi dan penyakit menular lainnya.

.ht
h) Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang

22
Nyamuk, larvasidasi, fogging, dan modifikasi lingkungan).

0
i) Pemantauan jentik vektor demam berdarah secara berkala.

n-2
j) Survei habitat jentik dan nyamuk penular malaria.

hu
k) Distribusi kelambu ke kelompok sasaran di desa.

-ta
l) Monitoring penggunaan kelambu malaria.

r-2
m) Pengawasan standar baku mutu pengendalian vektor dan

o
binatang pembawa penyakit.

om
n) Evaluasi pengendalian vektor dan binatang pembawa

n
es-
penyakit.
o) Penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) untuk desa tanpa

k
asap rokok en
rm
p) Pelatihan kader kesehatan masyarakat dalam Upaya
-pe

Berhenti Merokok (UBM) di Puskesmas.


tau

q) Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos


pembinaan terpadu (posbindu) penyakit tidak menular oleh
-a
mk

petugas Puskesmas.
r) Pengendalian faktor risiko lainnya yang dapat
2/p

menimbulkan penyakit pada situasi KLB, situasi khusus


/0

dan bencana.
22

4) Pengendalian Penyakit
20

a) Pelaksanaan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial


m/

pada bencana
.co

b) Pendampingan penderita penyakit menular menahun dan


na

penyakit tidak menular


lya

c) Validasi data laporan hasil POPM filariasis dan kecacingan


u

serta manajemen kasus filariasis.


am

d) Kunjungan rumah untuk tatalaksana/manajemen kasus


n
.ai

filariasis.
ww

e) Follow up tatalaksana HIV/AIDS, TBC, Pneumonia,


Hepatitis, Infeksi Saluran Pencernaan, Frambusia, Malaria,
//w

DBD, Filariasis, Schistosomiasis, Zoonosis, gangguan jiwa


ps:

dan pencegahan cacat kasus kusta.


htt

f) Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan napza

jdih.kemkes.go.id
- 71 -

5) Pemberdayaan Masyarakat

ml
a) Pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan kader

.ht
kesehatan program P2P serta masalah kesehatan jiwa dan

22
Napza.

0
b) Orientasi/pembekalan/peningkatan kapasitas SDM bagi

n-2
kader kesehatan untuk peningkatan P2P.

hu
c) Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.

-ta
d) Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan oleh

r-2
petugas Puskesmas.

o
e) Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor tentang

om
pencegahan dan pengendalian penyakit tingkat Puskesmas.

n
es-
e. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa/Kelurahan
Prioritas.

k
en
Pelaksanaan STBM desa/kelurahan prioritas dialokasikan sebesar
rm
Rp. 7.500.000 per desa/kelurahan, dengan rincian kegiatan sebagai
-pe

berikut:
tau

1) Pemicuan 5 pilar STBM;


2) Identifikasi masalah dan analisis situasi perilaku kesehatan;
-a
mk

3) Monitoring paska pemicuan, pembuatan dan update peta


sanitasi serta buku kader;
2/p

4) Kampanye 5 pilar STBM;


/0

5) Kampanye higiene sanitasi sekolah;


22

6) Surveilans kualitas air minum; dan


20

7) Verifikasi desa/kelurahan stop buang air besar sembarangan


m/

(SBS).
.co

f. Dukungan operasional UKM Tim Nusantara


na

Penyediaan operasional UKM yang dilaksanakan oleh Nusantara


lya

Sehat berbasis tim, yang ditempatkan di Puskesmas. Kegiatan yang


u

dilaksanakan tetap terintegrasi dengan kegiatan Puskesmas dimana


am

tim tersebut berada dan dapat melibatkan NS Individu apabila di


n
.ai

Puskesmas tersebut juga terdapat NS Individu. Penyelenggaraan


ww

kegiatan oleh NS Tim dan NS Individu yang ada di Puskesmas yang


sama untuk melakukan inovasi sesuai proposal/ proyek perubahan
//w

yang disusun sepanjang sesuai dengan program yang ada di


ps:

Puskesmas.
htt

jdih.kemkes.go.id
- 72 -

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan

ml
alokasi anggaran dukungan operasional UKM Tim Nusantara Sehat

.ht
dengan berpedoman petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik.

22
g. Penyediaan Tenaga dengan Perjanjian

0
Penyediaan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, tenaga

n-2
sanitasi lingkungan, nutrisionis, tenaga epidemiologi, ahli teknologi

hu
labotorium medik, apoteker, dan tenaga administrasi keuangan di

-ta
Puskesmas, maksimal 4 orang tenaga per Puskesmas dengan sistem

r-2
perjanjian kerja. Penetapan maksimal 4 orang tenaga tersebut

o
berdasarkan prioritas kebutuhan tenaga dengan kualifikasi

om
persyaratan yang telah ditentukan.

n
es-
Proses penerimaan dan seleksi tenaga dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Daerah kabupaten/kota sesuai dengan pembahasan

k
en
melalui aplikasi Rencana Kebutuhan (Renbut) dan SI SDMK, jika
rm
tenaga-tenaga tersebut sudah lengkap dapat dilakukan juga
-pe

perekrutan/ pengusulan berdasarkan analisis beban kerja,


tau

sedangkan ikatan perjanjian kerja ditandatangani oleh kepala


Puskesmas dan tenaga yang bersangkutan, serta evaluasinya
-a
mk

menggunakan aplikasi SI SDMK.


Persyaratan kualifikasi tenaga tersebut meliputi:
2/p

1) Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku


/0

Pendidikan minimal D3 Promosi Kesehatan/D3 Kesehatan


22

Masyarakat diutamakan jurusan/peminatan Promosi


20

Kesehatan/Ilmu Perilaku, serta diutamakan memiliki


m/

pengalaman kerja minimal 1 tahun di bidangnya.


.co

2) Tenaga Sanitasi Lingkungan


na

Pendidikan minimal D3 Kesehatan Lingkungan/D3


lya

Kesehatan Masyarakat diutamakan jurusan/peminatan


u

kesehatan lingkungan serta diutamakan memiliki pengalaman


am

kerja minimal 1 tahun di bidangnya.


n
.ai

3) Tenaga Nutrisionis
ww

Pendidikan minimal D3 Gizi/D3 Bidang Kesehatan


Masyarakat, diutamakan jurusan/peminatan gizi serta
//w

diutamakan memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di


ps:

bidangnya
htt

4) Tenaga Epidemiologi
Pendidikan minimal S1 Kesehatan Masyarakat diutamakan

jdih.kemkes.go.id
- 73 -

jurusan/peminatan epidemiologi serta diutamakan memiliki

ml
pengalaman kerja minimal 1 tahun di bidangnya.

.ht
5) Ahli teknologi labotorium medik

22
Berpendidikan minimal D3 analis kesehatan (laboratorium)

0
serta diutamakan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1

n-2
tahun di bidangnya

hu
6) Apoteker

-ta
Berpendidikan profesi apoteker, dan memiliki surat tanda

r-2
registrasi apoteker (STRA) aktif, serta diutamakan berdomisili di

o
kabupaten/kota setempat.

om
7) Tenaga administrasi Keuangan

n
es-
Pendidikan minimal D3 Ekonomi/Akuntansi serta
diutamakan memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di

k
bidangnya. en
rm
Ketentuan perihal perjanjian kerja mengacu pada
-pe

ketentuan peraturan perundang-undangan, serta ketentuan


tau

yang diatur meliputi:


1) Usia pada saat penandatanganan kontrak pertama
-a
mk

maksimal 36 tahun;
2) Diberikan honor sesuai UMR atau ketentuan lain yang
2/p

berlaku di daerah, termasuk BPJS Kesehatan dan BPJS


/0

Ketenagakerjaan.
22

3) Kepala Puskesmas menetapkan target kinerja bulanan


20

secara tertulis (output-based performance);


m/

4) Diberikan pendapatan lainnya yang sah/sesuai ketentuan


.co

peraturan perundangan.
na

5) Lama perjanjian kerja sesuai tahun anggaran yang berlaku


lya

pembiayaan bersumber dari dana BOK Puskesmas.


u

h. Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


am

(PIS-PK)
n
.ai

1) Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal dalam


ww

rangka deteksi dini dan pengelolaan masalah kesehatan


terintegrasi melalui pendekatan keluarga.
//w

2) Pelaksanaan intervensi lanjut termasuk pelayanan keperawatan


ps:

kesehatan masyarakat (Perkesmas) dalam rangka intervensi


htt

hasil PIS-PK.

jdih.kemkes.go.id
- 74 -

i. Fungsi Manajemen Puskesmas (P1, P2, P3)

ml
Lokakarya mini dalam rangka penguatan perencanaan (P1),

.ht
penggerakan pelaksanaan (P2), pengawasan pengendalian dan

22
penilaian (P3) kinerja Puskesmas serta kegiatan koordinasi lintas

0
sektor lainnya.

n-2
- Kegiatan lokakarya mini diadakan oleh setiap Puskesmas

hu
sebanyak 12 kali untuk lokakarya mini bulanan dan 4 kali untuk

-ta
lokakarya mini tribulanan dalam kurun waktu satu tahun.

r-2
- Metode pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara kombinasi

o
luring dan daring.

om
- Komponen pembiayaan untuk konsumsi dan transportasi bagi

n
es-
peserta yang berasal dari luar Puskesmas.
- Langganan internet per Puskesmas

k
- en
Langganan internet satu kali per tahun per Puskesmas dapat
rm
digunakan untuk seluruh menu kegiatan sesuai petunjuk teknis
-pe

yang dilakukan secara terintegrasi.


tau

j. Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Pelatihan pendamping lansia (caregiver) informal dalam pelaksanaan
-a
mk

perawatan jangka panjang bagi lansia oleh Puskesmas.


2/p

D. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Stunting


/0

1. Tujuan
22

a. Umum
20

Meningkatkan peran lintas program dan lintas sektor dalam


m/

percepatan penurunan prevalensi stunting.


.co

b. Khusus
na

1. Mendorong upaya konvergensi lintas program dan lintas sektor


lya

dalam percepatan penurunan prevalensi stunting


2. Melaksanakan monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan
u
am

percepatan penurunan prevalensi stunting.


n

2. Sasaran
.ai

Sasaran BOK Stunting adalah:


ww

a. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan Puskesmas


//w

b. Lintas sektor terkait ditingkat kabupaten/kota, kecamatan,


kelurahan/desa
ps:

3. Penggunaan
htt

Program percepatan penurunan stunting telah ditetapkan sebagai

jdih.kemkes.go.id
- 75 -

program prioritas dan merupakan komitmen baik di tingkat nasional

ml
maupun di daerah. Sejak tahun 2018, pemerintah telah mengalokasikan

.ht
anggaran melalui DAK termasuk DAK nonfisik untuk stunting sebagai

22
dukungan, khususnya untuk konvergensi, koordinasi dan konsolidasi

0
program stunting di kabupaten/kota. Pada tahun 2022 seluruh

n-2
kabupaten/kota sebagai lokus percepatan penurunan prevalensi stunting.

hu
Dana BOK stunting untuk kabupaten/kota lokus digunakan dalam

-ta
intervensi percepatan penurunan stunting di daerah melalui kegiatan

r-2
koordinasi, konvergensi dan konsolidasi sebagai berikut:

o
a. Penyusunan regulasi daerah terkait stunting, termasuk regulasi dan

om
strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting tingkat

n
es-
Kabupaten/kota.
b. Pemetaan dan analisis situasi program stunting.

k
c. Pelaksanaan rembuk stunting. en
rm
d. Pembinaan kader pembangunan manusia terkait seribu hari pertama
-pe

kehidupan, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan


tau

balita, optimalisasi dana desa untuk intervensi stunting termasuk


peningkatan kapasitas kader dalam Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
-a
mk

terkait stunting; implementasi KAP dan Penggerakan masyarakat.


e. Pengukuran dan publikasi stunting.
2/p

f. Pencatatan dan pelaporan (termasuk dokumentasi) intervensi dan


/0

hasil.
22

g. Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting.


20

4. Jenis Pembiayaan
m/

Pemanfaatan dana BOK stunting untuk pembiayaan berbagai


.co

kegiatan konvergensi, koordinasi dan konsolidasi percepatan stunting


na

meliputi:
lya

a. Belanja transportasi lokal.


u

b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non
am

ASN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai


n
.ai

keuangan daerah
ww

c. Belanja kegiatan pertemuan/rapat didalam/diluar kantor di wilayah


kerja kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan perundang-
//w

undangan mengenai keuangan daerah


ps:

d. Belanja penggandaan dan pencetakan untuk mendukung


htt

pelaksanaan kegiatan.
e. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber

jdih.kemkes.go.id
- 76 -

diperuntukan bagi narasumber diluar satker penyelenggara

ml
kegiatan;

.ht
f. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring.

022
E. Jaminan Persalinan

n-2
1. Rujukan persalinan dan neonatal (biaya transportasi dan/atau sewa alat

hu
transportasi)

-ta
a. Biaya transportasi dan/atau sewa alat transportasi (pergi pulang):

r-2
- Dari rumah ke tempat tunggu kelahiran (TTK),

o
- Dari rumah atau TTK ke fasilitas pelayanan kesehatan yang

om
kompeten, dan

n
es-
- antar fasilitas pelayanan kesehatan;
transportasi dan/atau sewa alat transportasi dapat kendaraan

k
en
umum, kendaraan dinas, Puskesmas Keliling dan Ambulans maupun
rm
kendaraan pribadi;
-pe

b. Biaya transportasi dan/atau sewa alat transportasi (pergi pulang)


tau

mobil jenazah jika ibu atau bayi meninggal;


c. Bila perjalanan pergi dan pulang lebih dari 8 (delapan) jam dan/atau
-a
mk

letak geografis yang ditempuh sulit, Petugas kesehatan pendamping


berhak mendapatkan biaya perjalanan dinas sesuai peraturan yang
2/p

berlaku.
/0

2. Sewa dan operasional Tempat Tunggu Kelahiran (TTK)


22

a. Biaya sewa TTK dengan ketentuan:


20

- Sewa rumah termasuk biaya petugas kebersihan, langganan air,


m/

listrik dan iuran kebersihan lingkungan berlaku untuk 1 tahun


.co

anggaran.
na

- Penginapan/losmen hanya dibayarkan sewa harian pada saat


lya

ditempati sesuai dengan kebutuhan


u

- Biaya pemeliharaan apabila menggunakan gedung/asrama milik


am

pemerintah atau swasta


n
.ai

b. Biaya operasional dengan ketentuan:


ww

- Biaya makan dan minum bagi ibu hamil dan pendamping yang
ada di TTK.
//w

- Transportasi bagi tenaga kesehatan saat melakukan pemantauan


ps:

ke TTK
htt

• Kriteria Tempat Tunggu Kelahiran


1) rumah layak dan siap huni lengkap dengan furniture

jdih.kemkes.go.id
- 77 -

dan alat kebersihan;

ml
2) merupakan milik penduduk atau rumah yang dibangun

.ht
oleh pemerintah;

22
3) dapat menggunakan penginapan yang aksesnya dekat

0
dan mudah ke fasilitas pelayanan kesehatan;

n-2
4) TTK dapat menggunakan bangunan milik pemerintah

hu
tanpa uang sewa;

-ta
5) lokasi diupayakan sedekat mungkin dengan fasilitas

r-2
pelayanan kesehatan kompeten yang mampu

o
melakukan pertolongan persalinan dan penanganan

om
kegawatdaruratan maternal dan neonatal;

n
es-
6) setiap kabupaten/kota dapat menggunakan dana
Jampersal untuk sewa TTK sesuai kebutuhan di dekat

k
en
fasilitas kesehatan yang kompeten yang ditetapkan
rm
sebagai rujukan dalam rangka mendekatkan akses ibu
-pe

hamil/nifas/BBL risiko tinggi dengan komplikasi,


tau

sebelum dan/atau setelah persalinan;


7) jika diperlukan TTK dapat disediakan didekat fasilitas
-a
mk

pelayanan kesehatan rujukan di luar wilayah;


- waktu tempuh TTK ke fasyankes tidak lebih dari
2/p

30 menit; dan
/0

- pada TTK tidak dilakukan pelayanan kesehatan


22

dan tidak ada petugas kesehatan yang berjaga.


20

• Kebijakan Umum Jampersal


m/

1. Dana Jampersal tidak boleh dimanfaatkan untuk


.co

belanja tidak langsung, belanja modal, pembelian obat


na

dan vaksin, bayar iuran/premi, membangun TTK dan


lya

membeli furniture TTK.


u

2. Bupati/walikota menetapkan standar biaya umum


am

(SBU) untuk transpor lokal, sewa mobil dan/atau


n
.ai

perjalanan dinas untuk petugas/kader yang mengantar


ww

ibu hamil dari rumah ke TTK dan atau langsung ke


fasilitas pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
//w

jarak tempuh, kondisi geografis, aksesibilitas;


ps:

3. Penyediaan TTK mempertimbangkan SDM didaerah


htt

dan kebutuhan lapangan

jdih.kemkes.go.id
- 78 -

4. Sasaran: Seluruh ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru

ml
lahir yang memerlukan TTK dan biaya transportasi

.ht
rujukan tanpa memandang status ekonomi, dan

22
kepemilikan jaminan kesehatan, memiliki KTP, tidak

0
memiliki KTP dan ibu hamil dari luar wilayah sesuai

n-2
dengan koordinasi antar daerah; dan diutamakan bagi

hu
ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir yang

-ta
mempunyai akses sulit.

or-2
F. BOK Pelayanan Kesehatan Bergerak

om
Pelayanan kesehatan bergerak dikawasan terpencil dan sangat terpencil

n
es-
1. Tujuan
a. Umum

k
en
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
rm
daerah terpencil dan sangat terpencil
-pe

b. Khusus
tau

(1) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


dasar dan spesialistik;
-a
mk

(2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat; dan


(3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis tenaga
2/p

kesehatan setempat.
/0

2. Sasaran
22

Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, Puskesmas dan Masyarakat


20

3. Penggunaan
m/

Dana BOK Pelayanan Kesehatan Bergerak digunakan untuk pelaksanaan


.co

pelayanan kesehatan bergerak di kawasan terpencil dan sangat terpencil


na

dengan prioritas di kawasan sangat terpencil untuk kegiatan:


lya

a. Pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik;


u

b. Pemberdayaan masyarakat; dan


am

c. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis tenaga kesehatan


n
.ai

setempat/on the job training (OJT).


ww

Satuan biaya mengacu pada Peraturan Presiden RI No 33 Tahun 2020


tentang Standar Harga Satuan Regional atau Peraturan Daerah yang
//w

berlaku.
ps:

4. Jenis Pembiayaan
htt

Pemanfaatan dana BOK Pelayanan Kesehatan Bergerak meliputi:


a. Belanja ATK, penggandaan dan spanduk

jdih.kemkes.go.id
- 79 -

b. Bahan kontak pendukung pelaksanaan kegiatan

ml
c. Perjalanan dinas tim (transportasi, akomodasi, uang harian dan

.ht
mobilisasi logistik) ke lokus

22
d. Obat-obatan spesialistik

0
e. Bahan medis habis pakai spesialistik

n-2
f. Jasa medis spesialistik satu kali per kegiatan

hu
g. Biaya pertemuan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan/atau

-ta
kader: konsumsi, dan honor narasumber maksimal 3 jam

r-2
o
n om
kes-
en
rm
-pe
-atau
mk
/02/p
22
20
m/
.co
na
u lya
amn
.ai
ww
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 80 -

BAB III

ml
PEMANFAATAN DANA BOK UNTUK UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

.ht
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

022
A. BOK Provinsi

n-2
1. Tujuan

hu
a. Umum

-ta
Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit

r-2
COVID-19 di wilayah kerja provinsi terutama dalam deteksi dini dan
respon kesehatan masyarakat.

o
om
b. Khusus

n
1) Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan Evaluasi upaya

es-
pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-19

k
en
kabupaten/kota di tingkat provinsi.
rm
2) Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas penanggung
jawab surveilans kabupaten/kota.
-pe

2. Sasaran
tau

Dinas Kesehatan Daerah provinsi.


-a

3. Jenis Pembiayaan
mk

a. Belanja transportasi lokal.


2/p

b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non
/0

ASN.
22

c. Belanja langganan aplikasi untuk pertemuan daring.


20

d. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam provinsi.


m/

e. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber/ tenaga


.co

ahli untuk peningkatan kapasitas tenaga surveilans diperuntukan


na

bagi narasumber diluar satker penyelenggara kegiatan;


lya

f. Belanja penggandaan/cetak media KIE pencegahan dan pengendalian


COVID-19
u
am

4. Menu Kegiatan
n

Menu Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 sebagai


.ai

berikut:
ww

1) Koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pencegahan dan


//w

pengendalian penyakit COVID-19 ditingkat provinsi;


2) Peningkatan kapasitas penanggung jawab surveilans
ps:

kabupaten/kota dalam rangka surveilans COVID-19 khususnya


htt

tracing dan manajemen data;

jdih.kemkes.go.id
- 81 -

3) Pembinaan dan pendampingan bagi petugas penanganan COVID-19

ml
di Kabupaten/kota, bersama dengan unsur kesehatan TNI-POLRI;

.ht
4) Monitoring dan Evaluasi pencegahan dan pengendalian penyakit

22
COVID-19 di tingkat provinsi;

0
5) Komunikasi, informasi, edukasi, sosialisasi, kampanye, publikasi

n-2
tentang COVID-19; dan

hu
6) Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus dan kontak COVID-19.

-ta
B. BOK Kabupaten/Kota

r-2
1. Tujuan

o
a. Umum

om
Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit

n
es-
COVID-19 di wilayah kerja kabupaten/kota terutama dalam deteksi
dini dan respon kesehatan masyarakat.

k
b. Khusus en
rm
1) Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan Evaluasi upaya
-pe

pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-19 di tingkat


tau

kabupaten/kota.
2) Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas petugas
-a
mk

surveilans dan petugas pelacakan kontak (tracer) Puskesmas.


2. Sasaran
2/p

Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota


/0

3. Jenis Pembiayaan
22

a. Belanja transportasi lokal.


20

b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non
m/

ASN.
.co

c. Belanja kegiatan pertemuan di dalam Kabupaten/Kota.


na

d. Belanja langganan aplikasi untuk pertemuan daring.


lya

e. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber/tenaga


u

ahli untuk peningkatan kapasitas tenaga surveilans dan tracer


am

diperuntukan bagi narasumber diluar satker penyelenggara kegiatan;


n
.ai

f. Belanja honorarium petugas pengolah data kasus COVID-19 non-


ww

ASN paling banyak senilai Rp. 1.000.000,00 per orang per bulan.
g. Belanja alat pelindung diri (APD) dan hand sanitizer untuk pelacakan
//w

kontak dan pengambilan specimen bagi petugas Puskesmas dan


ps:

tracer.
htt

h. Belanja penggandaan/cetak media KIE pencegahan dan


pengendalian COVID-19

jdih.kemkes.go.id
- 82 -

i. Belanja pembelian pulsa untuk komunikasi bagi petugas pelacakan

ml
kontak Covid-19 maksimal Rp. 100.000,- per petugas per bulan

.ht
selama melaksanakan tugasnya.

22
4. Menu Kegiatan

0
Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di tingkat

n-2
Kabupaten/Kota

hu
a. Koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pencegahan dan

-ta
pengendalian penyakit COVID-19 di tingkat Kabupaten/Kota.

r-2
b. Pembinaan pelacakan kontak kasus COVID-19 kepada Puskesmas

o
hingga petugas tracer

om
c. Kegiatan monitoring dan Evaluasi dalam pencegahan dan

n
es-
pengendalian penyakit COVID-19 tingkat Kabupaten/kota.
d. Peningkatan kapasitas bagi petugas surveilans/pengolah data di

k
en
Puskesmas dalam rangka tracing dan manajemen data.
rm
e. Peningkatan kapasitas bagi petugas pelacakan kontak/tracer
-pe

f. Penyediaan APD dan hand sanitizer untuk pelacakan kontak dan


tau

pengambilan specimen kasus COVID-19.


g. Komunikasi, informasi, edukasi, sosialisasi, kampanye, publikasi
-a
mk

tentang COVID-19.
h. Penyelidikan epidemiologi kasus COVID -19.
2/p

i. Honor pengolah data kasus COVID-19 bagi petugas Non- Dinas


/0

Kesehatan Daerah kabupaten/kota.


22

j. Pembiayaan komunikasi untuk pelaksanaan pelacakan


20

kontak/tracing bagi petugas penanganan COVID-19.


m/

C. BOK Puskesmas
.co

1. Tujuan
na

a. Umum
lya

Meningkatkan akses dan mutu pencegahan dan pengendalian


u

penyakit COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas terutama dalam


am

deteksi dini dan respon kesehatan masyarakat.


n
.ai

b. Khusus
ww

1) Menyelenggarakan upaya deteksi dini, preventif dan respon


penyakit terkait COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas.
//w

2) Menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam


ps:

pencegahan dan pengendalian COVID-19 di wilayah kerja


htt

Puskesmas.

jdih.kemkes.go.id
- 83 -

3) Menyediakan APD dan hand sanitizer untuk pelacakan

ml
kontak/tracing kasus COVID-19.

.ht
2. Sasaran

22
a. Puskesmas.

0
b. Masyarakat dan lintas sektor, antara lain: mahasiswa kesehatan,

n-2
satgas COVID-19, tracer, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

hu
3. Komponen Pembiayaan

-ta
a. Belanja transport lokal.

r-2
b. Belanja penggandaan/pencetakan formulir pelacakan kontak.

o
c. Belanja pengiriman sampel/specimen pemeriksaan COVID-19.

om
d. Honor dan insentif tracer.

n
es-
Tracer merupakan tenaga pelaksana pelacakan kontak yang
bisa melibatkan unsur masyarakat seperti: Kader, Bhabinsa,

k
Bhabinkantibmas, PKK, Satlinmas, en Karangtaruna, dan
rm
relawan yang sudah mendapatkan pelatihan terkait lainnya.
-pe

1) Honor paling banyak senilai Rp325.000,00 per orang per


tau

bulan.
2) Insentif paling banyak senilai Rp15.000,00 per orang
-a
mk

kontak erat yang selesai dipantau.


e. Honor/pengolah data Non-ASN paling banyak senilai
2/p

Rp1.000.000,00 per orang per bulan.


/0

f. Belanja pembelian pulsa untuk komunikasi bagi petugas


22

pelacakan kontak dan pengolah data COVID-19 maksimal Rp.


20

100.000,- per petugas per bulan selama melaksanakan


m/

tugasnya.
.co
na

Upaya Pencegahan Pengendalian COVID-19 di tingkat Puskesmas sebagai


lya

berikut:
u

a. Pelacakan kontak dan pemantauan harian selama karantina


am

dan/atau isolasi oleh tracer dan/atau petugas Puskesmas;


n
.ai

b. Biaya komunikasi pelacakan kontak dan pemantauan


ww

c. Honor pengolah data kasus COVID-19 di Puskesmas


d. Biaya komunikasi untuk pengolah data Puskesmas
//w

e. Penyelidikan epidemiologi kasus COVID-19


ps:

f. Pengiriman spesimen suspect dan kontak erat COVID-19 ke


htt

laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium rujukan


pemerintah di kabupaten/kota.

jdih.kemkes.go.id
- 84 -

BAB IV

ml
PENUTUP

.ht
22
Petunjuk teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK

0
Nonfisik Bidang Kesehatan. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan diarahkan untuk

n-2
kegiatan yang dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan

hu
kesehatan masyarakat di provinsi/kabupaten/kota terutama daerah dengan

-ta
derajat kesehatan yang belum optimal, sehingga masyarakat di seluruh

r-2
wilayah Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.

o
Menu kegiatan dalam petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik Bidang

om
Kesehatan ini merupakan pilihan kegiatan bagi tiap jenisnya. Tiap kegiatan

n
es-
DAK Nonfisik Bidang Kesehatan tidak diperkenankan dilakukan pengalihan
anggaran di luar rincian alokasi DAK nonfisik yang ditetapkan oleh Menteri

k
Kesehatan setiap tahunnya. en
rm
Kegiatan yang didanai dari DAK Nonfisik Bidang Kesehatan ini
-pe

sebagaimana diuraikan di atas sifatnya adalah pilihan. Kepala Daerah bisa


tau

memilih kegiatan sesuai prioritas daerah. Pemilihan kegiatan DAK Nonfisik


Bidang Kesehatan seharusnya merupakan bagian program jangka menengah
-a
mk

sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Rencana Strategis


Daerah. Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatannya agar disinergikan dan
2/p

tidak duplikasi pembiayaan dengan kegiatan yang anggarannya bersumber


/0

dari pendanaan lainnya seperti APBD Provinsi/Kabupaten/Kota sehingga lebih


22

berdaya guna dan berhasil guna.


20
m/

MENTERI KESEHATAN
.co

REPUBLIK INDONESIA,
na
lya

ttd.
u
am

BUDI G. SADIKIN
n
.ai
ww
//w
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id

You might also like