You are on page 1of 6

BULIMIA

Latar Belakang
Bulimia nervosa merupakan kondisi psikiatri yang mempengaruhi banyak remaja dan wanita
dewasa muda. Gangguan tersebut adalah keadaan dimana mereka akan makan sebanyak-
banyaknya dan tahap akhir dari proses tersebut mereka akan memuntahkan apa yang dimakan
hal ini dapat menyebabkan komplikasi medis pada tubuh mereka. Dengan demikian, pasien
dengan bulimia nervosa sering dijumpai dalam keadaan perawatan primer. Penanda bulimia
nervosa yang berguna dalam membuat diagnosis yaitu pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Di Amerika Serikat, gangguan makan mempengaruhi 5 sampai 10 juta orang, terutama
wanita muda antara usia 14 dan 40 tahun. Namun, Bulimia nervosa adalah gangguan umum
yang lebih sulit untuk diidentifikasi dalam pengaturan perawatan primer. Dahulu bulimia
nervosa termasuk dari varian anoreksia nervosa (Russell pada tahun 1979). Namun, karena
lebih banyak penelitian telah dilakukan sejalan dengan perkembangan zaman, pasien yang
menderita bulimia nervosa dapa diidentifikasi, bulimia nervosa dan anorexia nervosa yang
sekarang dikenal sebagai 2 sindrom yang berbeda. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual
untuk Gangguan Mental, Edisi Keempat (DSM-IV), bulimia nervosa ditandai dengan
keadaan berulang dari nafsu makan yang tingi, kemudian penderita bulimia nervosa akan
merasa mereka sudah mengonsumsi banyak kalori lalu diikuti dengan 1 atau lebih perilaku
kompensasi untuk menghilangkan kalori yang ada di dalam tubuh (muntah, obat pencahar,
puasa, dll) yang terjadi rata-rata minimal dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih.
Definisi
Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang artinya “extreme
hunger” alias lapar yang amat sangat. Ini sesuai dengan gambaran para bulimics sebutan bagi
orang yang menderita bulimia, mereka cenderung makan dalam jumlah banyak dalam waktu
yang singkat, seperti orang yang kelaparan. Dan selanjutnya sebagai “kompensasi” dari pola
makannya tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat badan
mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan banyak. Bulimia nervosa merupakan
satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh keadaan dimana nafsu makan menjadi lahap
tanpa dapat dikendalikan. Pendapat lain mengatakan bahwa Bulimia nervosa yaitu sebuah
kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus
menerus, sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk
penyiksaan terhadap diri sendiri. Pandangan sosial dan gangguan fisik yang terjadi pada
penderita bulimia yaitu, nyeri abdomen atau mual-mual, menghentikan pesta Makan atau
aktifitas makan yang tidak terkendali dengan diikuti oleh perasaan bersalah, depresi, atau
muak terhadap diri sendiri. Orang selalu memiliki perilaku kompensasi yang rekuren seperti
mencahar ( muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksatif yang berulang, atau pemakaian
diuretika), puasa, atau melakukan aktifitas yang berat. Bulimia nervosa adalah gangguan pola
makan yang ditandai dengan usaha untuk memuntahkan kembali secara terus-menerus apa
yang telah dimakan sebelumnya. Bulimia nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai oleh
serangan berulang perilaku makan berlebih dan preokupasi berlebihan perihal berat
badannya, sehingga pasien menggunakan cara yang sangat ketat untuk mengurangi efek
“menggemukkan” dari makanan (PPDGJ III). Definisi lain dari bulimia nervosa adalah suatu
gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang diikuti oleh
pembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, diikuti oleh perhatian yang berlebihan
terhadap berat badan dan bentuk tubuh. Sebagian besar penderita adalah wanita, sangat peduli
akan bentuk tubuh dan berat badan dan termasuk golongan sosial ekonomi menengah ke atas.
Mengeluarkan makanan yang dimakan ini bisa melalui muntah yang biasanya diinduksi
dengan obat pencahar, selain itu juga dengan mengeluarkannya lewat kencing dengan
menggunakan obat diuretik. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-IV) kriteria anoreksia nervosa adalah penolakan untuk mempertahankan berat badan
normal minimal. Sedangkan Bulimia Nervosa dikriteriakan sebagai pengulangan keadaan
binge eating diikuti dengan tindakan kompensasi seperti sengaja muntah, menggunakan
laksatif, diuretik, atau obat lainnya, puasa atau olahraga berlebihan. DSM-IV membagikan
Bulimia nervosa dalam dua bentuk yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe purging, individu
tersebut memuntahkan kembali makanan secara sengaja. Dilakukan dengan menusukkan jari
ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat-obatan laksatif, obat pencahar, maupun
obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak
menambah berat badan. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain
selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa atau berolahraga secara
berlebihan.
Penyebab/etiologi dan mekanisme (fisiologi)
Adapun faktor penyebab gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia nervosa sebagai
berikut :
1) Faktor sosio-kultural Tekanan yang berlebihan pada wanita muda untuk mencapai standart
kurus yang tidak realistis
2) Faktor psikologis
a. Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkurangnya kontrol
yang diikuti dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan yang
bersifat bulimik.
b. Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk
mencapai berat badan yang diinginkan.
c. Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan selain diet.
d. Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual
e. Kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir secara
dikotomis/ hitam putih
3) Faktor keluarga
a. Keluarga dari pasien gangguan makan seringkali memiliki karakteristik yang sama
yaitu adanya konflik, kurang kedekatan dan pengasuhan, serta gagal dalam
membangun kemandirian dan otonomi pada diri anak perempuan mereka.
b. Dari perspektif sistim keluarga, gangguan makan pada anak perempuan dapat
memberi keseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan mengalihkan
perhatian dari masalah keluarga ataupun masalah pernikahan.
4) Faktor biologis
a. Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada sistim neurotransmitter di otak yang
mengatur mood dan nafsu makan.
b. Kemungkinan pengaruh genetis. Faktor genetik, Pada umumnya para peneliti percaya
bahwa faktor hereditas berpengaruh terhadap gangguan pola makan.
MEKANISME FISIOLOGI
Mekanisme terjadinya bulimia adalah terdapatnya neurotransmitter tertentu ialah suatu
senyawa kimia yang menghantarkan impuls syaraf, pada orang yang bulimia kadarnya
tidak normal sehingga para peneliti ini beranggapan ada kelainan pada sistem syaraf pusat
yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Neurotransmitter yang abnormal tersebut
adalah serotonin, yang juga dipercaya sebagai neurotransmitter yang berhubungan dengan
gangguan mood. Penelitian terhadap kembar identik dan kembar fraternal membuktikan
bahwa prilaku gangguan pola makan pada kembar identik lebih besar kemungkinan
terjadinya dibandingkan kembar fraternal. Hal itu disebabkan susunan genetik kembar
identik sama dibandingkan kembar fraternal. Neurotransmitter ini akan berfungsi secara
abnormal pada penderita depresi. Disamping menciptakan rasa kepuasan fisik dan emosi,
neurotransmitter serotonin juga menghasilkan efek kurang nafsu makan. Bahan kimia
otak juga telah diteliti pengaruhnya terhadap gangguan pola makan. Ditandai dengan
meningkatnya kadar hormon vasopressin dan kortisol. Kedua hormone ini secara normal
di keluarkan sebagai respon terhadap stress yang dialami oleh penderita tersebut. Pada
penelitian lain ditemukan bahwa tingginya level neuropeptida dan peptide juga
berpengaruh terhadap penderita Bulimia. Kedua hormon tersebut menyebabkan
rangsangan untuk makan pada uji coba binatang.
Faktor Resiko akibat Bulimia
Depresi adalah karakteristik dari penderita bulimia. Bulimia menghasilkan
ketidakseimbangan lambung dan kimiawi dalam tubuh. Kebanyakan penyebab anoreksia juga
menyebabkan bulimia (Leon, 1991).
Akibat Bulimia:
1. pembengkakan kelenjar ludah di pipi
2. Jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah
3. Pengikisan email gigi akibat bulimia yang sering muntah dan mengeluarkan asam
lambung
4. Kadar kalium yang rendah dalam darah.
5. Gigi sensitive terhadap panas atau dingin
6. Masalah pada kelenjar ludah yang berupa rasa nyeri atau pembengkakan
7. Paparan asam lambung berlebih pada kerongkongan bisa menyebabkan borok, pecah
atau penyempitan.
8. Terganggunya proses pencernaan akibat pencahar, bisa mengakibatkan disfungsi
organ pencernaan .
9. Ketidakseimbangan cairan tubuh akibat stimulus zat diuretic secara berlebih.
10. Mirip dengan anoreksia nervosa, orang yang menderita bulima nervosa juga
mempunyai penyakit psikologis seperti depresi, dan ansietas.
11. Penyakit refluks gastroesofagus, intestinal distress dan iritasi akibat penyalahgunaan
obat cuci perut,
12. dehidrasi berat karena kekurangan cairan dari tubuh.
13. Gangguan mood adalah sering pada pasien dengan bulimia nervosa dan simptom
cemas dan tegang (tension) sering dialami. Kebanyakan pasien dengan bulimia
nervosa mengalami depresi ringan dan sesetengah mengalami gangguan mood dan
perilaku yang serius seperti cobaan membunuh diri dan penyalahgunaan alkohol dan
obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan bulimia nervosa merasa malu dengan
perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahasiakannya dari keluarga dan
temanteman.
Penatalaksanaan secara umum
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan dalam pola makan seperti kelainan
genetik, tekanan sosial untuk menjadi langsing, tekanan dari teman sebaya, dan lain-lain.
Penerimaan dari lingkungan merupakan langkah awal penyembuhan kelainan bulimia.
Kebanyakan penderita tetap tinggal dalam penyangkalan dan menolak untuk ditolong.
Langkah penyembuhan lain adalah dengan melakukan psikoterapi pada penderita, keluarga
maupun lingkungan tempat penderita berasal. Pemberian obat, termasuk antidepresan,
kadang-kadang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Terapi gizi juga penting sebagai asupan
vitamin dan mineral bagi penderita. Namun jika langkah-langkah tersebut tidak membawa
hasil, satu-satunya cara yaitu dengan membawa penderita ke rumah sakit untuk diopname,
terutama bagi penderita anoreksia. Itu dilakukan jika berat badan penderita menurun hingga
25% dari berat normal atau jika organ-organ vital dalam tubuh mengalami cedera. Ingatlah
bahwa pola makan sehat adalah cara hidup yang terbaik. Jangan biarkan diri kita di bawah
tekanan sosial atau teman sebaya. Satu lagi yang terpenting, tetaplah percaya diri sebab nilai
personaliti kita tidak ditentukan oleh seberapa kurus atau gemuknya tubuh kita.
Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk Psikotherapi individual
dengan pendekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan farmakoterapi.
Terapi CBT ( Cognitive behavioral therapy) merupakan terapi psikologis yang memiliki
tujuan menstop makanan yang berlebihan yang dapat menyebabkan muntah dan mengubah
sikap pasien terhadap makanan. Metode CBT memiliki 3 fase yang memerlukan waktu
khusus dalam 20 minggu terapi fase pertama, pasien diajarkan tentang bulimia nervosa yaitu
faktor-faktor yang menyebabkan penyakit ini diantaranya tindakan pengaturan frekuensi dan
pola makan dengan cara menghindari makanan yang sebanyak banyaknya atau pengetahuan
tentang purging pada sesi terapi ini. Pada fase kedua, pasien diajarkan dalam kebebasan
memilih makanan dan diberi tambahan waktu untuk memperbaiki makanan disfungsional
dalam tubuh dan pola pikirnya. Pada fase ketiga, tujuannya ialah maintenance dan mencegah
kekambuhan.
Terapi Farmakologi Medikasi antidepresan dapat menurunkan pesta makan dan mencahar
terlepas dari adanya suatu gangguan mood. Jadi, untuk siklus pesta makan dan mencahar
yang sukar yang tidak responsif terhadap psikoterapi saja, antidepresan telah digunakan
dengan berhasil. Imipramine (tofranil), desipramine (Norpramin), trazodone (desyrel), dan
inhibitor monoamin oksidas telah membantu. Fluoxetine (Prozac) juga menjanjikan sebagai
terapi yang efektif.2 Obat fluoxetine dengan dosis 60 mg / hari yang mempunyai efek dapat
menurukan respon muntah dan memperbaiki gangguan makan. Fluoxetine dilaporkan dapat
menurunkan respon muntah dan memperbaiki gangguan makanan dalam 4 minggu terapi.
Penggunaan terapi fluoxetine selama 1 tahun di laporkan dapat menurunkan kekambuhan dan
efeknya lebih tinggi dari pada placebo. Berbagai kasus 5 pasien kurus dengan gangguan
makan dilaporkan bahwa sertraline memiliki efek dapat memulihkan berat badan dan
mengurangi gangguan makan. Pada citalopram memiliki efek dalam mengobati gangguan
makan. Sedangkan pada milnacipran, obat anti depresan, kedua serotonergik dan
noradrenergic mempunyai efek dalam mengurangi gejala bulimia pada beberapa kasus yg
tidak tertangani. Tetapi sampai saat ini hanya fluoksetin, yang merupakan satu-satunya obat
yang dibenarkan Oleh U.S food and Drug Administration sebagai terapi Bulimia Nervosa.
Terapi nutrisi Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai
tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah
terhadap kesehatan. Pengaturan diet untuk penderita bulimia nervosa dilakukan secara
bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit
penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung
berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan
makan yang sehat dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga
yang teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan
diperoleh kadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderita. Oleh karena kebiasaan
makan yang jelek pada penderita bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka
pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa percaya diri kepada pasien
terhadap penampilan dan berat badannya.
Kesimpulan
Bulimia adalah penyakit yang akan sering kita jumpai dalam dunia klinis dan bulimia adalah
penyakit yang bisa disembuhkan dengan baik. Bulimia biasanya ditandai dengan memakan
makanan yang jauh lebih banyak dari porsi biasanya. Pasien dengan kondisi seperti ini
biasanya memiliki berat badan yang naik turun dalam batas normal berat badan manusia.
Perangsangan muntah yang biasa dilakukan oleh penderita bulimia biasanya dapat
menyebabkan beberapa komplikasi. Pasien dengan bulimia biasanya juga mengalami
abnormalitas pada keseimbangan cairan dan asam basa tubuhnya. Bulimia biasanya dikaitkan
juga dengan keadaan depresi, gangguan personality, penyalahgunaan (seperti penyalahgunaan
obat atau alkohol), percobaan bunuh diri dan masalah – masalah keluarga dan sosial yang
terjadi dalam kehidupannya. Pada dasarnya penyakit bulimia bisa disembuhkan dengan baik,
apalagi ketika bisa didiagnosa dengan dini maka dapat diobati dan disembuhkan dengan baik.
Rata – rata secara umum pasien bulimia bisa diobati dengan fluoxetine dan CBT, namun
demikian pengobatan yang baik yaitu dengan deteksi sedini mungkin penyakit ini dan
pencegahan melakukan kebiasaan dalam makan yang biasa dilakukan pada pasien bulimia.
Hal penting lainnya adalah penanganan fisiologi yang penting biasanya dilakukan pada
pasien – pasien yang memiliki gangguan makan dan memiliki gangguan berat badan, pada
pasien seperti ini pengobatan awal dan penilaian kondisi fisik secara menyeluruh biasanya
perlu dilakukan.
Daftar Pustaka
Dias, S., Fou, L., Keeney, E., Kendall, T., ., Mavranezouli, I., Slade, E., ... & Stockton, S.
(2018). Treatments for bulimia nervosa: a network meta-analysis. Psychological medicine.
Gibson, D., Mehler, P. S., & Workman, C. (2019). Medical Complications of Anorexia
Nervosa and Bulimia Nervosa. The Psychiatric clinics of North America, 42(2), 263-274.
Krisnani, H., Putri D., & Santoso, M.B. 2017. GANGGUAN MAKAN ANOREXIA
NERVOSA DAN BULIMIA NERVOSA PADA REMAJA, Prosiding Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 4 No: 3, p390 – 447
Syafiq, A., & Tantiani, T. 2018. Perilaku Makan Menyimpang pada Remaja di Jakarta. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 6

You might also like