Professional Documents
Culture Documents
Alat Indera Manusia-43842787
Alat Indera Manusia-43842787
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk:
1. Praktikum Indera Pengecap
a. Menentukan kecermatan pengecapan praktikum pada penggunaan beberapa
bahan.
b. Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecap primer,
berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutan.
c. Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap selain sensasi primer.
2. Praktikum Pembau
Mengetahui pentingnya pengaruh rangsangan bau terhadap kepekaan seseorang.
5. Kepekaan Sentuhan
a. Mengetahui letak kepekaan terhadap sentuhan dari bagian kulit.
b. Melatih kepekaan terhadap sentuhan.
6. Bintik Buta
Menentukan jarak benda yang banyangannya jatuh pada bintik buta.
INDERA PEMBAU
A. Hidung
Indera pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-
sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut
saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung
beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan
di udara
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai
indra pembau. Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan
dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-
sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut
saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau (sel olfaktori) pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap
bahan kimia bau-bauan di udara (Hadiyanti, 2009). Di dalam sel-sel olfaktori
terdapat sekumpulan rambut mikro atau silia. Silia akan mendeteksi partikel-
partikel pembawa bau tertentu dari udara, partikel ini larut dalam lapisan mucus.
Silia berhubungan dengan sel saraf olfaktori yang membawa impuls saraf menuju
otak. (Zulayka, 2012).
Proses penciuman dimulai saat zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap
masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut
dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran
pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-
ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori).
Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga
hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls
dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan
(Hadiyanti, 2009).
INDERA PERABA
A. Kulit
Untuk merasakan rabaan, tekanan, panas, dingin dan nyeri, indra yang
digunakan adalah kulit. Saraf yang menuju kulit adalah saraf kutaneus. Saraf ini
mencapai daerah bagian epidermis dari kulit.Saraf sensoris yang berada pada kulit
merupakan saraf telanjang, artinya saraf yang tidak bermielin. Reseptor pada kulit
bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsinya.
Saraf sensoris banyak terdapat pada kulit sehingga kulit tersebut juga
sebagai reseptor (penerima rangsang). Dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf
untuk menerima rangsangan. Ujung-ujung saraf tersebut memiliki fungsi masing-
masing.
Kulit adalah Indra peraba yang sederhana. Kepekaan peraba pada manusia
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya serabut-serabut saraf yang ada menyusunnya.
Semakin banyak saraf pada kulit tertentu maka semakin peka terhadap rangsang
begitu sebaliknya jika semakin sedikit saraf pada kulit maka kulit tersebut
semakin kurang peka terhadap rangsang. Dalam mengnali dan menanggapi
rangsang kulit memiliki beberapa macam reseptor.Klasifikasi reseptor antara lain:
1) Berdasarkan sumber rangsangan
a. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap
rangsangan eksterna atau luar.
b. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan
terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
c. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
2) Berdasarkan morfologi
a. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
b. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan
saraf di samping saraf badan akhir saraf.
C. Lokalisasi Taktil
Kemampuan sensori taktil dikategorikan dalam dua hal yaitu diskriminasi
intensitas dan diskriminasi spasial. Diskriminasi intensitas (misal sensitivitas)
merujuk kepada kemampuan menilai kekuatan simulus; diskriminasi spasial
merupakan kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsang. Basis saraf
dari sensitivitas membedakan taktil terletak pada jumlah cabang sensori dan unit
sensori pada setiap area di kulit.
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya
pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu
panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan
lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan
perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel
terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf
menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai
dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus
ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik
(mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
INDERA PENGLIHATAN
A. Bagian-bagian Mata
Bagian mata terbagi dalam 2 kategori yaitu bagian mata dalam dan bagian
mata luar. Kita mulai dari bagian mata dalam.
1) Mata bagian dalam:
a. Sklera: Sklera merupakan lapisan bola mata paling luar dan berwarna
putih. Fungsinya adalah untuk melindungi bola mata.
b. Kornea atau selaput tanduk: Kornea adalah bagian dari mata yang
merupakan lapisan transparan yang dapat ditembusi oleh cahaya dan tidak
memiliki pembulu darah. Kornea dibungkus oleh lapisan tipis konjungtiva
yang fungsinya untuk melindungi Kornea dari gesekan langsung.
c. Koroid: Koroid merupakan lapisan mata bagian tengah dan banyak
mengandung pembuluh darah dan juga pigmen.
d. Iris: Iris berfungsi uhntuk memberi warna pada mata dan mengatur besar
kecilnya pupil.
e. Pupil: Pupil berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam
mata dan melindungi retina. Apabila cahaya yang masuk ke pupil banyak
maka pupil akan mengecil dan sebaliknya.
f. Lensa: Lensa berfungsi memfokuskan bayangan benda agar jatuh tepat
pada retina. Lensa memiliki kemampuan untuk mencembungkan dan
memipihkan (mencekungkan). Kemampuan ini kemudian disebut dengan
Daya Akomodasi Lensa Mata.
g. Badan Bening: Badan Bening berfungsi untuk meneruskan cahaya dari
lensa mata ke retina.
h. Retina: Retina berfungsi untuk menerima bayangan benda yang diteruskan
oleh lensa mata. Di dalam retina inilah terdapat saraf Optik atau saraf
Penglihatan yang fungsinya meneruskan rangsang cahaya dari retina ke
susunan saraf pusat di otak. Dan di retina uga terdapat bagian yang paling
peka tehadap cahaya yang disebut dengan Bintik Kuning.
2) Mata Bagian Luar:
a. Alis: Alis berfungsi untuk melindungi mata dari keringat.
b. Kelopak Mata: Kelopak Mata berfungsi untuk melindungi mata dari
benda-benda asing semisal debu dan membuang kotoran yang menempel
pada mata.
c. Bulu mata: Berfungsi melindungi mata dari debu dan cahaya.
d. Kelenjar Air mata: Berfungsi untuk menghasilkan air mata yang bertugas
untuk menjaga mata agar tetap lembab alias tidak kekeringan.
e. Kelenjar Meibom: Kelenjar ini berfungsi menghasilkan lemak sehingga
mencegah kedua kelopak mata untuk saling mendekat.
C. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami
pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor,
lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata
normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang
paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan
sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke
tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan
waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel
konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel
konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang
masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari
obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar
tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus
direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar
obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang
jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek
yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan
dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat
pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh
difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat
difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini
akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal
dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang
mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah.
Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa
memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda
disebut daya akomodasi.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera,
kecuali cara mengubah fokus lensa.
2. Pembau
A. Alat dan Bahan
Alat: Spuit/Syringe 2,5 ml, sapu tangan dan kapas.
Bahan: Minyak menthol, minyak angin, parfum, dan minyak cengkih.
B. Langkah Kerja
a. Praktikan tidak boleh flu/ pilek
b. Menutup mata yang bersangkutan (praktikan)
c. Mengambil parfum dengan jarum syringe secukupnya, kemudian
melepaskan jarum dan membiarkan syringe dalam kondisi posisi terbalik
(lubang jarum menghadap ke atas).
d. Menyisipkan ujung penutup pada bagian belakang dalam hidung melalui
lubang hidung satu sisi, sedangkan satu sisi lain lubang hidung ditutup
dengan kapas agar yang membau hanya satu sisi saja. Kemudian praktikan
membau atau menghirup. Tanyakan bau apa yang dibaunya. Lalu
mencatat hasilnya.
e. Setelah itu, posisi syringe diarahkan ke atas, dan praktikan disuruh
menghirup lagi. Menanyakan bau apa yng dibaunya dan mana yang lebih
bau pada posisi pertama atau posisi kedua, lalu membandingkannya.
Kemudian mencatat hasilnya.
f. Mengulangi percobaan tersebut dengan bahan yang lain.
g. Menutup lubang hidung yang satu dengn kapas dan yang satu tetap
terbuka.
h. Menuang bahan pada spuit secukupnya
5. Kepekaan Sentuhan
A. Alat dan Bahan
Sapu tangan
Spidol
Penggaris
Jangka
B. Langkah Kerja
1. Praktikan ditutup matanya dan salah satu lengannya diletakkan di atas
meja
2. Kaki jangka diletakkan pada jarak 3 cm dan disentuhkan dengan tekanan
ringan kedua kaki jangka tadi secara bersama-sama pada bagian ventral
lengan bawah praktikan. Jika dia merasakan dua titik maka kedua kaki
jangka diperkecil, sebaliknya bila praktikan merasakan satu titik maka
jarak ke dua kaki diperbesar.
3. Dilakukan sedikit demi sedikit sampai memperoleh jarak yang terpendek
yang masih dirasakan dua titik oleh praktikan.
4. Data yang diperoleh dicatat
5. Diulangi pada praktikan lain
6. Mengulangi kegiatan diatas pada lengan bawah bagian dorsal, telapak
tangan bagian ventral dan dorsal, ujung jari tangan kiri dan tangan kanan,
dahi, pipi, tengkuk, dan bibir.
6. Bintik Buta
A. Alat dan Bahan
Mata uang logam 5 buah
Kertas karton
Penggaris
B. Langkah Kerja
1. Lima buah mata uang logam disusun berdiri lurus ke belakang dengan
jarak masing-masing 4 mm, 8 mm dan 16 mm.
2. Salah satu mata praktikan ditutup dengan kertas karton tebal. Sedangkan
mata yang satunya tertuju pada bagian tengah dari uang logam yang
terdepan.
3. Kepada praktikan ditanyai berapa mata uang yang tampak dan mata uang
mana yang tidak kelihatan. Jarak mata uang logam itu ke mata merupakan
jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
4. Mencoba diubah (memperbesar/ memperkecil) jarak antar mata uang
logam itu dan hasilnya dibandingkan.
5. Mata yang satunya juga diuji dan diulangi pada praktikan lain. Benda
yang bayangannya jatuh pada bintik buta suatu mata, bayangannya tidak
akan jatuh pada bintik buta sebelahnya. Orang tidak memperoleh kesan
penglihatan dari bayangan yang jatuh pada tempat yang tidak mengandung
sel batang dan sel kerucut.
-
-
-
- -
-
-
Manis - - -
b - -
b b
++ b b
+ ++ b
+ b
+ +
+
+
- -
+- ++
Asam +- ++
++ ++
- + - +
+bb +bb
bb+ bb+
++ ++ ++ ++
- -
++ ++
Asin ++ ++
++ ++
- + - +
+b +b
bb bb
++ b+ ++ b+
+ +
+ +
++ ++
- -
Pahit - -
- -
- - - -
b b
b b
- b - b
b b
+ +
- + - +
+ +
++ ++
Pedas ++ ++
++ ++
- ++ - ++
bb bb
bb bb
++ ++ ++ ++
+ +
Pada eksperimen indera pengecap praktikan mempunyai kecermatan
yang baik dalam mengetahui bahan yang digunakan. (larutan asin, asam,
manis, pahit dan pedas). Kelima rasa tersebut direspon oleh lidah pada tempat
yang berbeda-beda. Rasa asin direspon oleh lidah bagian samping depan dan
belakang, pangkal lidah sensitif terhadap rasa pahit, bagian samping belakang
dan depan juga peka terhadap rasa asam, ujung lidahnya sensitif terhadap rasa
manis, dan rasa pedas direspon oleh seluruh permukaan lidah kecuali pada
pangkal lidah.
Praktikan mempunyai kecermatan yang baik dalam mengetahui bahan
yang digunakan. (larutan asin, asam, manis, pahit dan pedas). Hal ini
disebabkan karena terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin,
asam, pahit, dan rasa manis. Tiap rasa tersebut direspon oleh lidah pada
tempat yang berbeda-beda. . Rasa asin direspon oleh lidah bagian samping
depan dan belakang, pangkal lidah sensitif terhadap rasa pahit, bagian
samping belakang dan depan juga peka terhadap rasa asam, ujung lidahnya
sensitif terhadap rasa manis, dan rasa pedas direspon oleh seluruh permukaan
lidah kecuali pada pangkal lidah.
Lidah merupakan indera pengecap, yang mempunyai kuncup-kuncup
pengecap yang merupakan reseptor rasa. Kuncup pengecap tersebut berbentuk
seperti bawang kecil, terletak pada permukaan epitelium dan pada tonjolan-
tonjolan kecil (papilla) pada permukaan atas lidah. Kuncup pengecap juga
terdapat pada langit-langit rongga mulut, laring, dan faring.
Kuncup pengecap tergolong kemoreseptor yang menerima rangsangan
zat-zat kimia dalam makanan. Zat-zat kimia tersebut mencapai kuncup
pengecap melalui pori pengecap (taste pores). Pada ujung sel reseptor yang
menghadap ke lubang pengecap dilengkapi dengan mikrifili yang disebut
rambut pengecap (rambut gustatori). Sel-sel reseptor tersebut akan
berhubungan dengan ujung dendrite saraf pengecap yang akan meneruskan
impulsnya ke korteks otak, kemudian korteks otak akan menanggapi atau
memberi respon terhadap zat-zat kimia tersebut, selanjutnya indera pengecap
(lidah) dapat mengatahui rasa apa yang sedang dirasakan.
2. Pembau
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada keadaan hidung tertutup
maka indera pengecapan kurang terasa. Hal ini karena subjek 1 saat tidak
dapat menebak nama bahan yang di ujikan yakni kentang saat hidung tertutup.
Sedangkan untuk subjek 2, semuanya dapat tertebak dengan benar. Hal ini
berarti tingkat kepekaan indra pengecap subjek 2 lebih baik dibandingkan
subjek 1. Akan tetapi baik menurut subjek 1 maupun 2, ketika hidung tertutup
mereka hanya mengandalkan rasa manis dari masing-masing bahan untuk
menebak nama bahan makanan tersebut. Dari ketiga bahan yang ada apel
memiliki rasa yang paling manis, disusul dengan bengkoang lalu yang terakhir
kentang. Pada keadaan hidung tertutup, saat makanan dimasukkan kemulut
subjek tidak dapat menebak nama bahan, baru ketika subjek mengunyah
bahan makanan tersebut mereka mencoba menebak nama bahan berdasarkan
tingkat kemanisannya. Sedangkan pada keadaan hidung terbuka, ketika bahan
makanan dimasukkan ke mulut secara bergantian mereka sudah dapat
menebak nama bahan makanan tersebut tanpa harus mengunyahnya terlebih
dahulu. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan antara indera
pembau dan pengecap. Masing-masing makanan memiliki bau yang khas, dan
biasanya dari bau itulah kita dapat mengenali jenis makanan itu walaupun
tanpa memakannya. Ketika makanan masuk ke mulut, hidung sebagai indra
pembau terlebih dahulu mengirimkan impuls ke otak untuk mengenali jenis
makanan tersebut. Dan dari situ setidaknya kita sudah dapat membayangkan
rasa makanan tersebut, sensasi ini akan diperkuat ketika papilla-papila pada
lidah sebagai indera pengecap sudah menerima rangsangan zat kimia dari
makanan tentang rasa makanan apakah manis, asam, asin atau pahit. Sehingga
di sini dapat dikatakan bahwa antara indra pembau dan pengecap memiliki
hubungan yang dapat menguatkan sensasi rasa dan bau dari makanan
sehingga subjek akan dengan mudah menebak bahan makanan bila indra
pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah) bekerja dengan baik.
5. Kepekaan Sentuhan
6. Bintik Buta
Subjek I Subjek II
Jumlah mata No. Mata uang Jumlah mata No. Mata uang
Jarak uang yg yg tak tampak uang yg yg tak tampak
tampak tampak
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
4 mm 1 1 1 1 1 1 1 1
8 mm 1 2 1 1 1 1 2 1
16 mm 2 4 1 1 3 2 4 3
Berdasarkan analisis data, pada subjek I diperoleh pada jarak 4 mm
(jarak terkecil) hanya bisa melihat 1 mata uang dan yang tak terlihat nomor 1
baik pada mata kiri dan mata kanan. Hal ini menandakan bahwa dia melihat 4
keping mata uang (nomor 2,3,4,5) seperti melihat 1 keping saja.
Pada jarak 8 mm, dia dapat melihat 1 mata uang pada mata kanan, hal
ini menandakan bahwa dia melihat 4 keping mata uang seperti melihat 1
keping saja. Melihat 2 mata uang pada mata kiri, berarti melihat 4 keping
tampak 2 keping saja. Sedang pada jarak 16 mm subjek 1 dapat melihat 2
mata uang pada mata kanan, berarti melihat 4 keping tampak 2 keping saja.
Melihat 4 mata uang pada mata kiri, berarti bisa melihat 4 keping.
Pada subjek II diperoleh pada jarak 4 mm (jarak terkecil) hanya bisa
melihat 1 mata uang dan yang tak terlihat nomor 1 baik pada mata kiri dan
mata kanan. Hal ini menandakan bahwa dia melihat 4 keping mata uang
(nomor 2,3,4,5) seperti melihat 1 keping saja.
Pada jarak 8 mm, dia dapat melihat 1 mata uang pada mata kanan, hal
ini menandakan bahwa dia melihat 4 keping mata uang seperti melihat 1
keping saja. Melihat 2 mata uang pada mata kiri, berarti melihat 4 keping
tampak 2 keping saja. Sedang pada jarak 16 mm dapat melihat 3 mata uang
pada mata kanan, berarti melihat 4 keping seperti hanya tampak 3 keping saja,
dan pada mata kiri melihat 2 keping, berarti dia melihat 4 keping seperti 2
keping saja yang tampak.
Dengan demikian jarak benda (di 16 mm) yang masuk ke bintik buta
lebih sedikit dari pada yang jaraknya 4 dan 8 mm, sehingga benda yang
semula pada jarak yang berdekatan (4 mm dan 8 mm) hanya bisa tampak 1
atau 2 keping saja akan berubah menjadi lebih banyak yang kelihatan, karena
bayangan benda sebagian besar bisa ditangkap oleh retina.
V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan mengenai pengaruh berbagai stimulus terhadap tipe reseptor
pada masing-masing indera, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Indera Pengecap
Daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecap primer berdasarkan
kepekaan tertinggi terhadap bahan yang digunakan dibagi menjadi 4 daerah
penyebaran yaitu: rasa asin dapat direspon oleh lidah bagian samping depan, rasa
pahit direspon oleh pangkal lidah, lidah bagian tepi belakang peka terhadap rasa
asam, ujung lidahnya sensitif terhadap rasa manis, dan adanya rasa pedas direspon
oleh seluruh permukaan lidah kecuali pangkal lidah.
2. Indera Pembau
Proses pembauan disebabkan karena adanya kemoreseptor di permukaan dalam
hidung yang mampu menanggapi rangsangan berupa bau yaitu zat kimia.
Semakin banyak zat yang ditangkap oleh olfaktori, semakin kuat rangsangan yang
dihasilakan
3. Indera Pembau dan Pengecap
Ada pengaruh bau terhadap pengecapan, jika hidung dalam keadaan tertutup
maka indera pengecapan kurang terasa karena melalui bau sensasi rasa dari
makanan lebih terasa.
4. Pengaruh Dingin Terhadap Kepekaan Rasa Sakit
Ada pengaruh dingin tehadap rasa nyeri, yakni rasa dingin oleh es batu yang
diberikan pada area yang terasa sakit akan membuat rasa nyeri cepat hilang
5. Kepekaan Sentuhan
Setiap orang memiliki kepekaan kulit yang beda, dan tingkat kesensitifannya
berbeda pula pada setiap masing-masing kulit. Bagian kulit tubuh yang paling
sensitif berada pada telapak tangan bagian dorsal, ujung jari kanan dan kiri, dan
bibir. Sedangkan bagian kulit tubuh yang kurang sensitif terdapat pada kulit pipi
dan tengkuk.
6. Bintik Buta
Ada pengaruh jarak benda yang jatuh pada bintik buta. Semakin jauh jarak antar
koin maka peluang jatuh di bintik buta makin kecil dan semakin banyak yang
jatuh pada bintik buta dan sebaliknya semakin dekat jarak antar koin maka
peluang jatuh di bintik buta makin besar dan makin sedikit yang jatuh di bintik
buta.
7. Refleks Pupil Terhadap Intensitas Cahaya
Semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam mata maka pupil akan semakin
mengecil sedangkan apabila cahaya yang masuk ke dalam mata sedikit maka
pupil akan membesar.
8. Refleks Pupil Terhadap Akomodasi Mata
Pupil mata akan mengecil jika melihat benda pada posisi yang jauh dari mata
sedangkan pupil mata akan membesar jika melihat benda pada posisi yang dekat
dari mata.
VI. Daftar Pustaka
Armadi. Gerak refleks. Blog Armadi. http://armadibioz.wordpress.com diakses pada
tanggal 18 Maret 2013.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, 2004. Biologi Edisi ke
5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.