You are on page 1of 8

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI MASA PANDEMI

Talitha Nabila
1910631070125
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang
Email: talithan2203@gmail.com

Abstrak

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan suatu integral dari seistem pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan
berpikir keritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral
melalui aktivitas jasmani olahraga. Ada dampak jangka pendek bagi keberlangsungan
pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertama adalah dampak jangka
pendek Pembelajaran online membuat siswa berkomunikasi melalui perantara gawai
mengakibatkan interaksi antara satu individu dengan individu lainnya berkurang dalam
berkomunikasi. Penggunaan pembelajaran online di berbagai negara semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Kedua Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang akan terpapar
dampak jangka panjang dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari sisi waktu jangka
panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat
dan antar daerah. Dalam hal ini diperlukan strategi untuk menngkatkan keterlaksanaan
pembelajaran Pendidikan Jasmani. Dalam refrensi yang didapat sejumlah 2 yaitu
menggunakan metode survey ternyata banyak siswa yang mengeluhkan juga belajar daring
di saat pandemic ini dan para guru Pendidikan Jasmani mengalami hambatan disituasi
Covid-19.
Keyword: Strategi, Covid-19, Jasmani, Guru, Sekolah

Pendahuluan

Didalam dokumen Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yang


berlaku di Indonesia dikatakan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
merupakan media untuk mendorong perkembangan psikis. penghayatan nilai-nilai (sikap-
mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.(Widiyatmoko, 2017)

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan suatu integral dari seistem pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
keterampilan berpikir keritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui aktivitas jasmani olahraga. Dengan pendidikan jasmani siswa akan
memperoleh ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta
berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, memiliki kebugaran jasmani kebiasaan hidup
sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.(Fitriana, Iqbal,
Julianti, Pendidikan, & Karawang, 2020)
Namun pada wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang melanda lebih dari 200
negara di dunia, telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan,
khususnya pendidikan menengah atas. Mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah
telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti isolasi, social and physical distancing
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan warganya
untuk tetap stay at home, bekerja, beribadah dan belajar di rumah (Nopiyanto, Raibowo,
Suryatama, & Ibrahim, 2020) Hal ini dilakukan untuk menghindari kontak langsung antara
pendidik dan peserta didik yang mana sistem pembelajaran secara kovensional atau tatap
muka dapat memperluas penyebaran virus covid-19.(Jayul & Irwanto, 2020)
Rumusan masalah

1. Apakah strategi pembelajaran Penjas dapatt diimplementasikan secara efisien?


2. Apakah proes pembelajaran Penjas berlangsung secara optimal melalui daring?

Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Covid-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis baru coronavirus. 'CO' adalah
singkatan dari corona, 'VI' untuk virus, dan 'D' untuk penyakit. Sebelumnya, penyakit ini
disebut sebagai 2019 novel coronavirus aa 2019-nCoV. Virus COVID-19 adalah virus baru
yang terhubung dengan keluarga yang sama sebagai Sindrom Pernafasan Akut Parah
(SARS) dan beberapa jenis flu biasa. Gejala yang dialami penderita diantaranya: demam,
batuk dan sesak napas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia
atau kesulitan bernafas. Lebih parah lagi jika tidak segera ditangani penyakitnya bisa
berakibat fatal. Gejala-gejala ini mirip dengan fl (inflenza) atau flu biasa, yang jauh lebih
umum daripada COVID-19. Inilah sebabnya mengapa pengujian diperlukan untuk
konfirmasi jika seseorang terpapar COVID-19. Virus ini ditularkan melalui kontak
langsung dengan percikan dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui
batuk dan bersin). Orang juga dapat terinfeksi karena menyentuh permukaan yang
terkontaminasi virus ini lalu menyentuh wajahnya (misal: mata, hidung, 14 mulut). Virus
COVID-19 dapat bertahan hidup dipermukaan selama beberapa jam, tetapi disinfektan
sederhana dapat membunuhnya. Semua orang beresiko terpapar virus ini mulai bayi,anak-
anak, remaja dan orang dewasa. Apalagi sebelumnya sudah mempunyai penyakit bawaan
seperti : diabetes dan penyakit jantung akan beresiko lebih parah.(Rio Pramada, 2020)
2. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses sosialisasi via aktivitas
jasmani, bermain dan/atau olahraga yang bersifat selektif untuk mencapai tujuan
pendidikan. Uraian itu menggambarkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses
pendidikan dimana aktivitas jasmani menjadi sasaran dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan pada umumnya. Sedangkan Bucher (1960) memberikan batasan bahwa
pendidikan jasamani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba
mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran, mental, social, serta emosional
bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani. Disini juga digambarkan bahwa
aktivitas jasmani juga menjadi alat mencapai pendidikan. Bukan hanya itu saja bahwa
didalamnya ditujukan bukan hanya untuk mengambangkan kebugaran jasmani saja
melainkan masuk kedalam sistem mental, emosional bahkan dalam kehidupan sosial.
3. Strategi Pembelajaran Penjas
Untuk tercapainya standar kompetensi dan tujuan strategi pembelajaran penjas,
seorang guru penjas nantinya harus perlu didukung dengan adanya perangkat
pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam proses ini
adalah bahan ajar. Bahan ajar memuat seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, jelas, dan tertulis untuk menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai dan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) dalam
(PENDIDIKAN, 2003). Pada masa pandemi (covid-19) ini, perlu ada pendalaman
pemahaman mengenai materi kesehatan yang dapat membantu antisipasi penularan
virus kepada pendidik, peserta didik dan orang tua. Materi kesehatan tersebut bisa
didapat melalui pembelajaran penjas, diantaranya tentang pola hidup sehat, jaga
kebersihan dan kebugaran jasmani. Hal ini sejalan dengan (Permendiknas, 2006)
bahwa untuk membantu siswa memantapkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui
pengenalan 38 dan penanaman sikap positif serta membangkitkan motivasi dalam
belajar untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar sebagai aktivitas jasmani antara
lain : (a) Terbentuknya sikap dan perilaku seperti : disiplin, kejujuran,, kerja sama
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku; (b) Mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta mempunyai
kemampuan, penampilan, keterampilan gerak benar dan efisien; (c) Meningkatkan
kesegaran jasmani dan kesehatan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah yaitu Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan.(Nopiyanto et al., 2020)

Metodelogi

Pada refrensi jurnal yang menjadi acuan pertama dari Nopiyanto et al., 2020 merupakan
jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survei yang
berutujuan untuk mengetahui hambatan guru generasi 80-an di sekolah menengah atas
dalam pembelajaran daring ditengah pandemi Covid-19. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan angket yang terdiri dari 20 item pernyataan dan terdiri dari lima indikator
yaitu; media, sikap, motivasi, kreativitas, dan sarana prasarana. Skala yang diguanakan
yaitu skala Likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu; selalu, sering, kadang-
kadang, jarang, dan tidak pernah. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yakni
validitas isi karena dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner.
Subjek dalam penelitian ini adalah 30 guru pendidikan jasmani generasi 80-an di
Kabupaten Bengkulu Utara.
Sedangkan refrensi jurnal yang menjadi acuan kedua dari Rochman, Indahwati, & ..., 2020
bahwa merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan satu variable tanpa
membuat perbandingan dengan variabel lainnya. Variabel dalam penelitian ini adalah
“keterlaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani tingkat SMP di masa pandemi COVID-
19 seKabupaten Sidoarjo”. Metode yang digunakan adalah survey dengan menggunakan
teknik penyebaran angket dan Dokumentasi. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui dan menentukan informasi sebanyak-banyaknya tentang identifikasi
keterlaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani tingkat SMP di masa pandemi COVID-
19 seKabupaten Sidoarjo.

Pembahasan dan Hasil


Berdasarkan hasil penelitian di dalam refrensi jurnal acuan pertama dapat diketahui
bahwa 81% guru selalu mengalami hambatan mengenai media pembelajaran yang
digunakan selama pembelajaran daring dikarenakan guru generasi 80-an adalah pengguna
pemula dalam media pembelajaran berbasis teknologi komputer dan internet. Penguasaan
media pembelajaran pada masa sekarang terkait dengan inovasi dalam mengajar untuk
menjadikan kelas yang kondusif dan menyenangkan serta siswa lebih tertarik dan lebih
semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran berbasis teknologi informasi memerlukan keahlian khusus,
bukan berarti media tersebut dihindari dan ditinggalkan. Hal ini dikarenakan belum adanya
pengalaman guru dalam melakukan pembelajaran daring atau ini merupakan pertama
kalinya bagi guru generari 80-an dalam pembeajaran daring. Dalam penelitian ini, guru
belum mampu memberian respons secara positif dalam proses pembelajaran daring,
padahal pengetahuan tentang strategi pembelajaran, sikap dan motivasi guru berpengaruh
langsung terhadap hasil belajar anak(Nopiyanto et al., 2020)
Berdasarkan distribusi frekuensi pada identifikasi tingkat keterlaksanaan
pembelajaran PJOK tingkat SMP di Masa Pandemi COVID-19 seluruh guru olahraga SMP
se-Kabupaten Sidoarjo dapat disajikan sebagai berikut. identifikasi tingkat keterlaksanaan
pembelajaran PJOK tingkat SMP di Masa Pandemi COVID-19 seluruh guru olahraga SMP
se-Kabupaten Sidoarjo berada pada kategori “sangat rendah” sebesar 8% (8 guru), “rendah”
sebesar 15.0% (15 guru), “sedang” sebesar 46% (46 guru), “tinggi” sebesar 26.0% (26
guru), dan “sangat tinggi” sebesar 5% (5 peserta didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu
89.62, identifikasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran PJOK tingkat SMP di Masa
Pandemi COVID-19 seluruh guru olahraga seKabupaten Sidoarjo “sedang”
Berdasarkan data data penelitian bahwa keterlaksanaan pembelajaran PJOK tingkat
SMP di kabupaten Sidoarjo berada dalam kategori sedang hal ini menunjukkan bahwa
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terdapat tiga
kompetensi pokok guru yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sebagian guru PJOK
hanya mempunyai kompetensi dalam perencanaan. Sedangkan kompetensi PJOK yang lain
dalam pelaksanakan dan evaluasi pendidikan jasmani, tidak sepenuhnya sesuai dengan teori
yang ada, ini menunjukkan bahwa keefektifan pembelajaran PJOK masih mengalami
banyak kendala.

Kesimpulan
Pada refrensi acuan pertama Nopiyanto et al., 2020 dapat disimpulkan bahwa
seorang guru yang kreatif maka dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif dan
efisien dengan menggabungkan berbagai kontekstual instruksional bahan, strategi
pengajaran, pembelajaran media pada Pendidikan Jasmani dan pengalaman kehidupan
nyata. Sedangkan refrensi jurnal acuan kedua bisa diambil kesimpulannya, pada saat siswa
melakukan pembelajaran di rumah sangat membatasi interaksi fisik mengakibatkan tidak
adanya interaksi sosial, sehingga komunikasi verbal dan non verbal tidak digunakan dengan
benar. Dari sini juga banyak siswa yang mengeluhkan kegiatan pembelajaran melalui
daring. Ada dampak baik pada Kondisi pandemik COVID 19 membuat banyak masyarakat
yang akhirnya memahami dan memanfaatkan aplikasi pembelajaran yang ada, baik bagi
peserta didik maupun tenaga pendidik.
Refrensi

Fitriana, A. E., Iqbal, R., Julianti, R. R., Pendidikan, I., & Karawang, U. S. (2020). I
mplementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kurikulum 2013 di SMAN 1
Jasinga Implementation Strategy of The Physical Education Learning in 2013
Curriculum at Senior High School 1 Jasinga. 1(November), 103–110.
Jayul, A., & Irwanto, E. (2020). Model Pembelajaran Daring Sebagai Alternatif Proses
Kegiatan Belajar Pendidikan Jasmani di Tengah Pandemi Covid-19 Achmad. Jurnal
Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 6(2), 190–199.
Nopiyanto, Y. E., Raibowo, S., Suryatama, Y. R., & Ibrahim. (2020). Hambatan Guru
Pendidikan Jasmani Generasi 80-an Dalam Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi
Covid-19. Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani,
5(2), 1689–1699.
Rio Pramada. (2020). Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa
Dalam Mengikuti Pembelajaran Penjas Secara (Daring) Saat Pandemi Covid-19 Di
Mi Surya Utama Al Fajar Desa Kerep.
Rochman, B., Indahwati, N., & ... (2020). Identifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran PJOK
Tingkat SMP Di Masa Pandemi Covid 19 Se-Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Ilmiah …,
6(1), 257–265. Retrieved from
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/1343
Widiyatmoko, F. A. (2017). Strategi Implementasi Nilai Pendidikan Dalam Pembelajaran
Penjas Dikaji Dari Perspektif Lptk. Jendela Olahraga, 2(2), 29–34.
https://doi.org/10.26877/jo.v2i2.1699

You might also like