You are on page 1of 14

PASAL 1 RKS, memuat daftar simak (spesifikasi teknis)

PASAL 2 RKS, Persyaratan teknis Umum :


a. lingkup pekerjaan
b. refrensi
c. keahlian dan pertukangan
d. jenis dan mutu bahan
e. pelaksanaan
f. penjelasan RKS dan Gambar
g. keamanan dan penjagaan
h. laporan mingguan dan harian
i. jaminan keselamatan tenaga kerja
j. alat pelaksanaan pengukuran
k. syarat pemeriksaan bahan bangunan
l. pengujian hasil pekerjaan
m. penutupan hasil pelaksanaan pekerjaan
n. pekerjaan tidak baik
o. pekerjaan tidak baik
p. pekerjaan tambah kurang
q. penyelesaian dan penyerahan

PASAL 3 RKS, Pekerjaan Persiapan

PASAL 4 RKS, (HSE) >> Termasuk pencegahan COVID 19 di dalam proyek

PASAL 5 DST PEKERJAAN SESUAI RAB


SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STUKTUR
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

PASAL I
PELAKSANAAN KERJA
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekeria sama dengan pengguna
barang/jasa, pengawas lapangan, konsultan perencana sebagai pengawas berkala dan
pengendali teknis dari Dinas Teknis terkait.

2. Untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik konstruksi tidak perlu dilakukan
studi value engineering untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dengan alasan
apapun tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan perencana.

3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi


ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan
perencana

4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. GUDANG
a. Gudang material harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan
dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain,
b. Bahan untuk pembuatan gudang dipergunakan kayu meranti dan dinding tripleks
berkualitas baik.
c. Luas lantai gudang 24 m2.
d. Gudang disediakan sendiri oleh penyedia barang/jasa. dengan biaya sendiri.
e. Lokasi gudang harus disetujui pengguna barang/jasa.

2. LOS KERJA / BEDENG KERJA


a. Penyedia barang/jasa harus menyediakan los kerja ukuran 4 x 6 m = 24 M2 untuk para
pekerja dan biaya penyedlaan los kerja ditanggung penyedia barang/jasa.
b. Penyedia barang/jasa harus membuat rencana lay out dari bangunan direksi keet dan
los kerja serta gudang material tersebut untuk mendapat persetujuan pengguna
barang/jasa.

3. PAPAN NAMA PEKERJAAN


a. Penyedia. barang/jasa wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan yang
berlaku dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
b. Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 120 cm bahan triplek.
c. Papan nama dipasang pada tempat yang ielas dan mudah dibaca.
Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_1
Malang
4. LISTRIK DAN AIR KERJA
Penyediaan listrik dan air keda untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia barang/jasa.

5. ALAT-ALAT KERJA/ALAT-ALAT BANTU


Penyedia barang/jasa harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya beton molen, vibrator dan alat-alat lainnya yang dinyatakan
perlu oleh pengguna barang/jasa.

6. P3K
Penyedia barang/jasa diwajibkan menyediakan kotak P3K termasuk isinya menurut
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang strategis dan
mudah dicari.

7. PHOTO PEKERJAAN 3 PHASE


a. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa dengan
menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk
tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

b. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan
petunjuk pengawas teknis atau pengguna barang/jasa.

c. Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh pengguna barang/jasa, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.

d. Khusus untuk pemotretan pada kondisl keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3
(tiga) kali.

PASAL 3
PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-
syarat pelaksanaannya.

2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata. yang
diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang akan
dipergunakan harus. mendapat persetujuan tertulis dan pengguna barang/jasa atau Pengawas
terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau
setaraf.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-
beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan sepert] tercanturn pada
"Recommended Practice For Concrete Formwork" (ACI. 347-68) dan peninjauan terhadap

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_2
Malang
beban angin dan lain-lain, peraturan harus dikontrol terhadap, peraturan pembangunan
pemerintah daerah setempat.

b. Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam gambar struktur
adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing
c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar dan perhitungan
acuan serta. sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa
atau pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus mendapat persetujuan
tertulis dari pengguna barang/jasa atau pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian
itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan
cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap, sesuai dengan jalannya
pengecoran beton
e. Susunan acuan dengan. penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa, sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh pengguna barang/jasa atau
pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil gergaji, tanah dan sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,kerataan/kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada
sisi bawah.
i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran
atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan
tidak bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari pengguna barang/jasa atau pengawas
baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada dalam beton
k. Pada, bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi (scaffolding).
m. Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan oleh pengguna
barang/jasa atau pengawas selama masih memenuhi syarat. Setelah pekerjaan di atas,
selesai, penyedia barang/jasa harus meminta persetujuan dan pengguna barang/jasa atau
pengawas dan minimum (3) hari sebelum pengecoran, pemborong harus mengajukan
permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada pengguna barang/jasa atau
pengawas.

4. PEMBONGKARAN
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia Tahun 71 dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendin dan
beban-beban pelaksanaan.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai
benikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_3
Malang
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa atau pengawas
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos / tidak sempurna.
Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-matenial lain disekitamya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakkan, akibat benturan pada saat pemindahan.
e. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka
penyedia barang/jasa harus segera memberitahukan kepada pengguna barang jasa atau
pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan pengisian atau
pembongkaranya.
Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos
tanpa persetujuan tertulis pengguna barang/jasa atau pengawas. Semua resiko yang
terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran
atau pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa
f. Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi proyek dan
dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh pengguna barang/jasa atau
pengawas sehinga tidak mengganggu lahan kerja.

mohon ditambahkan penggunaan bekisting untuk brp kali pakai sesuai SNI

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH/PASIR
1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
a. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pembersihan, meliputi lantai dan kolom-kolom
beton.
b. Penyedia barang/jasa harus menyediakan pompa air dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menyerap ataupun mengalirkan air sehingga semua daerah penggalian
dan pembuangan bebas dari air.
apakah ada pekerjaan galian tanah pada paket ini?
2. PEKERJAAN GALIAN TANAH
a. Penggalian tanah harus mencapal kedalaman yang telah ditentukan untuk saluran air
hujan yang disyaratkan dalam gambar perencanaan.
b. Penggalian akan mencakup pemindahan tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang
dijumpai dalam pengerjaan.
c. Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar-akar, tumbuh-tumbuhan atau tanah
humus yang dapat merusak pada bangunan diatasnya. Galian saluran air sisinya. dibuat
miring untuk menjaga terjadinya longsor, terutama tanah yang lembek.
d. Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar saluran air,
sehingga dicapal kedalaman, yang melebihi dari apa yang tertera dalam gambar
atau yang dapat disetujui oleh pengguna barang/jasa, maka kelebihan di atas
harus. ditimbun kemball dengan pasir yang dipadatkan. Risiko biaya pekerjaan
tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia barang/jasa.
- apakah ada pekerjaan urugan tanah pada paket ini?
3. PEKERJAAN URUGAN TANAH - bagimana dengan pekerjaan pasir urug untuk plat lantai? karena ada
a. Urug pasir bawah buis beton pekerjaan penurunan plat lantai dibagian tengah ruangan
b. Urug pasir bawah lantai 10 cm
Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_4
Malang
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 30 cm dipadatkan dengan stamper
d. Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pemasangan saluran buis beton atau
pasangan batu/ bata
e. Urugan tanah merah harus didatangkan dari luar lokasi bangunan
f. Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat
merusak. Untuk pekerjaan
penambahan beton mohon
dimasukan kedalam RKS,
terkait dengan metode kerja
PASAL 5 dan persyaratan
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan bekisting,
pengecoran dan perawatan.
mutu beton K-300 atau k-500 speeti di RAB?

a. Syarat-Syarat Mutu Beton


Disarankan kekuatan tekanan karakteristik minimum 300 kg/cm 2 (K-300) dan harus
tercapai setelah beton berumur 28 hari dan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 (NI-
2)

b. Pekerjaan Langit-Langit
Langit-langit yang menggantung dibuat penggantung dari kawat/besi baja yang ditanam
ke dalam plat beton sebelum di cor.

2. PEKERJAAN BETON.
a. Meliputi pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang.
cek item b. Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan ringbalk praktis, kolom praktis, pile cap,
ini dengan kolom struktur, balok struktur, tangga, ramp, dinding core lift dan lain-lain, sedangkan
RAB untuk pekerjaan beton tak bertulang meliputi lantai kerja.
c. Beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat pengaduk/pencampur beton secara
mekanikal(mesin), dan semua pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja
di lapangan. Sedangkan beton bertulang menggunakan Ready Mix dari batching plant
terdekat lokasi proyek.
d. Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan pengguna barang/jasa.
e. Bahan untuk campuran beton tidak bertulang adalah I bagian semen pc : 3 bagian pasir :
5 bagian kerikil, sedangkan untuk beton bertulang menggunakan Ready Mix mutu beton
minimum dengan karakteristik K300 NFA. mutu beton K-300 atau k-500 speeti di RAB?
ini untuk
pekerjaan f. Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis lainnya,
sitemix? dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk mencegah
m o h o n terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
d i b e r i
g. Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan struktur yang tidak
penjelasan
terpisah.
h. Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali, garam,
bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai dengan ketentuan
PAM, jernih dan tawar.
i. Campuran beton harus homogen sehingga mencapai kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
j. Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :
Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_5
Malang
Beton harus diaduk dengan beton molen yang cukup kapasitasnya hingga
homogen setelah semua bahan masuk.
Sebelum beton dibuat/dicor, bektisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan
bahan-bahan lain, begitu pula alat pengaduk.

k. Tata cara pengecoran beton bertulang :


Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03-2410-1989.
Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam
lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan
segera setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator).
Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun
bekisting.
Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton vang mengeras,
permukaan yang lama harus diberslhkan dan dikasarkan, permukaan sambungan
disiram dengan air semen. Penyambungan beton yang melebihi 7 hari dilapisi
dengan bahan penyarnbung.
Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang
beton selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik untuk
struktur kolom).

3. PEKERJAAN PEMBESIAN
a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesual gambar keria).
b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel harus
diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan sampai
menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut beton
yang disyaratkan dalam SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan. apakah std mutu baja u-39? bukan U-45?
f Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-39.
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

4. PEKERJAAN BEKISTING.
a. Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap. Semua
acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar leakage).
b. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan
harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan
Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_6
Malang
kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil pengecoran. Kekuatan penyangga,
silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari konstruksi acuan adalah
merupakan tanggung jawab Pemborong.
b. Pada bagian terendah (dari settap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
c. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada
sisi bawah.
d. Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain
yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi kekuatan
konstruksi (SNI 03 - 2847 - 1989).
e. Perencanaan acuan dan. konstrukstinya harus dapat menahan. beban-beban, tekanan
lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan. terhadap beban angin dan lain-lain
peraturan yang dikontrol terhadap peraturan pembangunan Pemerintah daerah
setempat.
f. Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai umur
minimal 8 hari atau beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG DINDING BASEMENT

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan bekisting,


pengecoran dan perawatan.

1. PENYEDIAAN BAHAN
a. Syarat-Syarat Mutu Beton, disarankan kekuatan tekanan karakteristik minimum 300
kg/cm2 atau K-300 NFA (Non Fly Ash) dan harus tercapai setelah beton beumur 28 hari
dan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 (NI-2)
b. Slump yang disarankan adalah 16 cm +/- 2 cm, sebelum pengecoran dilakukan test slump
dibawah pengawasan dan persetujuan Direksi
c. Perlunya penambahan aditif ex SIKA tipe VISCOCRETE 3115 ID atau setara untuk
mendapatkan slump yang disyaratkan
d. Berat jenis beton disyaratkan 2.400 kg/m3
e. Pekerjaan Langit-Langit yang menggantung dibuat penggantung dari kawat/besi
baja/angkur yang ditanam ke dalam plat beton sebelum di cor
f. Beton merupakan beton Ready Mix yang dicampur di batching plant di lokasi dekat
proyek dan bersertifikat
g. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan tes kubus beton 15x15x15 cm3 untuk
mendapatkan kuat tekan karakteristik dan berat jenis sesuai rencana. Sample benda uji
minimal sebanyak 15 (lima belas) buah dengan deviasi standar tidak boleh melebihi:
- 20 kg/cm2 untuk kuat tekan karakteristik beton
- 50 kg/m3 untuk Berat Jenis/Density Beton
h. Untuk material pasir harus mengandung unsur besi yang baik dan tidak mengandung
lumpur
i. Untuk agregat , batu split yang digunakan adalah hasil dari crusher machine berukuran
20-30 mm untuk pembetonan horizontal dan lantai

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_7
Malang
2. PEMBESIAN
a. Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesual gambar keria).
b. Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi utama (vertikal) dengan begel (horisontal) harus benar-benar kuat jangan
sampai menimbulkan perubahan pada waktu pengecoran dan semua silangan besi utama
dengan begel harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Selimut beton pada area dinding yang berhubungan dengan tanah setebal 6 cm dan pada
area dinding yang tidak berhubungan dengan tanah setebal 4 cm
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan
f. Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-39 produksi KS, MS atau setara dengan
sertifikat SNI dengan diameter sesuai gambar rencana
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah

3. BEKISTING
a. Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap. Semua
acuan harus diberi penguat datar dan vertikal sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar leakage).
b. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan
harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan
kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil pengecoran. Kekuatan penyangga,
silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari konstruksi acuan adalah
merupakan tanggung jawab Pemborong.
c. Pada bagian terendah (dari settap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d. Panel acuan terbuat dari plywood dengan tebal 15 mm, berlapis film atau phenolic.
e. Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu dengan solar atau olie sebelum
pengecoran.
f. Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain
yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi kekuatan
konstruksi (SNI 03 - 2847 - 1989).
g. Perencanaan acuan dan. konstrukstinya harus dapat menahan. beban-beban, tekanan
lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan dan lain-lain peraturan yang dikontrol
terhadap peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat.
h. Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai umur minimal 8
hari atau beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan.

4. PENGECORAN DAN PERAWATAN


a. Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi diberitahukan agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu pengecoran.
b. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03-2410-1989.

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_8
Malang
c. Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam lapisan
horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
d. Pengecoran diwajibkan menggunakan bantuan mesin pompa cor
e. Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan segera
setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator).
f. Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerakan tulangan maupun bekisting
g. Pelaksanaan pengencoran dilakukan secara frontal pada ke empat sisi dinding dengan
tinggi setiap segment maksimal 2 meter
h. Penyambungan beton dilapisi dengan bahan penyambung ex SIKA tipe SIKASWELL atau
setara
i. Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang beton oleh
matahari, maka selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik)
j. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka
penyedia barang/jasa harus segera memberitahukan kepada pengguna barang jasa atau
pengawas, untuk meminta persetujuan tertulls mengenai cara perbaikan pengisian atau
pembongkaranya.
k. Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang
keropos tanpa persetujuan tertulis pengguna barang/jasa atau pengawas. Semua
resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan,
pembongkaran atau pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi
tanggungJawab penyedia barang/jasa.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON BERTULANG AREA RADIOLOGI (LINAC)

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan bekisting,


pengecoran dan perawatan.

1. PENYEDIAAN BAHAN
a. Syarat-Syarat Mutu Beton, disarankan kekuatan tekanan karakteristik minimum 500
kg/cm2 atau K-500 NFA (Non Fly Ash), harus tercapai setelah beton berumur 28 hari dan
harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 (NI-2)
b. Slump yang disarankan adalah 18 cm +/- 2 cm, sebelum pengecoran dilakukan test slump
dibawah pengawasan dan persetujuan Direksi
c. Perlunya penambahan aditif ex SIKA tipe VISCOCRETE 3115 ID atau setara untuk
mendapatkan slump yang disyaratkan
d. Berat jenis beton disyaratkan 2.400 kg/m3
e. Pekerjaan Langit-Langit yang menggantung dibuat penggantung dari kawat/besi
baja/angkur yang ditanam ke dalam plat beton sebelum di cor
f. Beton merupakan beton READY MIX yang dicampur di batching plant di lokasi dekat
proyek dan bersertifikat
g. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan tes kubus beton dengan ukuran 15x15x15 cm3
untuk mendapatkan kuat tekan karakteristik dan berat jenis sesuai rencana. Sample
benda uji minimal sebanyak 15 (lima belas) buah dengan deviasi standar tidak boleh
melebihi :
Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_10
- 20 kg/cm2 untuk kuat tekan karakteristik beton
- 50 kg/m3 untuk Berat Jenis/Density Beton

2. PEMBESIAN
a. Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesuai gambar keria).
b. Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi utama (vertikal) dengan begel (horisontal) harus benar-benar kuat jangan
sampai menimbulkan perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama
dengan begel harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Selimut beton pada area dinding yang berhubungan dengan tanah setebal 6 cm dan pada
area dinding yang tidak berhubungan dengan tanah setebal 4 cm
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan
f. Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-39 produksi KS, MS atau setara bersertifikat
SNI dengan diameter sesuai gambar rencana
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

3. BEKISTING
a. Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap. Semua
acuan harus diberi penguat datar dan vertikal sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar leakage)
b. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan
harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan
kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil pengecoran. Kekuatan penyangga,
silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari konstruksi acuan adalah
merupakan tanggung jawab Pemborong
c. Pada bagian terendah (dari setiap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan
d. Konstruksi acuan menggunakan konstruksi baja kombinasi beberapa profil WF
e. Panel acuan terbuat dari pelat baja dengan tebal 12 mm
f. Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu dengan solar atau olie sebelum
pengecoran.
g. Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain
yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi kekuatan
konstruksi (SNI 03 - 2847 - 1989).
h. Perencanaan acuan dan. konstrukstinya harus dapat menahan. beban-beban, tekanan
lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan dan lain-lain peraturan yang dikontrol
terhadap peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat
i. Beban rencana untuk acuan adalah 6.000 kg/m2
j. Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai umur minimal
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_10
4. PENGECORAN DAN PERAWATAN
a. Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi diberitahukan agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu pengecoran.
b. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03-2410-1989.
c. Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam lapisan
horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya
d. Pengecoran diwajibkan menggunakan bantuan mesin pompa cor
e. Untuk menghindari retak thermal akibat proses MASS CONCRETE, perlu dipasang
Thermocouple pada minimal 3 titik lokasi pengecoran
f. Suhu beton senantiasa harus dipantau agar tetap di bawah 20o C, jika melewati suhu
aman maka pengecoran dihentikan atau bila perlu digunakan bongkahan es batu untuk
menurunkan suhu beton kembali ke suhu aman
g. Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan segera
setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator).
h. Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerakan tulangan maupun bekisting.
i. Pelaksanaan pengencoran dilakukan secara frontal pada ke empat sisi dinding dengan
tinggi setiap segment maksimal 2 meter untuk dinding. Sedangkan pengecoran pelat
dasar basement atau atap dilakukan dalam sekali tahap.
j. Penyambungan beton dilapisi dengan bahan penyambung ex SIKA tipe SIKASWELL atau
setara pada 2 sisi untuk slab lantai basement dengan dinding dan dinding dengan atap
ruang LINAC
k. Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang beton oleh
matahari, maka selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik)
l. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka
penyedia barang/jasa harus segera memberitahukan kepada pengguna barang jasa atau
pengawas, untuk meminta persetujuan tertulls mengenai cara perbaikan pengisian atau
pembongkaranya.
m. Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos
tanpa persetujuan tertulis pengguna barang/jasa atau pengawas. Semua resiko yang
terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau
pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggungJawab penyedia
barang/jasa.

PASAL 8 apakah ada pekerjaan


dewatering? atau
PEKERJAAN DEWATERING perlu untuk
penurunan plat beton

Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu,
sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan
(dewatering) agar air tanah yang ada tidak mengganggu proses pelaksanaan basement.
Masalah galian dalam lebih kritis bila kondisi tanah merupakan tanah lunak atau pasir lepas
dalam kondisi muka air tanah yang tinggi.

Sesungguhnya masalah dewatering dapat diartikan dalam 2 tinjauan. Yang pertama adalah
pengeringan lapangan kerja dari air permukaan (misalnya air hujan atau air banjir yang masuk
area galian). Yang kedua adalah karena peristiwa rembesan yang mengakibatkan air berkumpul di
area galian dan mengganggu pekerjaan.

Metode dewatering yang dipilih tergantung beberapa faktor, antara lain :


Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_11
Debit rembesan air
Jenis tanah
Kondisi lingkungan sekitarnya
Sifat tanah
Air tanah
Ukuran dan dalam galian
Daya dukung tanah
Kedalam dan tipe pondasi
Design dan fungsi dari struktur
Rencana pekerjaan

Tujuan dari dewatering adalah :

1. Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya air
tanah diturunkan elevasinya 0,5 1 m dibawah dasar galian
2. Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah muka air
tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan tergerusnya tanah pasir akibat
aliran air
3. Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan elevasi air
didalam dan diluar galian semakin tinggi
4. Mencegah resiko terjadinya kegagalan upheave. Bila tekanan air dibawah lapisan tanah
lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan tanah tersebut dapat
terangkat atau mangalami failure
5. Mencaga gaya uplift terhadap bangunan sebelum mencapai bobot tertentu. Pada
bangunan-bangunan yang memiliki basement, maka pada saat bobot bangunan masih
lebih kecil daripada gaya uplift dari tekanan air, dewatering harus tetap dijalankan hingga
bobot mati dari bangunan melebihi gaya uplift tersebut.
6. Mencegah rembesan
7. Memperbaiki kestabilan tanah
8. Mencegah pengembungan tanah
9. Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar
10. Pengeringan lubang galian
11. Mengurangi tekanan lateral
Untung rugi dilakukan dewatering
Keuntungan :
Muka air tanah turun
Longsor kurang
Lereng lebih curam
Tekan tanah berkurang
Kerugian :
Mata air sekeliling turun
Permukaan tanah turun

Metode Dewatering

Ada 3 metode dewatering yang dapat dipilih , yaitu :

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_12
1. Open pumping

Metode ini masih dianggap sebagai teknik yang umum diterima dimana kolektor digunakan untuk
mengumpulkan air permukaan (khususnya air hujan) dan rembesan dari tepi galian. Tentu saja
posisi kolektor akan mengikuti terus elevasi galian. Fungsi kolektor adalah untuk membuang air
keluar galian.

Metode open pumping dipilih bila :

Karakteristik dari tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi
Debit rembesan air tidak besar
Sumur / selokan untuk pemompaan tidak mengganggu atau merugikan pada tanah /
bangunan yang akan dilaksanakan

2. Predrainage

Prinsip metode predrainage adalah menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum pekerjaan
galian dimulai. Metode predrainage dipilih, bila :

Karakteristik dari tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak dengan
banyak celah
Debit rembesan cukup besar dan tersedia saluran pembuangan air
Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide
Tidak mempunyai efek mengganggu bangunan disekitarnya.

Ada 2 sistem predrainage, yaitu :


1. Single Stage Predrainage
2. Multi Stage Predrainage

Ada 2 jenis metode dewatering predrainage, yaitu :


1. Well Points
2. Pompa Dalam (Submersible Pump)

3. Cut Off

Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air tanah melalui cara mengurung daerah
galian dengan dinding Me ode ini perl memperhi ngkan dalamn a D er en agar idak
terjadi rembesan air masuk ke dalam daerah galian.

Dinding cut off dapat menggunakan :


Stell sheet pile (tidak dipakai sebagai struktur dinding permanen)
Concrete diaphragma wall (sebagai struktur dinding permanen)
Concrete secant pile (dapat dipakai sebagai dinding permanen)
Metode cut off dipilih, bila :
Kondisi sama dengan pemilihan predrainage
Dinding cut off difungsikan juga sebagai penahan tanah atau sebagai dinding basement
Penurunan MAT akan mengganggu / merugikan lingkungan sekitarnya

Rencana Kerja dan Syarat Pembuatan Bunker Cobalt Untuk Linac RSUD Dr. Saiful Anwar halaman_13

You might also like