You are on page 1of 2

RINGKASAN BAHASA INDONESIA

KB 1. Dasar – dasar Fonologi Bahasa Indonesia

Fonologi terdiri atas dua bagian, yakni fonetik dan fonemik. Bila kita berujar lalu arus ujaran itu kita
potong-potong atas bagian – bagiannya sampai pada unsur-unsurnya yang terkecil, maka arus ujaran
yang terkecil itu disebut bunyi ujaran. Tiap bunyi ujaran dalam satu bahasa mempunyai fungsi
membedakan arti. Bunyi ujaran yang berfungsi membedakan arti ini disebut fonem. Kejelasan ucapan,
dan ketepatan dalam penulisan fonem-fonem, perlu dilatihkan sedini mungkin, sejak kelas awal sekolah
dasar, yaitu kelas satu dan dua SD. Dalam bahasa Indonesia, secara resmi ada 32 buah fonem, yang
terdiri atas:

(a) fonem vokal 6 buah (a, i. u, e, ∂, dan o)

(b) fonem diftong 3 buah (oy/ay/ou/)

(c) fonem konsonan 23 buah (p, t, c, k, b, d, j, g, m, n, n, η, s, h, r, l,w, dan z).

Selanjutnya kita akan membahas ilmu bahasa yang tercakup dalam fonologi lainnya, yaitu fonetik.

A. FONETIK
Fonetik membahas bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Untuk itu ada
tiga alat ucap yang berperan dalam menghasilkan bunyi bahasa, yakni :
1. Sumber tenaga (alat pernapasan, yaitu paru-paru yang menghembuskan tenaga yang
berupa udara)
2. Pita suara,yang berfungsi membuka sehingga menghsilkan bunyi ketika udara keluar
3. Perubahan bentuk suara (rongga faring), yang dapat mengubah bunyi melalui rongga mulut
atau rongga hidung, sehingga menghasilkan bunyi bahasa yang berbeda-beda. Numyi
bahasa yang keluar melalui mulut disebut bunyi oral, sedangkan yang keluar melalui rongga
hidung disebut bunyi nasal (sengau).

B. VOKAL DAN KONSONAN


Berdasarkan ada tidaknya rintangan terhadap arus udara dalam saluran suara, maka bunyi
bahasa dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Vokal dan Konsonan.
Bunyi yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan, maka bunyi yang dihasilkan
dalah bunyi vocal. Bunyi vocal dihasilkan tergantung dari hal berikut :
1. Posisi bibir (bentuk bibir ketika mengucapkan bunyi)
2. Tinggi rendahnya ujung lidah (posisi ujung dan bekang lidah ketika mengucapkan bunyi)
3. Maju-mundurnya lidah (jarak antara lidah dengan lengkung kaki gigi)

Namun, jika bunyi ketika udara ke luar dari paru-paru mendapat halangan, maka bunyi yang
terjadi adalah bunyi konsonan. Halangan yang terjadi macam-macam jenisnya. Cara memberi nama
konsonan adalah dengan menyebut cara artikulasinya dahulu, kemudian daerah artikulasi dan kemudian
keadaan pita suara. Konsonan /p/ misalnya : konsonan hambat bilabial tak bersuara, sedang /j/ adalah
konsonan afrikatif palatal bersuara, konsonan /r/ adalah konsonan getar dental bersuara, begitulah
seterusnya

You might also like