Professional Documents
Culture Documents
HUKUM OHM
DISUSUN OLEH :
NIM : 4213131022
Kelompok : 3
Dosen Pengampu :
MARET 2022
HUKUM OHM
I. IDENTIFIKASI PERCOBAAN :
1.1 Nama Percobaan : Hukum Ohm
2.1 Kelompok :3
3.1 Hari / Tanggal : Minggu/ 20 Maret 2022
A. Konfigurasi Multimeter
1. Papan skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan
skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
2. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja
Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan
tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan
untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-µA).
3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol.
4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan
untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistan.
5. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik
dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) warna merah atau out dan (-) warna
hitam atau common.
C. Baterai Multimeter
Baterai : pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3,
digunakan untuk mencatu/mengalirkan arus kekumparan putar pada saat Multimeter
digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated
Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes
(+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari lubang
kabel penyidik.
IV. ALAT DAN BAHAN :
1. Multimeter analog
2. 2 buah resistor
3. 1 buah baterai
4. 2 buah baterai 9 volt
5. Papan projectboarrd
6. Dua kabel penghubung
7. Resistor warna gelang kunimg
8. Resistor warna gelang merah
9. Resistor warna gelang ungu
10. Resistor warna gelang emas
11. Resistor warna gelang coklat
12. Resistor warna gelang jingga
V. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Percobaan I : mengukur tegangan dan arus pada hukum ohm (resistor 1)
a. Mengukur tegangan pada rangkaian resistor 1
Menggunakan resistor dengan warna gelang gelang kuning ,merah,jingga dan
emas
1. Rangkai resistor pada project bord
2. Hubungkan resistor pada baterai dengan kabel penghubung
3. Gunakan multimeter untuk mengatur tegangan
4. Atur range pada multimeter dengan pengalih 10
5. Kaki 1 resistor terhubung dengan positif baterai
6. Kaki 2 resistor terhubung pada negatif baterai
7. Hubungkan prode positif pada kaki 1
8. Hubungkan probe negatif pada kaki 2
9. Lihat hasil pengukuran pada multimeter
10. Catat hasilnya
b. Mengukur arus pada rangkaian resistor 1
1. Menggunakan resistor yang sama dengan tegangan yang sama
2. Hubungkan positif baterai pada positif baterai pada kaki 1 resitor
3. Dihubungkan negatif baterai dengan negatif multimeter
4. Arahkan pada mili ampere meter dengan pengalih 25
5. Hubungkan prode positif pada kaki ke-2 resistor
6. Lihat hasil pengukuran pada multimeter
7. Catat hasil pada tabel pengamatan
6.1 HASIL
Tengangan V Hambahatan R Kuat Arus I
Percobaa Range (Volt ) (Ohm) (Ampere ) Gambar
n Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek
1 10 DCV 9V 8 DCV 5 Ohm 5 Ohm 1,6 A 1,2 A
1. Tegangan V (Volt )
PERCOBAAN 1
10 DCV 25 DCV
Tegangan V (Volt ) Menggunakan rentang skala 10-50
Tegangan Yang Di Gunakan Berasal Dari Baterai
9V
( )
PERCOBAAN 2
10 DCV 25 DCV
Menggunakan rentang skala 0-10 Menggunakan rentang skala 50-250
2,5 250 = x 100
Hasilnya di bagi 100
( )
( )
2. Hambatan (R)
PERCOBAAN 1
10 DCV 25 DCV
( ) ( )
PERCOBAAN 2
10 DCV 2,5 DCV
( ) ( )
PERCOBAAN 1
10 DCV 25 DCV
Nilai Teori Arus Listrik Nilai Teori Arus Listrik
PERCOBAAN 2
10 DCV 2,5 DCV
Nilai Teori Arus Listrik Nilai Teori Arus Listrik
( ) ( )
4. PERSENTASI KESALAHAN
PERCOBAAN 1
Persen Kesalahan( ) Persen Kesalahan( )
Tegangan Tegangan
Percobaan 1: dengan range 10 DCV memiliki nilai teori 9 V karna digunakan baterai dengan
tegangan 9 V dan setelah praktikum di peroleh nilai tegangan 8 DCV dengan pesentasi
kesalahan 0,11 dan pada percobaan pertama yang memiliki range 25 DCV memiliki nilai
teori 9 V setelah praktikum di dapat nilai tegangan 33 DCV dengan persentasi kesalahan
0,72
Percobaan 2: dengan range 10 DCV memiliki nilai teori 9 V karna digunakan baterai dengan
tegangan 9 V dan setelah praktikum di peroleh nilai tegangan 8 DCV dengan pesentasi
kesalahan 0,11 dan pada percobaan pertama yang memiliki range 25 DCV memiliki nilai
teori 9 V setelah praktikum di dapat nilai tegangan 0,7 dcv dengan persentasi kesalahan 11,8
Percobaan 1: dengan range 10 DCV memiliki nilai teori 5 Ohm dan setelah praktikum di
peroleh nilai hambatan 5 Ohm dengan pesentasi kesalahan 0 dan percobaan pertama yang
memiliki range 10 Ohm memiliki nilai teori 10 Ohm setelah praktikum di dapat nilai
hamabatan dengan persentasi kesalahan 0
Percobaan 2: dengan range 10 DCV memiliki nilai teori 5 Ohm dan setelah praktikum di
peroleh nilai hambatan 5 Ohm dengan pesentasi kesalahan 0 dan percobaan pertama yang
memiliki range 10 Ohm memiliki nilai teori 10 Ohm setelah praktikum di dapat nilai
hamabatan dengan persentasi kesalahan 0
Percobaan 1: dengan range 10 DCV memiliki nilai teori 1,6 A dan setelah praktikum di
peroleh nilai kuat arus 1,2 A dengan pesentasi kesalahan 0,33 dan percobaan pertama
yang memiliki range 25 dcv memiliki nilai teori 3,3 A setelah praktikum di dapat nilai kuat
arus 1 A dengan persentasi kesalahan 0,69
Percobaan 2: dengan range 10 DCV memiliki nilai teori 1,6 a dan setelah praktikum di
peroleh nilai kuat arus 1,2 A dengan pesentasi kesalahan 0,33 dan percobaan pertama
yang memiliki range 25 DCV memiliki nilai teori 0,07 A setelah praktikum di dapat nilai
kuat arus 0,35 A dengan persentasi kesalahan 0,8
Dasar, T. D. (2014). Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Jakarta: UNJ, 59-64.
Lumbantoruan, P. (2019). Uji Linieritas Antara Beda Potensial Dengan Kuat Arus Listrik
Pada Beberapa Medium. Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya, 20-27.