Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan Hemofilia
Asuhan Keperawatan Hemofilia
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan .....................................................................................................................4
1.3 Manfaat....................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep Hemofilia
2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan Hemofilia
1.3 Manfaat
Dengan adanya makalah ini. Diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni:
1. Untuk penulis dan pembaca
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan
informasi atau wawasan mengenai asuhan keperawatan Hemofilia
2. Untuk pihak lain
Sebagai sumber data dan acuan dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada sekitar 80% kasus hemofilia, pola pewarisannya terlihat sebagai resesif terkait-X (X-
linked recessive). Dua bentuk gangguan yang paling sering dijumpai adalah defisiensi faktor
VIII (hemofilia A, atau hemofilia klasik) dan defisiensi faktor IX (hemofilia B, atau penyakit
christmas). Penyakit von willebrand (von willebrand disease, vWD) merupakan gangguan
perdarahan herediter yang ditandai oleh defisiensi, abnormalitas atau tidak adanya protein yang
dinamkan faktor von willwbrabd (vWD) dan defisiensi faktor VIII. Berbeda dengan hemofilia,
vWD dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pembahasan berikut ini terutama berkaitan dengan
defisiensi faktor VIII, yang menyebabkan sekitar 75% kasus.
Perdarahan kedalam jaringan dapat terjadi dimana saja, tetapi perdarahan ke dalam rongga
sendi dan otot merupakan tipe perdarahan internal yang paling sering ditemukan. Perubahan
tulang dan deformitas yang menimbulkan cacat fisik terjasi sesudah pasien mengalami episode
perdarahan yang berulang selama beberapa tahun. Perdarahan dalam leher, mulut atau toraks
merupakan keadaan yang serius karena jalan napas dapat terobstruksi. Perdarahan intrakranial
dapat berakibat fatal dan merupakan salah satu penyebab kematian. Perdarahan di sepanjang
saluran GI dapat menimbulkan anemia, dan perdarahan ke dalam rongga retroperitoneum
(dibelakang peritoneum) merupakan keadaan yang sangat berbahaya karena darah dapat
berkumpul di dalam rongga yang luas tersebut. Hematoma pada medula spinalis dapat
menyebabkan paralisis. (wong, 2008)
Hemofilia
Perdarahan
WOC Hemofilia
2.9 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Hematologis
- Hemoragi dan perdarahan lama
- Memar superficial
- Splenomegali
b. Genitorinaria
- Hematuria spontan
c. Musculoskeletal
- Tanda dan gejala perdarahan otot profunda (nyeri, tegang pada area yang terkena, ROM terbatas), dan peningkatan suhu
serta edema pada tempat perdarahan)
- Tanda dan gejala hemartrosis (nyeri, ROM terbatas, dan peningkatan suhu, serta edema pada tempat perdarahan)
d. Meta, telinga, hidung, dan tenggorok
- Epistaksis
- Gusi berdarah
2. Diagnosa
1) Resiko cedera (hemoragi) yang berhubungan dengan penyakit.
2) Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan dan pembengkakan
3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ROM akibat perdarahan dan pembengkakkan
4) Resiko cidera yang berhubungan dengan rawat inap atau prosedur di rumah sakit (atau keduanya)
5) Gangguan harga diri yang berhubungan dengan penyakit kronis dan rawat inap dirumah sakit
6) Ketidakefektifan koping keluarga: gangguan yang berhubungan dengan rawat inap berulang dirumah sakit serta penyakit
kronis anak
7) Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan dirumah
3. Intervensi
1) Resiko cedera (hemoragi) yang berhubungan dengan penyakit.
Criteria hasil: perdarahan pada anak berheni yang ditandai oleh tidak terlihat perdarahan, lingkar area perdarahan tidak
bertambah, rasa nyeri tidak meningkat, tanda-tanda vital sesuai usia, kadar factor VII meningkat, dan penurunan waktu
tromboplastin parsial (Partial Tromboplastin Time, PTT).
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Beri tekanan langsung pada tempat perdarahan (mis; abrasi atau Tekanan langsung pada tempat perdarahan dapat meningkatkan
laserasi) selama sekurang-kurangnya 15 menit. pembentukan bekuan.
Pertahankan agar area terjadinya perdarahan tidak bergerak Imobilisasi mengurangi aliran darah ke area perdarahan dan mencegah
(imobilisasi) bekuan keluar.
Tinggikan area perdarahan di atas tinggi jantung, selama 12-24 jam. Meninggikan area perdarahan mengurangi aliran darah ke tempat
perdarahan dan meningkatkan pembentukan bekuan.
Kompres area yang terkena dengan es. Es mempercepat vasokonstriksi.
Beri kriopresipitat atau konsentrat factor VIII (factor antihemofilik) Pemberian kriopresipitat atau konsentrat factor VIII melengkapi
sesuai yang diprogramkan. Izinkan orang tua atau anak member obat pembentukan bekuan. Meminta orang tua atau anak member obat
tersebut jiak mereka menginginkannya. Apabila merekak membutuhkan tersebut, memungkinkan mereka mempraktikkan teknik tersebut utnuk
pendidikan, ajarkan mereka cara menginsersi slang intravena, persiapan penggunaan di rumah.
lokasi kulit, juga cara menfiksasi perangkat intravena, mempersiapkan
campuran larutan, dan miali pasang infuse.
Pantau tanda vital anak, perhatikan setiap tanda bradikardia, takikardia, Tanda ini mengindikasikan komplikasi yang potensial, termasuk
penurunan tekanan darah, peningkatan frakuensi napas, atau hipovolemia sekunder akibat perdarahan dan beban sirkulasi yang
penignkatan suhu. Laporkan setiap tanda ini dengan segera kepada berlebihan, atau reaksi transfuse akibat pemberian kripresipitat atau
dokter. konsentrat factor VIII.
Ukur lingkaran area perdarahan, beri tanda pada kulit untuk Setiap penambahan panjang keliling lingkaran mengindikasikan
memastikan pengukuran yang konsisten. Ukur kembali area tersebut perdarahan berlanjut sehingga tempat perdarahan harus diimobilisasi
setap 8 jam, emnggunakan alat ukur yang sama. dan kompres es perlu dilakukan. Menandai kulit dan menggunakan alat
pengukuran yang sama setiap kali pengukuran memastikan konsistensi.
Pantau factor VII anak dan kadar PTT sekurang-kurangnya satu kali Pemantauan nilai-nilai laboratorium ini, membantu menentukan status
sehari. Laporkan setiap kelainan kepada dokter. pembekuan anak dan kebutuhan intervensi lebih lanjut.
Beri asam aminokaproat (amicar) sesuai program jika anak Obat ini (tidak digunakan secara rutin) menghambat destruksi bekuan.
direncanakan untuk pembedahan.
Ikuti pedoman The centers for disease control and prevention untuk Penderita hemophilia berisiko tinggi mengalami sindrom
menagani darah atau cairan tubuh. imunodefisiensi didapat akibat penggunaan obat inravena dan produk
darah.
Beri obat, misalnya, kortikosteroid dan asetat desmopresin (DDAVTP), Kortikosteroid mengurangi peradangan; asetat desmopresin
sesuai program. menstimulasi aktivitas factor VIII pada hemophilia ringan.
3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ROM akibat perdarahan dan pembengkakkan.
Criteria hasil : anak mampu mencapai ROM maksimum pada sendi yang terkena ditandai dengan oleh kemampuan melakukan
latihan yang diprogramkan.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan anak untuk melakukan latihan isometric, sesuai program. Latihan isometric dapat mempertahankan kekuatan otot dengan cara
menegangkan otot-otot tanpa menggerakkan sendi.
Konsultasi dengan ahli terapi fisik tentang kebutuhan alat-alat Alat-alat penopang membantu mem[pertahankan posisi fungsional dari
pendukung, misalnya alat penopang dan tentang upaya mengembangkan otot dan sendi, serta mencegah atau mengurangi tingkat deformitas
program latihan ROM aktif dan pasif. fifik. Latihan ROM pasif dan aktif meningkatkan tonus dan kekuatan
otot sekitar sendi, serta membantu mencegah atrofi dan
ketidakmampuan otot.
Kaji kebutuhan anak untuk pengobatan nyeri, sebelum memulai setiap Member obat analgesic sebelum latihan, dapat meningkatkan rasa
sesi latihan. nyaman dan kerja sama.
4) Resiko cidera yang berhubungan dengan rawat inap atau prosedur di rumah sakit (atau keduanya).
Criteria hasil : anak tidak menderita cedera akibat rawat inap atau prosedur yang diterapkan di rumah sakit yang ditandai oleh
tidak ada hematoma, serta kemampuan mempertahankan ROM total.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Beri bantalan pada sisi pengaman tempat tidur jika dibutuhkan. Member pengaman tempat tidur mengurangi resiko cidera, misalnya
memar yang mungkin terjadi akibat terantuk tanpa sengaja.
Mengguankan peralatan protektif membatu mengurangi risiko cedera
Pastikan anak menggunakan setiap peralatan protektif. Juga pastikan ia akibat jatuh yang rutin dilakuakan. Sikat gigi yang berbulu halus
menggunakan sikat gigi berbulu lunak untuk membersihkan giginya. memiliki kemungkinnan lebih kecil mencederai gusi.
Mengambil darah dengan cara menusuk jari, bukan melalui pungsi
Ketika mengumpulkan specimen darah, lakukan pengambilan darah di vena, mengurangi risiko kehilangan darah berlebihan.
jari daripadamelalui fungsi vena jika memungkinkan. Ketika
memberikan injeksi, gunakan subkutan, jika memungkinkan. Setelah
itu, beri tekanan pada area tersebut selama sekurang-kurangnya 5 menit. Tindakan imobilitas dan meninggikan area oerdarahan sampai di atas
Setelah setiap episode perdarahan, imobilisasi area perdarahan dan tinggi jantung, dapat mengurangi aliran darah ke area perdarahan dan
kompres dengan es. mencegah keluarnya bekuan darah. Es mempercepat vasokonstriksi dan
mengurangi rasa nyeri,
Mainan bertepi tajam dapat measerasi atau menusuk kulit anak.
Inspeksi mainan anak untuk melihat bila ada tepi yang tajam.
5) Gangguan harga diri yang berhubungan dengan penyakit kronis dan rawat inap dirumah sakit.
Criteria hasil : anak dapat mempertahankan citra tubuh positif yang ditandai oleh anak dapat mengespresikan kemampuan juga
keterbatasannya, berpartisipasi dalam perawatan diri, dan mau melanjutkan keterlibatanmya dalam aktivitas sesuai usia
(misalnya, bermain, tugas dari sekolah, dan berkomunikasi dengan teman-teman sebaya).
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan anak untuk berpartisipasi dalam perawatannya, sesuai Memotivasi utnuk berpartisipasi dalam perawatannya meningkatkan
kebutuhan. Izinkan ia melakukan aktivitas sehari-hari, krioprespitat atau kemndirian dan mengembangkan kemampuan control dirinya terhadap
konsentrat factor VIII, dan berpartisipasi dalam keputusan yang situasi.
memengaruhi perawatannya, jika memungkinkan.
Anjurkan anak untuk mengekspresikan perasaannya tentang rawat inap Anjurkan yang demikian memungkinkan anak mengungkapkan
dirumah sakit dan penyakinya. perasaan, seperti frustasi dan kecemasan yang dapat mengganggu harga
diri yang positif.
Beri anak aktivitas permainan yang sesuai usia utnuk digunakan di Sebagai bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan yang
dalam ruang bermain, atau ketika anak harus terbatasi gerakkannya di normal, permainan dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari
tempat tidur. kondisinya sehingga membantu meningkatkan harga dirinya.
Anjurkan orang tua untuk membawa tuga sekolah, dan jika Komunikasi dengan orang lain dapat meningkatkan interaksi yang
memungkinkan utnk mengatur kunjungan teman sebaya serta saudara normal dan mengurangiperasaan isolasi sehingga meningkatkan harga
kandung anak. diri anak.
Beri informasi tentang kelompok pendukung dan pusat-pusat Kelompok pendukung dan pusat hemophilia dapat membantu anak
hemophilia regional. Rujuk sesuai kebutuhan. menempuh hidup dengan menyandang penyakit kronis sehingga
meningkatkan harga dirinya.
6) Ketidakefektifan koping keluarga: gangguan yang berhubungan dengan rawat inap berulang dirumah sakit serta penyakit
kronis anak.
Criteria hasil : orang tua dan anggota keluarga yang lain dapat mendemostrasikan keterampilan koping efektif yang ditandai
oleh kemampuan berinteraksi dengan anak serta staf pekerja yang lain serta terlibat dalam bebrapa perawatan rutin anak.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Gali perasaan orang tua dan anggota keluarga tentang kondisi kronis Diskusikan yang demikian memungkinkan anda mengkaji kebutuhan
anak dan dampaknya pada gaya hidup mereka. anggota keluarga anggota keluarga dan metode koping yang biasa
mereka gunakan.
Rujuk keluarga ke pekerja sosial dan kelompok pendukung yang tepat Keluarga dari anak berpenyakit kronis sering kali membutuhkan
(bila ada) sesuai kebutuhan. dukungan financial serta emosional yang memadai.
7) Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan dirumah.
Criteria hasil : orang tua dan, ika memungkinkan, anak mengekpresikan pemahaman tentang instruksikan perawatan di rumah
dan mendemostrasikan setiap prosedur perawatan dirumah.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan kepada orang tua pentingnya menyiapkan lingkungan rumah Upaya pengamanan ini dapat mengurangi risiko cidera dan perdarahan
yang aman untuk anak. akibat terantuk, jatuh, laserasi, dan pungsi.
Ajarkan orang tua menerapkan tindakan kewaspadaan. Keluarga harus mengikuti kewaspadaan tertentu untuk mencegah
episode perdarahan.
Ajarkan orang tua bagaimana cara mengendalikan perdarahan anak. Mengendalikan perdarahan dapat m,encegah hemoragi yang
mengancam hidup.
Ajarkan orang tua tujuan dan penggunaan konsentrat factor VII: Mengetahui informasi semacam ini dapt memastikan penggunaan serta
termasuk penjelasan tentang pemberian, dosis, dan reaksi efek samping pemberian obat yang benar untuk perawatan darurat di rumah.
yang potensial. Juga jelaskan teknik penyimpanan dan mencampur obat,
memasang slang intravena, melakukan pungsi vena, menyesuaikan
kecepatan infuse, dan mendokumentasikan setiap reaksi transpusi.
Apabila memungkinkan, ajarkan anak cara mengatasi penyakitnya. Manajemen diri member kemampuan kendali diri pada anak terhadap
intervensi serta meningkatkan kemandirian.
4. Evaluasi
Selama perawatan di rumah sakit, catatan berikut telah dibuat:
a. Keadaan anak dan temuan pengkajian yang dilakukan saat masuk rumah sakit,
b. Perubahan status anak
c. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic yang relevan
d. Asupan dan haluaran cairan
e. Status pertumbuhan dan perkembangan
f. Asupan nutrisi
g. Respons anak terhadap terapi
h. Reaksi anak dan orang tua terhadap penyakit dan hospitalisasi
i. Pedoman penyuluhan pasien dan keluarga
j. Pedoman perencanaan pemulangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Penulisan Kasus
“HEMA ANAKKU”
Hema berusia 10 tahun dibawa oleh kedua orang tuanya ke UGD RSUD Pekanbaru karena mengalami perdarahan yang tak
kunjung berhenti pada luka di tangannya sejak 5 jam yang lalu dan hema mengatakan tangannya terasa sangat nyeri dan susah untuk
menggerakkannya. Orang tuanya mengatakan bahwa sering timbul lebam tanpa sebab yang jelas di kedua tungkai hema. Saat ini hema
terlihat lemas & anemis sehingga dokter menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboretorium. Hasil laboratorium menunjukkan
kadar hemoglobin yang rendah sehingga dilakukan transfuse darah.
ASUHAN KEPERAWATAN
5. Pengkajian
e. Hematologis
- Hemoragi dan perdarahan lama
- Memar superficial
- Anemia (lemas)
f. Musculoskeletal
- Tanda dan gejala perdarahan otot profunda (nyeri, tegang pada area yang terkena, ROM terbatas), dan peningkatan suhu
serta edema pada tempat perdarahan)
- Tanda dan gejala hemartrosis (nyeri, ROM terbatas, dan peningkatan suhu, serta edema pada tempat perdarahan)
6. Diagnosa
8) Resiko cedera (hemoragi) yang berhubungan dengan penyakit.
9) Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan dan pembengkakan
10) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ROM akibat perdarahan dan pembengkakkan
7. Intervensi
8) Resiko cedera (hemoragi) yang berhubungan dengan penyakit.
Criteria hasil: perdarahan pada anak berheni yang ditandai oleh tidak terlihat perdarahan, lingkar area perdarahan tidak
bertambah, rasa nyeri tidak meningkat, tanda-tanda vital sesuai usia, kadar factor VII meningkat, dan penurunan waktu
tromboplastin parsial (Partial Tromboplastin Time, PTT).
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Beri tekanan langsung pada tempat perdarahan (mis; abrasi atau Tekanan langsung pada tempat perdarahan dapat meningkatkan
laserasi) selama sekurang-kurangnya 15 menit. pembentukan bekuan.
Pertahankan agar area terjadinya perdarahan tidak bergerak Imobilisasi mengurangi aliran darah ke area perdarahan dan mencegah
(imobilisasi) bekuan keluar.
Tinggikan area perdarahan di atas tinggi jantung, selama 12-24 jam. Meninggikan area perdarahan mengurangi aliran darah ke tempat
perdarahan dan meningkatkan pembentukan bekuan.
Kompres area yang terkena dengan es. Es mempercepat vasokonstriksi.
Beri kriopresipitat atau konsentrat factor VIII (factor antihemofilik) Pemberian kriopresipitat atau konsentrat factor VIII melengkapi
sesuai yang diprogramkan. Izinkan orang tua atau anak member obat pembentukan bekuan. Meminta orang tua atau anak member obat
tersebut jiak mereka menginginkannya. Apabila merekak membutuhkan tersebut, memungkinkan mereka mempraktikkan teknik tersebut utnuk
pendidikan, ajarkan mereka cara menginsersi slang intravena, persiapan penggunaan di rumah.
lokasi kulit, juga cara menfiksasi perangkat intravena, mempersiapkan
campuran larutan, dan miali pasang infuse.
Pantau tanda vital anak, perhatikan setiap tanda bradikardia, takikardia, Tanda ini mengindikasikan komplikasi yang potensial, termasuk
penurunan tekanan darah, peningkatan frakuensi napas, atau hipovolemia sekunder akibat perdarahan dan beban sirkulasi yang
penignkatan suhu. Laporkan setiap tanda ini dengan segera kepada berlebihan, atau reaksi transfuse akibat pemberian kripresipitat atau
dokter. konsentrat factor VIII.
Ukur lingkaran area perdarahan, beri tanda pada kulit untuk Setiap penambahan panjang keliling lingkaran mengindikasikan
memastikan pengukuran yang konsisten. Ukur kembali area tersebut perdarahan berlanjut sehingga tempat perdarahan harus diimobilisasi
setap 8 jam, emnggunakan alat ukur yang sama. dan kompres es perlu dilakukan. Menandai kulit dan menggunakan alat
pengukuran yang sama setiap kali pengukuran memastikan konsistensi.
Pantau factor VII anak dan kadar PTT sekurang-kurangnya satu kali Pemantauan nilai-nilai laboratorium ini, membantu menentukan status
sehari. Laporkan setiap kelainan kepada dokter. pembekuan anak dan kebutuhan intervensi lebih lanjut.
Beri asam aminokaproat (amicar) sesuai program jika anak Obat ini (tidak digunakan secara rutin) menghambat destruksi bekuan.
direncanakan untuk pembedahan.
Ikuti pedoman The centers for disease control and prevention untuk Penderita hemophilia berisiko tinggi mengalami sindrom
menagani darah atau cairan tubuh. imunodefisiensi didapat akibat penggunaan obat inravena dan produk
darah.
Beri obat, misalnya, kortikosteroid dan asetat desmopresin (DDAVTP), Kortikosteroid mengurangi peradangan; asetat desmopresin
sesuai program. menstimulasi aktivitas factor VIII pada hemophilia ringan.
10) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ROM akibat perdarahan dan pembengkakkan.
Criteria hasil : anak mampu mencapai ROM maksimum pada sendi yang terkena ditandai dengan oleh kemampuan melakukan
latihan yang diprogramkan.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan anak untuk melakukan latihan isometric, sesuai program. Latihan isometric dapat mempertahankan kekuatan otot dengan cara
menegangkan otot-otot tanpa menggerakkan sendi.
Konsultasi dengan ahli terapi fisik tentang kebutuhan alat-alat Alat-alat penopang membantu mem[pertahankan posisi fungsional dari
pendukung, misalnya alat penopang dan tentang upaya mengembangkan otot dan sendi, serta mencegah atau mengurangi tingkat deformitas
program latihan ROM aktif dan pasif. fifik. Latihan ROM pasif dan aktif meningkatkan tonus dan kekuatan
otot sekitar sendi, serta membantu mencegah atrofi dan
ketidakmampuan otot.
Kaji kebutuhan anak untuk pengobatan nyeri, sebelum memulai setiap Member obat analgesic sebelum latihan, dapat meningkatkan rasa
sesi latihan. nyaman dan kerja sama.
8. Evaluasi
Selama perawatan di rumah sakit, catatan berikut telah dibuat:
k. Keadaan anak dan temuan pengkajian yang dilakukan saat masuk rumah sakit,
l. Perubahan status anak
m. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic yang relevan
n. Asupan dan haluaran cairan
o. Status pertumbuhan dan perkembangan
p. Asupan nutrisi
q. Respons anak terhadap terapi
r. Reaksi anak dan orang tua terhadap penyakit dan hospitalisasi
s. Pedoman penyuluhan pasien dan keluarga
t. Pedoman perencanaan pemulangan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan pendarahan congenital yang biasanya diturunkan sebagai sifat resesif terkalit – X
(beberapa kasus muncul sebagai mutasi gen spontan), hemifilia yang disebabkan oleh defisiensi
factor VIII tipe hemophilia ini bertanggung jawab terhadap sebesar 80% dari seluruh anak ynag
terjangkit, dan diklasifikasi sebagai ringan, sedang, atau berat.
Hemophilia ringan mengakibatkan perdarahan yang lama, mudah memar, dan
kecendrungan yang mengarah ke epistaksis (hidung berdarah) dan perdarahan gusi. Hemophilia
sedang mengakibatkan perdarahan yang lebih sering dan lama, serta kemungkinan hematrosis
(perdarahan kedalam sendi). Bentuk yang berat mengakibatkan perdarahan yang berlebih
(kadang-kadang spontan), hemoragi subkutan dan intramuscular, serta perdarahan ke rongga
sendi. Terapi meliputi pemberian kriopresipitat dan steroid juga terapi fisik. Komplikasi yang
pontensial meliputi deformitas sendi, hemoragi, dan kematian. Prognosis ini bergantung kepada
keparahan penyakit.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan pembaca terutama perawat dan
orang tua untuk lebih mengerti cara merawat anak dengan Hemofilia.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Meadow, Roy & Simon Newell. 2005. Pedriatika. Jakarta: Erlangga.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Speer, Kathleen Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical
Pathway. Jakarta: EGC.
Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Wong, Donna. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.