You are on page 1of 3

Net profit

Di tahun 2019 sebesar 1,3 T

Di tahun 2020 sebesar 1,4T

Di tahun 2021 sebesar 1,5T

Ini kinerja perusahaan yang baik karena profit nya bertumbuh dan meningkat tiap tahunnya

ROE

ROE BJTM di 2021, senilai 13,96% .Tahun 2020 senilai 14,88%. Di tahun

2015 ,senilai 14,05%. Sedangkan BJBR cenderung tidak stabil, di tahun 2015 =

17,75%, 2016 = 11,93%, 2021 = 15,53%

ROE dikatakan bagus, jika saham yang memiliki peningkatan ROE stabil

dan Semakin tinggi ROE makin bagus untuk diperbankan.

Total aset

Dimana

Untuk 2019 sebesar 79,7T

Di 2018 sebesar 83,6T

Dan di tahun 2021 sebesar 100,7T

Seperti kita tahu bahwa perbandakan dana nya dari pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat. BJTM
ini 80% berasal dari dana pihak ketiga

LDR

Di tahun 2019 sebesar 63,34


Di tahun 2020 sebesar 60,58

Di tahun 2021 sebesar 51,38

LDR BJTM ini semakin lama menurun. Kurang menawarkan kreditnya sehingga menjadi PR BJTM untuk
meningkatkan penawaran kreditnya. Tetapi kalau di sisi lainnya,bisa saja LDR BJTM memperbaiki
struktur rasio hutangnya

NPL

Di tahun 2019 berada 2,77

Di tahun 2020 berada 4,00

Di tahun 2021 berada 4,48

Seperti kita liat NPL meningkat.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6 / 10 / PBI / 2004 tanggal April 2004 mengenai Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) yakni sebesar 5%

Jadi berada 4,48, masih di bawah standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu di bawah 5%,
sehingga BJTM yang sehat dalam hal pengelolaan atau penanganan risiko kredit

Propekstus

Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian Indonesia dengan
tingkat pertumbuhan setara dengan tingkat nasional dan provinsi-provinsi besar lainnya. Dengan
demikian ekonomi Jawa Timur akan mengikuti tren positif seiring dengan membaiknya perekonomian
nasional. Selain itu, hasil analisis dari sisi lingkungan bisnis menunjukkan bahwa akses dan biaya
keuangan bukan merupakan kendala bagi pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.

Kondisi fundamental makro ekonomi yang cukup kondusif diyakini menjadi salah satu penggerak
peningkatan dunia usaha khususnya aktifitas sektor riil sehingga sektor keuangan khususnya perbankan
berpeluang meningkatkan fungsi intermediasinya, hal ini ditunjukkan dengan rasio pinjaman terhadap

deposito yang relatif tinggi dan rendahnya proporsi kredit macet. Dengan demikian bisnis perbankan
akan tumbuh lebih baik pada tahun 2012, dan diharapkan akan ada peningkatan dana yang bisa
dihimpun dan ekspansi kredit yang meningkat.

Jawa Timur merupakan provinsi terkaya di Indonesia, dengan PDRB sebesar 342,28 juta (atas dasar
harga konstan) pada tahun 2010. Provinsi ini oleh 16 persen penduduk Indonesia dan hampir 50 persen
penduduknya tinggal di wilayah perkotaan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi ini mencapai 5,2
persen antara tahun 2001 dan 2009, setara dengan tingkat pertumbuhan rata-rata nasional. Jawa Timur
menyumbang sekitar 15 persen dari keseluruhan perekonomian Indonesia, terbesar kedua setelah DKI
Jakarta yang merupakan ibukota Negara. Perekonomian provinsi ini secara garis besar bergantung
pada sektor manufaktur, perdagangan dan pertanian

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim berhasil mencatatkan kinerja
cemerlang sepanjang 2021. Hal itu tecermin dari beberapa komponen kinerja keuangan bank yang
mengalami pertumbuhan. Pada 2021, Bank Jatim membukukan laba bersih mencapai Rp1,52 triliun.
Nilai tersebut tumbuh 2,29% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,49 triliun.  Pertumbuhan laba
bersih Bank Jatim ditopang oleh pendapatan bunga bank yang juga naik 9,45% (yoy) dari Rp6,01 triliun
menjadi Rp6,58 triliun. Adapun, beban bunga bank naik 4,57% (yoy) dari Rp1,89 triliun menjadi Rp1,98
triliun. Aspek keuangan lain yang menopang pertumbuhan kinerja laba bersih Bank Jatim adalah
penyaluran kredit bank. Nilainya tercatat tumbuh 3,06% (yoy) dari Rp41,48 triliun menjadi Rp42,75
triliun.  Kenaikan kredit utamanya dari segmen UMKM yang naik hingga 11,07%. Sementara, kredit
komersial dan sektor konsumsi masing-masing tumbuh 1,28% dan 1,58%. Dari sisi pendanaan, Bank
Jatim menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp83,20 triliun atau naik 21,52% dari sebelumnya
sebesar Rp68,47 triliun. Total aset Bank Jatim pun naik 20,45% (yoy) dari Rp83,62 triliun menjadi
Rp100,72 triliun. Pada 2022, Bank Jatim menargetkan penyaluran kredit tumbuh 5%-6% dengan
mengoptimalkan potensi usaha mikro kecil menengah (UMKM). Terlebih, Jawa Timur merupakan salah
satu gudangnya UMKM.  Selain itu, Bank Jatim akan mengoptimalkan kredit untuk proyek-proyek
strategis pemerintah. Ini dilakukan melalui beberapa program sindikasi dalam proyek strategis nasional
(PSN

You might also like