You are on page 1of 9

SEBATIK 1410-3737 213

KONTRIBUSI METODE COACHING DALAM KOMUNIKASI PERSUASIF


PEGAWAI DI RSUD R. SYAMSUDIN, SH KOTA SUKABUMI

Widiana Latifah1) dan Nani Nurani Muksin2)

1,2
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
1,2
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 15419
Email: widianalatif@gmail.com1), nanimuksin@gmail.com2)

ABSTRAK
RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi adalah rumah sakit rujukan di area kota Sukabumi serta wilayah kabupaten
Sukabumi, Bogor dan Cianjur. Dibutuhkan motivasi yang tinggi dari pegawainya untuk dapat melaksanakan kinerja
pelayanan bagi masyarakat yang pada saat ini memiliki kecenderungan menuntut pelayanan prima. Pimpinan RSUD R.
Syamsudin, SH Kota Sukabumi menentukan kebijakan metode coaching sebagai salah satu cara komunikasi persuasif
pimpinan kepada pegawai dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan sebagai upaya pembinaan pegawai. Coaching
secara konseptual merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan melakukan
penekanan pada motivator pribadi, memberikan wawasan ke depan, membangun tujuan, menciptakan rencana
pengembangan, serta mengenalkan prestasi yang dimiliki oleh pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana metode coaching yang dilaksanakan di RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi. Teori yang digunakan adalah
teori komunikasi persuasif, teori motivasi dan teori coaching, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara dengan narasumber yaitu Direktur serta Wakil Direktur Umum dan Keuangan
RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi. Analisis data dilakukan dalam tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi. Menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini adalah, pimpinan RSUD
R. Syamsudin, SH telah melaksanakan komunikasi persuasif pegawai dengan metode coaching. Dengan langkah-langkah
coaching, proses peningkatan motivasi berlangsung alami dan tanpa paksaan karena semuanya muncul dari diri sendiri.
Baik solusi bagi permasalahan pekerjaan, ide-ide serta harapan dalam karier semua berasal dari diri sendiri. Dengan
mendapatkan proses penguatan dari coach, sehingga timbul motivasi untuk meningkatkan kinerja dari diri sendiri.

Kata Kunci : Metode Coaching, Motivasi Pegawai, Komunikasi Persuasif, Peningkatan Kinerja

1. PENDAHULUAN kinerja karyawan disebabkan oleh motivasi kerja,


Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi sehingga motivasi kerja menyebabkan peningkatan
semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan kinerja karyawan, motivasi kerja berpengaruh terhadap
pegawai, sebab kinerja pegawai ini pada akhirnya kinerja (Muhrifah, 2017). Peningkatan motivasi yang
diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan tinggi dapat memberikan dampak positif bagi kinerja
secara keseluruhan. Jika kinerja pegawai baik maka karyawan karena tanpa motivasi yang baik dari
kinerja perusahaan akan baik pula, demikian sebaliknya karyawan akan sulit untuk perusahaan mencapai hasil
jika kinerja pegawai tidak baik maka akan tidak baik yang optimal (Rahmayanti, 2014).
pula kinerja perusahaan. RSUD R. Syamsudin, SH Kota Dalam hal pencapaian kinerja organisasi, motivasi
Sukabumi yang terletak di Jalan Rumah Sakit No.1 merupakan salah satu faktor penting yang dapat
Kelurahan/Kecamatan Cikole Kota Sukabumi mendorong seorang pegawai untuk bekerja. Dalam hal
merupakan rumah sakit rujukan di wilayah ini pihak manajemen khususnya jajaran direksi
Kota/Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Cianjur. mengarahkan motivasi dengan menciptakan kondisi
Memiliki + 700 tempat tidur dan jumlah pegawai + 1600 (iklim) organisasi salah satunya melalui pendekatan
orang (dikutip dari Renstra RSUD R. Syamsudin, SH pribadi, sehingga para pegawai merasa terpacu untuk
Kota Sukabumi Tahun 2020), melayani berbagai lapisan bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi.
masyarakat. Dibutuhkan motivasi kerja yang tinggi dari Pemberian motivasi harus diarahkan dengan baik
pegawai untuk dapat melaksanakan kinerja pelayanan menurut prioritas dan dapat diterima dengan baik.
kesehatan bagi masyarakat pada saat ini yang memiliki Selain motivasi, dalam organisasi pencapaian tujuan
kecenderungan menuntut rumah sakit agar dapat dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi yang
memberikan pelayanan kesehatan secara prima. efektif. Para anggota organisasi mutlak perlu untuk
Penelitian-penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa berkomunikasi satu Sama lain. Komunikasi merupakan
motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap bagian integral dari suatu proses manajemen, melalui
kinerja karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) komunikasi yang efektif kerja Sama yang harmonis
Pontianak. Temuan ini menunjukkan bahwa variasi
214 SEBATIK 2621-069X

dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan (Bacal, tujuan, menciptakan rencana pengembangan, serta
2012). mengenalkan prestasi yang dimiliki oleh pegawai.
Komunikasi organisasi mencakup komunikasi yang Komunikasi persuasif bisa memberikan motivasi dan
terjadi di dalam dan diantara lingkungan kerja meliputi meningkatkan kinerja perusahaan yang sangat strategis
komunikasi interpersonal (atasan dan bawahan), untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kinerja
kesempatan berbicara depan publik, kelompok kecil dan organisasi, khususnya kinerja manajemen, peranan
komunikasi melalui media (West & Turner, 2010). tenaga kerja sebagai faktor produksi sangat
Komunikasi dapat meningkatkan kepuasan kerja mempengaruhi keberhasilan perusahaan, dalam hal ini
karyawan PT. Pabrik kertas Setia Kawan Makmur sumber daya manusia adalah aset terpenting bagi
Sejahtera Tulung agung. Hubungan baik antara atasan perusahaan bila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
dan bawahan, adanya umpan balik, iklim komunikasi Sekaligus para pemimpin dan pegawai harus bisa
yang mendukung serta perspektif organisasi yang terarah berkomunikasi satu sama lain dengan baik tak ada
dapat menambah kepuasan kerja karyawan lebih optimal masalah antara kedua pihak tersebut pemimpin harus
(Adriansyah, 2016). bisa menyuruh para anggota untuk bekerja dengan baik
Dalam sebuah organisasi begitu banyak dinamika dan cepat (Lukas, 2016).
yang terjadi mulai dari persaingan antar pegawai, Selama ini, pengembangan personel atau SDM di
kecemburuan sosial, sampai kepada hal-hal yang dalam organisasi lebih banyak menggunakan pelatihan
terjerumus pada merosotnya keberhasilan organisasi. (training). Pelatihan bertujuan mengubah atau
Karena itu, tentunya diperlukan bentuk komunikasi yang menambah pengetahuan (knowledge), mengubah sikap
tepat guna meredam atau bahkan menghilangkan sama (attitude) dan meningkatkan keterampilan (skill). Akan
sekali dinamika-dinamika tersebut yang sifatnya tetapi mengingat bahwa peningkatan yang perlu
destruktif. dilakukan pada pegawai justru terletak pada kapasitas
Komunikasi pimpinan yang diterapkan dan dilakukan dasar sebagai manusia (Human Capital) yang pada
oleh pimpinan terhadap bawahannya membawa dampak gilirannya akan mendorong peningkatan Kinerja
yang cukup baik dalam meningkatkan semangat kerja Pelayanan Publik, maka metode intervensi psikologis
karyawan dimana para karyawan menjadi lebih yang perlu dilakukan adalah Coaching yang bersifat
bergairah, dan bersemangat melaksanakan tugasnya serta psikologis (Psychological coaching) dan counselling
mampu meningkatkan kredibilitas (keahlian dan dalam konteks Career Development (Sulastiani, El
kemampuan) yang mereka miliki serta meningkatkan Hami, & Sulistyobudi, 2017).
disiplin serta prestasi kerja dan hasil memuaskan. Sama halnya dengan penelitian meneliti tentang
Sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat penerapan coaching sebagai gaya kepemimpinan masa
tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan kini, Manager dengan melakukan pendekatan sebagai
sebelumnya. Komunikasi pimpinan dalam hal ini tidak seorang coach akan mampu memperbaiki kinerja dan
hanya berfokus kepada satu komunikasi saja, melainkan sekaligus mengembangkan anak buah dengan
dengan banyak cara seperti; komunikasi tatap muka, memperbaiki kemampuan dan juga motivasi (Rusli
komunikasi organisasi yang dapat dilakukan pada saat Ginting Munthe, 2015).
rapat, seminar, diskusi, dan juga komunikasi persuasif
dimana pimpinan dapat mempengaruhi maupun 2. RUANG LINGKUP
mengajak bawahannya dalam melakukan sesuatu (Lubis, Di dalam penelitian ini, ruang lingkup masalah yang
2017) . diteliti adalah bagaimana komunikasi persuasif melalui
Komunikasi persuasif dipercaya menjadi salah satu metode coaching yang dilaksanakan oleh pimpinan
solusi guna meniadakan dinamika-dinamika tersebut. sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi pegawai
Komunikasi persuasif adalah interaksi antara dua orang di RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
atau lebih yang mengedepankan pendekatan berupa
ajakan atau bujukan guna mencapai pemaknaan yang 3. BAHAN DAN METODE
sama diantara kedua belah pihak. Komunikasi persuasif Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang baik disampaikan dengan halus, luwes dan tidak dengan mengumpulkan data menggunakan wawancara
bersifat memaksa atau otoriter. Dalam hal ini pimpinan pada nara sumber yaitu Direktur serta Wakil Direktur
harus mampu melakukan pendekatan human relations Umum dan Keuangan RSUD R. Syamsudin, SH Kota
(hubungan manusiawi) terhadap bawahannya sehingga Sukabumi. Analisis data dilakukan dalam tiga tahapan
dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dan juga yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
dengan pendekatan human relations Akan menghadirkan Menguji keabsahan data menggunakan triangulasi
rasa saling percaya, terbuka, jujur, bertanggung jawab, sumber.
saling menghormati dan saling menghargai.
Coaching secara konseptual merupakan sebuah 3.1 Komunikasi Persuasif
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja Menurut Devito, usaha melakukan persuasi ini
pegawai, dengan melakukan penekanan pada motivator memusatkan perhatian pada upaya mengubah atau
pribadi, memberikan wawasan ke depan, membangun memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak atau pada
SEBATIK 1410-3737 215

upaya mengajak mereka bertindak dengan cara tertentu. 2. Persuade adalah orang dan atau sekelompok orang
Persuasi juga dipahami sebagai usaha meruban sikap yang menjadi tujuan pesan disampaikan/disalurkan
melalui penggunaan pesan dan berfokus pada oleh komunikator/persuader baik secara verbal
karakteristik komunikator dan pendengar (Devito, 2010) maupun nonverbal.
Komunikasi persuasi menurut Larson dalam (Maulana & Persepsi antara persuade terhadap persuader dan
Gumelar, 2013) yaitu adanya kesempatan yang sama pesan yang disampaikannya akan menentukan
untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiensi efektif atau tidaknya komunikasi persuasif terjadi.
tentang tujuan persuasi, dan mempertimbangkan Persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman,
kehadiran audiensi. Istilah Persuasi bersumber dari proses belajar, cakrawala dan pengetahuan
bahasa latin, persuasion, yang berarti membujuk, seseorang.
mengajak atau merayu. Persuasi bisa di lakukan secara 3. Pesan Persuasif dipandang sebagai usaha sadar
rasional dan secara emosional, biasanya menyentuh untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan motif-
aspek afeksi yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan motif ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
emosional seseorang. Melalui Cara emosional, aspek 4. Saluran merupakan perantara yang mana ketikan
simpati dan empati seseorang dapat di gugah. seorang persuade mengoperkan kembali pesan yang
Komunikasi persuasif memiliki sasaran yang berasal dari sumber awal untuk tujuan akhir. Saluran
berkorelasi dengan motivasi dari orang yang diajak (channel) yang digunakan oleh persuader untuk
berkomunikasi secara persuasif. Motivasi (motivation) berkomunikasi dengan berbagai orang, secara
diartikan sebagai kekuatan dorongan, kebutuhan formal maupun non formal, secara tatap muka (face
semangat, tekanan atau mekanisme psikologis yang to face communication) ataupun media (mediated
mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk communication).
mencapai apa yang dikehendakinya (Danim, 2012). 5. Umpan balik adalah jawaban atau reaksi yang
Istilah persuasi (persuasion) bersumber dari perkataan datang dari komunikan atau datang dari pesan itu
lane, persuasion, yang kata kerjanya adalah persuader, sendiri, terbagi menjadi dua yaitu internal dan
yang berarti membujuk, mengajak atau merayu, eksternal. Umpan balik internal adalah reaksi dari
(Soemirat, 2012) mendefinisikan secara umum tentang komunikator atas pesan yang disampaikan sebagai
komunikasi persuasi merupakan, melakukan upaya untuk bahan koreksi atas pesan yang telah
mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang diutarakan/diucapkan. Sedangkan umpan balik
melalui cara-cara yang luwes, manusiawi, dan halus, eksternal sebagai reaksi yang dilakukan komunikan
dengan akibat munculnya kesadaran, dan perasaan karena pesan yang telah disampaikan oleh
senang serta adanya keinginan untuk bertindak sesuai komunikator sebagai tanggapan pesan yang
dengan yang dikatakan persuader atau komunikator. diutarakan respond dipahami atau tidak sesuai
Komunikasi Persuasi bukanlah hal mudah karena banyak dengan keinginan atau harapannya. Perubahan yang
faktor yang harus dipertimbangkan agar orang mau terjadi bisa berupa sikap, pendapat pandangan dan
mengubah sikap dan pendapat, menurut (Soemirat, 2012) tingkah laku. Dalam komunikasi persuasif terjadinya
ada tiga tujuan pesan komunikasi persuasif yaitu: perubahan aspek sikap, perilaku, pendapat pada diri
1. Membentuk tanggapan (Shaping Responses) dimana persuade merupakan tujuan utama. Inilah pokok
tujuan persuasif adalah berusaha membentuk cara komunikasi persuasif yang membedakan dengan
sasaran memberikan tanggapannya. komunikasi pada umumnya.
2. Penguatan tanggapan (Reinforcing Responces) yang
dimaksud dengan penguatan tanggapan adalah 3.2 Motivasi
hubungan produk, gagasan, isu terhadap sasaran, Teori motivasi yang dikenal dengan hierarki
dari ide kita orang sudah ada nilai like atau dislike kebutuhan (hierarchy of needs) dari (Maslow, 2013) Dia
terhadap gagasan yang kita bicarakan. membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia
3. Pengubahan tanggapan (Changing Responses) yang terdapat hierarki dari Lima Kebutuhan. Kebutuhan-
dimaksud dengan pengubahan tanggapan adalah kebutuhan tersebut adalah:
pengubahan tanggapan sasaran-sasaran persuasi 1. Fisiologis: meliputi rasa lapar haus, berlindung,
untuk mengubah perilaku mereka terhadap produk, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
konsep atau gagasan. 2. Rasa aman: meliputi rasa ingin dilindungi dari
Adapun untuk memahami komunikasi secara efektif bahaya fisik dan emosional.
dalam suatu proses komunikasi secara umum maupun 3. Sosial: meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan,
komunikasi secara persuasif. berikut unsur – unsur penerimaan, dan persahabatan.
komunikasi persuasif (Soemirat, 2012). 4. Penghargaan: meliputi faktor-faktor penghargaan
1. Persuader yaitu orang atau sekelompok orang yang internal seperti hormat diri, otonomi, dan
menyampaikan pesan dengan tujuan mempengaruhi pencapaian; dan Faktor-faktor penghargaan
sikap pendapat dan perilaku orang lain, baik secara eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
verbal maupun nonverbal. 5. Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang
sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan,
SEBATIK 1410-3737 217

2017). Selain itu penelitian kualitatif juga memberikan Dalam dunia bisnis saat ini, komunikasi dengan
makna realitas yang terbangun secara sosial, hubungan metode coaching sedang menjadi tren karena coaching
erat antara peneliti dan subjek yang diteliti (Denzin & dipercaya sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang
Lincoln, 2011). Yang mana peneliti terlibat dan membawa perubahan dalam budaya organisasi untuk
menginterpretasikan dirinya dalam pengalaman yang meningkatkan produktivitas dengan mengubah
berkelanjutan dan terus menerus dengan para partisipan manajemen berbasis komando dan kontrol (supervisi)
(Creswell, 2016). kepada manajemen berbasis kolaborasi dan kreativitas
Pengumpulan data primer pada penelitian ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
diperoleh melalui wawancara, kepada dua narasumber pegawai. Namun coaching di RSUD R. Syamsudin, SH
Bulan September 2020 kepada Dr. Bahrul Anwar, MKM Kota Sukabumi baru dilaksanakan pada level pejabat
selaku Direktur RSUD R. Syamsudin, SH Kota struktural dan pejabat fungsional/ para kepala instalasi
Sukabumi dan Yanyan Rusyandi, SE, M.Kes selaku serta head nurse.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Frederick Herzberg mengemukakan Herzberg’s two
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan factors motivation theory atau teori motivasi dua faktor
tujuan untuk memaknai data tersebut dengan atau teori motivasi kesehatan atau faktor higienis yaitu
mengelompokkan atau memilah, dan menyusunnya faktor pemuas yang disebut juga motivator yang
kembali (Creswell, 2016). Penelitian ini menggunakan merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi
model analisis data interactive model (Miles, Huberman, yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut
& Saldana, 2014) sebagaimana terlihat pada gambar 1. (kondisi intrinsik) dan Faktor pemelihara (maintenance
factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk
memelihara keberadaan pegawai sebagai manusia,
pemeliharaan ketentraman dan kesehatan.
Menurut penuturan Direktur RSUD R. Syamsudin,
SH Kota Sukabumi, dalam upaya meningkatkan kinerja
melalui peningkatan motivasi pegawai, direksi RSUD R.
Syamsudin, SH Kota Sukabumi menerapkan komunikasi
persuasif atasan dan bawahan melalui metode coaching.
Gambar 1. Interactive Model dari Miles dan Disampaikan pula bahwa kemampuan coach melalui
Hubberman proses bertanya dalam coaching dapat memberikan rasa
percaya diri serta membantu keterbukaan sehingga dapat
Dalam menguji validitas penelitian ini, digunakan meningkatkan motivasi kerja dari dalam dirinya sendiri.
metode triangulasi sumber (Moleong, 2010) dan Coaching merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
disajikan dalam bentuk naratif (Creswell, 2016). seorang pimpinan untuk meningkatkan performa
bawahannya (Mathias & Jacson, 2011) Coaching sering
dianggap sebagai alat yang berguna untuk
4. PEMBAHASAN mengembangkan individu dan organisasi (Sriddaran,
RSUD R Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi 2016).
merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kota Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan
Sukabumi, terletak di pusat Kota Sukabumi yaitu di suatu unsur yang sangat penting dalam mencapai
Jalan Rumah Sakit Nomor 1 Kelurahan/kecamatan keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu
Cikole Kota Sukabumi. Sebagai rumah sakit umum organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin hendaklah
daerah terbesar di kota Sukabumi dan sekitarnya, RSUD piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun
R. Syamsudin, SH telah ditetapkan menjadikan rumah non-verbal. Komunikasi yang baik mampu
sakit rujukan regional di Jawa Barat untuk mengampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang
pelayanan kesehatan rujukan dari daerah Kota disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan
Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, mampu meningkatkan kinerja serta control kerja juga
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. akan terlaksana dengan baik (Zahara, 2018).
Sumber daya manusia merupakan elemen penting Disampaikan pula bahwa metode coaching
dalam suatu organisasi yang merupakan penggerak roda merupakan sebuah metode komunikasi yang berusaha
organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misi untuk memersuasi orang namun sebenarnya dengan
organisasi. Sumber daya manusia yang ada di RSUD R. pendapat, ide serta solusi dari diri sendiri yang dikuatkan
Syamsudin, SH Kota Sukabumi terdiri dari tenaga oleh coach. Sesuai dengan pendapat (DeVito, 2017)
kesehatan yang meliputi tenaga medis (dokter), usaha melakukan persuasi ini memusatkan perhatian
paramedis (perawat), non keperawatan (apoteker, analis pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau
kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapi, kepercayaan khalayak atau pada upaya mengajak mereka
radiographer dan perekam medis) dan tenaga non bertindak dengan cara tertentu. Persuasi juga dipahami
kesehatan (bagian keuangan, administrasi, personalia). sebagai usaha berubah sikap melalui penggunaan pesan
SEBATIK 1410-3737 217

2017). Selain itu penelitian kualitatif juga memberikan Dalam dunia bisnis saat ini, komunikasi dengan
makna realitas yang terbangun secara sosial, hubungan metode coaching sedang menjadi tren karena coaching
erat antara peneliti dan subjek yang diteliti (Denzin & dipercaya sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang
Lincoln, 2011). Yang mana peneliti terlibat dan membawa perubahan dalam budaya organisasi untuk
menginterpretasikan dirinya dalam pengalaman yang meningkatkan produktivitas dengan mengubah
berkelanjutan dan terus menerus dengan para partisipan manajemen berbasis komando dan kontrol (supervisi)
(Creswell, 2016). kepada manajemen berbasis kolaborasi dan kreativitas
Pengumpulan data primer pada penelitian ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
diperoleh melalui wawancara, kepada dua narasumber pegawai. Namun coaching di RSUD R. Syamsudin, SH
Bulan September 2020 kepada Dr. Bahrul Anwar, MKM Kota Sukabumi baru dilaksanakan pada level pejabat
selaku Direktur RSUD R. Syamsudin, SH Kota struktural dan pejabat fungsional/ para kepala instalasi
Sukabumi dan Yanyan Rusyandi, SE, M.Kes selaku serta head nurse.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Frederick Herzberg mengemukakan Herzberg’s two
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan factors motivation theory atau teori motivasi dua faktor
tujuan untuk memaknai data tersebut dengan atau teori motivasi kesehatan atau faktor higienis yaitu
mengelompokkan atau memilah, dan menyusunnya faktor pemuas yang disebut juga motivator yang
kembali (Creswell, 2016). Penelitian ini menggunakan merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi
model analisis data interactive model (Miles, Huberman, yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut
& Saldana, 2014) sebagaimana terlihat pada gambar 1. (kondisi intrinsik) dan Faktor pemelihara (maintenance
factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk
memelihara keberadaan pegawai sebagai manusia,
pemeliharaan ketentraman dan kesehatan.
Menurut penuturan Direktur RSUD R. Syamsudin,
SH Kota Sukabumi, dalam upaya meningkatkan kinerja
melalui peningkatan motivasi pegawai, direksi RSUD R.
Syamsudin, SH Kota Sukabumi menerapkan komunikasi
persuasif atasan dan bawahan melalui metode coaching.
Gambar 1. Interactive Model dari Miles dan Disampaikan pula bahwa kemampuan coach melalui
Hubberman proses bertanya dalam coaching dapat memberikan rasa
percaya diri serta membantu keterbukaan sehingga dapat
Dalam menguji validitas penelitian ini, digunakan meningkatkan motivasi kerja dari dalam dirinya sendiri.
metode triangulasi sumber (Moleong, 2010) dan Coaching merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
disajikan dalam bentuk naratif (Creswell, 2016). seorang pimpinan untuk meningkatkan performa
bawahannya (Mathias & Jacson, 2011) Coaching sering
dianggap sebagai alat yang berguna untuk
4. PEMBAHASAN mengembangkan individu dan organisasi (Sriddaran,
RSUD R Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi 2016).
merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kota Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan
Sukabumi, terletak di pusat Kota Sukabumi yaitu di suatu unsur yang sangat penting dalam mencapai
Jalan Rumah Sakit Nomor 1 Kelurahan/kecamatan keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu
Cikole Kota Sukabumi. Sebagai rumah sakit umum organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin hendaklah
daerah terbesar di kota Sukabumi dan sekitarnya, RSUD piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun
R. Syamsudin, SH telah ditetapkan menjadikan rumah non-verbal. Komunikasi yang baik mampu
sakit rujukan regional di Jawa Barat untuk mengampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang
pelayanan kesehatan rujukan dari daerah Kota disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan
Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, mampu meningkatkan kinerja serta control kerja juga
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. akan terlaksana dengan baik (Zahara, 2018).
Sumber daya manusia merupakan elemen penting Disampaikan pula bahwa metode coaching
dalam suatu organisasi yang merupakan penggerak roda merupakan sebuah metode komunikasi yang berusaha
organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misi untuk memersuasi orang namun sebenarnya dengan
organisasi. Sumber daya manusia yang ada di RSUD R. pendapat, ide serta solusi dari diri sendiri yang dikuatkan
Syamsudin, SH Kota Sukabumi terdiri dari tenaga oleh coach. Sesuai dengan pendapat (DeVito, 2017)
kesehatan yang meliputi tenaga medis (dokter), usaha melakukan persuasi ini memusatkan perhatian
paramedis (perawat), non keperawatan (apoteker, analis pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau
kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapi, kepercayaan khalayak atau pada upaya mengajak mereka
radiographer dan perekam medis) dan tenaga non bertindak dengan cara tertentu. Persuasi juga dipahami
kesehatan (bagian keuangan, administrasi, personalia). sebagai usaha berubah sikap melalui penggunaan pesan
SEBATIK 1410-3737 219

dilakukan adalah building trust atau membangun


kepercayaan. Kepercayaan ini dibangun oleh coach
dengan menjelaskan kepada coaches bahwa
coaching dilaksanakan secara tatap muka hanya
antara coach dan coaches, bersifat rahasia, sehingga
coaches dapat membuka diri dan mengutarakan
apapun se kaitan dengan pekerjaannya. Membangun
kepercayaan juga terus dapat dilakukan pada saat
pelaksanaan coaching, yang diperlihatkan dengan
cara coach menanggapi serta memperlihatkan
bahasa tubuh yang tepat pada saat mendengarkan
apa yang disampaikan oleh coaches.
2. Active Listening Proses mendengarkan pada
komunikasi persuasif dimulai dengan menerima
pesan dari komunikator baik berupa pesan verbal
maupun nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa
isyarat, dan lain. Dilanjutkan dengan memahami
yaitu tahapan dimana penerima pesan berusaha
mengerti serta memahami apa yang disampaikan.
Dan pada tahapan proses mendengar terdapat
kesempatan coaches untuk mengemukakan keadaan-
keadaan yang menjadi permasalahan dalam unit
kerja, hubungan dengan pimpinan, beban kerja dan
Gambar 2. Wheel of Life pelaporan hasil kerja serta menjelaskan keadaan-
keadaan yang menjadi permasalahan dalam
Wheel of life digunakan sebagai media ukuran melakukan pekerjaannya. Dalam proses coaching,
kepuasan yang telah dicapai pada saat ini. coaches proses mendengarkan dan memahami dibutuhkan
diberikan rentang nilai 0 – 10 dan coaches harus agar coach dapat memberikan feedback dengan tepat
menentukan sendiri berapa nilai pada masing-masing terhadap yang disampaikan oleh coaches.
quadrat. Umumnya, dari penilaian Wheel of life ini 3. Clarifying Fungsi klarifikasi dalam coaching adalah
coaches dapat menentukan bagian mana yang ingin untuk minimalis kesalahan dalam menangkap pesan.
dibahas dalam coaching. Namun khusus di RSUD R. Coach Atau persuader wajib mengklarifikasi pesan
Syamsudin, SH coaching hanya terbatas pada masalah dari persuade yang tidak jelas. Hal ini juga
pekerjaan dan career development. ditujukan agar tidak ada kesalahan dalam merespons
Disampaikan pula tentang langkah-langkah yang pesan.
terdapat pada coaching (Whitmore, S.J., 2017), 4. Asking The Right Question (powerful Question)
sebagaimana terlihat pada gambar 3. Pada tahap inilah proses persuasif dalam metode
coaching dilaksanakan. Dapat dikatakan, coaching
adalah proses komunikasi yang mengajak dan
membujuk orang lain dengan tujuan mengubah
sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan
komunikator tanpa adanya unsur paksaan pada tahap
inilah proses penguatan terhadap tanggapan coaches
dibentuk. Coach Memberikan feedback atas apa
yang telah disampaikan oleh coaches melalui
pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan atau
dikenal sebagai powerful Question, dengan tujuan
untuk menguatkan apa yang telah disampaikan oleh
coaches, sampai timbul solusi atas
permasalahannya, keyakinan atas keinginannya
Gambar 3. Tahapan Coaching sehingga timbul motivasi dari dalam dirinya.
5. Giving Feedback
1. Building Trust Terkadang kepercayaan seseorang Feedback dalam coaching berlangsung dari dua
tentang sesuatu atau seseorang yang dipercayainya pihak. Yang pertama feedback dari coaches atas
dapat memberikan dampak sikap pada diri mereka, tanggapan dari pertanyaan yang disampaikan coach,
sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang kedua adalah feedback dari coach, yang
atau tindakan mereka terhadap sesuatu. Begitu pula merupakan penguatan terhadap segala hal yang telah
dalam metode coaching. Hal pertama yang disampaikan oleh coaches.
SEBATIK 1410-3737 219

dilakukan adalah building trust atau membangun


kepercayaan. Kepercayaan ini dibangun oleh coach
dengan menjelaskan kepada coaches bahwa
coaching dilaksanakan secara tatap muka hanya
antara coach dan coaches, bersifat rahasia, sehingga
coaches dapat membuka diri dan mengutarakan
apapun se kaitan dengan pekerjaannya. Membangun
kepercayaan juga terus dapat dilakukan pada saat
pelaksanaan coaching, yang diperlihatkan dengan
cara coach menanggapi serta memperlihatkan
bahasa tubuh yang tepat pada saat mendengarkan
apa yang disampaikan oleh coaches.
2. Active Listening Proses mendengarkan pada
komunikasi persuasif dimulai dengan menerima
pesan dari komunikator baik berupa pesan verbal
maupun nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa
isyarat, dan lain. Dilanjutkan dengan memahami
yaitu tahapan dimana penerima pesan berusaha
mengerti serta memahami apa yang disampaikan.
Dan pada tahapan proses mendengar terdapat
kesempatan coaches untuk mengemukakan keadaan-
keadaan yang menjadi permasalahan dalam unit
kerja, hubungan dengan pimpinan, beban kerja dan
Gambar 2. Wheel of Life pelaporan hasil kerja serta menjelaskan keadaan-
keadaan yang menjadi permasalahan dalam
Wheel of life digunakan sebagai media ukuran melakukan pekerjaannya. Dalam proses coaching,
kepuasan yang telah dicapai pada saat ini. coaches proses mendengarkan dan memahami dibutuhkan
diberikan rentang nilai 0 – 10 dan coaches harus agar coach dapat memberikan feedback dengan tepat
menentukan sendiri berapa nilai pada masing-masing terhadap yang disampaikan oleh coaches.
quadrat. Umumnya, dari penilaian Wheel of life ini 3. Clarifying Fungsi klarifikasi dalam coaching adalah
coaches dapat menentukan bagian mana yang ingin untuk minimalis kesalahan dalam menangkap pesan.
dibahas dalam coaching. Namun khusus di RSUD R. Coach Atau persuader wajib mengklarifikasi pesan
Syamsudin, SH coaching hanya terbatas pada masalah dari persuade yang tidak jelas. Hal ini juga
pekerjaan dan career development. ditujukan agar tidak ada kesalahan dalam merespons
Disampaikan pula tentang langkah-langkah yang pesan.
terdapat pada coaching (Whitmore, S.J., 2017), 4. Asking The Right Question (powerful Question)
sebagaimana terlihat pada gambar 3. Pada tahap inilah proses persuasif dalam metode
coaching dilaksanakan. Dapat dikatakan, coaching
adalah proses komunikasi yang mengajak dan
membujuk orang lain dengan tujuan mengubah
sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan
komunikator tanpa adanya unsur paksaan pada tahap
inilah proses penguatan terhadap tanggapan coaches
dibentuk. Coach Memberikan feedback atas apa
yang telah disampaikan oleh coaches melalui
pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan atau
dikenal sebagai powerful Question, dengan tujuan
untuk menguatkan apa yang telah disampaikan oleh
coaches, sampai timbul solusi atas
permasalahannya, keyakinan atas keinginannya
Gambar 3. Tahapan Coaching sehingga timbul motivasi dari dalam dirinya.
5. Giving Feedback
1. Building Trust Terkadang kepercayaan seseorang Feedback dalam coaching berlangsung dari dua
tentang sesuatu atau seseorang yang dipercayainya pihak. Yang pertama feedback dari coaches atas
dapat memberikan dampak sikap pada diri mereka, tanggapan dari pertanyaan yang disampaikan coach,
sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang kedua adalah feedback dari coach, yang
atau tindakan mereka terhadap sesuatu. Begitu pula merupakan penguatan terhadap segala hal yang telah
dalam metode coaching. Hal pertama yang disampaikan oleh coaches.
220 SEBATIK 2621-069X

Coach Program. Jakarta: PT. Lingkar Indonesia


Di dalam teori motivasi yang dikenal dengan hierarki Cendikia.
kebutuhan (hierarchy of needs) dari (Maslow, 2013) Dia Bacal, R. 2012. Performance Management. Jakarta:
membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia Gramedia Pustaka.
terdapat hierarki dari Lima Kebutuhan yaitu kebutuhan Bajari, A. 2017. Metode Penelitian Komunikasi.
fisiologi, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi Bandung: Remaja Rosdakarya.
diri. Berkaitan hal tersebut, disampaikan bahwa metode Creswell, J. W. 2016. Research Design:Pendekatan
coaching ini dapat menjadi sarana aktualisasi diri bagi Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran.
pegawai karena di dalam coaching ini, pegawai yang Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
bertindak sebagai coaches selain mengemukakan Danim, S. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan efektifitas
masalah serta dicari solusinya, mereka juga dapat Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
mengemukakan secara terbuka apa saja yang sudah Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. 2011. Hand Book of
menjadi pencapaian nya, apa saja harapan-harapannya Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dalam karier, dan kelebihannya karena yang bertindak Devito, J. 2010. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta:
sebagai coach adalah pimpinan pegawai, otomatis Kharisma Publishing Group.
aktualisasi diri ini mendapatkan perhatian langsung dari Devito, J. A. 2017. The Interpersonal Communications.
pimpinan. USA: Pearson Education.
Fauziatunisa, H., Nuryanti, B. L., & Masharyono, M.
5. KESIMPULAN 2018. Analisis Kemampuan Kerja, Coaching Dan
Pimpinan RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi Kinerja Karyawan: Studi Kasus Pada Karyawan
menerapkan metode coaching yang baru dilaksanakan PT.Sari Ater Hotel Dan Resort Subang. Journal of
masih sebatas kepada pejabat struktural, pejabat Business Management Education, 56-66.
fungsional dan para head nurse. Metode coaching dipilih Hasibuan, H. M. S. 2016. Manajemen, Dasar,
sebagai salah satu bentuk pembinaan pegawai melalui Pengertian, dan Masalah.
komunikasi persuasif antara pimpinan dengan pegawai Lubis, M. S. 2017. Pengaruh Komunikasi Pimpinan
dalam upaya memecahkan masalah-masalah dalam Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Karyawan
pekerjaan, memfokuskan kembali pegawai terhadap Pada PT.(Persero) Pelabuhan I Medan . Jurnal
target kinerja yang akan dicapai. Warta Edisi 51.
Unsur-unsur komunikasi dalam metode coaching Lukas, A. A. 2016. Komunikasi Persuasif Yang
yaitu coach sebagai persuader, coaches sebagai Diperlukan di PT Jala Krida Wisesa. Performa
persuade, pesan, media dan umpan balik. Proses Jurnal Manajemen dan Start Up Bisnis.
coaching dimulai dengan building trust atau membangun Maslow, A. (2013). Teori Hierarki Motivasi. Jakarta: PT.
kepercayaan, active listening, clarifying, dan pada tahap PBP.
asking the right question proses persuasif terjadi melalui Mathias, R., & Jacson, J. 2011. Human Resource
kemampuan coach sebagai persuader mengemukakan Management (G and T.U.S Britain,Ed) (13th Ed).
pertanyaan yang berdaya (powerful question) serta USA: Kogan Page Limited.
memberikan penguatan-penguatan terhadap ide, solusi, Maulana, H., & Gumelar, G. 2013. Psikologi
keyakinan serta keinginan coaches yang pada akhirnya Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia
menumbuhkan motivasi dari diri sendiri. Permata.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. 2014.
6. SARAN Qualitative Data Analys : A Methods Surcebook.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti California: Sage Publications.
memberikan saran untuk meningkatkan kinerja rumah Moleong, L. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
sakit secara keseluruhan, perlu dilakukan metode Bandung: Remaja Rosdakarya.
coaching tidak hanya kepada pejabat struktural saja Muhrifah, M. 2017. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
tetapi dilaksanakan kepada seluruh pegawai agar Kinerja Karyawan RSUD Dokter Soedarso
pegawai merasa mendapatkan perlakuan serta pembinaan Pontianak. Jurnal Samudra Ekonomi dan Bisnis
yang sama. Metode coaching juga sebaiknya dilakukan Vo.8 No.1.
secara intense dalam upaya pemantauan feedback yang Munthe, R. G. 2015. Menerapkan Coaching Sebagai
menjadi indikator keberhasilan coaching. Gaya Kepemimpinan Masa Kini. Jurnal
Manajemen Volume 14 Nomor 2.
7. DAFTAR PUSTAKA Nugroho, A. E., Hasanuddin, B., & Brasit, N. 2011.
Adriansyah, D. O. 2016. Pengaruh Komunikasi Terhadap Pengaruh Coaching Terhadap Motivasi Kerja dan
Kinerja Karyawan Dengan Di mediasi Oleh Kinerja Individual. Jurnal Universitas Hasanuddin.
Kepuasan Karyawan. Jurnal Bisnis dan Manajemen Pawito. 2012. Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Vol.3 No.1. Yogyakarta: Pelangi Aksara.
Amalia I.R. , & Siregar M.K. . 2018. Modul 1 Konsep Rahmayanti. 2014. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Dasar Coaching ; Loop Certified Profesional Kinerja Karyawan Pada CV Putra Kaltim
SEBATIK 1410-3737 221

Samarinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis 2, 215- Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan
229. Bimbingan Konseling, 61-73.
Salim, G. 2015. Effective Coaching. Bhuana Ilmu West, R.L, & Turner, L. H. 2010. Introducing
Populer. Communication Theory : Analyse and Application.
Soemirat, S. 2012. Komunikasi Persuasif. Tangerang New York: McGraw-Hill.
Selatan: Universitas Terbuka. Whitmore, S.J. 2017. Coaching for Performance;
Sriddaran, L. 2016. Impact of Work Place Stress on Principles and Practice of Coaching and
Employees ‘Job Performance : Special Reference to Leadership. London: Nicholas Brealey Publishing.
Apparel Industry in Batticaloa District Sri Lanka. Zahara, E. 2018. Peran Komunikasi Organisasi Bagi
Business and Management, 63-66. Pimpinan Organisasi. Jurnal Warta.
Sulastiana, M., Sulistiobudi, R. A., & El Hami, A.
(2017). Employee coaching and counseling
program metode alternatif untuk optimalsasi human
capital pada pegawai aparatur sipil negara
(ASN). Jurnal Psikologi Pendidikan dan

You might also like