You are on page 1of 51

PENERBIT INDAH CEMERLANG

BEKERJA
DENGAN
MESIN BUBUT
SMK

ALAN ANDIKA PRIYATAMA M.Pd


PENERBIT INDAH CEMERLANG
ALAN ANDIKA PRIYATAMA M.Pd

BEKERJA
DENGAN MESIN
BUBUT
SMK

Penerbit / percetakan: Indah Cemerlang


Jl. Soekarno - Hatta Kel. Kalikabong Kec. Kalimanah
Kab. Purbalingga Jawa Tengah

1
PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas bimbingan dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku ini. Buku yang

diberi judul ”BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT” ini banyak membahas tentang

mesin bubut konvensional, dimana sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi

dasar dalam K13 bidang Teknik Pemesinan materi tersebut terdapat dalam mata

pelajaran produktif Teknik Pemesinan bubut.

Diharapkan buku ini dapat dijadikan pedoman atau rujukan bagi siswa dan

guru SMK bidang keahlian Teknik Mesin khususnya, dan bidang keahlian lain pada

umumnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada penulis

sampaikan juga kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini, baik

dari kalangan akademisi maupun praktisi. Akhir kata, mudah-mudahan buku ini

bermanfaat bagi seluruh pembaca dan masyarakat luas pada umumnya. Kritik dan

saran demi perbaikan buku ini akan penulis terima dengan senang hati. Wassalam.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman………………………………………………………… 1

Judul…………………………………………………................. 2

Kata Pengantar…………………………………………………. 3

Daftar isi …………………….………………………..………… 5

Tujuan…………………………………………………………… 6

MESIN BUBUT

A. TUJUAN …………………………………………………. 6

B. URAIAN ISI PELAJARAN ……………………………. 7

C. PENJELASAN TEORI …………………………….…… 7

1. Bagian-bagian mesin bubut………………………….… 8

2. Tiga gerakan utama proses pembubutan……………..... 9

3. Alat potong…………………………………………….. 10

4. Jenis pencekam alat potong…...................................….. 11

5. Cara setting alat potong…………………………....….. 11

6. Alat pencekam benda kerja………………………........ 12

7. Cara setting benda kerja……………………………….. 12

8. Parameter Pembubutan................................................... 12

9. Proses-proses pembubutan……………………………. 16

a. Proses bubut luar…………………………………... 16

3
b. Proses bubut dalam………………………………… 17

c. Membubut Tirus……………………………………. 17

10.Membubut Ulir Segi Tiga……………………………... 20

11.Kedudukan Eretan Waktu Membubut Ulir…………… 21

12.Mengatur Kedudukan Pahat Ulir Yang Berubah…….. 21

13.Ulir Kiri dan Ulir Kanan………………………………. 22

14.Cara Membuat Ulir Dalam pada Mesin Bubut……….. 23

15.Ulir Segi Empat ……………………………………….. 24

16.Ulir Trapesium………………………………………… 25

17.Membubut Alur………………………………………... 26

18.Mengkartel……………………………………………... 28

19.Mereamer………………………………………………. 31

D. Sajian contoh………………………………………………… 33

E. Soal latihan…………………………………………………... 40

Daftar pustaka………………………………………………….. 49

4
TUJUAN

Buku ini disajikan dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan pemesinan khususnya dalam mesin bubut.

Secara rinci penulisan modul ini bertujuan supaya :

1. Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin bubut

2. Mampu menentukan urutan pekerjaan,bekerja dengan mesin bubut

5
MESIN BUBUT

(TURNING MACHINE)

A. TUJUAN

Setelah pembelajaran selesai, peserta didik dapat menjelaskan prinsip

kerja mesin bubut dengan baik

B. URAIAN ISI PELAJARAN

Mesin Bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan

mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut.

Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang

sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan

pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari

benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan

gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur

perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka

akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini

dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang

menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Mesin bubut merupakan

salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja

yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang

pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel

6
dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong

(pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada

benda kerja yang berputar. Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang

memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain

seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya.

C. PENJELASAN TEORI

Mesin Bubut merupakan suatu mesin dengan gerak utama benda kerja

berputar pada spindel / sumbu utama dengan penyayatan oleh pahat . Mesin

bubut merupakan alat yang universal, terutama dipakai untuk mengerjakan

benda kerja berbentuk silinder.

Pembubutan (turning) adalah proses permesinan konvensional, dimana

gerakan utama terdapat pada perputaran benda kerja dan pahat bergerak

menyayat benda kerja.

1. Bagian-bagian mesin bubut :

7
a. Head stock/kepala tetap : bagian yang berfungsi untuk meletakkan

susunan roda gigi. Spidel utama, dan panel-panel mesin.

b. Tail stock/kepala lepas : bagian dari mesin bubut yang berada di

bagian ekor mesin, berfungsi untuk meletakkan live center, drill

chuck, dan mempunyai engkol untuk melakukan proses drilling.

c. Bed : meja mesin yang berfungsi sbagai penyangga apron dan sebagai

landasan/rel untuk bergeraknya apron dan tail stock.

d. Apron : berfungsi untuk membawa pahat melakukan proses

pemotongan.

e. Eretan memanjang : sebuah eretan yang berfungsi untuk

menggerakkan pahat sepanjang bed.

f. Eretan melintang : berfungsi untuk membawa pahat bergerak

melintang/tegak lurus terhadap sumbu mesin.

g. Eretan atas/compound slide : eretan yang terdapat pada bagian teratas

apron, pada eretan tersebut mampu berputar 360º sehingga

memungkinkan untuk proses pembubutan konus.

h. Tool post : tempat dimana pahat yang digunakan untuk proses

pemotongan dipasang.

i. Chuck : alat pencekam benda kerja yang berhubungan dengan spindle

utama, dan berfungsi untuk memutar benda kerja.

j. Lead screw dan feed shaft : merupakan batang penggerak untuk

membawa apron bergerak dengan feeding otomatis sesuai dengan

kecepatan yang dipakai.

2. Tiga gerakan utama proses pembubutan :

8
a. Main motion : gerakan utama pembubutan, dimana benda kerja

berputar sesuai dengan putaran yang dipilih.

b. Feed motion : gerakan penyayatan benda kerja, dimana pahat

bergerak memotong benda kerja.

c. Adjusting motion : gerakan setting kedalaman pemakanan tool

terhadap benda kerja.

feed

d.o.c

rpm

Vc

Basic Knowledge Of Inserts

3. Alat potong

a. Pahat ISO:

Pahat carbide, pahat yang tips (mata potong)-nya terbuat dari carbide.

Pemasangan tips pada holder menggunakan metode brazing/perekatan

dengan kuningan jenis-jenis pahat ISO :

1) Pahat ISO 2 : digunakan untuk pembubutan melintang (facing) dan

pembuatan chamfer 45º. Jenis pahat ini ada ISO 2R dan ISO 2 L.

2) Pahat ISO 6 : digunakan untuk pembubutan memanjang

longitudinal). Jenis pahat ini ada ISO 2R dan ISO 2 L.

3) Pahat ISO 7 : digunakan untuk membuat alur.

9
4) Pahat ISO 8 : digunakan untuk proses boring (pembesaran ukuran

lubang) dengan diameter dalam tembus.

5) Pahat ISO 9 : digunakan untuk proses boring (pembesaran ukuran

lubang) dengan diameter dalam bertingkat/step.

b. Alat potong HSS (high speed steel)

Alat potong HSS tingkatnya dibawah carbide, jenisnya bermacam-

macam dari twist drill sampai pahat ulir. Jenis- jenis alat potong HSS :

1) Twist drill, merupakan alat potong yang berguna untuk pembuatan

diameter dalam, mempunyai 2 sisi potong.

2) Center drill, berguna untuk pembuatan lubang tumpuan

pencekaman.

3) NC drill berguna sebagai awalan lubang.

4) Pahat HSS undercut, berguna untuk penbuatan alur (groove) dan

profil.

5) Pahat HSS potong, untuk pemotongan benda (parting- off).

6) Tap dan sney, untuk pembuatan ulir secara manual.

7) Countersink, untuk pembuatan chamfer diameter dalam.

4. Jenis pencekam alat potong:

a. Tool holder, merupakan alat pencekam yang paling sering digunakan.

Berfungsi untuk mencekam pahat ISO shank square. Misal ISO 2 dan

ISO 6.

b. Drill chuck; alat pencekam drilling tool dan center drill.

c. V-block, merupakan alat bantu pencekaman pahat ISO bergagang bulat.

10
5. Cara setting alat potong:

a. Cekam alat potong semaksimal mungkin, hindari pencekaman overhang.

b. Pastikan baut pengencang pada tool holder dalam keadaan yang cukup

kuat untuk mencekam tool yang dipasang.

c. Centerkan ujung mata potong terhadap center mesin dengan alat bantu

center gauge.

6. Alat pencekam benda kerja.

a. Three jaws chuck universal, alat pencekam benda kerja yang terdiri 3

rahang bergerak yang bergerak bersama-sama mencekam benda kerja.

b. Four jaws chuck independent, alat pencekam benda kerja yang terdiri

dari 4 rahang yang bergerak bebas menurut yang diinginkan.

c. Between centre, alat pencekam benda kerja diantara 2 center, yaitu death

center dengan live center. Alat lain yang digunakan adalah drive plate,

centering bush, dead center, lathe dog, dan live center.

d. Collet, alat pencekam benda kerja yang mempunyai ketelitian 0,05 mm,

cocok untuk pembuatan massal.

11
7. Cara setting benda kerja:

a. Cekam benda kerja pada alat pencekam yang sesuai tuntutan kepresisian,

keamanan.

b. Cekam benda kerja semaksimal mungkin agar keaamanan pencekaman

terjamin. Hindari pencekaman overhang tanpa menumpu.

c. Untuk tetap menjaga kesentrisan benda kerja, minimalkan proses

melepas benda kerja dari chuck yang dipakai.

8. Parameter pada prose bubut

a. Menghitung dan menentukan kecepatan potong, kecepatan putar dan

kecepatan pemakan

1) Kecepatan potong

Kecepatan potong ialah jarak yang ditempuh pahat pada setiap

putaran benda kerja selama 1 menit atau dengan kata lain kecepatan

potong ialah panjangnya tatal yang terpotong dalam 1 menit.

Untuk menentukan kecepatan potong tidak dapat dipilih

sembarangan, sebab jika terlalu rendah maka waktu pengerjaan

terlalu lama, tetapi jika terlalu tinggi sisi potong pahat akan cepat

berkurang kekerasannya dan rusak. Kecepatan potong dipilih dan

disesuaikan tergantung dari bahan alat potong dan bahan benda kerja

yang akan dikerjakan. Lihat tabel kecepatan potong ( Lihat table 1

Kecepatan Potong pada Pembubutan)

2) Kecepatan Putar Mesin Bubut

12
Putaran mesin bubut tergantung dari diameter bahan yang

dibubut dan kecepatan potong yang digunakan, dihitung dalam

satuan putaran tiap menit. Kecepatan putar mesin bubut dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

1000
a) n = CSx
d

n = putaran mesin per menit

(rpm = revolution per minute)

CS = Cutting Speed (kecepatan potong)

dalam satuan meter/menit

d = Diameter (garis tengah)

benda kerja dalam satuan milimeter

22
 = 7 = 3,14

Contoh perhitungan:

Akan dibubut bahan dari St 37 yang diameternya 25 mm

dengan pahat bubut dari HSS. Diambil CS = 22 m/menit. Maka

kecepatan putar mesin bubut.

CS x 1000 22 x 1000 22.000


n= = = = 280rpm
d 3,14 x 25 7,

Penyetelan kecepatan putar mesin bubut menggunakan tuas

pengubah kecepatan seperti gambar yang ada pada tabel mesin

bubut dan disesuaikan dengan angka putaran yang mendekati

dengan angka 280 rpm, ambil pada kisaran terdekat dari angka

ini.

13
CS x12 4CS
b) n= =
d d

n = putaran mesin per menit (rpm)

CS = Kecepatan potong (feet/menit)

d = Diameter benda kerja (inchi)

1 feet = 1 kaki = 12 inchi

 = 3,14 atau dipakai  = 3

3) Kecepatan Pemakanan pada Mesin Bubut.

Di samping pemilihan RPM yang betul, kecpaan pemakanan

dan kedalaman pemotongan juga harus diperhatikan

Kecepatan Pemakanan

• Yaitu panjangnya (mm) di mana pahat bergerak (memotong)

pada tiap 1 putaran benda kerja, baik pada gerak memanjang

atau melintang. Dinyatakan dalam mm/putaran atau

inchi/putaran. Hal ini penyetelannya dapat dilihat pada tabel

yang ada pada mesin bubut.

• Gerak pemakanan secara otomatis (feeding) pada saat mesin

berputar berlaku untuk menghitung panjangnya (mm) tatal yang

terayat setiap menit. Misalnya n = 280 putaran tiap menit

• Kecepatan pemakanan diambil 0,07 mm/tiap putaran. Maka

gerak pemakanan secara otomaatis = 280 putaran/menit x 0,07

mm/put = 19,6 mm/menit

14
• Kedalaman pemotongan yaitu masuknya pahat kedalam benda

kerja (tebal tatal atau beram)

• Pemakanan merupakan kecepatan pemakanan atau kedalaman

pemotongan

Tabel 1. Kecepatan Potong pada Pembubutan

HSS Karb
Bahan
m/men Ft/min M/men

Baja lunak
18 - 21 60 - 70 30 - 250
(Mild Steel)

Besi Tuang
14 - 17 45 - 55 45 - 150
(Cast Iron)

Perunggu 21 - 24 70 - 80 90 - 200

Tembaga 45 - 90 150 - 300 150 - 450

Kuningan 30 - 120 100 - 400 120 - 300

Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180

Tabel 2. Kecepatan Pemakanan Bahan

Pemakan Kasar Pemakanan Halus


Materials
inchi mm Inchi

Alumunium 0,015-0,030 0,40-0,75 0,005-0,010

Bronze. 0,015-0,025 0,40-0,65 0,003-0,010

Cast Iron 0,015-0,025 0,40-0,65 0,005-0,012

Tool Steel. 0,010-0,020 0,25-0,50 0,003-0,010

15
Machinery Steel. 0,010-0,020 0,25-0,50 0,003-0,010

4) Waktu Pemotongan

lt = panjang pemotongan; mm

F = Kecepatan makan

5) Kecepatan penghasilan tatal

9. Proses-proses pembubutan.

a. Proses bubut luar:

1) Pembubutan facing, adalah gerakan melintang pahat untuk

mengurangi bagian muka benda kerja, dan untuk memasukkan

panjang benda kerja. Alat potong yang digunakan adalah pahat

ISO 2.

2) Pembubutan diameter, adalah gerakan memanjang pahat untuk

mengurangi bagian sisi (diameter) suatu benda kerja. Alat potong

yang digunakan adalah pahat ISO 6.

3) Pembubutan konis, adalah pembubutan benda kerja dimana

terdapat perbedaan ukuran diameter dalam panjang tertentu dengan

perbandingan yang konstan.

4) Pembubutan alur, adalah gerakan melintang pahat menusuk benda

kerja untuk menghasilkan profil pada permukaan benda kerja

16
sesuai dengan bentukan pahat yang dipakai. Alat potong yang

digunakan adalah pahat ISO 7.

5) Pembubutan ulir, adalah proses pembuatan ulir di mesin bubut

sesuai dengan standarisasi yang diminta.

b. Proses bubut dalam:

1) Drilling : proses pembuatan lubang dimana ukuran lubang yang

dihasilkan sesuai dengan ukuran alat potong yang digunakan

dengan menggunakan NC drill, twsit drill, center drill, dll.

2) Boring : proses pembuatan lubang dimana ukuran lubang yang

dihasilkan lebih besar daripada ukuran alat potong yang digunakan

dengan alat potong ISO 8 dan ISO 9.

3) Pembuatan ulir dalam.

4) Pembuatan konus dalam.

c. Membubut Tirus

Tirus adalah adanya perbedaan diameter pada benda kerja yang

membentuk garis lurus dan segaris. Cara kerja dalam pembubutan tirus

antara lain :

a) Membubut tirus dengan memutar eretan atas

Ketentuan membubut tirus dengan memutar eretan atas antara lain:

17
-. Untuk benda yang sudut tirusnya besar

-. Panjang tirus sepanjang gerak eretan atas

( D−d )
Tg = Dimana :

2t

 = Sudut penggeseran eretan atas D

= Diameter terbesar

d = Diameter terkecil

t = Panjang yang ditirus

b) Membubut tirus dengan menggeser kepala lepas

Ketentuan membubut tirus dengan menggeser kepala lepas

- Dapat untuk membubut tirus dengan ketirusan panjang

- Tidak bisa untuk membubut tirus dengan sudut tirus yang besar.

- Penggeseran kepala lepas max. 1/50 kali panjang benda kerja.

- Perhitungan pergeseran kepala lepas dalam mm.

(D−d )L
X= X = Penggeseran kepala lepas
2l

D = Diameter terbesar

d = Diameter terkecil

18
l = Panjang yang ditirus

L = Panjang keseluruhan benda kerja

c) Alat Bantu Taper Attachment

Batang pengarah dapat disetel sesuai dengan sudut ketirusan

benda kerja yang dibuat. Kemudian pahat bubut bergerak menurut

kedudukan blok luncur yang meluncur pada batang pengarah.

Keuntungan pembubutan tirus dengan Taper Attachment :

• Kedudukan kedua senter bubut tetap dalam satu garis senter

sehingga untuk membubut lurus tidak perlu mengatur kembali.

• Lubang senter benda kerja tidak mengalami kerusakan.

• Ketirusan dapat dibuat pada benda kerja yang terpasang pada

cekam dan yang terpasang antara dua senter.

• Dapat menghasilkan bermacam - macam ukuran ketirusan

sampai 3.5 per foot.

• Panjang tirus atau sudut ketirusan dapat dibuat pada sembarang

panjang benda kerja.

• Ketirusan dapat dihitung dengan rumus :

D−d
Tg =
2t

Kelemahan membubut tirus dengan Taper Attachment :

19
Panjang tirus yang dapat dibubut terbatas pada panjang alur

batang pengarah.

10. Membubut Ulir Segi Tiga

Ulir berfungsi sebagai pengikat, pengantar atau penggerak. Bentuknya

bermacam - macam : segitiga, segi empat, trapezium, setengah bola dan

sebagainya. Dari beberapa macam ulir tersebut, dilihat dari jenisnya ada ulir

metris, ulir whitwort, ulir pipa, ulir Amerika dan sebagainya.

Untuk ulir segitiga mempunyai ketentuan , ulir metric bersudut 60° ulir

whitwort bersudut 55°, ulir Amerika bersudut 60°. Ulir whitwort dan ulir

Amerika diukur dalam banyak gang tiap inchi, sedangkan ulir metric diukur

dalam milimeter terhadap jarak antara ulir yang satu ke ulir berikutnya.

Contoh :

* Ulir Metric

M12 x 1.75 M = Ulir Metric

12 = Diameter Nominal dalam mm

1.75 =

Pitch / gang ( jarak antar puncak ulir )

* Ulir Whitwort

W1/2’ - 12 W = Ulir Whitwort

½’ = Diameter Nominal dalam inchi

12 = Jumlah gang dalam 1 inchi

20
11. Kedudukan Eretan Waktu Membubut Ulir

Dalam membubut ulir, letak eretan atas harus miring setengah dari

besar sudut ulir terhadap eretan lintang. Jika membuat ulir metris maka

eretan atas menyudut 30° terhadap eretan lintang, sedangkan ulir whitwort

menyudut 27.5º.

Eretan Atas

Eretan Melintang

Penambahan tebal penyayatan dilakukan pada eretan atas, sedangkan

eretan lintang tetap pada satu angka ( tidak berubah ). Pada taraf mendekati

penyelesaian, penambahan penyayatan dilakukan oleh eretan lntang dengan

sayatan yang tipis. Sedangkan pada tingkat penyelesaian ( finishing )

penyayatan diulang beberapa kali tanpa penambahan pemakanan.

12. Mengatur Kedudukan Pahat Ulir Yang Berubah

Pada waktu mengulir, pahat tumpul dan harus dilepas dari toolpost

atau ada troble mesin maka dilakukan setting ulang untuk mengepaskan

kembali posisi pahat pada benda yang berulir. Langkah - langkah untuk

memperbaiki kedudukan pahat adalah sebagai berikut :

a. Pasanglah pahat pada rumahnya dan atur kembali kedudukannya dengan

pengukur ulir.

21
b. Jauhkan pahat dari benda kerja. Mesin dijalankan dan batang penggerak

otomatis ulir ditekan, hentikan kembali mesin itu.

c. Putarlah pemutar eretan lintang ke kanan hingga pahat hamper

menyentuh benda kerja.

d. Cek kedudukan pahat terhadap ulir yang telah dibuat. Jika kedudukan

tidak tepat, aturlah kedudukan pahat tersebut dengan menggeserkan

eretan atas dan lintang sehingga mata pemotong pahat terletak tepat pada

alur ulir yang telah terbentuk.

13. Ulir Kiri dan Ulir Kanan

Perbedaan prinsip antara ulir kanan dan ulir kiri adalah, ulir kanan

gerak ulirnya ke arah kanan dan sudut heliknya miring ke kiri. Sedangkan

ulir kiri gerak ulirnya kea rah kiri dan sudut heliknya miring ke kanan.

Dengan istilah lain, sebuah batang berulir kanan apabila masuknya mur

pada batang tersebut diputar ke kanan. Sebaliknya batang beerulir kiri,

masuknya mur pada batang tersebut di putar ke kiri. Pada waktu akan

membuat ulir kiri, maka persiapan yang harus dilakukan :

a. Bentuk sudut pahat yang diasah harus kebalikan dari bentuk sudut pahat

ulir kanan.

b. Kedudukan eretan atas harus miring ke kiri.

c. Gerakan eretan dimulai dari kiri ke kanan ke arah kepala lepas, harus

mengubah arah putaran poros transporteur.

d. Benda kerja yang akan dibuat ulir harus diberi alur dahulu secukupnya

untuk kedudukan pahat pada saat memulai penyayatan.

22
14. Cara Membuat Ulir Dalam pada Mesin Bubut

Sebelum ulir dibuat, benda kerja harus dibubut atau dibor dahulu

sebesar garis tengah teras ( minor diameter ). Untuk ulir dengan keadaan 75

% dan ini sudah cukup kuat dipakai rumus :

1,299x0,75
L=Dm−
U

L = Diameter dalam sebelum di ulir

Dm = Diameter nominal/luar ulir

U = Banyak ulir tiap inchi

Contoh :

Membuat ulir dalam W5/8’ - 11 maka ukuran bor yang dipakai atau

lubang harus dibubut sebesar :

1.299x0.75 0.97425
L=5/8− =0.625− =0.53644'
11
11

Dapat pula dihitung dengan rumus :

L = Dm - p L = Diameter dalam sebelum diulir

Dm = Diameter nominal/luar ulir

P = Picth

Contoh :

Membuat ulir M12 x 1.75 maka ukuran bor yang dipakai atau lubang

harus dibubut sebesar :

L = 12 - 1.75 (Diameter nominal - pitch)

= 10.25 mm

23
15. Ulir Segi Empat

Bentuk ulir segi empat lebih tebal dari ulir segi tiga. Lebar dan

dalamnya sama serta menyudut 90º. Karena konstruksinya sangat kuat, ulir

ini banyak dipakai pada alat - alat yang bergaya besar.

Cara membubut ulir segi empat

Pahat yang digunakan untuk membubut ulir segi empat adalah seperti

pahat grove dengan lebar mata pemotongnya, setengah gang dari ulir luar.

Lp = 0.5 x p Lp = Lebar pahat

P = pitch

Sedangkan ulir dalam harus dilebihi 0.001’ - 0.003’ untuk kebebasan.

Contoh :

Membuat ulir segi empat M20 x 4 maka lebar pahat yang harus

disiapkan

Lp = 0.5 x 4 = 2 mm

Pembuatan ulir segi empat dilakukan seperti membuat ulir segi tiga

dengan menggunakan pahat segi empat yang sesuai dengan ukuran.

Kedudukan eretan atas pada pembuatan ulir segi empat harus sejajar

dengan alas mesin dan penambahan pemakanannya dilakukan dengan

memutar eretan lintang.

Gb. Ulir Segi Empat

24
Letak pahat harus tegak lurus pada benda kerja dan mata pemotongnya

sejajar dengan benda kerja

16. Ulir Trapesium

Ulir trapesium dapat berfungsi sebagai sebagai pengganti dari ulir segi

empat. Ulir ini menyudut 29º dalamnya sama dengan setengah gang dan

kebebasan bidang puncak dan bidang alasnya terhadap ulir dalam sebesar

0.01’.

Gb. Ulir Trapesium


29˚

Cara Membuat Ulir Trapesium

Langkah pertama membuat ulir trapesium adalah menghitung lebar

puncak pahat yang akan dipakai. Lebar puncak pahat tergantung dari

banyak gang ulir tersebut. Contoh pada pembuatan ulir 1 jalan dengan 4

gang tiap inchi, maka ukuran lebar puncak pahat adalah :

Lebar puncak pahat = ( gang x 0.3707 ) - 0.0052

= ( ¼ x 0.3707 ) - 0.0052

= 0.092675 - 0.0052 = 0.087475’

25
= 0.087475’ x 25.4 mm = 2.2218 mm

Langkah selanjutnya sama seperti membuat ulir segi empat yaitu

didahului dengan pahat segi tiga yang berujung agak bulat berfungsi

sebagai perintis. Eretan atas menyudut 14º - 14.5º ke kanan untuk membuat

ulir kanan dan miring ke kiri untuk membubut ulir kiri.

17. Membubut Alur

Alur (grooving) pada benda kerja dibuat untuk memberi kelonggaran

ketika memasangkan dua buah elemen mesin, membuat baut dapat bergerak

penuh, dan memberi jarak bebas pada proses gerinda terhadap suatu poros,

(Gambar 1). Dimensi alur ditentukan berdasarkan dimensi benda kerja dan

fungsi dari alur tersebut. Bentuk alur ada tiga macam yaitu kotak,

melingkar, dan V (Gambar 2). Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat

yang digunakan diasah dengan mesin gerinda disesuaikan dengan bentuk

alur yang akan dibuat. Kecepatan potong yang digunakan ketika membuat

alur sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal tersebut

dilakukan karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar. Alur bisa

dibuat pada beberapa bagian benda kerja baik di bidang memanjang

maupun pada bidang melintangnya, dengan menggunakan pahat kanan

maupun pahat kiri. (Gambar 3)

26
Gambar 1. Alur untuk : (a) pasangan poros dan lubang (b) pergerakan baut
agar penuh, (c) jarak bebas proses penggerindaan poros

Proses yang identik dengan pembuatan alur adalah proses pemotongan

benda kerja (parting). Proses pemotongan ini dilakukan ketika benda kerja

selesai dikerjakan dengan bahan asal benda kerja yang relatif panjang

(Gambar 4.).

Gambar 2. Bentuk alur

Gambar 3. Alur bisa dibuat pada bidang memanjang atau melintang

27
Gambar 4. Proses pemotongan benda kerja (parting)

Beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan ketika melakukan

pembuatan alur atau proses pemotongan benda kerja adalah sebagai berikut:

a. Cairan pendingin diberikan sebanyak mungkin

b. Ujung pahat diatur pada sumbu benda kerja

c. Posisi pahat atau pemegang pahat tepat 90° terhadap sumbu benda kerja

d. Panjang pemegang pahat atau pahat yang menonjol ke arah benda kerja

b. sependek mungkin agar pahat atau benda kerja tidak bergetar

a. Dipilih batang pahat yang terbesar

b. Kecepatan potong dikurangi (50% dari kecepatan potong bubut rata)

c. Gerak makan dikurangi (20% dari gerak makan bubut rata)

d. Untuk alur aksial, penyayatan pertama dimulai dari diameter terbesar

untuk mencegah berhentinya pembuangan beram.

18. Mengkartel

Kartel (knurling) adalah proses membuat injakan ke permukaan benda

kerja berbentuk berlian (diamond) atau garis lurus beraturan untuk

28
memperbaiki penampilan atau memudahkan dalam pemegangan (Gambar

5). Bentuk injakan kartel (Gambar 6) ada dalam berbagai ukuran yaitu

kasar (14 pitch), medium (21 pitch), dan halus (33 pitch).

Gambar 5. Proses pembuatan kartel bentuk lurus, berlian, dan alat pahat kartel

Gb. 6. Bentuk injakan kartel

Pembuatan injakan kartel dimulai dengan mengidentifikasi lokasi dan

panjang bagian yang akan dikartel, kemudian mengatur mesin untuk proses

kartel. Putaran spindel diatur pada kecepatan rendah (antara 60-80 rpm) dan

gerak makan medium (sebaiknya 0,2 sampai 0,4 mm per putaran spindel).

Pahat kartel harus dipasang pada tempat pahat dengan sumbu dari

kepalanya setinggi sumbu mesin bubut, dan permukaannya paralel dengan

permukaan benda kerja. Harus dijaga bahwa rol pahat kartel dapat bergerak

bebas dan pada kondisi pemotongan yang bagus, kemudian pada roda pahat

yang kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas. Gambar 7. Bentuk

29
dan kisar injakan kartel Agar supaya tekanan awal pada pahat kartel

menjadi kecil, sebaiknya ujung benda kerja dibuat pinggul (chamfer), lihat

Gambar 8. dan kontak awal untuk penyetelan hanya setengah dari lebar

pahat kartel. Dengan cara demikian awal penyayatan menjadi lembut.

Kemudian pahat ditarik mundur dan dibawa ke luar benda kerja.

Gambar 7. Benda kerja dibuat menyudut pada ujungnya agar tekanan pada pahat kartel menjadi kecil

dan penyayatannya lembut

Setelah semua diatur, maka spindel mesin bubut kemudian diputar, dan

pahat kartel didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm,

kemudian gerak makan dijalankan otomatis. Setelah benda kerja berputar

beberapa kali (misalnya 20 kali), kemudian mesin bubut dihentikan. Hasil

proses kartel dicek apakah hasilnya bagus atau ada bekas injakan yang

ganda. Apabila hasilnya sudah bagus, maka mesin dijalankan lagi. Apabila

hasilnya masih ada bekas injakan ganda, maka sebaiknya benda kerja

dibubut rata lagi, kemudian diatur untuk membuat kartel lagi. Selama

proses penyayatan kartel, gerak makan pahat tidak boleh dihentikan jika

spindel masih berputar, karena di permukaan benda kerja akan muncul

ring/cincin. Apabila ingin menghentikan proses, misalnya untuk memeriksa

hasil, maka mesin dihentikan dengan menginjak rem.

30
Gambar 8. (a) Injakan kartel yang benar, (b) injakan kartel ganda (salah), dan (c) cincin yang ada pada benda kerja karena

berhentinya gerakan pahat kartel sementara benda kerja tetap berputar

19. Mereamer

Mereamer merupakan proses membesarkan lubang untuk

menghasilkan ketepatan bentuk dan ukuran dengan permukaan yang halus.

Alat yang digunakan disebut reamer.

Reamer dibagi dalam dua tingkatan yaitu :

a. Reamer Mesin

Reamer mesin dibagi dalam dua jenis yaitu :

1) Reamer Pengerjaan Kasar

Reamer ini direncanakan untuk membuat lubang dengan cepat

dalam ukuran perseribu (0.003 - 0.005) dibawah ukuran nominal

dari lubang. Ujung reamer dichamper 45º yang berfungsi sebagai

pengarah pada saat akan dilakukan pemotongan. Ukuran

nominalnya biasa dibuat antara 0.003’ - 0.005’ sehingga lubang

31
dapat dihaluskan dengan menggunakan reamer halus untuk

finishing.

2) Reamer Pengerjaan Halus

Reamer ini digunakan untuk pengerjaan akhir pada lubang

yang dibor atau direamer dengan reamer kasar. Umumnya beralur

helik dan jumlahnya lebih banyak dibanding dengan reamer

pengerjaan kasar dan bentuk tangkainya ada yang lurus dan ada

yang tirus.

32
D. Sajian contoh

CONTOH SOAL

Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Bubut

Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan

Ketentuan Pengerjaan :

1. Berdoalah sebelum mengerjakan ulangan.

2. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawab yang tersedia

3. Jawablah dengan cara menghitamkan lingkaran Huruf A,B,C, atau D untuk soal

pilihan ganda dalam lembar jawaban yang telah disediakan .

4. Periksalah lembar soal dan lembar jawab, bila ada kerusakan segera laporkan

kepada pengawas.

5. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, HP, dan alat bantú lainnya.

6. Periksalah jawaban Anda sebelum diserahkan kepada pengawas.

SELAMAT MENGERJAKAN

1. Dalam pekerjaan bubut, saat alat diberi makan sejajar dengan rotasi pekerjaan

kerja, maka akan menghasilkan

A. Permukaan silindris

B. Permukaan bulat

C. Permukaan meruncing

D. Semua hal di atas

(Jawaban: A)

33
2. Jenis Bubut berikut dioperasikan melalui pelat Cams dan Cam.

A. Bubut Presisi

B. Crankshaft Bubut

C. Screw cutting Bubut (Automatic)

D. Bubut Duplikasi

(Jawaban: C)

3. Bagian mesin bubut berikut berfungsi sebagai tempat tinggal untuk pulley

penggerak dan roda gigi belakang

A. stok kepala

B. stok ekor

C. Tempat tidur

D. Pengangkutan

(Jawaban: A)

4. Dalam mesin bubut, roda gigi belakang digunakan untuk mempengaruhi

_______ dalam kecepatan spindel, sehingga memudahkan jangkauan

kecepatan yang lebih luas.

A. Kenaikan

B. Pengurangan

C. Kenaikan atau pengurangan

D. Tidak satu pun dari hal di atas

(Jawaban: B)

34
5. Tindakan berikut sebagai poros penggerak di Bubut.

A. Countershaft

B. Spindle shaft

C. Lead screw

D. Tidak satu pun dari hal di atas

(Jawaban: A)

6. 6-Kecepatan yang diinginkan _____ dapat diperoleh dengan memilih gigi

ubah yang sesuai yang memiliki jumlah gigi yang tepat.

A. Lead screw

B. Countershaft

C. Spindle

D. Feed gear box

(Jawaban: A)

7. Eretan pada mesin bubut melayani tujuan alat berikut

A. Memandu

B. memberi makan

C. Pendukung

D. Semua hal di atas

(Jawaban: D)

8. Berikut ini juga dikenal sebagai Tool rest

A. Saddle

B. Cross slide

35
C. Compound rest

D. Tool post

(Jawaban: C)

9. 9-Berikut ini digunakan pada chuck Magnetik

A. Elektromagnet

B. magnet permanen

C. A' dan 'B'

D. Tidak satu pun dari hal di atas

(Jawaban: C)

10. Berikut ini digunakan untuk menahan bagian benda kerja untuk mesin

permukaan luar yang di Bubut.

A. Mandrel

B. Dogs

C. Driving plate

D. Angle plate

(Jawaban: A)

11. Berikut ini digunakan untuk pekerjaan panjang diantara center.

A. Steady rest

B. Follower rest

C. Compound rest

D. Semuanya

(Jawaban: A)

36
12. Berikut ini digunakan untuk mendukung pekerjaan fleksibel yang sangat

dekat dengan pusat potong.

A. Steady rest

B. Follower rest

C. Compound rest

D. Semua hal di atas

(Jawaban: B)

13. 13-Manakah dari lampiran berikut yang dapat digunakan pada Pusat bubut?

A. Steady rest

B. Follower rest

C. Compound rest

D. Semua hal di atas

(Jawaban: D)

14. Untuk pengaturan yang benar untuk mengubah operasi pada mesin bubut, alat

hidung harus menyentuh benda kerja _____ garis horizontal yang sejajar dan

pada tingkat yang sama dengan sumbu benda kerja yang dipusatkan dengan

benar.

A. Tepat pada center

B. diatas

C. Di bawah

D. Semua hal di atas

(Jawaban: A)

37
15. Berikut ini adalah metode lancip pada bubut

A. Metode pengaturan stok ekor

B. Dengan memutar compound rest

C. Menggunakan alat nose yang luas

D. Semua hal di atas

(Jawaban: D)

16. Ulir luarl dapat diproduksi dengan cara

A. Taps

B. Dies

C. mesin bubut

D. Semua hal di atas

(Jawaban: D)

17. Kemajuan aksial dalam satu rotasi bagian yang disekrup dikenal sebagai ____

ulir

A. Pitch

B. Lead

C. Pitch diameter

D. Helix

(Jawaban: B)

18. Untuk memotong ulir dengan pitch 3mm pada mesin Bubut yang memiliki

kecepatan spindel dan batang ulir yang sama, alat harus bergerak, sejajar

dengan sumbu kerja, jarak ____ untuk setiap putaran poros.

38
A. 1,5 mm

B. 3 mm

C. 4,5 mm

D. 6 mm

(Jawaban: B)

19. Dalam memotong ulir kanan dengan tap tangan, gagang dan tap berputar pada

A. arah yang sama

B. arah berlawanan

C. Arah yang sama atau berlawanan arah

D. gagang berputar tapi ulir tidak diputar

(Jawaban: A)

20. Dalam mesin bubut, alat bentuk profil digunakan untuk menghasilkan

A. Permukaan silindris

B. Permukaan yang meruncing

C. Permukaan yang tidak berbentuk silindris atau meruncing

D. Ulir

(Jawaban: C)

39
E. Soal latihan

SOAL LATIHAN

Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Bubut

Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan

Ketentuan Pengerjaan :

1. Berdoalah sebelum mengerjakan ulangan.

2. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawab yang tersedia

3. Jawablah dengan cara menghitamkan lingkaran Huruf A,B,C, atau D untuk soal

pilihan ganda dalam lembar jawaban yang telah disediakan .

4. Periksalah lembar soal dan lembar jawab, bila ada kerusakan segera laporkan

kepada pengawas.

5. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, HP, dan alat bantú lainnya.

6. Periksalah jawaban Anda sebelum diserahkan kepada pengawas.

SELAMAT MENGERJAKAN

1. Beberapa komponen ini dapat dikerjakan pada mesin bubut kecuali.....

A. Poros

B. Batang ulir

C. Lubang berulir

D. Poros eksentrik

E. Batang bergigi

2. Cara membuat tirus pada lubang yang tidak tembus, dapat dikerjakan dengan ….

A. memiringkan eretan atas

B. memiringkan tool holder

C. memiringkan eretan atas

40
D. memiringkan lubang

E. memiringkan tool post

3. Hasil pengukuran sebuah poros seperti gambar di atas, diameter terbesar A = 35 mm, diameter

terkecil B = 25, dan panjang C = 60 mm, maka besar sudut  adalah ….

A. 4,000

B. 4,720

C. 4,740

D. 4,760

E. 4,780

4. Dalam pembubutan tirus diketahui D=50 mm, d=34 mm, panjang ketirusan L=60 mm, rumus

penggeseran eretan atasnya adalah....

D −d
Tg =
A. 2l

2(D−d)
Tg =
B. l

2l
Tg =
C. D−d

l
Tg =
D. 2(D−d)

D −d
Tg =
E. l

41
5. Pahat bubut yang digunakan untuk memperbesar ukuran lubang pipa besi adalah ….

A. pahat bubut rata

B. pahat bubut dalam

C. pahat bubut ulir

D. pahat bubut kiri

E. pahat bubut radius

6. Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur tebal tipis sayatan adalah ….

A. Eretan atas

B. Eretan lintang

C. Eretan alas

D. Kepala lepas

E. Kepala tetap

7. Spesifikasi ulir metric (m) adalah ….

A. Hanya untuk ulir segitiga

B. Satuan ukuran ulir dalam inchi

C. Sudut puncak segitiga ulir a=55°

D. Hanya dibuat ulir kanan

E. Sudut puncak segitiga ulir a=60°

12. Permukaan ujung benda kerja yang dihasilkan dengan cara penyetelan pahat bubut tidak setinggi

senter adalah ….

A. permukaan rata

B. permukaan menonjol di tengah

C. permukaan cekung

D. permukaan cembung

E. permukaan bergelombang

42
13. Pahat bubut ulir segitiga yang bersudut 600 digunakan untuk membuat ….

A. ulir withworth

B. ulir segitiga

C. ulir metris

D. ulir trapezium

E. ulir khusus

14. Mesin bubut yang mempunyai alas mesin pendek, digunakan membubut benda berdiameter besar

adalah.....

A. mesin bubut bangku

B. mesin bubut meja

C. mesin bubut standar

D. mesin bubut ringan

E. mesin bubut kepala

15. Cara membubut tirus pada lubang pendek, dapat dikerjakan dengan jalan.....

A. memiringkan eretan memanjang

B. memiringkan tool holder

C. menggeser eretan atas

D. memiringkan pahat

E. memiringkan tool post

16. Langkah pengeboran lubang yang benar pada mesin bubut adalah....

A. memasang benda - menentukan putaran - mengebor senter - mengebor

B. memasang benda - mengebor senter - menentukan putaran - mengebor

C. memasang benda - mengebor - mengebor senter - menentukan putaran

D. memasang benda - mengebor senter - mengebor - menentukan putaran

E. memasang benda - mengebor - menentukan putaran - mengebor senter

43
17. Proses penyayatan ulir segitiga dengan mesin bubut, jika kedudukan pahat bergeser dapat disetel

kembali dengan cara.....

A. memutar tool post sampai pahat tepat

B. menggeser pahat dengan memutar spindel eretan atas

C. memutar kepala lepas ke arah benda kerja

D. menggunakan mal ulir samapai tegak lurus

E. menggeser eretan memanjang ke arah benda kerja

21. Salah satu teknik pembubutan tirus adalah dengan cara memiringkan ….

A. Duduan pahat

B. Pahat

C. Benda kerja

D. Eretan atas

E. Eretan bawah

22. Alat jepit benda kerja yang dipasang pada spindle mesin yaitu ….

A. Ragum

B. Piring pembawa

C. Lathe dog

D. Cekam/coolet

E. Senter mati/death senter

23. Pemasangan pahat bubut menonjol terlalu panjang dari rumahnya/tool post maka akan berakibat

….

A. Ujung pahat mudah tumpul

B. Hasil penyayatan tidak akan halus

C. Hasil penyayatan akan bergelombang

D. Pahat akan mudah patah

E. Tidak ada pengaruhnya

44
24. Dalam proses penyayatan kadang pahat menjadi tumupul, tanda-tanda pahat adalah sebagai berikut

ini kecuali ….

A. Penyayatan tidak efektif

B. Benda kerja dan pahat cepat panas akibat gesekan

C. Chip atau tatal bekas sayatan terputus-putus

D. Kadang-kadang berbunyi menderit akibat gesekan

E. Permukaan bekas sayatan halus

25. Hal-hal membahayakan yang data terjadi pada setiap proses penyayatan pada kerja bubut adalah,

kecuali ….

A. Percikan tatal/chip bekas sayatan

B. Benda kerja terlempar dari cekam

C. Pahat tumpul

D. Sabuk/belt penggerak putus

E.Tumbukan antara rahang cekam dengan rumah pahat

26. Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur tebal tipis sayatan adalah ….

A. Eretan atas

B. Eretan lintang

C. Eretan alas

D. Kepala lepas

E. Kepala tetap

27. Spesifikasi ulir metric (m) adalah ….

A. Hanya untuk ulir segitiga

B. Satuan ukuran ulir dalam inchi

C. Sudut puncak segitiga ulir a=55 o

D. Hanya dibuat ulir kanan

E. Sudut puncak segitiga ulir a=60o

45
28. Salah satu teknik pembubutan tirus adalah dengan cara memiringkan ….

A. Duduan pahat

B. Pahat

C. Benda kerja

D. Eretan atas

E. Eretan bawah

29. Dalam pemasangan alat potong ke mesin bubut hal penting yang harus diperhatikan adalah ….

A. Posisi ujung sudut mata potong harus setinggi senter/sejajar sumbu spinder mesin

B. Sudut dimiringkan sesuai dengan kebutuhan

C. Pencekaman alat potong ke tool post

D. Bentuk alat potong

E. Kecepatan alat potong

30. Bagian utama mesin bubut yang berfungsi sebagai tempat kedudukan benda kerja adalah…

A. Eretan atas D. Kacamata tetap

B. Kepala lepas E. Bad mesin

C. Kepala tetap

31. Nama yang ditunjuk No.1 pada gambar dibawah ini adalah....

A. Landasan/Bed

B. Kepala tetap/Head Stock

C. Kepala lepas/Tail Stock

D. Eretan pembawa/Carriage

E. Kotak pengatur roda Gigi

4
32. Nama yang ditunjuk No.2 pada gambar dibawah ini adalah....

A. Landasan/Bed

B. Kepala tetap/Head Stock

C. Kepala lepas/Tail Stock

D. Eretan pembawa/Carriage

E. Kotak pengatur roda Gigi

33. Nama yang ditunjuk No.3 pada gambar dibawah ini adalah....

A. Landasan/Bed

B. Kepala tetap/Head Stock

C. Kepala lepas/Tail Stock


D. Eretan pembawa/Carriage

E. Kotak pengatur roda Gigi

34. Nama yang ditunjuk No.4 pada gambar dibawah ini adalah....

A. Landasan/Bed

B. Kepala tetap/Head Stock

47
C. Kepala lepas/Tail Stock

D. Eretan pembawa/Carriage

E. Kotak pengatur roda Gigi

35. Nama yang ditunjuk No.5 pada gambar dibawah ini adalah....

A. Landasan/Bed

B. Kepala tetap/Head Stock

C. Kepala lepas/Tail Stock

D. Eretan pembawa/Carriage

E. Kotak pengatur roda Gigi

48
Daftar Pustaka

Makmoen baedlowi & B. sentot wijanarka (1997). Diktat teori pemesinan.

Yogyakarta : fakultas pendidikan teknologi dan kejuruan IKIP Yogyakarta.

Solih rohyana (2004). Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Bandung :

Armico.

Solih rohyana (2004). Membubut (komplek). Bandung : Armico.

Sunyoto (2008). Teknik mesin industri jilid 1. Jakarta : Direktorat Jendral

Widarto (2008). Teknik pemesinan jilid 1. Jakarta : Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

49

You might also like