You are on page 1of 64

Mod󰉉󰈗 8

Pen󰇹󰈎󰈦t󰇽a󰈝 K󰈀󰈹y󰇽
Sen󰈎 󰈤󰉊󰈥a A󰈞󰈀k S󰉍
Kelompok 4
Elfrida Butar Butar - 857330831
Kornelia B Simamora - 857331453
Kristi Branatyas - 857331629
Lastri Ebtawati Tobing - 857331636
K󰉗 1
Men󰇹󰈎󰈦t󰇽 Ka󰈸󰉙󰈀 󰈠󰇵ni
Rup󰈀 󰉍󰉒󰈏󰈛at󰈸󰈀
Defin󰈎󰈻󰈏
Kar󰉘󰈀 󰈼󰇵ni 󰈸󰉉󰈦󰇽 Dwi󰈚󰈀󰉄r󰇽 a󰉃󰈀󰉊 󰇶u󰈀 d󰈏󰈚e󰈞s󰈎
ad󰈀󰈗󰇽󰈋 je󰈝󰈎󰈼 k󰇽󰈸󰉙a s󰈩󰈝󰈏 󰈹up󰈀 󰉘󰇽󰈞g 󰇷i󰉄󰈀n󰇷󰇽i
de󰈝󰈈󰈀n 󰉊󰈔u󰈹󰈀n (󰇷󰈏󰈛en󰈻󰈎) 󰈘󰉊as, 󰉘󰈀󰈏󰉄u p󰈀󰈝󰈒󰇽n󰈇
da󰈝 󰈘󰈩b󰇽󰈸, o󰈘󰈩h 󰈔󰇽󰈹en󰈀󰈝󰉙󰇽 be󰈝󰉄󰉉k 󰈔󰇽󰈹ya 󰈎󰈝󰈏
be󰈸󰉉󰈦󰇽 bi󰇷󰈀󰈞g 󰇷󰇽󰉄ar

Karya seni rupa Dwimatra ini ialah menggambar, seni lukis dan
mencetak dengan berbagai medium, seni ilustrasi, seni grafis, desain
reklame serta yang lain yang bercirikan ukuran luas.
1. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹
1. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 al󰈀󰈚 󰇻󰇵n󰇷a (󰈼t󰈎󰈗󰈘 l󰈏󰇾e 󰇶r󰈀󰉒󰈏󰈞g)
Menggambar objek yang berupa
benda-benda di sekeliling dan digambar
secara langsung berbentuk realis.
Keberhasilan menggambar alam benda
adalah ketepatan bentuk yang dilihat dari :
Proporsi, warna, komposisi, dan posisi.
2. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 mo󰇷󰈩󰈘
Merupakan istilah untuk menggambar
manusia, baik dalam posisi diam maupun
bergerak; contohnya gambar foto atau lukis
potret.
Dalam menggambar manusia yang perlu
diperhatikan adalah ukuran tubuh dan
postur tubuh dapat direkonstruksikan
dengan berdasarkan kepala sebagai
ukuran dasar.
3. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 bi󰈝󰈀󰉄󰇽n󰈇
Perupa sebaiknya memulai dengan membuat
sket global seperti menggambar alam benda.
selanjutnya satu persatu diamati tumpuan sendi
binatang, mulai bagian kepala, turun menjadi
kaki, kelengkapan gambar sesuai teknik
4. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 Ilu󰈻󰉄r󰈀󰈻󰈏
Istilah ilustrasi dari kata ilustraie, yang berarti menerangkan atau
menjelaskan. Fungsi ilustrasi dalam perkembangannya menjadi
bermacam-macam bentuk serta ujudnya:

a. Ilu󰈻󰉄r󰈀󰈻󰈏 Ko󰈛󰈎k c. Ilu󰈻󰉄r󰈀󰈻󰈏 G󰈹afis 󰇷. I󰈘us󰉃󰈹󰈀s󰈏 Ka󰈸󰈎󰈕󰇽tu󰈸 e. Il󰉉󰈻󰉄r󰇽󰈻i K󰈀󰈹t󰉊󰈝

b. I󰈗u󰈼t󰈸󰈀󰈼󰈏 Vig󰈝󰈩󰉅󰇵
5. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 Pem󰈀󰈝󰇶󰇽n󰈇a󰈞
Digunakan untuk mengidentifikasi gambar yang mengungkapkan
atau berobjek pemandangan; objek pemandangan sendiri dapat
berupa alam bebas (misalnya: gunung, sawah atau pun yang lain),
dapat pula berupa pemandangan di suatu sudut jalan yang berisi
pepohonan, rumah kampung atau pun pemandangan kesibukan di
pusat kota, pasar dan stasiun.

6. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 Tek󰈝󰈎󰈕

Merupakan sebutan menggambar


dengan bantuan peralatan mistar.
Tujuan menggambar teknik adalah
untuk merekonstruksi objek, oleh
karenanya agar lebih mudah
menggunakan peralatan mistar.
5. Men󰈇󰈈󰈀m󰇼󰇽󰈹 Or󰈝a󰈛󰈩n 󰇽󰉃a󰉉 H󰈏as
Sering pula disebut menggambar hiasan. Karya seni ornamen
dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar: ornamen primitif,
ornamen tradisional, dan ornamen modern. Ornamen sebagai
karya seni dapat mengambil ide dasarnya dari:

a. Tum󰇼󰉉󰈋-t󰉊󰈚󰇻uh󰈀󰈝 (󰈛󰈢ti󰇾 󰉐󰈩g󰇵󰉃a󰈘) b. He󰉒󰈀󰈞󰈏 (an󰈎󰈚󰇽󰈘)


c. A󰈗a󰈛 (n󰈀󰉃󰉊󰈹al) d. Bu󰈀󰉃󰇽󰈞 (ar󰉃󰈎fi󰇸󰈏al)

e. G󰈩󰈢me󰉃󰈹󰈎s
2. Mel󰉉󰈔󰈏󰈼
Dalam melukis, perupa diperbolehkan
membayangkan dan mengubah warna, bentuk
(jika perlu) sehingga yang digambar adalah a. Fin󰈇󰈩󰈹 p󰇽i󰈝󰉄󰈎n󰈇
bayangan terhadap objek yang dihadapi. teknik melukis dengan jari-jari
Melukis mempunyai sifat lebih bebas dari secara langsung.
menggambar, keterikatan mencurahkan
perasaan diperbolehkan sehingga objek yang
dilihat seolah-olah sebagai dorongan untuk
mencipta karya seni. Melukis dapat
dimanfaatkan untuk mendidik anak
mengungkapkan kreativitas, misalnya:
b. Tek󰈝󰈎󰈕 t󰉊󰉃u󰈦
c. Te󰈔󰈞󰈎k 󰈇󰈢󰈹es
d. Te󰈔󰈞󰈎k 󰇹󰇽󰈛pu󰈸 󰉓󰈀r󰈝󰇽
ke󰈸󰈎󰈞g 󰇷󰇽󰈞 wa󰈸󰈞󰈀 b󰇽󰈻a󰈋
e. T󰈩k󰈝󰈏󰈕 ge󰈻󰈩󰈕 b󰇵󰈝a󰈞g
f. Me󰈗󰈎󰈦󰇽t a󰉃󰈀󰉊 Fo󰈘d󰈩󰈸
p󰈸i󰈞t
g. Me󰈝󰈩󰈛p󰇵󰈗
3. Men󰈩󰈸󰇽 (󰈛en󰇹󰈩󰉄󰇽k)
Kegiatan ini pada hakikatnya adalah
a. Cet󰈀󰈔 󰉄󰈏n󰈇󰈈i
yaitu membuat gambar
membuat gambar dengan secara tidak
dengan menggunakan klise
langsung; yaitu memindahkan gambar melalui
berelief
bantuan teknik, atau alat tera atau klise (istilah
percetakan)
b. Cet󰈀󰈔 󰈼󰇽b󰈗o󰈞
Teknik ini menggunakan klise
tembus; fungsi klise adalah
meneruskan gambar dari
bentuk tembus

c. Cet󰈀󰈔 󰈕l󰈏󰈻e 󰈋󰈎l󰇽󰈝󰈈


Memindahkan gambar cetak
kertas yang sudah ada
dengan bahan pelarut tinta
cetak. Bahan ini dapat dibuat
sendiri dengan cara
sederhana.
Ber󰇷󰈀󰈼󰇽r󰈔a󰈞 t󰈩󰈔󰈞󰈏k, 󰇼e󰈹k󰈀󰈸󰉙󰇽 se󰈝󰈎 󰈹󰉊pa 󰇷󰈀󰈦󰇽t
di󰈔󰈩󰈹j󰇽󰈔a󰈞 d󰈩󰈝󰈈󰇽n 󰇹a󰈹󰈀:

1 Kon󰉏󰈩󰈞s󰈏o󰈝󰈀󰈘 2 Inko󰈝󰉐󰈩n󰈻󰈏o󰈞󰈀l
Langkah yang dilakukan
cara yang digunakan
dengan jalan menggunakan
seseorang untuk menciptakan
peralatan standar pabrik
gambar ataupun lukisan
serta sesuai dengan teknik
dengan bervariasi teknik.
yang diminta oleh pabrik.
teknik tersebut dapat
Misalnya menggambar
percampuran teknis standar
dengan pensil, krayon, cat air
dengan yang lain. Contohnya
atau yang lain.
adalah teknik tutup lilin.
K󰉗 2
Men󰇹󰈎󰈦t󰇽 Ka󰈸󰉙󰈀 󰈠󰇵ni
Rup󰈀 󰈜󰈸󰈏󰈛at󰈸󰈀
Karya Seni Rupa Tri matra yaitu karya yang
DE󰉇󰈾󰈯󰈽SI mempunyai nilai ruang dan isi karya ini ditandai
dengan ukuran panjang x lebar x tinggi.

Car󰈀 󰈚󰇵󰈞ci󰈥󰉄󰈀 k󰇽󰈸󰉙a s󰈩󰈝󰈏 󰈹up󰈀 󰉃󰈹󰈏ma󰉃󰈹󰈀:


Membentuk
Memahat Relief dan Ukir
Merakit dan Membangun
Melipat dan Menempel
1. ME󰈲󰉔󰉋N󰈜󰈓󰈵
Membuat bentuk dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti Tig󰈀 󰇹󰇽󰈹a y󰈀󰈝󰈈 d󰇽󰈥a󰉄 d󰈎󰈗󰇽󰈕uk󰈀󰈝 󰈕󰇽n u󰈝󰉄󰉉k
memahat, mengukir, maupun me󰈚󰇻󰈩n󰉃󰉊󰈕 ka󰈸󰉙󰈀 r󰉊󰈥a 󰇶󰈩n󰈇󰇽󰈞 me󰇷󰈎󰉊󰈛 li󰈀󰉃
merakit dan melipat. Pada ya󰈎󰉃󰉊:
pembahasan modul ini, membentuk a. membuat lempengan benda liat
adalah menyusun benda liat kemudian dibentuk menjadi karya.
menjadi karya rupa Trimatra. Bahan b. membuat bentuk Global kemudian
yang dipergunakan seperti tanah di butir.
liat plastisin ( lilin malam), Was c. membuat pilin atau bentuk uliran
(Wax) lilin, semen dan masih banyak tali kemudian dibentuk menjadi
lagi. utuh
a. Mem󰇼󰉉󰇽󰉄 le󰈚󰈦󰈩n󰈇󰇽󰈞 be󰈝󰇶󰈀 l󰈏a󰉃
ke󰈚󰉉󰇶󰈏an 󰇷󰈎󰇻󰇵n󰉃u󰈕 m󰈩󰈝󰈒󰇽di 󰈔󰈀󰈹y󰇽.

Tahap awal: membuat lempengan


terlebih dahulu. Lempengan dapat Roller kayu
dibentuk langsung dengan menekan
menggunakan tangan tetapi juga
dapat dibentuk dengan
menggunakan alat yang disebut
dengan Roller yang digerakkan
menggelinding. Cara lain yang dapat
digunakan adalah memukuli benda
liat agar menjadi lempengan.
kayu batangan dan
kayu lempengan
b. Me󰈚󰇻󰉉󰇽t 󰇼e󰈞t󰉉󰈔 G󰈘󰈢ba󰈗 󰈕󰈩m󰉊󰇷i󰈀󰈞 d󰈏 󰇼u󰉄s󰈎󰈸 (󰈕󰇵ru󰈔).

Tahap awal membentuk karya ini


adalah membuat bentuk Global
alat butsir
terlebih dahulu kemudian dikeruk
sedikit demi sedikit akhirnya seperti
yang diharapkan. Alat butsir ada
yang berbentuk lengkung datar
maupun runcing bisa terbuat dari
kawat maupun ranting.
c. Me󰈚󰇻󰉉󰇽t 󰈥i󰈘󰈎n 󰇽󰉃a󰉉 󰇻󰇵n󰉃u󰈕 󰉉l󰈏󰈸a󰈞
ta󰈗󰈎 󰈕󰇵mu󰇷󰈎󰇽󰈞 di󰇼󰈩󰈞t󰉊󰈔 󰈛en󰈑󰈀󰇶󰈏 ut󰉉󰈊

Tahap awal pada langkah ini ini


dimulai dengan membuat uliran
panjang menyerupai benang atau
kawat, kemudian disusun
membentuk karya rupa Trimatra
seperti yang diinginkan.
2. ME󰈲󰉝󰈿󰉚T 󰈤E󰈳󰈾󰉈F 󰉍A󰈯 󰈖K󰈽󰈤
Membuat karya rupa Trimatra dengan teknik pahat dapat
menggunakan media seperti kayu, batu atau yang lain
yang dapat dipahat. Kerja memahat merupakan kerja yang
sulit karena proses pembentuk mulai dari global sampai
dengan finishing harus sejalan.
3. ME󰈤󰉝󰈵󰈽T 󰉍A󰈯 M󰉋󰈲󰉔󰉚N󰉂U󰈯
Membentuk karya rupa Trimatra juga dapat dilakukan
dengan teknik merakit, yaitu menyusun benda-benda yang
sudah dibentuk terlebih dahulu maupun benda yang belum
dibentuk menjadi susunan dan arti baru dari benda
tersebut. Teknik las dan anyam dapat digunakan dalam
membentuk karya rupa ini.
4. ME󰈴󰈾󰇴󰉚T 󰉍A󰈯 M󰉋󰈰󰉈󰈱PE󰈴
Teknik melipat diperlukan untuk membentuk benda dasar seperti kotak, kerucut
maupun silindris yang akan dikembangkan dengan teknik tempel. Teknik tempel
bentuk ini hampir sama dengan teknik kolase yang telah dijelaskan sebelumnya.
tempelan kertas yang dimaksud adalah menempel dalam rangka membentuk.
Melipat dapat juga diartikan origami.
YUK, kita simak video origami berikut ini:
K󰉗 3
Men󰉘󰉉󰈼󰉊n Tu󰈇󰈀󰈼
Men󰇹󰈎󰈦t󰇽 Ka󰈸󰉙󰈀 󰈠󰇵ni
Rup󰈀 󰉊󰈝󰉄uk A󰈝󰈀󰈕 S󰉍
Men󰉘󰉉󰈼󰉊n Tu󰈇󰈀󰈼 󰈲󰇵n󰇹i󰈦t󰈀 K󰇽󰈸󰉙a
Sen󰈎 󰈤󰉊󰈥a 󰉉󰈞t󰉊󰈔 A󰈞ak S󰉍
Untuk mengembangkan materi pelajaran, seorang guru sebaiknya
memahami kebutuhan dasar berdasarkan aspek terlebih dahulu,
serta dikaitkan dengan kompetensi yang akan dicapai.

Teknik dan bahan berkarya sangat fleksibel, dapat diperoleh dari


bahan serta medium standar maupun kreasi. Pada hakikatnya guru
harus tahu berkarya seni rupa dapat didekati dengan teknik
bermain serta dapat melakukan banyak eksperimentasi bahan.
Tek󰈝󰈎󰈕 d󰇽󰈝 󰇻er󰇼󰈀󰈈󰇽i 󰈩k󰈻󰈦󰇵ri󰈚󰈩󰈞t󰇽󰈻i 󰇻󰈀h󰇽󰈝 󰉙an󰈇 󰇶󰈀p󰇽󰉃
di󰈇󰉉󰈞󰇽ka󰈝 󰈡󰈘󰇵h 󰈇u󰈹󰉉 d󰇽󰈗a󰈛 m󰈩󰈝󰉙󰉊su󰈝 󰉄󰉉g󰇽󰈻 i󰈞󰈎 m󰈏󰈻a󰈘n󰉘󰈀:
1. Menggambar langsung di kertas dengan pensil krayon cat.
2. Teknik menggambar menoreh/menggores ; kertas yang diwarnai
dengan krayon ditumpangi lagi dengan pastel kemudian ditoreh/gores
sehingga muncul warna latar nya.
3. Menggambar dengan jari-jari langsung atau dapat disebut fingerprint
atau handprint, tentu saja cat air yang dipekatkan dengan bahan lem
cair.
4. Menggambar kotak karton bekas, batu atau gerabah atau kaleng
bekas.
5. Mencetak dengan berbagai macam klise: cukil atau bahan yang sudah
jadi seperti daun basah, enam, kelipatan dan lain-lain.
Modul 10

Ap󰈸e󰈼󰈎󰇽si S󰈩󰈝󰈏
Rup󰈀 A󰈝󰇽󰈕
Kelompok 4
Elfrida Butar Butar - 857330831
Kornelia B Simamora - 857331453
Kristi Branatyas - 857331629
Lastri Ebtawati Tobing - 857331636
K󰉗 1
Man󰇾󰈀󰇽󰉄 Bel󰈀󰈑󰇽󰈹 Sen󰈎
Bag󰈎 A󰈝󰇽󰈕 󰈖si󰈀 S󰉍
1. Sen󰈎 󰈸󰉊󰈦a s󰈩󰇼󰇽󰈈a󰈎
ba󰈊󰈀󰈼󰇽 vi󰈻󰉉󰇽󰈘
Berseni merupakan kebutuhan anak dalam :
- Mengutarakan pendapat
- Berkhayal
- Bermain
- Belajar
- Memahami bentuk yang ada di sekitar
anak
- Merasakan : kegembiraan, kesedihan,
keagamaan
Seorang anak menciptakan boneka dari kayu yang
digambari mata, hidung dan diberi pakaian

Bon󰈩󰈔󰇽 󰈛er󰉉󰈥󰇽󰈕an 󰈚󰈩󰇶󰈏a k󰈡󰈚󰉊󰈞ik󰈀󰈻󰈏 󰈕ep󰈀󰇷󰇽


ib󰉉, 󰉃󰇵󰈛an 󰈀󰉃󰇽u 󰈕󰈀k󰇽󰈔 󰉄en󰉃󰈀󰈞g 󰈔󰇵i󰈞g󰈎󰈝󰇽󰈞n󰉘a
me󰈚󰈦󰉉n󰉘󰇽i 󰈀󰇶󰈏k 󰈔a󰈹󰈩n󰇽 a󰈝󰈀󰈕 y󰇽󰈝󰈈
be󰈸󰈼󰈀n󰈇󰈕󰉊ta󰈝 󰈀󰈞󰇽k 󰇼u󰈞g󰈻󰉉
Seorang anak yang menggendong
boneka ungkapan perasaan
keibuan dengan berperilaku seperti
ibu yang sedang menggendong
adiknya

Sudut perkembangan kejiwaan :


merupakan perilaku belajar mengasihi,
pembelajaran toleransi dan cinta damai
Ana󰈔 󰈛󰈩n󰇽󰈚󰈦il󰈔󰈀󰈞 b󰇵󰈝󰉄uk 󰉘󰈀󰈞g
ti󰇷󰈀󰈕 p󰈸󰈢󰈦or󰈻󰈎󰈢󰈞al 󰇷󰈀󰈘󰇽m 󰈇a󰈛b󰈀󰈸

Bentuk atau figur yang dianggap


Mer󰇹󰉉󰈹y penting oleh anak akan digambarkan
lebih besar atau dominan warna
Pro󰈻󰈩󰈼 K󰈢mu󰈝󰈎󰈕󰇽si S󰈀󰇽󰉃 A󰈞ak 󰈚󰈩󰈞g󰈇󰇽󰈛ba󰈸 : K󰈡󰈛󰉊ni󰈔󰈀󰈼󰈏
in󰉃󰈹󰈀p󰇵󰈸󰈼on󰈀󰈗 󰉙󰇽n󰈇 e󰈈󰈡󰈏s

Semua kejadian ingin Ke “aku” an anak menguasai proses


disatukan dalam menggambar yang tidak terkontrol.
gambar Semua unsur seni rupa : bentuk, garis,
warna disatukan secara emosional
ekspresif

Gambar merupakan alat


berkomunikasi dan Gambar merupakan
berinteraksi dengan orang komunikasi bahasa rupa
lain lewat imajinasi (visual)
Sen󰈎 󰈸󰉊󰈦a k󰉉󰈝󰈢 (Ci󰈞󰈀, 󰈲󰇵si󰈸, K󰉉󰈞󰈢)

• Gambar berfungsi sebagai alat


untuk berkomunikasi dengan orang
lain.
• Gambar berfungsi sebagai poster,
surat terbuka berisi maklumat raja
ataupun suatu catatan penting
tentang peristiwa besar
(kemenangan berperang,
pernikahan, pelajaran agama)
2. Sen󰈎 󰈸󰉊󰈦a m󰈩󰈚󰇻󰇽n󰉃u
pe󰈸󰉄󰉉m󰇼󰉊󰈋an 󰈚󰈩󰈞t󰇽󰈗
Anak usia 7-8 tahun
- Usia perkembangan penalaran anak,
pikiran dan perasaan
- Kadang pertumbuhan badan anak lebih
cepat daripada perkembangan pikiran
- Ketidaksejajaran perkembangan badan
dan pikiran anak akan mempengaruhi
perkembangan gambar
Anak yang kuat
penalarannya Anak yang kuat
cenderung lebih perasaannya
dominan nuansa menunjukkan kuat
garis serta figur atau blok-blok warna dan
objek lukisan lebih memberi tekanan
realistis dari pada kepada satu figur
anak bertipe (misalnya memberi
perasaan warna mencolok)
(emosional)
Menurut teori Psikoanalisis : faktor
internal yang mempengaruhi
perkembangan anak yaitu dasar
pikiran dan perasaan.
Dalam jiwa manusia berkembang
kognisi, afeksi dan psikomotor.

Perkembangan mental dan cara cipta


seni rupa
3. Sen󰈎 󰈸󰉊󰈦a m󰈩󰈚󰇻󰇽n󰉃u
be󰈗󰈀󰈒󰇽r 󰇼i󰇶󰈀n󰈇 󰉙󰇽n󰈇
la󰈎󰈝
Menggambar bagi siswa adalah kegiatan
berpikir ketika sedang menghitung
ukuran nyata objek yang sedang dilihat
untuk dapat dipindahkan ke dalam kertas
dan juga proses sedang memahami objek
yang sedang diamati
Sec󰈀󰈸󰇽 󰈕on󰈻󰈩󰈦t󰉊a󰈗 󰈦󰈩m󰇼󰇵󰈘aj󰈀󰈸󰇽󰈞 se󰈝󰈎 󰈹󰉊pa 󰈔󰈩󰈦󰇽da 󰈀󰈝󰇽󰈕a
ad󰈀󰈗󰇽󰈋 su󰈀󰉃󰉊 󰈦ro󰈻󰈩󰈼 b󰇵󰈸󰈘at󰈎󰈊 󰈛󰇵m󰈥e󰈘󰈀j󰇽󰈸i 󰈎󰇶󰇵, ga󰈇󰈀󰈼󰇽n,
me󰈚󰈀󰈋󰇽mi 󰈻󰈩󰈼󰉊at󰉉 󰉘󰇽󰈞g 󰇷i󰉓󰉉j󰉊󰇷󰈕an 󰇷󰈀󰈘󰇽m 󰈇a󰈛b󰈀󰈸

Dalam belajar siswa memindahkan hakiki bentuk, peristiwa atau nilai objek ke bentuk
gambar transfer of value

Kegiatan mengamati objek di sekelilingnya juga mencakup pengamatan terhadap perilaku


manusia.
Contoh : ketika belajar IPA tentang perkembangbiakan sapi akan teringat dengan
struktur tubuh sapi karena pernah mengamati sapi dalam pelajaran menggambar transfer
of training.
Tra󰈝󰈼f󰈩󰈸 󰈢󰇿 va󰈗󰉉󰇵 󰇶an 󰉃󰈹󰈀n󰈻󰇿󰇵r o󰇾 󰉄r󰈀󰈏󰈝i󰈞g 󰇷󰈀󰈘󰇽m 󰈔o󰈞s󰈩󰈥 󰇻󰇵la󰈑󰈀󰈹,
ma󰈔󰈀 󰈦󰇵ri󰈻󰉄󰈎w󰇽 󰉘a󰈞g 󰉃󰈩󰈹j󰇽󰇷i 󰈕󰈩t󰈏󰈔a 󰇻󰈩l󰇽󰈑a󰈹 s󰈩󰈝󰈏 󰈹up󰈀 󰇽󰇷a󰈘󰈀h:
Hakikat belajar seni rupa
Sasaran Pembinaan

Kreativitas mencipta, menuangkan


ide, imajinasi dan gagasan Cipta

Mengamati, merasakan dan


mengapresiasi objek baik fisik, gerak, Rasa
maupun makna bentuk objek
Berkarya dengan baik, tepat bentuk,
Karsa
maupun keterampilan mencipta
sehingga tumbuh minat menguasai
teknik

Kegiatan belajar seni rupa : merupakan pelatihan, pembimbingan, pemahaman serta


pembinaan semangat mencipta, berproduksi karya akan menghasilkan sosok pribadi
yang utuh, seperti berkembangnya cipta, rasa dan karsa.
4. Sen󰈎 󰈻󰇵󰇻ag󰈀󰈏 󰈚e󰇶󰈎󰇽
be󰈸󰈛󰈀󰈏n
Manusia adalah makhluk homo luden
(bermain).
Bermain bagi anak : melatih pikiran,
perasaan, dan imajinasi
Karya seni difungsikan sebagai ungkapan
perasaan, keinginan maupun
pandangannya terhadap dunia
sekelilingnya
K󰉗 2
Kar󰈀󰈔󰉄󰇵ri󰈻󰉄󰈎k S󰇵󰈝i
Rup󰈀 A󰈝󰇽󰈕
1. Is󰉃i󰈘󰈀h 󰈚󰇵󰈞g󰈇a󰈛b󰈀󰈸 󰇶󰇽n 󰈚e󰈘󰉉k󰈏󰈻

Menggambar (to draw) : menggores atau membuat garis, atau


berupa garis sehingga membentuk bidang gambar

Melukis (to paint) : mengecat atau membuat blok dengan warna

Kegiatan anak menggambar : merupakan perilaku naluriah, seperti


halnya makan, minum juga merupakan proses imajinasi
2. Tem󰈀 󰈔󰇽󰈹ya 󰈻󰈩󰈞󰈏 ru󰈥󰈀 󰇽󰈞ak
Tema adalah ide pokok dalam sebuah cerita yang dikemukakan
senimannya lewat media karya lukis.

Judul adalah sebutan atau nama yang diberikan kepada objek


yang ada dalam lukisan atau karya seni seperti patung, grafis
ataupun fotografi.

Bagi anak, membuat tema sama dengan memberi judul lukisan hal
ini disebabkan alam pikiran anak masih menyatu dengan perasaan
anak.
Tem󰈀 󰉘󰇽󰈞g 󰈻e󰈹󰈎n󰈇 󰇶󰈏ja󰇷󰈎󰈕󰇽n 󰇷o󰈹󰈡n󰈇󰇽󰈞 be󰈸󰈕󰈀r󰉘󰇽 󰇻ag󰈎 󰇽󰈝a󰈕
a. Lingkungan yang paling menarik bagi anak
Contoh : bunga di taman, hiasan penutup meja
b. Keikutsertaan dalam suatu kegiatan
Contoh : lomba bernyanyi, kerja bakti, ikut tamasya
c. Kejadian yang menimpa anak : sedih, senang, marah dan berkenalan
dengan teman
d. Keinginan anak : meminta berkunjung ke rumah saudara, balon, sepeda
dll.
e. Cita-cita
f. Apa yang pernah dilihat dalam peristiwa sekejap : melihat tabrakan
g. Imajinasi akan peristiwa imajiner, tabrakan pesawat, serangan para
pahlawan
h. Cerita kepahlawanan (wiracarita)
3. Cir󰈎 U󰈚󰉊󰈛 Luk󰈎󰈻󰇽󰈞 Ana󰈔
a. Gaya lukisan anak
Gaya lukisan anak bermacam-macam sesuai motivasi atau dorongan
berkarya.
(1) Gaya wiracarita (heroisme)
(2) Gaya dekoratif (berupa garis dan warna yang dipilih berupa blok warna
dengan sedikit nuansa
(3) Gaya komik (mirip dengan cerita bergambar)
(4) Gaya potret (gambar wajah seseorang, tokoh idola dan orang yang
sering bergaul dengan anak dalam kehidupan sehari-hari
Gaya lukisan anak

Gaya heroik

Gaya potret
Gaya komik

Gaya dekoratif
3. Cir󰈎 U󰈚󰉊󰈛 Luk󰈎󰈻󰇽󰈞 Ana󰈔
b. Komposisi Karya Seni Rupa Anak
(1) Posisi tumpang tindih/juxta position
Dalam menggambar anak meletakkan
posisi yang jauh berada di atas

(2) Bertumpu pada garis dasar (folding over)


Karakteristik lukisan berkomposisi berdiri
di atas garis dasar
(3) Rebahan (rabatement)
Penggambaran objek secara
rebahan atau tiduran.

(4) Stereo type


Susunan elemen bentuk
yang diulang-ulang

(5) X-ray atau transparent


Bentuk tembus pandang
memperlihatkan figur yang
seharusnya tidak tampak
3. Cir󰈎 U󰈚󰉊󰈛 Luk󰈎󰈻󰇽󰈞 Ana󰈔
c. Tipe gambar anak
(1) Haptic : jenis karya gambar anak yang lebih
cenderung mengungkapkan rasa daripada
pikiran.
(2) Non-haptic : figur-figur dan alur cerita tampak
jelas dalam gambar
(3) Willing type : tema yang diangkat dalam
materi pokok gambar berupa ungkapan
harapan anak terhadap keinginan,cita-cita
K󰉗 3
Per󰈎󰈢󰇷i󰈼󰈀s󰈏 Ga󰈚󰇻󰈀r
Ana󰈔
Pada prinsipnya cara menggambar dan tema yang diangkat dalam
gambar sama. Namun, teknik dan presentasi dalam gambar
masing-masing anak mempunyai gaya yang berbeda.
● Pada usia Ego (5 -9 tahun), anak sedang mendewakan dirinya sebagai
pusat ide dan gagasan, semua kejadian harus mengikutsertakan
dirinya yang ternyata berpengaruh pada tema dan gambarnya.
● Pada usia 9-12 tahun anak laki-laki menggemari film perkelahian
sehingga gambaran kepatriotan tampak dalam tema perjuangan atau
perkelahian. Pada anak wanita, sudah mulai mengamati kematangan
biologisnya dan cara bergaulnya sehingga pemahaman mengenai
objek mulai detail
● pada usia 12-15 tahun lukisan anak wanita disertai dengan warna
favorit.Hal ini dimaklumi karena anak sudah menjelang remaja.
Per󰈎󰈢󰇷i󰈼󰈀s󰈏 󰈇a󰈛b󰈀󰈸 󰇽󰈞ak
be󰈸󰇶󰈀s󰇽󰈸󰈕an 󰈥󰈩󰈹k󰇵󰈚󰇻an󰈇󰈀󰈞
us󰈎󰇽 󰈚e󰈞t󰈀󰈗󰈞y󰇽
1. Masa coreng moreng (usia 1-4 tahun)
a) Judul gambar yang berubah-ubah.
pada usia sekitar 1-2 tahun anak masih melatih
koordinasi bentuk garis yang sempurna maupun yang
kurang tepat. Taraf pandang anak masih berbentuk
global. Jika anak sudah bisa memberi judul, maka
judul tersebut masih berubah-ubah. Contoh pada
suatu ketika anak memberi judul “kucing sedang
makan”, selang sejam berikutnya berubah menjadi “
Ayahku memberi sedang makan ayam jantan di
kandang.”
dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa
penalaran anak yang
belum stabil bahkan
dapat diduga pikiran
anak masih menyatu
dengan
perasaannya.
Pada Gambar A, garis-garis yang
dibuat anak belum terkontrol. arah
putaran garis tidak tetap. Gambar B
anak sudah mulai memutus-mutus
garis, gerakan garis mulai terkontrol
dengan nalar. Gambar C
menunjukkan garis putus-putus
disusun kembali menjadi bagan
yang mudah diidentifikasi. Gambar
D garis yang sudah terkoordinasi.
Garis putus sudah mulai dibentuk
anak berupa gambar global.
b) mulai menidentifikasiObjek dengan judul yang Mantap
seiring perkembangan biologis, mata telah mampu melihat objek secara
detail. Bulatan-bulatan sudah mulai berbentuk dan bersinar seperti
matahari, wajah manusia yang ceria dengan memberikan atribut
mata,hidung dan mulut yang membuka lebar.
2. Masa Prabagan (Preschematic): Usia 4-7 tahun
pada masa ini anak sudah mengenal dirinya, baik jenis kelamin
maupun eksistensi dirinya dalam hubungan keluarga maupun
masyrakat sosialnya. Perkembangan dalam gambar anakpun
mulai meningkat dari figur manusia-kepala-kaki menjadi
manusia-tulang, atau manusia-batang.
Gambar diatas merupakan contoh manusia tulang dan manusia
batang. Tubuh yang diberi warna adalah gambaran tubuh batang.
Selang bebeapa bulan setalah anak usia 3 tahun sudah mulai
memberi ciri manusia laki-laki atau perempuan. Pada anak-anak
tertentu yang dimanjakan orangtua , perkembangan masa egonya
makin panjang. Dalam hal warna periode prabagan belum banyak
memberikan arti yang sangat kuat. Namun, beberapa anak wanita
sudah memberikan arti warna dengan menyesuaikan bentuk objek
(B), sedangkan anak laki-laki cenderung menguat pada bentuk
gambarnya (A).
3. Masa Bagan (Schematic): Usia 7 -9 tahun
Sisi perspektif pada usia ini sudah mulai tampak. Ketika anak sudah masuk
jenjang SD. Gambar yang semula merupakan prabagan menjadi kelihatan
setelah anak mengetahui perspektif. Namun polanya tidak seperti orang
dewasa. Beberapa sifat dasar yang muncul adalah :
1) stressing point karena pada usia ini sifat egosentri anak sangat tinggi.
2) Stereo type karena keasyikan menikmati bentuk-bentuk yang menarik
perhatiannya, anak lupa mengamati kondisi nyata sehingga tanpa
disadari menggambar dengan mengulang-ulang bentuk.
4. Masa Realisme Awal (Dwaning Realism): Usia 9-11 tahun
Perkembangan mental anak pada periode ini adalah kemampuan
penginderaan, bentuk yang detail mampu diungkap terutama hal-hal yang
berada dalam lingkungan sekitar. Namun hambatannya dalam menggambar
adalah mengkoordinasikan tekanan-tekanan objek. Bagi anak laki-laki
visualisasi bentuk sangat kuat pada objek yang bergerak.
Beberapa anak yang telah dilatih cara menggambar, emosi
dapat dikendalikan dengan mengarahkan kepada tata susun
yang benar
disamping adalah gambar anak
hasil binaan disanggar. Guru
mencoba mengarahkan emosi
anak dikendalikan dengan
menyetop beberapa langkah
emosi dalam menguasai
ruangan. Maka, gambar dapat
dilihat secara utuh.
5. Masa Realisme Semu (Pseudo Realism)
Seiring dengan perkembangan biologi anak usia 11-15 tahun sudah
membedakan dengan jelas kedudukan dirinya dan fungsi masing-masing
organ tubuh. Pita suara telah berubah, cara berpikir telah realistis . Gambar
anak usia ini detail. Namun kesulitan mengungkapkan bentuk visual.
Sebagian anak yang suka
menggambar akan memilih gambar
orang atau potret karya senia yang dia
berharap mirip dengan lukisan orang
dewasa. Jika diminta menggambar
anak usia dini lebih suka menggambar
teknik,ornamen, perspekstif karena
menganggap dengan menggambar
teknik(media garis maupiun yang lain,
kesalahan akan berkurang

You might also like