Professional Documents
Culture Documents
Laporan Bioteknologi Kel 9 XII MIPA 3
Laporan Bioteknologi Kel 9 XII MIPA 3
Disusun Oleh:
1. Maulana Fajri
2. Michael Sidharta Dharma
3. Muhammad Taufik Hidayat
4. Tio Surya Putra
Kelas:
XII MIPA 3
Pembuatan roti dapat dilakukan dengan menggunakan tepung terigu, dan bahan
lainnya serta ragi, maupun tidak. Ragi inilah yang disebut sebagai organisme yang
digunakan. Ragi merupakan salah satu bahan dalam pembuatan kue atau roti. Ragi yang
paling banyak digunakan dalam pembuatan roti berasal dari jamur Saccharomyces
cerevisiae.
Ragi berfungsi untuk melakukan proses fermentasi pada roti, yang nantinya
berperan untuk membuat roti mengembang pada prosesnya. Pengembangan adonan
terjadi karena ragi menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini
kemudian terperangkap dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang.
Komponen lain yang terbentuk selama proses fermentasi adalah asam dan alkohol yang
berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap dalam proses
pengembangan roti.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memproduksi sebuah produk menggunakan
proses bioteknologi konvensional yang bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup
serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Roti merupakan produk pangan berbahan dasar tepung terigu yang di fermentasi
dengan ragi roti atau bahan pengembang lainnya yang diolah dengan cara dipanggang
(Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
Tepung merupakan bahan baku utama roti. Tepung yang bisa digunakan untuk
rotiadalah tepung gandum, jagung dan lain sebagainya. Untuk roti yang memerlukan
pemuaian, lebih baik digunakan tepung gandum karena beberapa jenis protein
yangterdapat pada gandum jika dicampur dengan air akan menghasilkan glutein.Glutein
inilahyang dapat membuat roti mengembang selama proses pembuatan. Jaringan sel-sel
ini jugacukup kuat untuk menahan gas yang dibuat oleh ragi sehingga adonan tidak
mengempis kembali. Yang harus dipertimbangkan adalah terutama kadar protein tepung
terigu dankadar abunya. Kadar protein mempunyai korelasi yang erat dengan kadar
glutein,sedangkan kadar abu erat hubungannya dengan kualitas adonan. (Roberts, 1989)
Hampir semua jenis roti dibuat dengan proses yang sama yaitu pencampuran
(mixing), fermentasi, pembentukan (proofing), pengempesan (sheeting), pencetakan
(molding), pemanggangan (baking), penurunan suhu (cooling), dan (terkadang)
pengirisan (slicing) (Zhou dan Hui, 2004).
BAB III
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
2) Aspek Rasa
Pada aspek rasa yang di katakana oleh para penyicip adalah Enak, tetapi
mempunyai rasa yang sedikit sebanyak 80%. Hal ini dapat terjadi karena roti
menggunakan coklat batang dan meleleh saat di oven. Selain itu, penggunaan coklat
batang juga bisa dibilang sedikit dari pembuat. Sehingga, Ketika coklat meleeh, tidak
dapat menyebar secara maksimal pada roti.
Selain itu, juga ada yang mengatakan roti ini Asam. Mengapa? Menurut analisis
kami, hal ini dapat terjadi karena pencampuran ragi yang tidak merata pada roti.
Sehingga masih ada rasa asam yang tertinggal pada roti.
3) Aspek Tekstur
Pada aspek ini sekitar 60% dari semua penguji mengatakan Keras, hal ini mungkin
dapat terjadi pada saat pencampuran bahan tidak merata.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pembuatan roti melalui bioteknologi konvensional, terbukti bahwa roti dapat
dihasilkan melalui proses ini. Mengapa? Karena pembuatan roti dihasilkan dengan ragi,
yaitu jamur yang membantu dalam proses fermentasi pada roti. Roti dibuat dengan proses
yang sama yaitu pencampuran (mixing), fermentasi, pembentukan (proofing),
pengempesan (sheeting), pencetakan (molding), pemanggangan (baking), penurunan suhu
(cooling), dan (terkadang) pengirisan (slicing).
Apakah produk layak masuk pasar? Menurut kelompok kami, tidak. Hal ini karena masih
banyaknya kekurangan yang ditemukan pada produk kami. Namun, jika dilakukan
beberapa perubahan, maka diperhitungkan produk ini dapat masuk.
Nilai produk kami dapat ditambah, apabila penggunaan bahan serta keahlian kami dapat
ditingkatkan lagi. Karena, meski dengan kemampuan yang pas-pasan, roti dapat
dihasilkan dengan nilai yang hampir memenuhi standar keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Mudjajanto E.S dan L.N Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya. Jakarta
Rukmana dan Yuniarsih. 2001. Cara Pembuata Roti. Kanisius. Yogyakarta.
Roberts, Haris dan Endel, Karmas. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Pangan. ITB.
Bandung.