You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kristalografi yaitu suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem
kristal serta bertujuan untuk menentukan susunan atom dalam zat padat.
Kristal adalah bahan padat homogen yang membentuk bagan polyhedral yang
teratur, biasanya anistop. Tersusun oleh komposisi kimia tertentu yang
membentuk ikatan atom tertentu yang dikelilingi oleh bidang permukaan yang
halus yang mengikuti hukum geometri tertentu.
Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses.
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang
semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal
yang sama, tetapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Kata "kristal" berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan
yang dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk
menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat
homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum
hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum
geometri. Proses terbentuknya kristal dan mineral alam merupakan akibat dari
proses geologi, yaitu endogenik, eksogenik, dan tektonik lempeng. Endogenik
merupakan proses kristal yang dibentuk akibat pengkristalan magma.
Eksogenik yaitu proses pengkristalan yang dipengaruhi oleh gaya gaya dari
luar. Sedangkan tektonik lempeng yaitu dimana proses ini adalah dasar dari
penyatuan jalur magnetik dengan sumbu zona pelapukan.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam
keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam
banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-
atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa
disebut bahan amorf atau seperti gelas. Walaupun terkadang bahan seperti ini

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 1


juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara
padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur
jenis (latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang
menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan padatan.
Ketentuan agar dapat disebut sebagai kristal diantaranya adalah padat,
tidak dapat teruraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana denga proses
fisika, memiliki struktur bentuk, bidang serta sudut inklimasi pada setiap
kristal tertentu. Kebanyakan mineral kristalin memiliki berbagai jenis cacat
kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada
sifat-sifat material tersebut. Dalam kehidupan sehari sehari kristal merujuk
pada benda padat yang menunjukan bentuk geometri tertentu. Berbagai bentuk
kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini tergantung
pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya,
dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Sumbu kristalografi ialah garis
lurus yang dibuat melalui pusat kristal. Kristal mempunya 3 diemensi yaitu
panjang, lebar dan tinggi. Tetapi dalam penggambarannya dibuat diemnsi
sehingga proyeksi otthogonal. Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode
proyeksi yang digunakan untuk mempermudah penggambaran.
Berdasarkan perbandingan panjang yang berada pada sumbu-sumbu
kristalografi letak maupun posisi sumbu, jumlah dan nilai sumbu vertikal atau
nilai sumbu c, maka kristal digolongkan menjadi 7 sistem kristal yaitu
isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal, orthorombik, monoklin, dan triklin.
Pada praktikum kali ini akan membahas tentang sistem kristal monoklin dan
triklin.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Menggambarkan sistem kristal trigonal, orthorombik, monokli dan triklin.
2. Menentukan deskripsi sistem kristal tetragonal, orthorombik, monoklin
dan triklin, meliputi kelas simetri, jumlah unsur simetri, dan contoh
mineral.
3. Menentukan simbol penamaan dari Herman-Maughin dan Schloenfish.
Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin dan Triklin 1

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 2


1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Jangka
3. Busur
4. Pensil warna
5. Spidol warna
6. Lembar sementara
7. Penggaris panjang
8. Penggaris segitiga siku-siku dan sama kaki
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
1. Lembar Kerja Sementara
2. Maket sistem kristal isometrik
3. HVS
1.4 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilaksanakan pada saat praktikum adalah :
a. Sistem kristal Trigonal
Cara menggambar sistem kristal trigonal adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan semua alat dan bahan praktikum.
2. Dilipat lembar sementara sehingga diperoleh titik tengah yang
dijadiakn titik pusat.
3. Dibuat sumbu utama yaitu, sumbu a(sumbu diagonal), b(sumbu
horizontal), c(sumbu vertikal) dengan perbandingan 1 : 3 : 6.
4. Diperpanjang sumbu utama dengan mengalikan skala perbandingan
menjadi dua kalilipat 2 : 6 : 12 dengan d = 2cm.
5. Dibuat sudut sebesar 20° diantara sumbu at dengan sumbu b.
6. Dibuat sudut sebesar 40° diantara sumbu a+ dan d-.
7. Dihubungkan titik-titik dari sumbu b dan sumbu c menjad bentuk
persegi sebagai bidang bagian depan pada kristal.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 3


8. Ditarik garis dengan panjang 12 cm dari ujung ke ujung dari masing-
masing sudut.
9. Digunakan garis lurus untuk bidang samping kanan, depan, dan.
Untuk bidang bawah, samping kiri, dan belakang digunakan garis
putus-putus.
10. Diberi warna sesuai dengan bidangnya masing-masing dan pewarnaan
berdasarkan garis sumbu yang telah dibentuk.
b. Sistem Kristal Orthorombik
Cara menggambar sistem kristal orthorombik :
1. Disiapkan semua alat dan bahan praktikum.
2. Dilipat lembar sementara sehingga diperoleh titik tengah yang
dijadikan sebagai titik pusat.
3. Dibuat sumbu utama yaitu a - d (sumbu diagonal) b, (sumbu
horizontal) c, (sumbu vertikal) dengan perbandingan 1 : 3 : 6.
4. Dibuat sudut sebesar 30° diantara sumbu a+ dan b-.
5. Dihubungkan titik-titik dari sumbu b dan sumbu c menjadi bentuk
persegi sebagai bidang bagian depan kristal.
6. Ditarik garis dengan panjang 12 cm dari ujung ke ujung dari masing-
masing sudut.
7. Digunakan garis lurus untuk bidang samping kanan, depan, dan, utuk
bidang bawah, samping kiri, dan belakang digunakan garis putus-
putus.
8. Diberi warna sesuai dengan bidangnya masing-masing dan
pewarnaan berdasarkan garis sumbu yang telah dibentuk.
c. Sistem Kristal Monoklin
Cara menggambar sistem kristal monoklin :
1. Disiapkan semua alat dan bahan praktikum.
2. Disiapkan dan dilipat lembar sehingga diperoleh titk tengah yang
dijadikan sebagai titk pusat.
3. Dibuat sumbu a, b, dan c dengan perbandingan 1 : 4 : 6.
4. Diperpanjang sumbu utama dengan mengalikan skala perbandingan
menjadi 2 kali lipatnya, yaitu: 2 : 8 : 12.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 4


5. Dibuat sudut 45 o diantara sumbu a +¿¿ dengan sumbu b−¿ ¿.
6. Diberi keterangan pada garis-garisnya seperti tanda a +¿¿ , a−¿ ¿, b+¿¿ ,
b−¿ ¿.
7. Ditarik garis dari a +¿¿ ke b−¿ ¿, b+¿¿ ke a−¿ ¿, a−¿ ¿ ke a +¿¿, danc−¿¿ ke
b−¿ ¿.
8. Ditarik garis dari b−¿ ¿ ke c +¿¿, c +¿¿ ke b+¿¿ , b+¿¿ ke c−¿¿ dan c−¿¿ ke
b−¿¿.
d. Sistem Kristal Triklin
Cara menggambar sistem kristal Triklin :
1. Disiapkan semua alat dan bahan praktikum.
2. Disiapkan dan dilipat lembar kerja sehingga diperoleh titik tengah
yang dijadikan sebagai titk pusat.
3. Dibuat sumbu a , b dan c dengan perbandingan 1 : 4 : 6.
4. Diperpanjang sumbu utama dengan mengalikan skala perbandingan
menjadi 2 kalilipat yaitu: 1 : 8 : 12.
5. Dibuat sudut sebesar 45° diantara sumbu a +¿¿ dengan sumbu c−¿¿.
6. Dibuat sudut sebesar 10° diantara sumbu b−¿ ¿ dengan sumbu c−¿¿.
7. Diberi keterangan pada ujung garis-garisnya.
8. Dihubungkan titik-titik pada bagian a +¿¿, b−¿ ¿, a−¿ ¿, dan b+¿¿ menjadi
sebuah bidang.
9. Ditarik garis dari pojok bidang tersebut menuju titik pada enam
bagian c +¿¿dan c−¿¿.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 5


BAB II
DASAR TEORI
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial
mempunyai pola........(Hibbard, 2002).
Mineral membentuk kristal yang menggambarkan susunan molekul teratur
didalamnya......(Taylor, 2005).

Min. 2 Lembar Full

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 6


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Min. 3 Lembar Full

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 7


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :
1. Blalalala
2. Blalalala
3. Blalalla
4.2 Saran
Blalallal

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 8


DAFTAR PUSTAKA
Min 5 Sumber (3 Buku dan 2 Jurnal)

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, Monoklin Dan Triklin 9

You might also like