Professional Documents
Culture Documents
MODULE V
PENETAPAN KADAR AIR, KADAR MINYAK ATSIRI DAN IDENTIFIKASI
MINYAK ATSIRI
FARMAKOGNOSI
Disusun oleh:
TIM DOSEN FARMAKOGNOSI
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENETAPAN KADAR AIR, KADAR MINYAK ATSIRI DAN IDENTIFIKASI
MINYAK ATSIRI
D
E
Masukkan sejumLah zat uji yang ditimbang seksama yang diperkirakan mengandung
2 mL sampai 4 mL air ke dalam labu.jika zat uji berupa massa lembek, timbang pada
sehelai kertas aluminium dengan ukuran yang sesuai dengan mulut labu. Untuk zat
uji yang menyebabkan gejolak mendadak, tambahkan pasir kering bersih secukupnya
hingga menutupi dasar labu atau sejumLah pipa kapiler yang salah satu ujungnya
diliburkan, panjang lebih kurang 100 mm. masukkan lebih kurang 200 mL toluene P
ke dalam labu, hubungkan alat. Tuangkan toluene P ke dalam labu penerima E melalui
alat pendingin. Panaskan labu hati-hati selama 15 menit. Setelah tuluen mulai
mendidih, suling dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap detik, hingga sebagian
besar air tersuling. Cuci bagian dalam pendingin dengan toluene, sambil dibersihkan
dengan sikat tabung yang disambung pada sebuah kawat tembaga dan telah dibasahi
toluene. Lanjutkan penyulingan selama 15 menit. Biarkan tabung penerima mendingin
hingga suhu kamar. Jika ada tetesan air yang melekat pada dinding tabung penerima,
gosok dengan karet yang dikat pada sebuah kawat tembaga dan dibasahi toluen
hingga tetesan air turun. Setelah air dan toluene memisah sempurna, baca volume
air. Hitung kadar dalam % v/b.
Referensi
1. Roth, J. H., Blaschke, G., Analisis Farmasi, Gadjah Mada University Press,
2. Ditjen POM,1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan
RI,
3. Farmakope Herbal Indonesia
5.2 PENETAPAN KADAR DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI
2. Metode penyarian dengan menggunakan pelarut penyari yang cocok. Dasar metode ini
adalah adanya perbedaan kelarutan. Minyak atsiri sanagt mudah larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air.
3. Metode pengepresan atau pemerasan. Metode ini hanya bisa dilakukan terhadap simplisia
yang mengandung minyak atsiri dalam kadar yang cukup besar, bila tidak nantinya akan
habis di dalam proses .
4. Metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin (enfleurage) Metode ini disebut
juga metode Enfleurage. Cara ini memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih terus
aktif selama sekitas 15 hari sejak bahan minyak atsiri dipanen.
Lokasi minyak atsiri dalam tanaman tergantung pada suku tanaman tersebut,
seperti di dalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya
famili Piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut Vittae (Famili Umbellifearae), di
dalam rongga-rongga skizogen dan lizigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae),
terkandung dalam semua jaringan (pada Famili Coniferae). Pada bunga mawar,
kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis
ditemui pada kulit batang (korteks), padafamili Umbelliferaae banyak terdapat dalam
perikarp buah, pada Menthae sp.terdapat rambut kelenjar batang dan daun, serta pada
jeruk terdapat dalam kulit buah dan helai daun.
5.2.3 Alat dan Bahan
Bahan: Simplisia yang mengandung minyak atsiri, Air suling, hasil destilasi, Pembanding,
Lempeng NP ukuran 3 x 6 cm (batas bawah 1 cm, batas atas 0,5 cm), eluen , methanol,
asam asetat glasial, asam sulfat, metoksibensaldehid, eugenol.
Alat : Seperangkat alat penetapan kadar minyak atsiri, Statif, Klem, Pompa air,
chamber
Catatan :
Tujuan pembersihan dengan alkohol 90% P dan asam kloirida.
3. Plat silica diangkat dari chamber lalu diamati di bawah sinar UV pada
Referensi
1. Roth, J. H., Blaschke, G., Analisis Farmasi, Gadjah Mada University Press,
2. Ditjen POM,1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI,
3. Farmakope Herbal Indonesia