You are on page 1of 26

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN 1


SISTEM PERKEMIHAN
DOSEN PENGAMPU : NS.L. WIN ISVANDIAR M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1, YAITU :


1. AVIKA RIWANI
2. M. ARIF
3. ARYEF HAERUDIN HAKIM
4. ERNI ANJANI
5. FATHUL RIDHO HAFANSYAH

PROGRAM SUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


( STIKes ) HAMZAR LOMBOK TIMUR 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah dengan baik.
Sholawat semoga selalu terlimpah curahkan kepada bagainda tercinta kita yaitu nabi
besar Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Penyusun
mengucapkan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul “ SISTEM PERKEMIHAN “.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian dan apabila terdapat kesalahan pada makalah ini penyusun
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima
kasih.

Mamben, 12 desember 2021

Penulis
Daftar isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I LATAR BELAKANG............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
C. TUJUAN.....................................................................................................................3
BAB II ANATOMI FISIOLOGI......................................................................................4
A. PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN DAN SISTEM URIN.............................4
B. FUNGSI DAN ORGAN SISTEM PERKEMIHAN..................................................5
C. SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN.......................................................................6
D. ANATOMI GINJAL, PERKEMIHAN, URETER, DAN URETRA.........................7
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................8
A. DEFINISI SISTEM PERKEMIHAN.........................................................................8
B. ORGAN SISTEM PERKEMIHAN............................................................................9
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SIFAT
DERAJAT KEASAMAN ( pH ) URIN.....................................................................10
D. MACAM-MACAM UNSUR ORGANIK PADA SEDIMEN URIN........................11
E. MACAM-MACAM UNSUR ANORGANIK PADA SEDIMEN URIN...................12
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
SEDIMEN URIN........................................................................................................13
BAB IV PENUTUP............................................................................................................14
A. KESIMPULAN..........................................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
BAB I

LATAR BELAKANG

A. LATAR BELAKANG

Manusia seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostatis, yang
berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh,
keasaman darah, ketersediaan oksigen, dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup
harus mengambil nutrisi dan air, fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan
untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal.
Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain dilingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup
sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus-menerus zat-zat sisa metabolisme toksik dan
dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan sistem yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur
yang menyalurkan urin dari ginjal ke seluruh tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air
dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab
untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu
mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri dari ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak
membawa urin dari ginjal ke kantung kemih, kandungan kemih, yang menyimpan urin, dan
saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi
melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran
darah. Aspek lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa
dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga seperti gula, dan senyawa dalam
darah yang beracun dan harus dihilangkan.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana cara kerja dan proses pada sistem
perkemihan ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui definisi, fungsi, cara kerja, dan organ-organ, serta anatomi fisiologi pada
sistem perkemihan.
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI

A. PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN DAN SISTEM URIN

 Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa
urin (air kemih).
 Sistem urin bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit
tertentu seperti kalium dan natrium. Sistem kemih terdiri dari ginjal, yang
menyaring darah, sedangkan ureter yang bergerak membawaurin dari ginjal ke
kantung kemih dimana disini tempat menyimpan urin. Aspek lain dari sistem
kemih atau urin kemampuannya membedakan senyawa dalam darah yang
bermanfaat bagi tubuh dan harus di jaga seperti gula, dan senyawa dalam darah
seperti racun yang harus di keluarkan.

B. FUNGSI DAN ORGAN SISTEM PERKEMIHAN

 Fungsi sistem perkemihan

1. Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut.


2. Mengatur keseimbangan asam basa.
3. Menyimpan nutrient.
4. Membentuk urin.
5. Mensekresi hormon yang membantu mengatur tekanan darah, erithropoietin dan
metabolisme kalsium.
6. Ekskresi zat buangan.

 Organ sistem perkemihan


Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, kantung kemih, dan uretra. Sistem
perkemihan mempunyai dua ginjal untuk menjaga fungsi ekskresi. Ginjal memiliki
peranan penting yakni mengeluarkan zat-zat toksis atau racun, mempertahankan
keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa, dan
tentunya mengeluarkan zat sisa metabolisma tubuh.

C. SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN

a. Dua ginjal (ren) → menghasilkan urin.


b. Dua ureter → membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih).
c. Satu vesika urinaria (VU) → tempat urin dikumpulkan.
d. Satu urethra → urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
D. ANATOMI GINJAL, PERKEMIHAN, URETER, DAN URETRA

 Ginjal (Ren)

a. Bentuk ginjal seperti biji kacang.


b. Ginjal terletak pd dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra torakalis ke-12 s.d vertebra lumbalis ke-3
c. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dr ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis
dexter yang besar
d. Ginjal berbentuk seperti biji kacang dan permukaan medialnya yang cekung
disebut hilus renal yaitu tempat masuk dan keluarnya saluran seperti pembuluh
darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.
e. Ginjal memfiltrasi ±1700 liter darah/ 24 jam. Satu ginjal memiliki ± 1 juta
nefron. Kegiatan nefron dalam mengontrol regulasi :

1. Filtrasi air dan zat terlarut dari darah.


2. Reabsorpsi secara selektif zat-zat yang terlarut untuk dikembalikan
kedalam darah → menjaga keseimbangan konsentrasi dalam darah.
3. Ekresi produk buangan kedalam urine.
 Lapisan-lapisan pembungkus ginjal :

1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan


ureter.
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk
melindungi ginjal dari trauma.
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan
menghubungkannya dg dinding abdomen posterior.
Jaringan flexibel memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma
bergerak waktu bernafas, mencegah penyebaran infeksi dari ginjal ke yang lain.

 Dari dalam keluar : Renal Pelvis, Medulla dan Korteks


1. Renal pelvis
Merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medula dengan
ureter.
Renal pelvis memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor.
Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor.
 Anatomi kandung kemih

a. Kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis, berfungsi menampung urin


untuk sementara waktu.
b. Terdapat segitiga bayangan yang terdiri atas 3 lubang yaitu 2 lubang ureter dan
satu lubang uretra pada dasar kandunng kemih yang disebut dengan
trigonum/trigon.
c. Lapisan dinding kandung kemih (dari dalam keluar): lapisan mukosa,
submukosa, otot polos dan lapisan fibrosa.Lapisan otot disebut dengan otot
detrusor. Otot longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan sirkular pada
bagian tengah.
d. Ukuran kandung kemih berbeda-beda. Pada usia dewasa kandung kemih mampu
menampung sekitar 300-500 ml urin. Pada keadaan tertentu kandung kemih dapat
menampung dua kali lipat lebih jumlah keadaan normal.
Miksi / berkemih
Miksi merupakan proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Dua
langkah utama yaitu: jika kandung kemih terisi secara progresif sampai tegangan dindingnya
meningkat diatas nilai ambang akan mencetuskan refleks miksi dan refleks miksi akan
berusaha mengosongkan kandung kemih, menimbulkan kesadaran akan keinginan berkemih.
Meskipun refleks miksi adalah autonom medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau
ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.

Persyarafan Kandung kemih

a. Persyarafan utama kandung kemih adalah nervus pelvikus yang berhubungan


dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis terutama berhubungan dengan
medulla spinalis segmen S2 dan S3.
b. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih.
c. Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat parasimpatis.
d. Selain nervus pelvikus terdapat dua tipe persyarafan lain yang penting untuk
kandung kemih yaitu serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal
menuju sfingter eksternus.
 Anatomi Ureter

a. Ureter memiliki panjang sekitar 25-30 cm.


b. Ureter berfungsi mentransport urin dari ginjal ke kandung kemih.
c. Terdiri dari tiga lapis yaitu epitel mukosa pada bagian dalam, otot polos pada
bagian tengah dan jaringan ikat pada bagian luar.
 Anatomi uretra

a. Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh.


b. Uretra terbentang dari dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna.
c. Pada laki-laki panjangnya sekitar + 20 cm sedangkan pada wanita panjangnya
sekitar + 3-5 cm.
BAB III
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin.
Sistem perkemihan merupakan organ vital yang berperan penting dalam melakukan ekskresi
dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh, dan dalam keseimbangan tubuh
cairan dan elektrolit. Sistem ini secara kontinu membuang dan mereabsorbsi air dan substansi
terlarut dalam darah serta mengeliminasi setiap substansi yang tidak dibutuhkan dalam tubuh.

B. ORGAN SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, kantung kemih, dan uretra. Sistem perkemihan
mempunyai dua ginjal untuk menjaga fungsi ekskresi. Organ ini memproduksi urin yang
berisikan air, ion-ion, dan senyawa-senyawa soluteyang kecil. Urin meninggalkan kedua ginjal
dan melewati sepasang ureter menuju dan ditampung sementara pada kantung kemih,
selanjutnya terjadi proses ekskresi urin yang dinamakan miksi, terjadi Ketika adanya kontraksi
dari otot-otot kantung kemih menekan urin untuk keluar melalui uretra dan keluar dari tubuh.

1. Ginjal

Ginjal adalah organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperiotoneal bagian atas,
suatu kelenjar yang terletak dibagian belakang kavum abdominalis dibelakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuknya
menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini disebut
sebagai hilus renalis, yang didalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan struktur lain yang
merawat ginjal, yakni pembuluh darah, sistem limfatik, dan sistem saraf. Besar dan berat ginjal
sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya pada posisi
yang lain.
Ginjal lelaki relative lebih besar ukurannya daripada perempuan. Ukuran rata-rata ginjal
orang dewasa adalah 11,5 cm ( Panjang ) x 6 cm ( lebar ) x 3,5 cm ( tebal ), dengan beratnya
bervariasi antara 120-170 gram, atau kurang lebih 0,4 % dari berat badan. Ginjal dibungkus
oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa ( true capsule ) ginjal,
yang melekat pada parenkim ginjal.
Ginjal berperan dalam mempertahankan homeostasis dengan fungsi mempertahankan
stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas ( konsentrasi zat terlarut ) CES. Ginjal
dapat mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit, dengan menyesuaikan jumlah air dan
berbagai konstituen plasma yang dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin dalam kisaran
yang sangat sempit yang memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan dan pengeluaran
konstituen-konstituen ini melalui saluran lain sangat bervariasi. Organ ginjal melakukan
tugasnya mempertahankan homeostatis sehingga komposisi urin dapat bervariasi. Ginjal
mempunyai fungsi yang Sebagian besar membantu mempertahankan stabilitas lingkungan
cairan internal antara lain : pengaturan keseimbangan air dan elektrolit di tubuh, pengaturan
keseimbangan asam basa tubuh, pengaturan volume plasma, mengeluarkan produk-produk
akhir ( sisa ) metabolisme tubuh, mengeluarkan banyak senyawa asing, menghasilkan
eritropoietin dan rennin.
Ginjal secara anatomis terbagi menjadi 2 yaitu, korteks dan medulla ginjal. Korteks ginjal
terletak lebih superficial dan di dalamnya terdapat berjuta-juta nefron. Nefron merupakan unit
fungsional terkecil ginjal, sedangkan medulla ginjal terletak lebih profundus banyak terdapat
duktuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupa urin. Nefron terdiri atas
glomerulus, tubulus kontortus ( TC ) proksimalis,, loop of henle, tubulus kontortus ( TC )
distalis, dan duktus kolegentes. Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh di filtrasi
di dalam glomerulus dan kemudian setelah sampai di tubulus ginjal, beberapa zat yang masih
diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh
tubuh menngalami sekresi membentuk urin.

 Fungsi ginjal

Ginjal merupakan organ yang memproduksi dan mengeluarkan urin dari dalam tubuh.
Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostasis
( kekonstaan lingkungan internal ).
Fungsi ginjal menurut Purnomo, adalah pemegang peranan penting dalam pengeluaran zat-
zat toksis atau racun, mempertahankan keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-
zat lain dalam tubuh, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein, ureum,
kreatinin dan amoniak, sekresi hormone, renin, erithropoetin, dihidroksikolekalsiferol. Organ
ginjal mempunyai fungsi dan peranan sebagai berikut :
 Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh. Kelebihan air dalaam tubuh akan di
ekskresikan oleh ginjal sebagai urin yang encer dalam jumlah besar. Dalam keadaan
kekurangan air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urin yang di ekskresi jumlahnya
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh
dapat dipertahankan relatif normal.
 Mengatur keseimbangan osmotik dan keseimbangan ion, fungsi ini terjadi dalam
plasma bila terdapat pemasukan dan pengeluaran yang abnormal dari ion-ion.
 Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh, ginjal mengekskresi urin sesuai
dengan perubahan pH pada darah dimana hasil akhir metabolisme protein dalam
tubuh di pengaruhi oleh sifat urin yaitu asam dan basa. pH urin bervariasi antara 4,8-
8,2.
 Ekskresi sisa-sisa metabolisme ( ureum, asam urat, dan kreatinin ), bahan-bahan yang
di ekskresi oleh ginjal antara lain zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme
hemoglobin, dan bahan kimia asing ( pestisida ).
 Fungsi hormonal dan metabolisme, ginjal menyekskresi hormon rennin yang
mempunyai peranan penting dalam mengatur tekanan darah ( sistem rennin –
angiotensin – aldesteron ) yaitu untuk memproses pembentukan sel darah merah.
 Pengaturan tekanan darah dan memproduksi enzim rennin, angiotensin, dan
aldesteron yang berfungsi meningkatkan tekanan darah.
 Pengeluaran zat beracun, ginjal mengeluarkan polutan, obat-obatan, zat tambahan
makanan, atau zat kimia asing lain dalam tubuh.

2. Ureter

Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urin dari
pielum ginjal ke kantung kemih. Setiap ureter pada orang dewasa memiliki Panjang kurang
lebih 20 cm, memiliki dinding yang tebal yang terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel
transisional, saluran yang sempit, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat
melakukan gerakan peristaltic ( berkontraksi ) untuk mengeluarkan urin ke kantung kemih.
Lapisan di dinding ureter menimbulkan Gerakan-gerakan peristaltic tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong air kemih masuk kedalam kantung kemih ( vesika urinaria ). Gerakan
peristaltic mendorong urin melalui ureter yang di ekskresikan oleh ginjal dan di semprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kantung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf
sensorik.
Ureter pada pria, terdapat di dalam visura seminalis atas dan di silang oleh ductus deferens
dan di kelilingi oleh pleksus vesikalis. Sedangkan ureter pada Wanita, terdapat di belakang
fossa ovarika urinaria dan berjalan kebagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri
bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria.

 Pembuluh darah ureter


 Arteri renalis
 Arteri spermatika internal
 Arteri hipogastrika
 Arteri vesika inferior

 Persarafan ureter

Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus


spermatikus, dan pleksu pelvis seperti dari nervus, rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen
dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai
rantai aferen untuk ureter.
3. Kantung kemih

Kantung kemih adalah organ berongga yang terdiri dari tiga lapis otot destrusor yang saling
beranyaman. Dinding kantung kemih terdapat dua bagian besar yakni ruangan yang berdinding
otot polos yang terdiri dari badan ( korpus ) yang merupakan bagian utama di mana urin
berkumpul dan leher ( kolum ) yang merupakan lanjutan dari badan yang berbentuk corong.
Kantung kemih berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui
uretra dalam mekanisme miksi ( berkemih ). Kantung kemih mempunyai kapasitas maksimal
dalam menampung urin, di mana pada orang dewasa besarnya kurang lebih 300-450 ml.
kantung kemih pada saat kosong terletak dibelakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada
di atas simfisis sehingga dapat di palpasi dan di perkusi.

4. Uretra

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari kantung kemih melalui proses
miksi. Uretra secara anatomi di bagi menjadi 2 bagian, yaitu uretra posterior dan uretra anterior.
Uretra di perlengkapi dengan sfingter uretra internall yang terletak pada perbatasan kantung
kemih dan uretra, serta sfingter uretra eksternal yang terletak pada perbatasan uretra anterior
dan posterior. Sfinger uretra internal terdiri atas otot polos yang di persaraf oleh sistem
simpatetik sehingga pada saat kantung kemih penuh, sfingter ini terbuka. Sfingter uretra
eksternal terdiri atas otot bergaris yang di persaraf oleh sistem somatik.
Panjang uretra pada pria dewasa antara 23-25 cm yang berfungsi sebagai saluran reproduksi.
Sedangkan Panjang uretra pada Wanita antara 3-5 cm. ia hanya berfungsi sebagai sistem
perkemihan. Uretra pada Wanita berpangkal dari orifisium uretra internal kantung kemih dan
membentang kea rah bawah dibelakang simfisis pubis, tertanam di dalam dinding anterior
vagina. Muara uretra terletak di sebelah atas vagina yaitu antara klitoris dan vagina. Kondisi ini
menyebabkan Wanita lebih sering terkena infeksi saluran kemih, bakteri akan lebih mudah
masuk ke kantung kemih karena uretra lebih dekat ke sumber bakteri seperti daerah anus
ataupun vagina. perbedaan Panjang ini lah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran
urin lebih sering terjadi pada pria.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SIFAT DERAJAT


KEASAMAN ( pH ) URIN

1. Derajat keasaman urin bersifat asam

Faktor yang menyebabkan urin bersifat asam antara lain :


 Diet ( mengkonsumsi buah cranberry, daging tinggi protein )
 Infeksi saluran kemih oleh eschericia coli
 Asidosis respiratorik ( misalnya emfisema, penyakit paru-paru kronis )
 Asidosis metabolik ( misalnya ketoasidosis diabetes, kelaparan, diare berat,
uremia )
 Pengaruh obat-obatan; asam mandelate atau metenamin mandelate
( mandelamine ), fosfomisin trometamin, ammonium klorida, asam askorbat,
methionine.
2. Derajat keasaman urin bersifat basa

Faktor yang menyebabkan urin bersifat basa antara lain :


 Diet ( mengkonsumsi vegetarian, jeruk, buah-buahan, rendah karbohidrat )
urin cenderung menjadi sedikitb lebih basa setelah makan.
 Alkalosis respiratorik ( misalnya hiperventilasi ). Keadaan ini menyebabkan
terjadi peningkatan ekskresi bikarbonat.
 Alkalosis metabolik ( misalnya muntah berat, kuras lambung ). Keadaan ini
menyebabkan kadar bikarbonat urin lebih tinggi, dan produksi ammonia
menurun. Ginjal dapat menghasilkan urin dengan pH 7,8.
 Pengaruh obat-obatan antibiotik
 Spesimen basi ( disimpan terlalu lama ). pH sangat tinggi dan bau seperti
amoniak mengisyaratkan adanya poliferase bakteri.

D. MACAM-MACAM UNSUR ORGANIK PADA SEDIMEN URIN

1. Eritrosit

Eritrosit dalam urin tidak menyerap pewarna, bentuknya bisa dalam keadaan normal
( cakram bulat ), membengkak, shadow cells, ghost cells, krenasi atau mengecil. Eritrotis di
dalam urin segar dengan berat jenis 1.010-1.020, akan tampak berbentuk cakram normal
dengan diameter 7-8 m. urin yang bersifat pekat ( hipertonik ), akan tampak eritrosit
menyusust atau mengkerut akibat kehilangan air dan mungkin muncul krenasi atau
berbentuk tidak beraturan. Sifat urin yang akali, menyebabkan eritrosit akan lisis atau
tampak mengecil, kadang terlihat seperti sel ragi.
Eritrosit secara teori seharusnya tidak ditemukan dalam pengamatan mikroskopis urin,
namun dalam urin normal dapat ditemukan 0-3 sel / lapang penglihatan besar. Peningkatan
jumlah eritrosit dalam urin disebut hematuria.

2. Leukosit

Secara makroskopik leukosit berbentuk bulat, memiliki inti multilobus ( poly morpho
nuclear ), glanuler dengan diameter sekitar 12 m atau kira-kira 1,5-2 kali ukuran eritrosit.
Sel leukosit dapat terlihat dalam urin kebanyakan adalah sel neutrophil. Leukosit dapat
terlihat secara tunggal atau berkelompok. Leukosit dapat berasal dari bagian manapun dari
saluran kemih. Jumlah sel leukosit hingga 4 atau 5 sel per lapang pandang besar umumnya
di anggap normal tetapi apabila di temukan banyaknya leukosit dalam urin, terutama
apabila terlihat berkelompok, menunjukkan berbagai kondisi terhadap infeksi akut seperti
pielonefritis, sistitis, atau urethritis.

3. Sel epitel

Sel epitel dalam urin berasal dari lapisan sistem genitourinary, dimana dapat ditemukan
dalam jumlah yang besar atau normal yang merupakan pengelupasan dari sel-sel tua, atau
merupakan epitel yang rusak dan pengelupasan yang di sebabkan oleh proses inflamasi
atau penyakit ginjal. Umumnya sel-sel epitel dapat ditemukan dalam urin ada 3 jenis, yaitu
:
 Epitel skuamosa, merupakan sel epitel yang paling umum dan paling
besar yang terlihat pada specimen urin normal.
 Sel epitel transisional, sel ini berukuran agak kecil dari sel-sel
skuamosa, dengan ukuran 20-40 m, lebih besar dari sel epitel tubulus
ginjal.
 Sel epitel tubulus ginjal, sel epitel ini jarang ditemukan dalam urin
normal.

4. Silinder

Merupakan massa protein berbentuk silindris yang terbentuk di tubulus ginjal dan
di bilas masuk kedalam urin dan menggambarkan kondisi tubulus ginjal, dimana ada
penyakit ginjal peningkatan jumlah silinder dapat di jumpai dalam sedimen urin.
Silinder dalam urin dapat di bedakan bermacam-macam bentuknya, antara lain:
 Silinder hialin
 Silinder eritrosit
 Silinder leukosit
 Silinder lilin
 Silinder lemak
 Silinder granuler

5. Oval fat bodies

Sel ini merupakan sel-sel tubulus yang mengandung lipid, dimana sel tubulus
dapat menyerap lipid yang ada di dalam filtrate glomerular.

6. Bakteri

Biasanya bakteri tidak di jumpai dalam urin, apabila ditemukan dalam specimen
urin umumnya di karenakan banyaknya mikroba flora normal vagina atau meatus
uretra eksternal dan karena kemampuan bakteri untuk cepat berkembang biak dalam
urin pada suhu kamar.

7. Parasit

Trichomonas vaginalis adalah parasite yang paling sering di temui dalam urin.

8. Spermatozoa

Mudah di identifikasi dalam sedimen urin dari bentuk-bentuknya yang oval, kepala
sedikit meruncing, flagella seperti ekor dan Panjang.

9. Sel ragi ( yeast )

Sel-sel ragi dalam urin tampak halus, kecil dengan ukuran bervariasi, oval atau
bulat telur, tidak berwarna, refraktil, dan sering bertunas ( hifa ).
10. Lendir ( mucus )

Bahan protein yang di produksi oleh kelenjar dan sel-sel epitel saluran
genitourinary lebih rendah dan sel-sel epitel tubulus ginjal.

E. MACAM-MACAM UNSUR ANORGANIK PADA SEDIMEN URIN

1. Kristal-kristal yang di temukan dalam sedimen urin pada keadaan normal antara lain
asam urat, calcium oxalate, hipurat, ammonium magnesium fosfat, sedangkan yang di
temukan pada keadaan tidak normal misalnya pada keadaan sistinuria, kristal obat,
misalnya sulfa.
2. Kristal dalam keadaan urin asam, kristal yang sering di temukan dalam urin dengan
pH asam adalah :
 Amorf urat
 Asam urat
 Natrium urat
 Kalsium oksalat
 Kristal tirosin
 Kristal leusin
 Kristal sistin
 Kristal bilirubin
 Kristal kolesterol
3. Kristal dalam keadaan urin basa, kristal yang sering di temukan dalam urin dengan
pH alkali adalah :
 Amorf fosfat
 Triple fosfat
 Kalsium fosfat
 Kalsium karbonat
 Ammonium biurat

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN


URIN

1. Aspek pra-analitik

Aspek pra-analitik meliputi semua faktor yang terjadi sebelum pemeriksaan


laboratorium yang sebenarnya, meliputi ke tata usahaan, persiapan pasien, transportasi
spesimen, pengumpulan dan penanganan specimen,. Kesalahan yang terjadi pada
tahap pra-analitik adalah mulai dari proses penampungan sampel, menempatkan
specimen dalam wadah yang salah atau pemberian pengawet yang tidak sesuai, dan
pemilihan tes yang tidak tepat.
2. Aspek analitik

Aspek analitik merupakan aspek yang secara langsung mempengaruhi pemeriksaan


specimen, terjadi selama proses pemeriksaan, dan di sebabkan oleh kesalahan acak dan
kesalahan sistemik. Tahapan analitik memiliki beberapa variable yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan meliputi regen, peralatan, metode analisis atau
prosedur pengujian, kontrol kualitas, dan kompetensi personal dalam melakukan
pemeriksaan.

3. Aspek pasca analitik

Aspek pasca analitik meliputi variabel yang dapat mempengaruhi pelaporan hasil
dan interpretasi data laboratorium yang benar. Kesalahan pasca analitik terjadi setelah
pengukuran, mencakup kesalahan perhitungan, penilaian hasil, ke tata usahaan, dan
penanganan informasi.

4. Hipotesis penelitian

Terdapat pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urin pH alkali terhadap


hasil unsur organic sedimen urin menggunakan metode konvensional.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem urin ( urinary tract ) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia, meliputi
ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-zat
yang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut
dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal ( ren, kidney ) dengan saluran keluar urin
berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara paadaa sebuah kantung kemih
( urinary bladder, vesica urinaria ) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (
pubic bone ). Urin selanjutnya di alihkan keluar melalui sebuah uretra.

B. SARAN

Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kami semoga dapat
memahami betul sehingga penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sistem
perkemihan ini dapat di hindari. Semoga kita semua terutama penulis dapat belajaar dan
mengebangkan pengetahuan agar kita semua bisa memahami dan mengerti hal apa saja
dan proses yang bagaimana saja yang terjadi di dalam tubuh kita terutama pada sistem
perkemihan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/339299202/Anatomi-sistem-perkemihan

http://repository.unimus.ac.id/1464/3/15.%20BAB%20II.pdf

https://www.slideshare.net/sumayyahnidaazizah/sistem-perkemihan

https://id.scribd.com/doc/310505784/makalah-sistem-perkemihan-kelompok-1

You might also like