You are on page 1of 17

MODUL PEMBELAJARAN

EKONOMI - GRADE 11
TOPIK : PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TIM EKONOMI UPHC

PESERTA PEMINATAN : _______________________


KELAS : _______________________

UPH COLLEGE
TANGERANG
2019
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

PENDAHULUAN
P Anda menemukan informasi tentang ruang lingkup isi modul, prasyarat mempelajari
modul serta hasil belajar.

AKTIFITAS BELAJAR
a Pada bagian ini anda mempelajari materi pelajaran yang harus anda kuasai.

KEGIATAN LATIHAN
k Pada bagian ini anda mengerjakan soal – soal atau melaksanakan tugas untuk
mengukur kemampuan anda terhadap topik pelajaran yang telah anda pelajari.

DISKUSI LANJUTAN
d Anda akan melakukan diskusi lanjutan pada bagian ini dengan teman atau guru.

EVALUASI
e Pada bagian ini anda akan melakukan refleksi lanjutan mengenai pembelajaran yang
sudah anda lakukan

Page 2 of 17
PENDAHULUAN

S
elamat ya, sekarang kalian semua telah memasuki jenjang baru, semester dua dan kini
sudah saatnya bagi kalian untuk belajar lebih giat lagi. Semakin tinggi jenjang yang
kalian hadapi maka tantangannya juga akan semakin berat. Kompetensi dasar yang
diberikan adalah menganalisis Perdagangan Internasional baik yang dilakukan oleh Indonesia
maupun negara lainnya dan setelah kalian mempelajari materi ini maka kalian dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan nyata sebagai wujud kita mengelola sumber daya yang ada.
Diharapkan topik ini bisa dipelajari dalam 3-4 minggu.

PRASYARAT
Siswa diharapkan sudah memahami modul sebelum-sebelumnya yang berkaitan dengan topik
pembangunan ekonomi maupun inflasi dan deflasi, serta sudah mengerjakan setiap tugas yang
diberikan sesuai tenggang waktu yang diberikan.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan yang diharapkan melalui modul diantaranya :
1. Peserta peminatan dapat mendeskripsikan gambaran umum perdagangan internasional
2. Peserta peminatan dapat mengalisis pengaruh perdagangan internasional terhadap
keseimbangan ekonomi.
3. Peserta peminatan dapat menganalisis permasalahan Perdagangan Internasional.
4. Peserta peminatan dapat menjelaskan faktor penghambat Perdagangan Internasional
dan cara mengatasinya.

Page 3 of 17
AKTIFITAS BELAJAR

A. Pengertian Perdagangan Internasional

Open Commercial bills of


Kas account L/C exchange

dengan cara

Devisa

Kebijakan dibayar
perdagangan menggunakan
bebas dijalankan
melalui Perdagangan
internasional Manfaat
memiliki
Kebijakan
proteksi
perdagangan Teori keunggulan mutlak
dijelaskan oleh
terdiri dari
Teori keunggulan komparatif

Tarif Kuota Subsidi Larangan


impor didorong oleh

Keanekaragaman Penghematan Perbedaan


kondisi produksi biaya produksi selera

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa
antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Bila dibandingkan dengan pelaksanaan
perdagangan di dalam negri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan
ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain:
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan
2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya melalui bermacam peraturan
seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, taksiran dan
timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya.

Page 4 of 17
B. Latar Belakang Perdagangan Internasional
Salah satu komponen yang menentukan tinggi rendahnya Pendapatan Nasional yang
masih belum dibicarakan adalah ekspor dan impor. Pada bab ini akan dikemukakan ekspor dan
impor dan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan itu. Pada tingkat lanjut ilmu ini akan
berkembang ke arah ilmu ekonomi internasional sebagai cabang ilmu ekonomi yang merupakan
spesialisasi tersendiri.
Pada zaman sekarang ini hampir tidak ada negara di dunia ini yang tidak mempunyai
hubungan ekonomi luar negeri. Buat Indonesia dan negara-negara Asean umumnya hubungan
ekonomi luar negeri ini merupakan kegiatan dan bagian yang amat penting dalam kehidupan
ekonomi negara. Barang-barang impor seperti sepeda motor dan kendaraan roda 4 sudah
menyebar ke pelosok-pelosok desa dan ke pulaupulau yang dulunya terpencil. Demikian pula
barang-barang ekspor yang mungkin berasal dari hutan rimba belantara, seperti kayu, karet dan
hasil hutan lainnya terdapat di kota-kota metropolitan New York, Tokyo, London, dan Paris
sebagai perabotan rumah yang mewah, ban mobil atau kosmetika. Tidak hanya barang-barang
saja yang berseliweran lewat batas negara itu, tapi juga jasa-jasa, modal, orang-orang, dan uang.
Kapal terbang dari berbagai perusahaan penerbangan luar negeri berdatangan ke bandar-bandar
udara Halim, Ngurah Rai, Polonia, dan lain-lain dan pesawat-pesawat Garuda mendarat di
Amsterdam, Hongkong, dan Sydney mengangkut orang-orang dan barang-barang dengan
menerima pembayaran rupiah atau uang asing sebagai balas jasa. Modal perusahaanperusahaan
raksasa multi nasional dari Eropa Barat, Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan lain-lain
mengalir ke Indonesia, langsung ditanamkan dalam bentuk perusahaan-perusahaan atau tidak
langsung sebagai pinjaman dengan balas jasanya berbentuk keuntungan dan bunga yang
mengalir kembali ke negara asalnya atau negara lain sebagai investasi baru. Wisatawan asing
macam-macam berbondong-bondong datang ke Bali, Yogyakarta dan lain-lain tempat
pariwisata, dan sebaliknya pula pedagang, pegawai dan mahasiswa berseliweran pergi ke luar
negeri untuk tugas dinas atau hanya sekedar belanja atau berwisata.
Apakah sebabnya negara-negara mempunyai hubungan ekonomi luar negeri? Apa
sebabnya negara-negara mengekspor dan mengimpor barang-barang dan jasa-jasa?
Sebab utama terletak pada perbedaan kekayaan sumber alam berbentuk mineral, iklim,
kesuburan tanah, kekayaan laut, dan tenaga. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah membuat
hasil bumi daerah tropis dan sub-tropis berbeda-beda. Daerah tropis dapat menghasilkan pisang,
nanas, kelapa, karet, kopi dan lain-lain yang juga disenangi oleh penduduk daerah sub-tropis.
Sedang daerah sub-tropis menghasilkan gandum, pear, anggur, peach dan lain-lain yang juga
digemari penduduk daerah tropis. Dalam kekayaan mineral juga tidak semua negara
menghasilkan besi, batu bara, atau emas, padahal diperebutkan oleh semua negara di dunia.
Page 5 of 17
Karena perbedaan kekayaan sumber alam ini berbeda-beda pula corak perekonomian negara-
negara di dunia. Dan karena masing-masing negara saling membutuhkan hasil produksi negara-
negara lainnya timbullah perdagangan internasional. Dalam hal ini yang menjadi sebab
timbulnya perdagangan internasional adalah keuntungan masing-masing negara dibandingkan
dengan negara lain. Keuntungan semacam ini dinamai keuntungan absolut/mutlak sesuatu
negara atas negara lain. Negara-negara tropis mempunyai 'keuntungan mutlak atas negara-
negara sub tropis dalam produksi karet, kopi, kelapa, mangga, atau pisang. Negara-negara
substropis mempunyai keuntungan mutlak atas negara-negara tropis dalam produksi gandum,
pear, peach dan lain-lain. Perdagangan internasional akan saling menguntungkan. Tetapi dalam
prakteknya tidak semua negara mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi sesuatu barang.
Ada negara-negara yang mampu menghasilkan berbagai macam barang dengan biaya yang
lebih murah daripada negara lain, dan ada pula negara-negara yang biaya produksi berbagai
barang itu lebih mahal daripada negara lain, atau dengan perkataan lain apa-apa serba mahal.
Nampaknya untuk negara-negara yang serba mahal ini tidak mungkin berdagang karena tidak
akan mampu bersaing. Tapi ternyata bahwa untuk negara-negara semacam inipun masih
menguntungkan juga untuk berdagang. Mereka masih mempunyai keuntungan komparatif, atau
biaya komparatif (comparative advantage atau comparative cost).

Page 6 of 17
C. Teori Perdagangan Internasional
C.1. Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak (absolute advantage) dikemukakan oleh Adam Smith
sebagaimana ditulisnya dalam buku ‘The Wealth of Nations’ (1776). Contoh berikut akan
menjelaskan maksud dari teori tersebut. Sebagai contoh, dua negara, Indonesia dan Jepang,
samasama memproduksi beras dan televisi. Setiap negara akan menghasilkan kombinasi jumlah
kedua barang tersebut berdasarkan banyaknya sumber daya yang digunakan sebagaimana
diperlihatkan dalam Tabel C.1.
TABEL C.1
Kemungkinan Produksi Indonesia dan Jepang
Persentase Persentase
Sumber Daya Sumber Daya
Beras yang Televisi yang Beras yang Televisi yang
yang yang
Diproduksi Diproduksi Diproduksi Diproduksi
Memproduksi Memproduksi
Beras Beras

1000 10000 00 1000 1000 00


80 800 20 80 80 200
60 650 40 60 60 400
40 400 60 40 40 600
20 200 80 20 20 800
00 00 1000 00 00 1000
(a) (b)
Tabel kemungkinan produksi Indonesia Tabel kemungkinan produksi Jepang

Pada Tabel C.1(a) tampak bahwa apabila Indonesia menggunakan semua sumber dayanya
untuk memproduksi beras, maka akan dihasilkan 1.000 unit beras dan nol unit televisi. Hal
sebaliknya berlaku apabila seluruh sumber daya digunakan untuk memproduksi televisi, atau
dengan kata lain, apabila persentase sumber daya yang digunakan untuk memproduksi beras
sama dengan nol, maka akan dihasilkan 100 unit televisi dan nol unit beras.
Di lain pihak, seperti tampak pada tabel C.1(b), apabila Jepang mengalihkan seluruh
sumber daya untuk memproduksi beras ke produksi televisi, maka dihasilkan nol unit beras dan
1.000 unit televisi. Jika diasumsikan bahwa sumber daya yang dimiliki Indonesia dan Jepang
adalah sama, maka Indonesia disebut mempunyai keunggulan mutlak atas Jepang dalam
memproduksi beras, karena biaya produksinya lebih rendah. Sebaliknya, Jepang mempunyai
keunggulan mutlak atas Indonesia dalam memproduksi televisi, karena biaya produksinya lebih
rendah. Dalam hal ini, apabila Indonesia dan Jepang melakukan perdagangan, maka kebutuhan
beras dan televisi kedua negara tersebut bisa dipenuhi dengan lebih baik.

Page 7 of 17
C.2. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif (comparative advantage) diperkenalkan pertama kali pada
tahun 1817 oleh David Ricardo. Itulah mengapa teori tersebut juga disebut prinsip keunggulan
komparatif Ricardian. Teori keunggulan komparatif mengatakan bahwa selama biaya relatif
untuk memproduksi barang antara satu negara dengan negara lain berbeda, selalu ada potensi
keunggulan yang bisa diperoleh dari perdagangan internasional, meskipun salah satu negara
memiliki keunggulan mutlak dalam semua barang. Untuk lebih jelas, mari kita perhatikan
contoh pada Tabel C.2.
TABEL C.2 Kemungkinan Produksi Indonesia dan Amerika
Persentase Persentase
Alat Alat
Sumber Daya Makanan Sumber Daya Makanan
Komunikasi Komunikasi
yang yang yang yang
yang yang
Memproduksi Diproduksi Memproduksi Diproduksi
Diproduksi Diproduksi
Alat Komunikasi Alat Komunikasi

100 1.000 00 100 20 00

80 800 20 80 16 1

60 600 40 60 12 2

40 400 60 40 8 3

20 200 80 20 6 4

00 00 100 00 00 5
(a) (b)
Tabel kemungkinan produksi Amerika Tabel kemungkinan produksi Indonesia

Pada Tabel C.2(a) terlihat bahwa jika Amerika menggunakan semua sumber dayanya
untuk memproduksi alat komunikasi, akan ada 1.000 unit alat komunikasi dan nol unit
makanan. Sementara itu, Indonesia (lihat Tabel C.2(b)), yang menggunakan semua sumber
dayanya untuk memproduksi alat komunikasi, hanya menghasilkan 20 unit alat komunikasi dan
nol unit makanan. Selanjutnya, anggaplah Amerika dan Indonesia hanya menggunakan 60
persen sumber dayanya untuk memproduksi alat komunikasi. Ternyata Amerika tetap
menghasilkan lebih banyak alat komunikasi dan makanan dibanding Indonesia.
Menurut teori keunggulan komparatif, Amerika dan Indonesia masih bisa melakukan
perdagangan meskipun Amerika mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi makanan
dan alat komunikasi. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Lihat kembali Tabel C.2! Pada tabel
tersebut terlihat bahwa untuk memproduksi 40 unit makanan, Amerika harus mengorbankan
400 unit (1.000 – 600) alat komunikasi. Jadi, untuk mendapatkan tambahan satu unit makanan,
Amerika harus mengorbankan sepuluh unit alat komunikasi. Sementara itu, untuk
memproduksi tambahan satu unit makanan, Indonesia hanya mengorbankan empat unit (20 –
16) alat komunikasi. Dalam hal ini, dengan asumsi bahwa kondisi faktor produksi kedua negara
sama, Indonesia disebut memiliki keunggulan komparatif atas Amerika dalam memproduksi
Page 8 of 17
makanan karena untuk memproduksi satu unit makanan, Indonesia hanya mengorbankan empat
unit alat komunikasi, sementara Amerika harus mengorbankan sepuluh unit alat komunikasi.
Sebaliknya, Amerika relatif unggul dalam memproduksi alat komunikasi karena dengan
mengorbankan 0,1 unit makanan, Amerika mampu memproduksi satu unit alat komunikasi,
sementara Indonesia harus mengorbankan 0,25 makanan. Amerika dengan demikian akan
mengekspor alat komunikasi ke Indonesia dan mengimpor makanan dari Indonesia, sementara
Indonesia mengekspor makanan dan mengimpor alat komunikasi dari Amerika. Jadi dapat
disimpulkan bahwa meskipun Amerika memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi
kedua komoditi atas Indonesia, namun perdagangan di antara kedua negara masih mungkin
dilakukan.

D. Manfaat Perdagangan Internasional


Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tentu akan memperoleh
manfaat bagi negara tersebut. Manfaat tersebut antara lain:

1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negri sendiri


Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK
dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi
kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi


Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang
yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik
apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri.Sebagai contoh :
Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan
tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika Serikat. Dalam
keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor produksi,
Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari
Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat
memperoleh keuntungan sebagai berikut:
a) Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih
efesien.
b) Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi dalam
negri.

Page 9 of 17
3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negri.

4. Transfer teknologi modern


Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

E. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain perbedaan
sumber daya alam, selera, penghematan biaya produksi, dan perbedaan teknologi.
Perbedaan Sumber Daya Alam. Karena beberapa hal sumber daya alam memiliki setiap
negara berbeda-beda yang jarang suatu negara memiliki sumber daya alam yang lengkap dalam
memenuhi kebutuhannya, maka dari itu perdagangan internasional digunakan untuk pertukaran
pemenuhan kebutuhan. Contohnya Indonesia yang banyak mengekspor tekstil ke Amerika
Serikat karena sumber daya alam indonesia yang harganya juga terbilang murah. Sebaliknya
Amerika Serikat mengimpor mobil ke indonesia karena amerika serikat dapat memproduksi
mobil dengan harga murah.
Selera. Selera merupakan faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional.
Contohnya indonesia yang menyukai apel australia. hal ini dapat terjadi karena masyarakat
indonesia lebih menyukai apel australia, padahal di indonesia juga memiliki buah apel yang
berada di malang dan tempat lainnya, namun masyarakat indonesia lebih menyukai apel
australia.
Penghematan Biaya Produksi (Efisiensi). Penghematan biaya produksi memungkinkan
terjadinya perdagangan internasional akibat dari harga yang murah suatu barang negara lain
karena negara lain memproduksi dalam jumlah besar yang dapat diturunkan karna biasanya
produksi dalam jumlah besar akan lebih murah. Sebenarnya indonesia mampu memproduksi
barang yang canggih namun karena industri lokal yang belum mampu berkembang yang
membuat biayanya menjadi mahal.
Perbedaan Tekonologi. Beberapa negara yang memiliki teknologi maju yang sebagian
besar pula negara belum mampu menerapkan teknologi maju. Negara dengan teknologi maju
mampu menjual barang dengan harga murah kepada negara yang memiliki teknologi sederhana.

Page 10 of 17
Contohnya Indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang memiliki teknologi
pembuatan mobil yang maju.

F. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional


Ada beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam melakukan perdagangan
internasional. Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional adalah sebagai berikut...
Tidak Amannya Suatu Negara. Amannya suatu negara merupakan pertimbangan
terjadinya perdagangan internasional . Jika negara memiliki kondisi yang aman maka para
pedagang akan mendekat namun jika tidak maka pedagang akan beralih ke negara yang lebih
aman. Faktor keamanan yang memengaruhi para pedagang untuk melakukan perdagangan
internasional.
Kebijakan Ekonomi Internasional oleh Pemerintah. Beberapa kebijakan ekonomi suatu
negara yang menghambat kelancaran perdagangan internasional. Contohnya, pembatasan
jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit.
Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing. Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat
para eksportir maupun importir mengalami kesulitan dalam menentukan harga valuta asing.
Kesulitan dari hal tersebut berdampak pula terhadap harga penawaran maupun permintaan
dalam perdagangan.

G. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah suatu laporan yang berisi berbagai
kegiatan ekonomi suatu negara dalam hubungannya dengan kegiatan ekonomi luar negara.
Untuk Indonesia lihatlah contohnya pada tabel 9.1. Neraca Pembayaran Indonesia. Neraca ini
dinyatakan dalam $ AS, karena transaksi pembayaran dihitung dalam $ AS. Ini menandakan
bahwa uang dollar AS diterima di seluruh dunia, dan karenanya disebut juga sebagai uang keras
(hard currency). Demikianlah, kalau sesuatu negara itu kuat ekonomi dan militernya maka
barang-barangnya diperlukan orang di seluruh dunia, karenanya uangnya juga diterima di
mana-mana. Di samping dollar AS juga beberapa mata uang asing telah menjadi uang keras,
seperti Yen, Mark Jerman, dan Franc Swiss.
Isi neraca pembayaran Indonesia dibagi ke dalam 4 bagian: A. Barang-barang dan jasa-
jasa, B. Sokongan-sokongan (Grants), C. Kreasi cadangan devisa, D. Lalu lintas modal dan
emas moneter. Negara lain membagi neraca pembayaran ini ke dalam: A. Barang-barang dan
jasajasa (current account), B. Aliran modal (capital account), dan C. Aliran cadangan dan emas
(reserve and gold asset movement). Pada kolomkolom di bawah tahun selalu ada tanda plus
atau minus, atau kadangkadang dipakai juga credit dan debit. Setiap peristiwa atau transaksi
Page 11 of 17
yang mengakibatkan tambahan uang asing akan dicatat plus atau kredit, setiap peristiwa yang
mengakibatkan pengurangan uang asing akan dicatat minus atau debit. Nomor 1, barang
dagangan, ekspor dicatat plus karena menambah cadangan atau persediaan uang asing, dan
impor dicatat minus atau debit, karena mengurangi persediaan uang asing. Nomor 1 ini
disendirikan dan dapat dibuat tabel tersendiri, dinamai Neraca Perdagangan (balance of trade)
seperti pada tabel 9.2. dan 9.3. Neraca Perdagangan adalah sebuah laporan ekspor dan impor
barang-barang sebuah negara dengan negara-negara lain dalam satuan nilai. Ekspor Indonesia
tahun 1977/1978 bernilai $10.860 juta, dan impor bernilai $7.866 juta, masing-masing dipecah-
pecah ke dalam ekspor minyak bumi dan hasilnya beserta gas alam cair dan ekspor di luar
minyak yang terdiri dari karet, kopi, timah, kayu, hasil kelapa sawit, hasil kelapa, tembakau,
lada, teh, kulit kerang, bahan makanan, bunga dan biji pala, hewan dan hasilnya, bahan rempah-
rempah lainnya, hasil tambang, lain-lain. Apa-apa yang diekspor itu perlu kita kaji benar-benar,
sebab banyak kesimpulan yang dapat ditarik.
Misalnya dari nilai ekspor $10.860 juta $7.353 juta atau ± 70 % berasal dari minyak dan
hasil-hasilnya. Berarti sumber devisa Indonesia benarbenar tergantung pada minyak. Kalau
terjadi apa-apa dengan minyak, dan sumber minyak itu mungkin habis pada suatu saat, maka
Indonesia akan kepayahan. Sedang ekspor di luar minyak sebagian besar terdiri dari hasil
pertanian yang belum diolah, sedang pertambangan hanya kurang dari 12%, dan hasil
perindustrian tidak nampak. Ini menandakan bahwa hasil perindustrian kita belum berkembang
atau belum mampu bersaing dengan luar negeri. Karena nilai ekspor lebih tinggi daripada
impor, maka dikatakan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Dahulu neraca
perdagangan yang surplus dianggap baik, sehingga negara-negara di dunia berlomba-lomba
untuk mendorong ekspornya, bahkan kalau perlu dengan mengorbankan negara lain. Tapi tidak
mungkin semua negara di dunia ini mempunyai surplus neraca perdagangan tanpa ada satu
negarapun yang mengalami defisit dalam neraca perdagangannya. Sekarang ini neraca
perdagangan yang defisit juga belum ten-tu dianggap buruk selama masih ada alat
pembayarannya. Banyak negara yang mengalami defisit dalam perdagangannya, bahkan negara
besar dan kaya sekalipun.
Meskipun untuk transaksi barang-barang Indonesia mengalami surplus, tapi transaksi jasa
mengalami defisit yang besar, sehingga untuk barang dan jasa akhirnya mengalami defisit
sebanyak $690 juta. Jasa-jasa ini tercantum pada nomor 3 s/d 8. Ongkos pengangkutan dan
asuransi berhubung dengan impor jelas berarti biaya angkutan laut/udara dan asuransi untuk
barang-barang yang diimpor. Karena barang-barang impor itu dibeli atas dasar harga f.o.b.
berarti harga di atas kapal, maka biaya angkutan dan asuransi harus di-bayar oleh Indonesia.
Perusahaan angkutan dan asuransi itu umumnya milik negara lain. No. 5 perjalanan luar negeri
Page 12 of 17
adalah biaya perjalanan oleh pegawai, pejabat pemerintah dan perjalanan ibadah haji. No. 6
pendapatan modal, berarti keuntungan, bunga, dividen dan lain-lain sebagai pendapatan modal
asing yang ditanam di Indonesia baik langsung dalam perusahaan-perusahaan milik negara lain
maupun tidak langsung dalam bentuk pinjaman. Kita ketahui bahwa Indonesia menganut politik
pintu terbuka bagi penanaman modal asing. Perusahaan-perusahaan asing ini mendapat
keuntungan yang mungkin ingin dipindahkan (ditransfer) ke negara asalnya. Baris B no. 10
adalah sokongan-sokongan dari pemerintah negara lain pada Indonesia karena itu merupakan
tambahan pada persediaan uang asing.
Jumlah no. 1 sampai 11 menunjukkan angka minus, berarti bahwa pengurasan devisa
lebih besar daripada penambahan devisa. Angka minus ini harus dibayar oleh Indonesia dari
sumber lain, yang dalam hal ini terdapat pada no. 12 dan seterusnya ke bawah. Pada bagian
barang-barang dan jasa-jasa yang memperlihatkan kemampuan negara dalam hubungan
ekonomi luar negeri terdapat defisit sebanyak $678 juta, yang berasal dari $2.994 juta — $3.684
juta + $12 juta. Defisit ini terdapat setiap tahun dan harus dibayar dari sumber lain.

Page 13 of 17
KEGIATAN LATIHAN

Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat!


1. Apakah yang menjadi alasan utama perlu dilaksanakannya perdagangan internasional?
2. Terangkan arti keuntungan absolut/mutlak dan keuntungan komparatif dengan contoh-
contohnya!
3. Asumsi apakah yang terdapat di belakang teori atau hukum keuntungan komparatif?
4. Apa maksud dibuatnya neraca pembayaran dan neraca perdagangan ?
5. Bagaimana menilai suatu transaksi luar negeri sebagai plus atau minus kredit atau debit?
6. Pelajarilah susunan ekspor Indonesia 2018, mana komponen terbesar, dan mana
komponen yang dapat diperkembangkan di masa yang akan datang!
7. Bagaimanakah menutup defisit neraca perdagangan dan jasa?
8. Kalau Indonesia meminjam dana dari Bank Dunia, dan kemudian direalisasikan (di-
transfer) di manakah aliran dana itu akan nampak dalam neraca pembayaran?
9. Apakah manfaat utang luar negeri?

Page 14 of 17
DISKUSI
1. Diskusi 1
TEMPO.CO, Jakarta - Cina dan Amerika Serikat setuju untuk meredakan ketegangan
setelah keduanya terlibat perang dagang. Kesepakatan itu diambil saat Presiden Amerika
Serikat, Donald Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping, melakukan pertemuan sela di KTT G20.
Kedua pemimpin itu setuju untuk tidak lagi menaikkan tarif per 1 Januari 2019. Melalui
kesepakatan ini, Presiden Trump akan meninggalkan tarif US$ 200 miliar atas barang-barang
impor cari Cina. Trump juga setuju untuk tidak lagi menaikkan tarif impor sebesar 25 persen
atas barang – barang dari Cina.
Berdasarkan cuplikan artikel diatas diskusikan beserta dengan rekan kalian apa yang
dimaksud dengan perang dagang, serta jabarkan kaitannya dengan perdangangan internasional
kedua negara maupun dengan negara lainnya, lalu jabarkan pemikiran kalian dalam esai yang
ditulis sekitar 400 kata!

Page 15 of 17
EVALUASI

BAGAIMANA PANDANGAN KALIAN TENTANG PERDAGANGAN


INTERNASIONAL?

Periksa diri kalian masing-masing. Diharapkan perenungan akan refleksi ini membuat kalian
memiliki pemahaman yang lebih tentang ketenagakerjaan dan pengangguran. Cobalah kalian
jawab pertanyaan berikut.

Sudahkah saya Menurut kamu, seberapa


memahami konsep pentingkah usaha
Perdagangan menjaga perdagangan
Internasional secara
Internasional yang baik
menyeluruh? di suatu negara dengan
negara lainnya?

Peran apa yang


mampu saya lakukan
untuk mengatasi
masalah Perdagangan
Internasional di
Indonesia kedepannya
nanti?

Page 16 of 17
REFERENSI

Alam S. 2007. Ekonomi: untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: Esis

Eko, Y. 2009. Ekonomi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Ismawanto. 2009. Ekonomi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depertemen Pendidikan Nasional.

Kusumawardani, D. 2009. Ekonomi: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Aisyah, M. N., & R, H. F. 2009. Ekonomi; Untuk SMA dan MA Kelas XI. Juni: Departemen
Pendidikan Nasional.

Mulyanti, S., Sujiyani, Kustiyaningsih, & Indrastuti. 2009. Ekonomi 2 ; Ekonomi dan
Kehidupan SMA/SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Page 17 of 17

You might also like