Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pendahuluan Dengan Kasus Low Back Pain 1. Pengertian
Laporan Pendahuluan Dengan Kasus Low Back Pain 1. Pengertian
1. Pengertian
LPB (Low Back Pain) adalah suatu sindrom nyeri yang terjadi pada regio
punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Gangguan ini
paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas
LBP adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan
nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga
terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan
sering disertai dengan 10 penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. LBP yang lebih
LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal
yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. LBP adalah salah satu keluhan
yang dirasakan oleh sebagian besar pekerja, biasanya mulai dirasakan pada usia 25
Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem, diantaranya yaitu antaranya adalah
sistem rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem
saraf, sistem penginderaan, sistem otot, dan sebagainya. Sistem tersebut berkaitan satu
dengan yang lainnya berperan menunjang kehidupan manusia. Dalam hal ergonomik,
hal yang paling mempengaruhi yaitu sistem otot, sistem rangka dan sistem syaraf.
1. Anatomi Muskuloskeletal.
pelindung organ tubuh yang lunak, penentuan tinggi, pengganti sel - sel yang rusak,
memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali dan untuk menyerap reaksi
dari gaya serta beban kejut. Rangka manusia terdiri dari tulang – tulang yang
menyokong tubuh manusia yang terdiri atas tulang tengkorak, tulang badan dan
Fungsi dari sistem muskuloskeletal adalah mendukung dan melindungi tubuh dan
tulang sendi dan otot. Tendon, ligamen, fascia dan otot sering disebut sebagai
jaringan lunak, sedangkan tulang sendi diperlukan untuk pergerakan antara segmen
tubuh.
mempengaruhi postur dalam bekerja. Sistem ini berguna dalam mendesain atau
merancang tempat kerja, peralatan kerja dan produk baru yang harus disesuaikan
terutama saat bekerja karena bagian ini merupakan rangka yang menyokong tubuh
melalui persendian pangkal paha. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
atau proccesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang
pendek kecuali tulang ke-2 dan ke-7. Tulang ini merupakan tulang yang
Terdiri dari 12 tulang (tulang dorsal). Proccesus spinosus pada tulang ini
Terdiri dari lima tulang yang merupakan bagian yang paling tegap
Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa
Terdiri dari lima tulang dimana tulang - tulangnya bergabung dan tidak
Gambar :
Pada tulang belakang terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang terdapat di
sepanjang tulang belakang sebagai sambungan antar tulang dan berfungsi melindungi
jalinan tulang belakang. Bagian luar dari bantalan ini terdiri dari annulus fibrosus
yang terbuat dari tulang rawan dan nukleus pulposus yang berbentuk seperti jeli dan
gerakan pada tulang belakang dan sebagai penahan jika terjadi tekanan pada tulang
belakang seperti dalam keadaan melompat. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini
maka tulang dapat menekan syaraf pada tulang belakang sehingga menimbulkan
kesakitan pada punggung bagian bawah dan kaki. Struktur tulang belakang ini harus
dipertahankan dalam kondisi yang baik agar tidak terjadi kerusakan yang dapat
menyebabkan cidera.
Sistem otot terdiri dari sejumlah besar otot yang berperandalam pergerakan (body
movement) dan menyusun sekitar 40% dari total massa tubuh manusia. Sel otot
merupakan sel khusus yang memiliki kemampuan untuk melakukan kontraksi dan
Ketika melakukan kontraksi, otot membutuhkan energi yang diperoleh dari reaksi
mengalami glikolisis menjadi asam piruvat dan ATP yang menghasilkan energy
untuk kontraksi otot serta asam laktat sebagai produk sampingan yang
energy, pekerjaan dinamis lebih baik dari pada pekerjaan statis. Pada pekerjaan
berkurang pula. Hal ini menyebabkan konsumsi energy yang lebih besar pada
pekerjaan statis dibanding pekerjaan dinamis pada beban kerja yang sama.
2. Etiologi
Umumnya nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
Pada lansia : akibat faktur tulang belakang, osteoporosis atau metastasis tulang.
3. Patofisiologi
Karena adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan
timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, resiko LBP hanya menunggu waktu
dan trauma berikutnya saja. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan seperti gaya
traumatic ketika hendak menegakan badan waktu terpleset, mengangkat benda berat,
dan sebagainya.
Menjebolnya sebagian nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada
Sobekan sirkum ferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus intervertebralis
berikut dengan terbentuknya nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low
back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai
yang dikenal sebagai iskhialgia atau siatika. Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis
vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama arteria
radipularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di sisi
lateral tidak aka nada radiks yang terkena jika tempat herniasinya berada di tengah.
Pada tingkat L2 dan terus ke bawah tidak terdapat medulla spinalis lagi, maka herniasi
yang berada di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi HNP, sisa diskus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua corpora
Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai
otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas HNP sentral dan HNP lateral.
Sedangkan HNP lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak
pada punggung bawah, ditengah-tengah area bokong dan betis, belakang tumit, dan
telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex achiler negatife.
Pada HNP lateral L4-L5 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di punggung bawah,
bagian lateralpantat, tungkai bawah bagian lateral dan di dorsum perdis. Kekuatan
ekstensi ibu jari kaki berkurang dan reflek patella negatif. Sensibilitas dermatom yang
sesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada percobaan tes laseque atau tes
mengangkat tungkai yang lurus (straight legraising), yaitu mengangkat tungkai secara
lurus dengan fleksi pada sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian
a. Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai beberapa
b. Sifat nyeri khas dari posisi terbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantat dan terus
c. Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan- gerakan pinggang saat
batuk atau mengejan, berdiri, atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan myeri
e. Nyeri bertambah bila daerah L5 - L1 (garis antara dua Krista iliaka) ditekan.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua.
Pada orang muda diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks
gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur.
Degenerasi diskus merupakan penyebab nyeri punggung yang biasa diskus lumbal
bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis paling berat dan perubahan
sendi faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari
kanalis spinalis yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
Sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah menderita hernia nucleus
4. Pathway
Serabut annulus
robek Ruptur pada annulus
Nukleus
HNP
Servikal Lumbal
Kelumpuhan Kelumpuhan
otot Gangguan
Cemas Syok spinal
mobilitas Gangguan
Kesulitan Skiatika, nyeri
bernafas Kurang punggung bawah Kelemahan fisik
Pola nafas
Nyeri Ketidak Intake Defisit
tidak
seimbangan nutrisi Perawa
nutrisi kurang tan diri
5. Manifestasi Klinis
Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun nyeri punggung kronis
dan kelemahan. Selama wawancara awal, dikaji lokasi nyeri, sifatnya, dan pelajaran
sepanjang serabut saraf (sciatika). Nyeri yang berasal dari masalah muskuloskeletal
biasanya akan semakin jelas pada gerakan. Juga dievaluasi cara jalan pasien,
mobiltas tulang belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris, dan persepsi
sensoris, bersama dengan derajat ketidak nyamanan yang dialami. Peninggian tungkai
dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri menunjukan iritasi serabut saraf.
tonus otot tulang postural belakang yang berlebiahan) disertai hilangnya lengkungan
lordotik lumbal yang normal yang mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien
diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksai dan deformitas yang
Kadang – kadang, dasar organik nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan
stres dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah bisa
merupakan manifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stresor
lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa penderita dengan nyeri punggung
bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan keluarga, variabel lingkungan dan
situasi kerja.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang dilakukan karena suatu
1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan sesuai indikasi, berguna untuk melihat laju
endap darah (LED), morfologi darah tepi, kalsium, fosfor, asam urat, alkali fosfatase,
2. Pemeriksaan Radiologis.
a. Foto Rontgen.
Foto rontgen merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu untuk
X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila perlu oblique
b. MRI.
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta melihat jaringan
level neurologis yang belum jelas, kecurigaan kelainan patologis pada medula
c. CT.
a. Penatalaksanaan Keperawatan
b. Penatalaksaaan Medis.
1) Farmakoterapi.
yang intractable).
3) Bedah.
Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil. Terbukti
dan radiologik.
8. Komplikasi
depresi sehingga akan berdampak pada gangguan pola tidur, pola makan, dan
aktivitas sehari – hari klien. Apabila depresi yang dialami pasien berlangsung
b. Berat badan, pasien low back pain biasanya akan mengalami nyeri yang
menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas. Selain itu, low back pain
banyak.
c. Low back pain dapat menyebabkan kerusakan saraf terutama masalah pada
vesika urinaria sehingga pasien dengan low back pain akan menderita
inkontinensia.
Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian.
a) Identistas Klien.
b) Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari 2
bulan, nyeri sat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri menyebar kebagian
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan timbulnya keluhan
& apakah menetap atau hilang timbul', hal apa yang mengakibatkan terjadinya
keluhan, apa saja yang dilakukan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan,
tanyakan pada klien apakah klien sering mengkomsumsi obat tertentu atau tidak.
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit yang sama
e)Riwayat Pekerjaan.
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka
terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang,
a) Keadaan umum.
TD : Tekanan darah.
N : Nadi.
P : Pernapasan.
S : Suhu.
c) Antropometri.
BB : Berat badan.
TB : Tinggi badan.
d) Sistem pengidraan.
e) Sistem pernapasan.
bunyi jantung.
g) Sistem gastrointestinal.
h) Sistem integumen.
permukaan kuku.
i) Sistem muskuloskletal.
j) Sistem endokrin.
k) Sistem reproduksi.
reproduksi.
l) Sistem neurologis.
1) Fungsi cerebral.
4) Kemampuan bicara.
5) Fungsi kranial.
Nervus I (Olfaktorius) :
Suruh klien menutup mata dan menutuo
Nervus II (Optikus) :
Nervus IV (Troklearis) :
Nervus V (Trigeminus) :
Uji pendengaran.
Nervus IX (Glosofaringeus) :
Nervus X (Vagus) :
epiglotitis.
Nervus XI (Asesorius) :
mengucapkan ‘R’.
6) Fungsi motorik :
7) Fungsi sensorik :
8) Fungsi cerebrum :
1. Neurologik.
disfugsi radiks.
2. Radiologik.
tulang.
(atas indikasi).
informasi.
34
12. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan 3 x 24 jam ketidak seimbangan nutrisi 2. Kaji intake dan output klien
faktor biologis. ter atasi. 3. Tingkatkan intake makan melalui :
35
12. Monitor turgor kulit.
13. Monitor mual dan muntah.
14. Informasikan pada klien dan
keluraga tentang manfaat nutrisi.
15. Anjurkan banyak minum.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitoring vital sign sebelum dan
dengan nyeri. 3 x 24 jam gangguan mobilitas fisik sesudah latihan dan lihat respon
teratasi. pasien saat latihan.
2. Koreksi tingkat kemampuan
mobilisasi.
Kriteria hasil :
3. Konsultasikan dengan terapi fisik
tentang rencana ambulansi sesuai.
Klien meningkat dalam aktifitas 4. Bantu klien dalam perubahan gerak.
fisik. 5. Observasi / kaji terus kemampuan
Mengerti tujuan dari gerak motorik, dan keseimbangan.
peningkatan mobilitas. 6. Ajarkan pasien tenaga kesehatan
Memverbalisasikan perasaan lain tentang teknik ambulansi.
dalam meningkatakan kekuatan 7. Anjurkan keluarga klien untuk
dan kemampuan berpindah. melatih dan memberi motivasi.
8. Kaji kemampuan pasien dalam
Memperagakan penggunaan alat
mobilisasi.
bantu.
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain (fisioterapi untuk pemasangan
konset).
10. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLS secara mandiri.
11. Berikan alat bantu jika diperlukan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Posisikan pasien untuk
36
dengan nyeri. 3 x 24 jam pasien menunjukan memaksimalkan ventilasi.
keefektifan jalan nafas. 2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
3. Keluarkan sekret atau batuk
Kriteria Hasil : menggunakan suction.
4. Auskultasi suara nafas, dan catat
suara tambahan.
Mendemonstrasikan batuk 5. Atur intake untuk cairan
efektif dan suara nafas yang mengoptimalkan keseimbangan.
bersih, tidak ada sianosis dan 6. Monotor respirasi dan status O2.
dyspneu. 7. Bersihkan mulut, hidung dan trakea.
Menunjukan jalan nafas yang 8. Pertahankan jalan nafas yang paten.
paten. 9. Observasi adanya tanda – tanda
Tanda – tanda vital dalam hipoventilasi.
rentang normal. 10. Monitor vital sign.
11. Ajarkan bagaimana batuk efektif.
12. Monitor pola nafas.
5. Kurang pengetahuan berhungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
tidak mengetahui sumber informasi. 3 x 24 jam pasien menunjukan dan keluarga.
pengetahuan tentang proses penyakit. 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi fisisologi, dengan
cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang
Kriteria Hasil : biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat.
Pasien dan keluarga 4. Gambarkan poses penyakit dengan
menyatakanpemahaman tentang cara yang tepat.
penyakit, kondisi, prognosis dan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
program pengobatan. dengan cara yang tepat.
37
Pasien dan keluaraga mampu 6. Sediakan informasi pada pasien
menjelaskan kembali apa yang di tentang kondisi, dengan cara yang
jelaskan perawat / tim kesehatan. tepat.
7. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat.
8. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan.
9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan.
10. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat.
6. Defisit perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor kemampuan klien untuk
dengan nyeri. 3 x 24 jam defisit perawatan diri perawatan diri yang mandiri.
teratasi. 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat
– alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakain, berhias, toileting dan
makan.
3. Sediakan bantuan sampai klien
Kriteria Hasil : mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
Klien terbebas dari bau badan. 4. Dorong klien untuk melakukan
Menyatakan keamanan terhadap aktivitas sehari – hari yang normal
kemampuan untuk melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki.
ADLS. 5. Dorong untuk melakukan secara
Dapat melakukan ADLS dengan mandiri, tapi beri bantuan ketika
38
bantuan. klien tidak mampu untuk
melakukannya.
6. Berikan aktivitas rutin sehari – hari
sesuai kemampuan.
7. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari – hari.
8. Ajarkan klien / keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
39
2.1.3 Implementasi.
2.1.4 Evaluasi.