Professional Documents
Culture Documents
Bab I New
Bab I New
PENDAHULUAN
1
Pemberian asuhan kebidanan selanjutnya adalah pada masa nifas dengan
mejaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis, mendeteksi
masalah, mengobati dan merujuk jika terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
(Saleha, 2009. Hal 172). Adapun tujuan asuhan pada masa nifas menurut
Anggraini, Y (2010) adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
atau psikologis serta memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.
Menurut Kemenkes RI (2010) kematian ibu disebabkan oleh perdarahan,
tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan
komplikasi keguguran. Penyebab tidak langsung kematian ibu salah satunya
adalah kesenjangan antara kunjungan K1 sampai kunjungan K4 bisa diartikan
masih banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal
tidak meneruskan ke kunjungan K4 sehingga kehamilan lepas dari pemantauan
tenaga medis atau tenaga kesehatan. Adapun alasan yang menjadi penyebab
sedikitnya capaian K4 diantaranya kurangya kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan kunjungan ANC serta mengaggap bahwa kunjungan tersebut tidak lah
penting untuk kesehatan ibu dan bayi, dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya memeriksakan kehamilan, kepercayaan yang salah, serta
tidak ada dukungan dari pihak suami dan keluarga. Sehingga akibatnya akan
terjadi kegawatdaruratan, komplikasi dan mungkin kondisi tersebut bisa
mengakibatkan kematian ibu dan bayi saat melahirkan.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya empat kali selama kehamilan, dengan distribusi
waktu minimal satu kalinpada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),
satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada
trimester ketiga (usia 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan
tersebut di anjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin
berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar
kualitas, yaitu : penimbangan berat badan dan pengukuran tingi badan,
2
pengukuran tekanan darah , pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA),
pengukuran pucak Rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus dan
pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan
denyut jantung janin dan denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara
(pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana), pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya), serta tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2015:87)
Selama melakukan kunjungan asuhan antenatal, ibu hamil akan
mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan tidak
adanya penyulit, sehingga tidak menganggu masa kehamilan semua ibu hamil
(Saifudin,2009 : 202). Hal ini sejalan dengan penelitian Misar (2012) yang
menyatakan bahwa kejadian komplikasi persalinan ibu melahirkan dengan
kualitas pelayanan kesehatan yang tidak baik beresiko lebih besar untuk
mengalami komplikasi dibanding ibu yang mendapatkan kualitas pelayanan yang
baik.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang menyita perhatian dunia. Hal ini disebabkan karena Angka Kematian Ibu
(AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk melihat derajat kesehatan dunia (Saifuddin, 2009. Hal. 203)
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi yaitu
208/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 26/1.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).
AKI di Indonesia selama tahun 2016 adalah sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2016).AKB di Indonesia menunjukkan angka 25,5 per
1000 bayi lahir (BPS 2016). Upaya kesehatan ibu dan bayi antara lain diharapkan
mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang
berhubungan dengan ibu dan bayi yakni Angka Kematian Neonatal (AKN),
3
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) (Profil
Kesehatan Indonesia, 2015).
Untuk angka kematian ibu (AKI) dari laporan rutin fasilitas kesehatan di
provinsi riau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 7,8
per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab menurunnya AKI yaitu
meningkatnya cangkupan pelayanan antenatal care pada ibu hamil dan
meningkatnya cangkupan persalinan yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan
(Riau, 2016)
Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten Siak
sebanyak 9 orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKI dilaporkan tahun 2015 sebesar
99 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
AKI tahun 2014 yang mencapai 138 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 12 orang dari 8.666 kelahiran hidup
(Profil Kesehatan Kabupaten Siak).
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesejahteraan perempuan dan target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ resiko, jumlah kematian ibu atau 102/100.000
kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk mewujudkan target tersebut masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Kemenkes RI,
2013).
Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal
antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang
baik ketika persalinan (Reeves, 2010). Faktor lain yang dapat mengurangi angka
kematian maternal yaitu akses ke tempat pelayanan kesehatan terjangkau dan
fasilitas kesehatan yang memadai (Aboagye, 2013).
Dengan demikian, untuk mengurangi Angka Kematian Ibu bidan harus
memberikan pelayanan yang berkesinambungan atau continuity of care, agar ibu
merasa adanya kenyamanan dalam pelayanan yang di dapatkan.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. D pada masa kehamilan sampai dengan
masa nifas.
5
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Secara Teoritis
Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan standar pelayanan dalam memberikan asuhan pada ibu hamil.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
6) Sering kencing
8
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing.
8) Obstipasi
9) Pigmentasi kulit
10) Epulis
9
triwulan pertama. Kadang – kadang timbulnya varises
merupakan gejala pertama kehamilan muda.
1) Uterus membesar
2) Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan
konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa
uterus membesar dan semakin lama semakin bundar bentuknya.
3) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajdi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang
dan lebih lunak sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis
maka ismus ini tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama
sekali terpisah dari uterus.
4) Tanda chadwick
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah dan agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun
tampak livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone
esterogen.
10
5) Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah
satu jurusan pembesaran tersebut.
6) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu
palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan
menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus
dalam masa kehamilan.
7) Goodell sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti
merasakan ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi
lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun
telinga.
8) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini, dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
c. Tanda Pasti
a. Faktor fisik
1) Satus kesehatan
b) Pre eklamsi/eklamsi
d) Kehamilan etopik
12
e) Kelainan plasenta atau selaput janin
f) Perdaerahan antepartum
g) Gamely
2) Status gizi
13
3) Gaya hidup
c) Aktifitas sehari-hari
e) Substance abuse
b. Faktor psikologis
1) Stessor internal
2) Stressor eksternal
15
3) Dukungan keluarga
2) Fasilitas kesehatan
16
3) Tingkat pendidikan
4) Ekonomi
5) Pekerjaan
2) Berat badan
3) Tinggi badan
b. Palpasi abdomen
Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I
a) Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada
di fundus
b) Cara pemeriksaan :
-Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil.
-Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa
tinggi fundus uteri.
-Meraba bagian apa yang ada di funsus (kepala ataukah
bokong janin)
18
2) Leopold II
a) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah
kanan atau kiri ibu.
b) Cara pemeriksaannya :
- Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri
perut ibu.
- Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan
menahan perut sebelah kiri kearah kanan, begitu pula
sebaliknya
- Jika teraba ada tahanan, maka itu adalah punggung janin,
jika teraba bagian kecil menonjol, itu adalah bagian kecil
janin.
19
-Pada letak sungsang/lintang tangan pemeriksa dapat
merasakan goyang pada bagian bawah, tangang kiri
mersakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama
ditemukan pada usia kehamilan 20-28 minggu).
a. Trimester 1
Setelah konsepsi kadar hormon progesterone dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual
dan muntah, lemah, lelah, dan pembesaran payudara. Akibatnya
ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya.
Pada trimester 1 banyak ibu yang mersakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Pada trimester 1 seorang
ibu akan mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya
hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama. Hasrat untuk melakukan hubungan
seks pada wanita trimester 1 berbeda-beda, biasanya banyak
mengalami penurunan. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai
dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan
seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,
pembesaran payudara, dan kekhawatiran. Respons suami saat
mengetahui saat istrinya hamil adalah kebanggaan atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur keprihatinannya
kesiapan menjadi ayah. Suami akan memperhatikan keadaan
istrinya yang hami dan menhindari hubungan seksual karna takut
akan mencederai bayinya.
21
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester 1 yang
kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson
(1978) 12% wanita yang mendatangi antenatal klinik menderita
depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan
kandungannya. Wanita mulai khawatir terhadap perubahan fisik
dan psikologisnya. Multigravida, kecemasan terhadap pengalaman
yang lalu, sedangkan primipara ketakutan terhadap cerita-cerita
pengalaman orang lain.
b. Trimester 2
Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan mengharapkan
bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih dan kontruktif.
Pada trimester ini ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai
seseorang diluar dari dirinya sendiri. Pengenalan pada pergerakan
fetus, pertumbuhan dan pembesaran abdomen, serta gerakan bayi
saat di USG, membuat gambaran tersebut nyata.
Semua wanita gelisah dan cemas terhadap pembesaran dan
pertumbuhan yang kurang, perkembangan janin yang normal, dan
berusaha mendapatkan informasi yang professional dari proses
tersebut. Beberapa wanita bisa lepas kontrol, sulit menerima,
khusunya mengalami ANC yang rumit dengan dokter/bidan selama
memberikan asuhan kebidanan. Beberapa pemeriksaan dan
pengkajian saat melakukan ANC bisa menyebabkan rasa tidak
nyaman dan stress. Biasanya libido mulai meningkat karena sudah
merasa lepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
dirasakan pada trimester 1.
22
c. Trimester 3
Trimester 3 sering disebut periode menunggu dan waspada
sebab ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu
khawatir bayinya akan lahir sewaktu –waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala
persalinan serta ketidak normalan bayinya. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta
mengganggu body image. Perubahan body image dapat berdampak
besar pada wanita dan pasangannya saat kehamilan.
Beberapa wanita menikmati kehamilannya sampai mereka
merasa badannya terasa berat dan tidak modis. Disamping itu, ibu
mulai merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan perhatiaan
khusus yang diterimanya selama hamil. Pada tm ini ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga, dan
bidan. Trimester 3 adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang
jenis kelamin bayinya dan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin
sudah memilih sebuah nama untuk bayinya
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran
- Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x25
x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc.
- Hal ini rahim membesar akbiat hipertropi dan hiperplasi
otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higgroskopik, dan endometrium menjadi desidua.
23
Gambar 2.5 TFU Pada Kehamilan
16 Pertengahan pusat-simfisis
24 Setinggi pusat
Pertengahan pusat-
32
prosesus xiphoideus (px)
Pertengahan pusat-
40
prosesus xiphoideus (px)
24
Tabel 2.2 Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
25
3) Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini
yang disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar
dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena itu
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi
livid dan ini disebut dengan tanda Chadwick.
4) Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter,
panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena
mengembang dan bertambah.
5) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil
alih pengeluaran estrogen dan progesterone.
6) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi
pada vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut terlihat
lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda Chadwick.
b. Payudara / Mamae
1) Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone, akan
tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga
akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula
dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
2) Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat
keluar cairan kental kekuning-kuningan yang disebut
Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai
bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae
26
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila
pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria
stria seperti pada abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar
mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa
hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun,
yakni setelah janin dan plasenta lahir.
3) Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan
mensekresi cairan yang kental kekuningan yang disebut
Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat
dan payudara menjadi semakin besar.
c. Sistem Metabolisme
1) Trimester 1
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau
tanpa terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam.
Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning
sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari
mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan
adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah
“pica” (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat
defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.
2) Trimester 2 dan 3
Biasanya terjadi konstipasi karna pengaruh hormone
progesterone yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga
terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan
lateral. Wasir (hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan
27
sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena
dibawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart
burn) karena terjadinya aliran balik asam gasttrik kedalam
esophagus bagian bawah.
d. Sistem Kardiovaskular
1) Trimester 1
Pada akhir trimester 1 mulai terjadi palpitasi karena
pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac ouput. Hidung
tersumbat/berdarah karena pengaruh hormone estrogen dan
progesterone, terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot,
vaskuler, serta peningkatan sikulasi darah.
2) Trimester 2 dan 3
a) Terjadi oedema dependen kongesti sirkulasi pada ekstremitas
bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan
dari pembesaran uterus pada vena pelvic atau pada vena cava
inferior.
b) Gusi berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena
pengaruh horman estrogen sangat vaskuler, percepatan
pergantian pelapis epitel gusi, dan berkurangnya ketebalan
epitel tersebut.
c) Hemorrohoid akibat tekanan uterus terhadap vena
hemorrohoid
d) Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena
cava inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada
posisi tidur terlentang.
e) Timbul spider nevi dan palmar erythema karena
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.
f) Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena bagian
bawah meningkat sebab sejalan tekanan karena pembesaran
28
uterus dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh
hormon estrogen.
e. Sistem Muskuloskeletal
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap
menyesuaikan penambahan berat ibu hamil dan semakin besarnya
janin, menyebabkan postur dan cara berjalan ibu hamil berubah.
(1) (2)
Gambar 2.7
1) Postur tubuh perempuan hamil yang salah
2) Postur tubuh perempuan hamil yang benar
Pada Gambar 2.7 postur ibu hamil hiperlordosis sehingga
menyebabkan rasa cepat lelah dan sakit pada punggung. Postur tubuh
hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas kaki terlalu tinggi
sehingga memaksa tubuh untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibu hamil
supaya memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin, selain untuk
kenyamanan juga mencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset.
29
Peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi mengakibatkan
terjadinya jaringan ikat dan jaringan kolagen mengalami perlunakan dan
elastisitas berlebihan sehingga mobiditas sendi panggul mengalami
peningkatan dan relaksasi. Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis
merenggang 4 mm, tulang pubik melunak seperti tulang sendi, sambungan
sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser
kebelakang untuk persiapan persalinan. Otot dinding perut meregang
menyebabkan tonus otot berkurang. Pada kehamilan trimester III otot rektus
abdominus memisah mengakibatkan isi perut menonjol di garis tengah
tubuh,umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan
tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis
tetap.
f. Sistem Integumen
Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi
hiperpigmentasi atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini disebabkan
karena adanya peningkatan Melanosit Stimulating Hormon (MSH).
Hiperpigmentsi dapat terjadi pada muka , leher, payudara, perut, lipat paha
dan aksila. Hiperpigmentasi pada muka disebut kloasma gravidarum
biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi. Hiperpigmentasi pada perut
terjadi pada garis tengah berwarna hitam kebiruan dari pusat kebawah
sampai sympisis yang disebut linea nigra. Perubahan keseimbangan
hormon pada ibu hamil dapat juga menimbulkan perubahan berupa
penebalan kulit, pertumbuhan rambut maupun kuku. Perubahan juga
terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung
lebih banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh
kepanasan. Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit
mudah pecah sehingga timbul striae gravidarum yaitu garis–garis yang
timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna kebiruan
disebut striae livide. Setelah partus striae livide akan berubah menjadi
striae albikans. Pada ibu hamil multigravida biasanya terdapat striae livide
dan striae albikans.
30
g. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin
berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
hormone progesterone. Wanita hamil sering mengalami rasa panas didada
(heart burn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makan lebih
lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi spinter
dikerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir
kembali kekerongkongan. Ulkus dastrikum jarang ditemukan pada wanita
hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan
membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
h. Sistem Urinaria
Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan tetap terjadi
hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun secara perlahan.
Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi glomerular. Perubahan dalam
filtrasi glomerulus adalah penyebab meningkatkan klirens kreatinin, urea,
dan asam urat yang sangat direabsorbsi pada awal kehamilan. Protein dan
asam amino sangat sedikit direapsorbsi, sementara asam amino dan
vitamin ditemukan dalam jumlah yang banyak didalam urine wanita hamil
hanya protein yang tidak biasa ditemukan pada urine wanita hamil.
Ekskresi glukosa meningkat sebagai hasil peningkatan filtrasi
glumerulus terhadap glukosa dibandingkan dengan pengurangan
reapsorbsi. Glikosuria merupakan hal yang umum dalam kehamilan dan
biasanya berhubungan dengan kadar gula yang tinggi dalam darah. Dalam
hal ini, keadaan wanita hamil harus dipantau untuk menghindari diabetes
militus. Glukosuria dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Walaupun
ada 100 liter cairan ekstra yang dapat melalui tubuler ginjal setiap harinya
seluruh urine mengalami pengurangan karena peningkatan reabsorbsi.
i. Sistem pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
rahim dan pembentukan hormon progesterone menyebabkan paru-paru
31
berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat
dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan
untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran
pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan
mengalami penyumbatan parsiel akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas
suara wanita hamil agak berubah.
Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, dan
III
33
filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan, meliputi sebagai berikut:
1. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan
bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi
patologi/abnormal.
2. Setiap perempuan ber kepribadian unik, di mana terdiri atas
biopsikososial yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien
satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
3. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini
dapat dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan
melalui penyuluhan atau konseling, maupun dengan upaya preventif
misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
4. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang
kesehatan, siapa dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan.
5. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan).
6. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan
penggunaan teknologi dilakukan hanya atas indikasi.
7. Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk memberdayakan
perempuan.
k. Lingkup Asuhan Kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus
memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun
lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri
(TFU) /posisi/presentasi dan penurunan janin.
4. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
34
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung
janin dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
6. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
7. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi.
9. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana
menghubungi bidan.
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia
ringan.
11. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan kehamilan.
12. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
13. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal
dan penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi,
pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium
karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan
kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi
ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran
kencing.
14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan
menjadi orang tua.
15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, kebiasaan merokok.
16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang
tersedia.
l. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
35
Prinsip merupakan dasar atau azas atau kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang bidan
dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas
pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar
kewenangan. Selain harus memiliki kompetensi, bidan dalam
melaksanakan asuhan harus berpegang pada Undang-Undang Kesehatan
Nomor 30 Tahun 2009; Permenkes 1464 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Praktik Bidan, pelayanan dilaksanakan sesuai standar
pelayanan kebidanan dan standar profesi bidan.
m. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui
asuhan antenatal yang efektif yaitu :
1. mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan
bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi.
2. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau
komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau
obstetri selama kehamilan.
3. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan
tumbuh kembang janin.
4. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta
kesiapan menghadapi komplikasi.
5. membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis
dan sosial.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
n. Standar Asuhan Kehamilan
Acuan atau indikator didalam memberikan asuhan kehamilan
sebagaimana tertuang dalam standar pelayanan kebidanan sebagai berikut:
36
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil.Melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan
teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.Sedikitnya 4 kali
pelayanan kehamilan, yaitu :
a. Satu kali pada TM 1 (Usia kehamilan 0-13 minggu)
b. Satu kali pada TM 2 (Usia kehamilan 14-27
minggu)
c. Dua kali pada TM 3 (Usia kehamilan 28-40
minggu)
Pemeriksaan meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin, mengenal kehamilan risiko tinggi, imunisasi, nasehat
dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan,
tindakan tepat untuk merujuk.
Standar 5 : Palpasi abdominal.
Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan.
Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
Standar 8 : Persiapan persalinan.
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk
memastikan persiapan persalinan bersih dan aman,
persiapan transportasi, biaya.
o. Tipe pelayanan
Tipe pelayanan kebidanan, meliputi 3 ruang lingkup yaitu pelayanan
kebidanan primer atau mandiri, kolaborasi dan rujukan.
1. Pelayanan kebidanan primer merupakan pelayanan bidan yan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2. Pelayanan kebidanan kolaborasi merupakan layanan bidan
sebagaianggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama atau
sebagai salah satu urutan proses kegiatan layanan.
37
3. Pelayanan kebidanan rujukan adalah layanan bidan dalam rangka
rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya bidan
menerima rujukan dari dukun, juga layanan horisontal maupun
vertikal ke profesi kesehatan lain.
p. Hak-Hak Wanita Hamil
1. Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang
diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat.
2. Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk/semua
perempuan dan keluarga.
3. Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya
Selain hak yang diatas, ada beberapa hak lain wanita hamil
yaitu :
a. Memperoleh pendidikan dan informasi
b. Mendapat jaminan dari pemerintah tentang kebenaran dari
kehamilan tanpa resiko
c. Memperoleh gizi cukup
d. Wanita berhak bekerja dan tidak dikeluarkan dari pekerjaannya
2.2 Persalinan
1. Pengertian persalinan
3. Tahapan persalinan
a. Kala 1
42
2.3 Bayi Baru Lahir
2.3.1 Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra
uterin. Beralih dari ketergantungan kepada ibu menuju kemandirian
fisiologi. Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai berat badan
2500-4000 gram dan nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.
Proses adaptasi Bayi baru lahir yang paling dramatic dan cepat terjadi
pada 4 aspek, yaitu pada sistem pernapasan, sistem
sirkulasi/kardiovaskuler, kemampuar termoregulasi dan kemampuan
menghasilkan sumber glukosa. Proses adaptasi tersebut terjadi akibat
perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus, maka bayi menerima
rangsang yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik.
43
a. Perubahan sisten respirasi
44
neonates memperlihatkan gejala icterus neonatrum fisiologis. Daya
detoksifikasi hepar pada neonates juga belum sempurna
2.4 Nifas
e. Pengertian Nifas
3. Memasatikan ibu
mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
b. Sistem reproduksi
1) Involusi uterus
48
Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan
decidua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat
implantasi plasentasebagai tanda penurunan ukuran dan berat
serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochia (darah
nifas)
3) Perubahan Ligamen
49
4) Perubahan servik
Diameter
Waktu Bobot uterus Palpasi serviks
uterus
Pada
akhir 900 gram 12,5 cm Lembut/lunak
persalinan
Akhir
minggu 450 gram 7,5 cm 2 cm
ke-1
Akhir
minggu 200 gram 5,0 cm 1cm
ke-2
Akhir
minggu 60 gram 2,5 cm Menyempit
ke-6
50
5) Lochia
51
dan serabut mati
8) Sistem perkemihan
52
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit
untuk buang air kecul dalam 24 jam pertama. Kemungkinan
penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinker dan
edema leher kandung kemih sesydah bagian ini mengalami
kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan berlangsung.
a) Suhu badan
53
cairan dan kelelahan. Setelah 12 jam pertama melahirkan,
umumnya suhu badan akan normal. Bila suhu lebih dari 38oC
kemungkinan terjadi infeksi yaitu setelah hari pertama dan
terjadi 2 hari berturut-turut pada 10 hari pertama postpartum.
b) Nadi
c) Tekanan darah.
d) Pernafasan
b) Taking In
54
Terjadinya fantasi, imtrospeksi, proyeksi dan penolakan.
Perhatian pertama ibu hanya kepada dirinya sendiri, mungkin fasif
dan ketergantungan. Ciri-cirinya yaitu:
4) Istirahat dan tidur tidak mau terganggu karena itu sangat penting
yang di akibatkan oleh kelelahan
c) Taking On
Ciri-cirinya yaitu :
55
d) Letting Go
Ciri-cirinya :
56