You are on page 1of 9

ACARA 6 PENGENALAN MINERAL

Asfira Anugrah
Praktikan Mineralogi dan Petrologi

ABSTRAK
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, anorganik, berfase padat, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami, serta mempunyai komposisi dan struktur tertentu.
Mineral terdiri dari unsur - unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom - atom
didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Di alam, mineral ditemukan dalam batuan,
dan sebagian besar batuan terdiri dari setidaknya beberapa mineral yang berbeda. Melalui praktikum
ini, kita dapat mengetahui mineral pada suatu batuan. Mineral mempunyai sifat fisik tertentu seperti
warna, kekerasan, belahan, bentuk, cerat, pecahan, kilap, sifat dalam, kemagnetan, dan derajat
kejernihan. Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mendeterminasikan mineral melalui sifat – fisik dari suatu mineral serta mengetahui pemberian nama
pada suatu mineral melalui hasil deskripsi tersebut. Metodologi yang digunakan dalam praktikum ini
terdiri dari studi pendahuluan, praktikum, dan pembuatan laporan dalam bentuk jurnal. Berdasarkan
hasil identifikasi melalui 5 sampel mineral, didapatkan beberapa mineral diantaranya mineral gipsum,
kuarsa, mangan, dan hematit.

Kata Kunci: Mineral, Gypsum, Kuarsa, Mangan, Hematit

I. PENDAHULUAN Di alam, mineral ditemukan dalam


Mineralogi dapat didefinisikan sebagai batuan, dan sebagian besar batuan terdiri
bahan padat organik yang terdapat secara dari setidaknya beberapa mineral yang
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur berbeda. Mineral pembentuk batuan di
kimiawi dalam perbandingan tertentu, alam ini ada puluhan jenis dan ribuan
dimana atom - atom didalamnya tersusun nama mineralnya, tetapi secara garis besar
mengikuti suatu pola yang sistimatis. Studi mineral mineral tersebut dapat
yang mempelajari segala sesuatunya digolongkan menjadi mineral utama,
tentang mineral disebut “Mineralogi”, di mineral sekunder dan mineral tambahan
dalamnya juga mencakup pengetahuan (Amin, 2014).
tentang “Kristal”, yang merupakan unsur Bumi yang terdiri dari berbagai
utama dalam susunan mineral. proporsi dari 90 unsur yang terjadi secara
Mineral - mineral yang terbentuk pada alami, diantaranya hidrogen, karbon,
kondisi dan waktu tertentu yang berbeda oksigen, magnesium, silikon, besi, dan
dapat membentuk magma. Suhu ataupun sebagainya. Unsur - unsur tersebut
temperatur yang berbeda dapat sebagian bergabung dengan berbagai cara
mempengaruhi proses pengkristalan suatu dan proporsi membentuk mineral (Suroyo,
mineral. Berbagai macam batuan di alam 2019).
memiliki jenisnya masing - masing, jenis Mineral adalah padatan senyawa kimia
batuan tersebut dapat ditentukan homogen, non - organik, yang memiliki
berdasarkan komposisi kimia serta bentuk teratur (sistem kristal) dan
karakteristik fisik yang dimilikinya terbentuk secara alami. Istilah mineral
berdasarkan kandungan mineral yang termasuk tidak hanya bahan komposisi
dikandungnya (Ariyansyah dkk, 2019). kimia, tetapi juga struktur mineral. Mineral
juga mempunyai sifat fisik tertentu pula
seperti warna, kekerasan, belahan, bentuk, 2. Mineral terjadi secara alami.
cerat, pecahan, kilap, sifat dalam, Definisi ini tidak termasuk padatan
kemagnetan, dan derajat kejernihan (Tutu sintetis yang dihasilkan melalui
dkk, 2015). teknologi
Melalui praktikum ini kita dapat 3. Beberapa bahan padat Bumi
mengetahui mineral pada suatu batuan. terbentuk melalui proses anorganik
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal dan organik. Mineral biasanya
suatu mineral, yang pertama adalah terbentuk oleh proses anorganik
dengan cara mengenal sifat fisiknya seperti 4. Setiap spesies mineral memiliki
bentuk kristal, berat jenis, bidang belah komposisi kimia tertentu yang
warna, kekerasan, goresan, kilap dll. dapat diekspresikan dengan
Adapun cara yang kedua adalah melalui formula kimia.
analisa kimiawi, namun cara ini pada 5. Susunan atom dalam mineral tidak
uumumnya sangat mahal dan memakan secara acak. Sebaliknya mineral
waktu yang lama. Adapun maksud dan mengkristal dengan pola geometris
tujuan dari praktikum ini adalah agar sehingga pola yang sama akan
praktikan dapat mendeterminasikan diulangi di seluruh mineral.
mineral melalui sifat – fisik dari suatu Batuan yang terbuat dari campuran
mineral serta mengetahui pemberian nama kimia alami disebut mineral, yang
pada suatu mineral melalui hasil deskripsi biasanya membentuk kristal. Tiap – tiap
tersebut. mineral mempunyai ciri tertentu. Ada
II. TINJAUAN PUSTAKA lebih 3.000 macam mineral yang berbeda
Mineral tapi hanya sebagian saja yang merupakan
Mineral adalah senyawa anorganik penyusun kebanyakan batuan yang ada di
yang terbentuk secara alamiah, berfase bumi (Taylor, 2005). Mineral pembentuk
padat, mempunyai komposisi dan struktur batuan di alam ini ada puluhan jenis dan
tertentu. Mineral adalah benda yang ribuan nama mineralnya, tetapi secara
homogen dengan susunan atom yang garis besar mineral mineral tersebut dapat
teratur dan struktur atom hasil kristalisasi. digolongkan menjadi mineral utama,
Mineral adalah bagian integral dari kerak mineral sekunder dan mineral tambahan
bumi, dan memiliki komposisi kimia yang (Amin, 2014).
konstan yang dapat diekspresikan dengan Istilah mineral termasuk tidak hanya
rumus kimia. Dalam kondisi spesifik suhu bahan komposisi kimia, tetapi juga
dan tekanan, mineral memiliki sifat fisik struktur mineral. Dilihat dari sifat fisiknya
yang stabil (Haldar, 2014). batuan sangat beragam, baik warna,
Mineral dapat didefinisikan oleh lima kekerasan, kekompakan, maupun
sifat berikut: (Hefferan dan O’Brien, 2010) komposisi mineral pembentuknya. Batuan
dalam (Suroyo, 2019) yang ada di bumi ini ada yang tersusun
1. Mineral adalah padat, karena dari satu macam mineral dan ada yang
semua atom di dalamnya disatukan tersusun oleh beberapa macam mineral.
dalam posisi tetap oleh kekuatan Mineral - mineral ini menjadikan batuan
yang disebut ikatan kimia. bentukan akan dimanfaatkan sesuai
sehingga tidak termasuk cairan dan dengan fungsi dan kegunaannya
gas. (Widiyastuti, 2016).
Sifat – Sifat Fisik Mineral kubik, dendritik, prismatik, radiating serta
Mineral memiliki struktur kristal dan lainnya. Bentuk kristal suatu mineral
komposisi kimia tertentu sehingga dikontrol oleh ikatan kimia mineral
mempunyai sifat fisik dan kimia pada tersebut (Zuhdi, 2019).
semua spesimen mineral, terlepas dari d. Cerat/Warna Goresan
kapan atau di mana mereka terbentuk Cerat adalah warna yang didapatkan
(Suroyo, 2019). bilamana mineral dalam bentuk bubuk
Berikut merupakan sifat – sifat fisik halus. Cerat mineral diperoleh dengan
mineral: menggosokkannya pada pelat gores
a. Warna (sepotong porselen tanpa glasir) dan
Warna mineral adalah warna yang mengamati warna yang ditinggalkannya.
ditangkap oleh mata bilamana mineral Warna mineral dapat bervariasi dari
tersebut terkena sinar. Warna terbagi atas berbagai sampel, tetapi ceratnya biasanya
dua yaitu warna lapuk dan warna segar. berwarna konsisten. Tidak semua mineral
Warna lapuk adalah warna mineral yang menghasilkan cerat ketika digosokkan
telah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, pada pelat goresan. Cerat juga dapat
sedangkan warna segar adalah warna asli membantu membedakan antara mineral
mineral yang belum dipengaruhi oleh dengan kilap logam dan mineral dengan
lingkungan luar. Tiap mineral memiliki kilap non logam. Mineral logam umumnya
warna yang khas, akan tetapi ada pula memiliki cerat gelap, sedangkan mineral
beberapa mineral yang memiliki warna dengan kilau bukan logam biasanya
yang hampir sama (Zuhdi, 2019). memiliki cerat berwarna terang (Suroyo,
b. Kilap 2019).
Kilap mineral merupakan kesan yang e. Belahan
didapatkan dari hasil pemantulan sinar Belahan adalah suatu sifat fisik mineral
oleh bidang permukaan mineral. Kilap yang membelah pada bidang yang rata.
pada mineral ada dua jenis, yaitu kilap Tidak semua mineral memiliki sifat fisik
logam (metalik) adalah kesan yang ini. Apabila suatu mineral mendapat
dihasilkan oleh pemantulan sinar pada tekanan yang melampaui batas elastisitas
permukaan mineral menyerupai dan plastisitasnya, maka pada akhirnya
pemantulan sinar pada logam. Serta kilap mineral akan pecah, dengan bentuk teratur
non logam adalah kilap yang dihasilkan mengikuti bidang belah. Belahan akan
oleh mineral yang pada umumnya tidak menghasilkan kristal menjadi bagian-
mengandung unsur logam (Fe). Kilap non- bagian yang kecil, yang setiap bagian
logam antara lain : kilap mutiara, kilap kristal dibatasi oleh bidang yang rata.
gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap Belahan terbagi atas belahan sempurna,
tanah (Suroyo, 2019). baik, jelas, tidak jelas, dan tidak sempurna.
c. Bentuk Mineral Belahan mineral juga biasanya
Bentuk mineral adalah bentuk khas dipengaruhi oleh ikatan lemah antar
yang diperlihatkan dari mineral tersebut molekul (Zuhdi, 2019).
baik dalam kristal tunggal maupun berupa f. Pecahan
kumpulan. Adapun beberapa bentuk Pecahan adalah suatu permukaan yang
mineral seperti; granular, acicular, fibrous, terbentuk akibat pecahnya suatu mineral
globular, lammeral, bladed, massive, dan pada umumnya tidak teratur yang
diakibatkan adanya tekanan pada mineral i. Berat Jenis
yang melebihi batas plastis mineral Berat jenis adalah perbandingan antara
tersebut. Dalam mendeterminasi pecahan berat mineral di udara terhadap
dibagi menjadi; Concoidal (pecahannya volumenya. Dalam mendeterminasi berat
seperti kulit bawang), Hackly (pecahannya jenis mineral umumnya dilakukan di
seperti besi, tajam), Uneven (permukaan laboratorium dengan melakukan
kasar dan tidak beraturan), serta Even pengukuran berat mineral di udara dan
(permukaan agak kasar, namun lebih kecil membandingkannya dengan volumenya di
dan mendekati bidang datar). dalam air. Setiap mineral mempunyai berat
g. Kekerasan jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh
kekerasan merupakan suatu sifat yang unsur - unsur pembentuknya serta
ditentukan oleh susunan dalam atom- kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut
atom. Dalam mendeterminasi kekerasan dalam susunan kristalnya (Suroyo, 2019).
umumnya dengan melihat daya tahan j. Kemagnetan
permukaan mineral tersebut terhadap Kemagnetan adalah sifat mineral
goresan. Adapun beberapa alat yang terhadap daya tarik magnet. . Dikatakan
biasanya digunakan dalam mengukur sebagai Ferromagnetik bilamana mineral
kekerasan suatu mineral adalah kawat dengan mudah tertarik gaya magnetik,
tembaga, kaca, pisau baja, dan kikir baja. seperti mineral Magnetit dan Pyrrotite.
Kekerasan mineral menunjukkan besarnya Dikatakan sebagai Diamagnetik bila
gaya tekan untuk membelah atau merusak memiliki sifat tidak tertarik oleh gaya
stuktur mineral tersebut. Kekerasan magnet. Serta dikatakan sebagai
mineral dinyatakan dalam skala Mohs Pramagnetik jika dapat tertarik oleh gaya
(Zuhdi, 2019). magnet tapi tidak sekuat ferromagnetik.
Tabel 1. Skala kekerasan Mohs k. Derajat Kejernihan
Derajat Kekerasan Jenis Mineral Derajat kejernihan merupakan
1 Talc kemampuan mineral untuk
2 Gypsum mentransmisikan atau menyalurkan cahaya
3 Calcite yang masuk ke dalam mineral. Dalam
4 Fluorite determinasi mineral berdasarkan derajat
5 Apatite kejernihan dibagi menjadi: Opaq (mineral
6 Orthoclase sukar atau tidak bisa mentransmisikan
7 Quartz cahaya yang amsuk ke dalam mineral
8 Topaz tersebut), Translucent (mineral dapat
9 Corundum mentransmisikan cahaya dalam jumlah
10 Diamond yang terbatas), serta Transparant (mineral
dengan mudah mentrasmisikan atau
h. Sifat dalam/Tenacity menyalurka cahaya yang masuk ke dalam
Sifat dalam yang dimaksud adalah mineral tersebut).
semua pensifatan mineral jika dipotong, Mineral Pembentuk Batuan
dibengkokkan dan lain-lain. Sifat dalam Mineral pembentuk batuan di alam ini
terdiri dari rapuh, mudah ditempa, sectile, ada puluhan jenis dan ribuan nama
fleksibel, elastis, dan ductile mineralnya, tetapi secara garis besar
mineral mineral tersebut dapat
digolongkan menjadi mineral utama, III.METODOLOGI
mineral sekunder dan mineral tambahan Waktu dan Tempat Praktikum
(Amin, 2014). Praktikum Mineralogi dan Petrologi
a. Golongan mineral utama Acara 6 Pengenalan Mineral ini
Mineral utama adalah mineral yang dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2021
terbentuk langsung dari kristalisasi magma dimulai pukul 09.30 di Jurusan Geografi
dan kehadirannya sangat menentukan Fakultas Matematika dan Ilmu
dalam penamaan batuan. Mineral utama Pengetahuan Alam Universitas Negeri
ini dapat dikelompokkan menjadi dua Makassar.
yaitu kelompok mineral Felsic (mineral Alat dan Bahan
berwarna terang dengan densitas rata-rata Adapun alat dan bahan yang digunakan
2,5-2,7) terdiri dari mineral kuarsa, pada praktikum ini adalah 5 sampel
kelompok mineral feldspar, dan kelompok mineral kawat tembaga, pecahan kaca,
mineral feldspatoid. Sedangkan kelompok pisau baja, kikir baja, magnet, loup,
mineral Mafic (mineral - mineral kamera, serta alat tulis menulis.
feromagnesia dengan warna gelap dengan Metode
densitas rata-rata 3,0-3,6) terdiri dari Adapun metode yang digunakan dalam
kelompok mineral olivin, piroksin, mika, praktikum ini yakni:
dan kelompok mineral amphibol. 1. Studi pendahuluan. Dilakukan
b. Golongan mineral sekunder dengan membaca literatur dari
Kelompok mineral sekunder buku, jurnal maupun artikel terkait.
merupakan mineral ubahan dari mineral Serta mempersiapkan alat dan
utama, ubahan ini akibat dari hasil bahan yang dapat menunjang
pelapukan, reaksi hidrotermal maupun praktikum.
akibat proses metamorfosa yang 2. Praktikum, Setelah melakukan
melibatkan bertambahnya tekanan dan studi pendahuluan, barulah
temperatur terhadap mineral utama dilakukan praktikum dengan cara
sehingga mineral utama berubah menjadi mendeterminasi sampel mineral
mineral baru. Mineral sekunder tersebut yang telah disiapkan dengan
terdiri dari kelompok mineral kalsit, memperhatikan sifat – sifat fisik
serpentin, klorit, sericite, dan kelompok dan kimia dari setiap mineral
mineral kaolin. tersebut serta memberikan
c. Golongan mineral tambahan penamaan pada mineral tersebut.
Golongan mineral tambahan ialah 3. Penulisan Laporan. Setelah studi
mineral-mineral yang terbentuk dari pendahuluan dan praktikum
kristalisasi magma, umumnya di alam dilaksanakan maka tahap akhir
hanya dijumpai dalam jumlah sedikit . ialah penulisan laporan dalam
Misalkan kehadirannya cukup banyak bentuk jurnal. Laporan disusun
dalam suatu batuan maka mineral sesuai hasil yang didapatkan pada
tambahan ini tidak mempengaruhi praktikum.
penamaan batuan. Termasuk golongan
mineral tambahan ini adalah : mineral
hematit, mineral kromit, mineral sphene,
mineral zircon, mineral pyrite.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN sebagi pupuk tanah, serta sebagai indikator
Sampel 1 pada tanah dan air.
Sampel 2

Gambar 1. Mineral Gypsum


(Dokumentasi Pribadi) Gambar 2. Mineral Kuarsa
Sampel mineral nomor urut 01 (Dokumentasi Pribadi)
memiliki warna segar putih bening dan Sampel mineral nomor urut 02 nomor
warna lapuk kuning kecoklatan. Cerat peraga 12 memiliki warna segar putih dan
pada mineral ini berwarna putih dengan warna lapuk kuning kecoklatan. Cerat
kilap non logam yaitu kilap kaca. Memiliki pada mineral ini berwarna putih dengan
belahan yang jelas yaitu belahan 2 arah kilap non logam yaitu kilap kaca. Memiliki
serta pecahannya adalah uneven. Adapun belahan yang jelas yaitu belahan 2 arah
tingkat kekerasan dari mineral ini yaitu 2,5 serta pecahannya adalah uneven.
skala mohs karena dapat digores dengan Kekerasan dari mineral ini yaitu 5,5 skala
menggunakan kuku. Sifat kemagnetannnya mohs karena dapat digores dengan
adalah diamagnetik yaitu tidak tertarik menggunakan kaca. Sifat kemagnetannnya
oleh gaya magnet. Mineral ini memiliki adalah diamagnetik yaitu tidak tertarik
komposisi kimia CaSO4 dan termasuk oleh gaya magnet. Mineral ini memiliki
kedalam golongan mineral sulfat. komposisi kimia SiO2 dan termasuk
Berdasarkan ciri - ciri tersebut maka kedalam golongan mineral silikat.
mineral ini bernama Gypsum. Berdasarkan ciri - ciri tersebut maka
Gipsum merupakan mineral sedimen mineral ini bernama Kuarsa.
kimiawi (evaporit) yang khas, terbentuk Kuarsa terbentuk melalui pembekuan
melalui pengendapan langsung dari air magma yang bersifat asam, setelah proses
garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi magmatisme dan memasuki fase
anhidrit selama proses diagenesa. Gipsum pegmatisme dan pnumatolisis pada proses
juga dapat terbentuk oleh sublimasi hidrotermal yang bersuhu rendah.
langsung dari fumarola/diendapkan oleh Awalnya magma mengintrusi batuan
mata air panas. dipermukaan dan menghasilkan gejala-
Gipsum sering berasosiasi dengan batu gejala intrusi sehingga terbentuklah
kapur, batu serpih, batu pasir, marmer, dan mineral - mineral yang bersifat
lempung. Mineral lain yang selalu holokristalin dan asam. Kemudian seiring
berasosiasi dengan gipsum adalah mineral dengan penurunan suhu karena penyerapan
anhidrit. panas oleh batuan yang dilaluinya serta
Selain digunakan sebagai bahan penurunan tekanan akibat semakin
bangunan mineral ini juga memiliki menjauhnya magma dari dapur magma dan
manfaat seperti sebagai bahan obat-obatan, pengaruh gravitasi sehingga memasuki
produk kecantikan, bahan baku kapur tulis, tahap pada suhu pembentukan kristal
kuarsa, selanjutnya terbentuklah mineral
kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga terbentuk oleh proses sedimentasi). Selain
membentuk tekstur yang tertentu pula. itu, mangan juga dapat terbentuk dalam
Mineral kuarsa dapat berasosiasi lingkungan batuan vulkanik (tuff)
dengan berbagai jenis mineral yang setempat dalam gamping (kapur).
menyusun batuan, baik itu batuan beku Di alam, mangan tidak bisa ditemukan
asam, intermediet, batuan sedimen, sebagai unsur yang berdiri sendiri.
piroklastik, maupun pada batuan Mangan biasanya berada pada mineral
metamorf. seperti manganite, sugilite, purpurite,
Kristal kuarsa dapat dimanfaatkan rhodonite, rhodochrosite, dan pyrolusite.
sebagai bahan pembuatan filter, kontrol Mangan dapat digunakan sebagai
frekuensi, timer, sirkuit elektronik yang keperluan metalurgi terutama pembuatan
menjadi komponen penting dalam ponsel, logam khusus seperti german silver dan
jam tangan, receiver televisi, komputer, cupro manganese. Untuk keperluan non-
alat navigasi, lensa, penutup laser, dan metalurgi biasanya digunakan untuk
berbagai macam perangkat khusus lainnya. produksi baterai, keramik, gelas, dan
Sampel 3 glasir. Mangan juga digunakan untuk
pertanian dan proses produksi uranium.
Sampel 4

Gambar 3. Mineral Mangan


(Dokumentasi pribadi)
Sampel mineral nomor urut 03
memiliki warna segar kelabu kehitaman Gambar 4. Mineral Kuarsa
dan warna lapuk kelabu kecoklatan. Cerat (Dokumentasi pribadi)
pada mineral ini berwarna hitam dengan Sampel mineral nomor urut 04
kilap logam. Tidak terdapat belahan pada memiliki warna segar putih pucat dan
mineral ini. Pecahannya adalah even warna lapuk kuning kecoklatan. Cerat
karena permukaannya yang halus. Tingkat pada mineral ini berwarna putih dengan
kekerasannya yaitu 6,5 – 7 skala mohs kilap non logam yaitu kilap kaca. Tidak
karena hanya dapat digores dengan kikir terdapat belahan pada mineral ini, serta
baja. Sifat kemagnetannnya adalah memiliki pecahan concoidal dimana
diamagnetik yaitu tidak tertarik oleh gaya pecahan seperti kulit bawang. Kekerasan
magnet. Mineral ini memiliki komposisi dari mineral ini yaitu 6,5 – 7 skala mohs
kimia MnO2 dan termasuk kedalam karena dapat digores dengan menggunakan
golongan mineral oksida. Berdasarkan ciri kikir baja. Sifat kemagnetannnya adalah
- ciri tersebut maka mineral ini bernama diamagnetik. Mineral ini memiliki
komposisi kimia SiO2 dan termasuk
Mangan.
Mangan dapat terbentuk melalui kedalam golongan mineral silikat.
beberapa proses yaitu proses hidrotermal Berdasarkan ciri - ciri tersebut maka
(sirkulasi air panas), cebakan sedimenter mineral ini bernama Kuarsa.
(setiap konsentrasi lokal mineral yang Kuarsa terbentuk melalui pembekuan
magma yang bersifat asam, setelah proses
magmatisme dan memasuki fase mineral ini. Pecahannya adalah hackly,
pegmatisme dan pnumatolisis pada proses pecahannya seperti pecahan besi tajam.
hidrotermal yang bersuhu rendah. Tingkat kekerasannya yaitu 3 – 7 skala
Awalnya magma mengintrusi batuan mohs. Sifat kemagnetannnya adalah
dipermukaan dan menghasilkan gejala- ferromagnetik karena mudah tertarik gaya
gejala intrusi sehingga terbentuklah magnet. Mineral ini memiliki komposisi
mineral - mineral yang bersifat kimia Fe2O3 dan termasuk kedalam
holokristalin dan asam. Kemudian seiring golongan mineral oksida. Berdasarkan ciri
dengan penurunan suhu karena penyerapan - ciri tersebut maka mineral ini bernama
panas oleh batuan yang dilaluinya serta Hematit.
penurunan tekanan akibat semakin Mineral ini dapat mengkristal selama
menjauhnya magma dari dapur magma proses diferensiasi magma atau presipitasi
dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki dari cairan hidrotermal yang bergerak
tahap pada suhu pembentukan kristal melalui massa batuan. Hematit juga dapat
kuarsa, selanjutnya terbentuklah mineral terbentuk selama proses metamorfosis
kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga kontak ketika magma panas bereaksi
membentuk tekstur yang tertentu pula. dengan batuan yang ada disampingnya.
Mineral kuarsa dapat berasosiasi Mineral hematit berasosiasi dengan
dengan berbagai jenis mineral yang jasper (variasi quartz) dalam kumpulan
menyusun batuan, baik itu batuan beku formasi besi (BIF atau tiger iro)
asam, intermediet, batuan sedimen, dipyramidal quartz , rutile dan pirit.
piroklastik, maupun pada batuan Hematit memiliki berbagai macam
metamorf. kegunaan, tetapi dari sisi nilai ekonomis,
Kristal kuarsa dapat dimanfaatkan hanya sedikit hematit yang digunakan
sebagai bahan pembuatan filter, kontrol sebagai bijih utama dari besi. Hematit
frekuensi, timer, sirkuit elektronik yang lebih banyak digunakan untuk
menjadi komponen penting dalam ponsel, menghasilkan pigmen, bahan pelindung
jam tangan, receiver televisi, komputer, radiasi, ballast, dan masih banyak produk-
alat navigasi, lensa, penutup laser, dan produk lainnya.
berbagai macam perangkat khusus lainnya. V. PENUTUP
Sampel 5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum terhadap
pengamatan dan identifikasi, dapat
disimpulkan bahwa mineral pembentuk
batuan di muka bumi ini terdiri dari
setidaknya beberapa mineral yang berbeda.
Mineral – mineral tersebut dapat
Gambar 5. Mineral
dibedakan melalui sifat – sifat fisik dan
Hematit (Dokumentasi
kimia yang dimiliki atau yang menjadi ciri
pribadi)
khas bagi masing - masing mineral. Selain
Sampel mineral nomor urut 05
itu, mineral ini juga memiliki beragam
memiliki warna segar hitam dan warna
manfaat dalam kehidupan manusia.
lapuk merah kecoklatan. Cerat pada
Dalam mengidentifikasi suatu batuan
mineral ini berwarna hitam dengan kilap
perlu diperhatikan sifat – sifat fisik
logam. Tidak terdapat belahan pada
mineral seperti warna, kilap, bentuk, cerat, Pinrang. Jurnal Sains dan Pendidikan
belahan, pecahan, kekerasan, serta Fisika Vol 11(2): 192-201.
kemagnetannya. Adapun hasil praktikum
ini yaitu terdapat mineral gypsum, kuarsa, Widiyastuti, D. A., (2016). Analisa
mangan, dan mineral hematit. struktur batuan dari sungai aranio
Saran kabupaten banjar menggunakan X-Ray
Untuk praktikan diharapkan lebih teliti difraction. Jurnal sains dan terapan
dalam mengamati dan mengidentifikasi Vol 4(01): 8-13. Politeknik Hasnur:
sampel mineral. Saran untuk asisten, pada Kalimantan Selatan.
saat menjelaskan materi praktikum
Zuhdi Muhammad., 2019. Buku Ajar
diharapkan tidak terlalu cepat agar lebih
Pengantar Geologi. Duta Pustaka Ilmu:
mudah dipahami oleh praktikan. Dan juga
Mataram.
dalam memberikan waktu untuk
mengidentifikasi sampel diberikan waktu
yang agak lama dikarenakan praktikan
masih pemula dalam hal pengetahuan
tentang mineral.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Mustaghfirin., 2014. Batuan.
KEMEDIKBUD: Jakarta, Indonesia.

Ariansyah, M. R., Anas, N. A., Sari, N. R.,


& Pahlevi, M. R. (2019). Karakteristik
dan Genesa Sampel Mineral di Daerah
Sapaya Menggunakan Metode
Megaskopis. Jurnal Geocelebes
Vol 3(1): 38-41. Universitas
Hasanuddin: Makassar.

Haldar S. K., and Tisljar J., (2014).


Introduction to mineralogy and
petrology. Elsevier Inc. 225 Wyman
Street, Waltham, MA 02451, USA.

Suroyo Herman., 2019. Modul 2 Geologi


Dasar. BPSDM: Bandung.

Taylor Barbara., (2005). BATUAN,


MINERAL, DAN FOSIL. Erlangga:
Jakarta, Indonesia.

Tutu, R., Subaer, S., & Usman, U., (2015).


Studi Analisis Karakterisasi dan
Mikrostruktur Mineral Sedimen
Sumber Air Panas Sulili Di Kabupaten

You might also like