Professional Documents
Culture Documents
Asam Urat - Kep - Keluarga - Riski Dy
Asam Urat - Kep - Keluarga - Riski Dy
DISUSUN OLEH :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tipe Keluarga
Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah tentang
pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga menurut (Suprajitno, 2004)
antara lain:
4. Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
a. Keluarga besar (Exstende Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya, nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
b. Keluarga berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
c. Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
d. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
e. Keluarga kabitas (cababitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
5. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum
6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga
telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
B. Konsep Dasar asam urat
1. Definisi asam urat
Gout arthitis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai
dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi,
menyebabkan serangan akut. (Aru W.Sudoyo. 2009).
Gout terjadi sebagai akibat dari hiperurisemia yang berlangsung lama
(asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau
eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Purin adalah zat alami yang
merupakan salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA dan RNA.
Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh
dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi
oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia
hanya memerlukan asupan purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%.
Ketika asupan purin masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi
penumpukan zat purin. Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini
menimbulka risiko penyakit asam urat. (Noviyanti, 2015).
6. Klasifikasi
Menurut (Ahmad, 2011) jenis gout arthitis (asam urat) yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahuim (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk asam amino,
unsur pembentuk protein. Produksi asam urat juga akan meningkat
apabila adanya penyakit darah ( penyakit sumsum tulang, polisetemia),
mengonsumsi alkohol,dan penyebab lainnya adalah faktor obesitas
(kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.
8. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistemekskresi asam urat yang tidak
adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebih didalam
plasma darah ( Hiperurecemia ), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi.(Smeltzer, 2002).
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-
garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk dijaringan konektif
diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu
respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak
hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi. (Smeltzer,
2002).
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat
nyeriyang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas,
merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama
terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang.
Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya
berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak
teratur.
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besardari
7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodiumurat.
Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak
mengakibatkan serangan gout.
b. Angka Leukosit
Menunjukan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam
batas normal yaotu 5000-10.000mm3. (Sholikah, 2014)
c. Esinofil Sedimen
Rate (ESR) Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan
sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat
deposit asam urat dipersendian.
d. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan
ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250-
750 mg/24 jam asam urat didalam urin. Ketika produksi asam urat
meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800
mg/24 jam mengindikasi gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat. Intruksikan pasien untuk menampung
semua urin dengan feses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin
meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
e. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang
tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
f. Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah
penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas area terpukul
pada tulang yang berada dibawah sinavial sendi.
Kadar laktat
dalam darah Kadar purin Menghambat ekskresi asam
urat di tubulus ginjal
Gangguan
metabolisme urine
Degenerasi tulang
Pelepasan mediator kimia oleh rawan sendi
Sirkulasi darah Akumulasi cairan
sel mast : bradikidin, histamin, daerah radang eksudat pada
prostaglandin jaringan intertisial Terbentuk tofus,
fibrosis, akilosis
Vasodilatasi dari pada tulang
Merangsang hipothalamus kapiler Odema jaringan
Menstimulasi nosiseptor Suhu tubuh, Penekanan pada Pembentukan Perubahan
eritema jaringan sendi tukak pada bentuk tubuh
sendi pada tulang
Mekanisme nyeri dan sendi
MK : MK :Perfusi
Hipertermi perifer tdk Tofus-tofus
MK : Nyeri Akut mengering MK : Gg.
efektif
Citra tubuh
Kekakuan
pada sendi
MK :
Intoleransi
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. (2011). Cara Mencegah Dan Mengobati Asam Urat. Jakarta : Rineka
Cipta.
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Azari RA. 2014. Journal Reading: Artritis Gout. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung: Semarang.
Festy, P, dkk. 2010, Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat
Drarah pada wanita Postmenopause di Posyandu Lansia Wilayah Kerja
Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya.Surabaya, universitas Muhammadiyah
Surabaya. Jurnal
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hipertermi
3. Perfusi perifer tidak efektif
4. Intoleransi aktivitas
5. Gangguan citra tubuh
4. Intervensi Keperawatan
A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan keluargadan
individu sebagai anggota keluaraga. Dalam memeberikan asuhan keperawatan
keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari,
pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan
data tentang status kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien.Setelah
data terkumpul kemudian di analisa dapat di rumuskan masalah kesehatan yang
ada pada keluarga Bpk.Tohari
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data pada keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah
keperawatan pada keluarga khususnya dengan masalah asam urat.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
2. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga.
3. Mengetahui struktur keluarga.
4. Mengetahui fungsi keluarga.
5. Mengetahui stress dan koping keluarga.
6. Mengetahui status kesehatan keluarga.
7. Mengetahui harapan keluarga.
8. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga.
C. METODE PELAKSANAAN
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Kamis,14 januari 2021
Waktu : Pukul 09.00-Selesai
No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraks a. Mengucapkan salam.
i b. Memperkenalkandiri.
(5 menit) c. Menyampaikanmaksuddantujuan.
2. Interaksi a. Wawancaradengankeluargatentang data yang
(30 menit) diperlukan.
b. Melakukanpemeriksaanfisikpadaseluruhanggotakeluarg
a.
c. Melakukanobservasilingkungan.
3. Terminasi a. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) b. Kontrakwaktukembaliuntukmelengkapi data yang
kurang.
c. Salam penutup.
A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Implementasi merupakan langkah kedua dari tahap proses keperawatan.
Implementasi inilah yang menentukan masalah dalam keluarga akan dapat
terselesaikan atau tidak. Dalam menentukan implementasi disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang muncul dan intervensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan pada keluarga Tn.S terdapat
masalah yang dialami oleh Tn.T yaitu masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan diri. Menanggapi hal ini, perlu kiranya dilakukan
penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn.T tentang masalah kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan diri tersebut, sebagai bentuk
implementasi.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.T mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.T
mampu :
1. Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat.
2. Melaporkan penggunaan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat.
3. Melaporkan penggunaan strategi untuk memaksimalkan kesehatan.
4. Melakukan pemeriksaan diri dan pemantauan diri.
5. Menggunakan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhan.
C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi.
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Senin, 27 April 2020
Waktu : Pukul 10.00-Selesai
No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Mengucapkan salam.
(5 menit) b. Menanyakan kondisi kesehatan terbaru.
c. Menyampaikan topik yang akan diberikan.
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan hasil yang
diharapkan.
2. Interaksi a. Menyampaikan materi tentang :
(30 menit) - Pengertian asam urat.
- Penyebab terjadinya asam urat.
- Komplikasi yang bisa terjadi.
- Pemeriksaan yang dilakukan.
- Makanan yang tidak boleh dan harus dikurangi.
b. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
bertanya secara aktif tentang hal yang belum
dipahami selama penyampaian materi.
3. Terminasi a. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) b. Kontrakwaktukembali.
c. Salam penutup.
G. SETTING TEMPAT
C Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Wawancara berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Pada pertemuan kedua diharapkan Tn. T dan keluarga mau mengikuti
penyuluhan tentang permasalahan penyakit dari Tn. T serta keluarga mampu
melaksanakan anjuran dari program penyembuhan penyait dari Tn. T.
diharapkan pula Tn. T mengikuti program dari perawat.
Lampiran
I . Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan
dengan persendian dan pergerakan.Oleh karenanya apabila persendian terkena
asam urat maka pergerakan menjadi terbatas,dan lama-kelamaan bila dibiarkan
akan menjadi tofi dimana terjadi penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan
sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada daging yang menonjol terutama
pada daerah persendian. hal ini biasanya terjadi pada orang dewasa.
Kelebihan asam urat bisa disebabkan karena proses pemasukan makanan
yang banyak mengandung purin atau karena proses pengeluaran purin lewat
urin yang kurang. Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. Tkeluarga
didapatkan keterangan bahwa Tn. T menderita kelebihan asam urat dan
kadang-kadang mengeluh sakit dan merasakan linu-linu pada pinggang sampai
bawah kaki bila mau tidur atau istirahat pada malam hari.
VI. Metode :
1. Diskusi
2. Tanyajawab
VII.Media : Leaflet
Bertanya
Menjelaskan komplikasi- komplikasi Asam dan
X. Pengorganisasian.
a. Pembicara/Fasilitator : dewi khusnita sari
XI. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi struktur:
Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumahTn. T
b. Evaluasi proses :
Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
c. Evaluasi hasil :
Klien mengerti tentang hipertensi dan mampu menjelaskan ulang tentang :
1. Pengertian Asam Urat
2. Penyebab Asam Urat
3. Tanda dan gejala Asam Urat
4. Komplikasi- komplikasi Asam Urat
5. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
6. Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
7. Obat tradisional untuk penderita Asam Urat.
MATERI
(Asam Urat)
A. PENGERTIAN
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam
urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam
yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4) mengatakan asam urat ialah
terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian
metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal
asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa.
B. PENYEBAB
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan
hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu
lama.
D. KOMPLIKASI-KOMPLIKASI
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan
produktivitasnya menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah komplikasi di
kemudian hari, seperti benjolan pada bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang
dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan tulang,kerusakan ligamen dan
tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan ginjal, dan tekanan darah tinggi
(hipertensi).
Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat,
Cetakan V. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI
Mansjoer, A..2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu.
Jakarta :Media Aeskulapius
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books
Sari M. 2010.Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1.Nopember, Araska
Publisher
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
PENYEBAB ?
APA ITU ASAM URAT ?
?
Asam urat adalah zat hasil
metabolism purin dalam tubuh.
Zat asam urat ini biasanya akan
1. Faktor Genetik
dikeluarkan oleh ginjal melalui
urine dalam kondisi normal. 2. Jenis kelamin dan umur
3. Berat badan
APA ITU ARTHRITIS GOUT ? 4. Konsumsi alkohol
5. Makanan yang tinggi purin
Arthritis Gout
(radang sendi) 6. Obat-obat tertentu
atau penyakit
asam urat
adalah penyakit akibat kelebihan asam
Disusun Oleh: urat dalam darah yang kemudian
DEWI KHUSNITA SARI menumpuk dan tertimbun menjadi
PRODI S1 KEPERAWATAN kristal-kristal pada persendian,
terutama pada jari-jari kaki, lutut,
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
tumit, pergelangan tangan, jari tangan
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATAKEDIRI
dan siku, serta bisa berkembang Tanda dan
Kadar Gejala
normal asam urat :
menjadi batu ginjal dan
2020 mengakibatkan gagal ginjal.
1. Hindari makanan yang 1. Banyak minum air putih
berkadar purin tinggi : 2. Makanan kaya potassium
Bayam, kangkung, kubis, (alpukat, susu dan
daun papaya, buncis dan yogurt, pisang, dll)
3. Makanan kaya kalium
jamur, Emoing (melinjo), (pisang, kentang, dll)
Nanas, Jeroan (babat, 4. Konsumsi karbohidrat
Sendi terasa nyeri, terutama
usus, paru, hati), Otak, kompleks (singkong
pada malam atau pagi hari
Sendi terasa ngilu, bahkan
Kacang, ikan laut, daging, rebus, ubi roti gandum,
tampak bengkak dan meradang
es krim, keju beras merah)
2.Hindari mengkonsumsi 5. Konsumsi sayuran dan
(berwarna kemerahan)
alkohol, softdrink buah tinggi vitamin C
Nyeri sendi berulang kali pada
3.Hindari karbohidrat (jeruk, strawberry,
jari kaki, jari tangan, tumit,
sederhana jenis fruktosa papaya, buah naga,
lutut, siku dan pergelangan
(missal : permen, gla, belimbing wuluh,
tangan semangka, sawi putih,
Pada kasus yang parah, sirup, gulali dan arum
sawi hijau, tomat, dll)
persendian akan mengalami manis)
nyeri hebat saat bengkak 4.Hindari bekerja terlalu
APA YANG HARUS PERBANYAK
keras,Istirahat yang cukup
DIHINDARI??
PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA PADA KELUARGA DENGAN
ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)
A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
bagian dari setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi atau penilaian
merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Hasil asuhan
keperawatan atau evaluasi ini dapat diukur dari 3 dimensi yaitu keadaan fisik,
psikologis dan sikap, pengetahuan dan perubahan perilaku. Sedangkan tolak
ukur yang dipergunakan dalam evaluasi meliputi kriteria keberhasilan, standar
keperawatan dan perubahan perilaku. Untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 26 apRIL 2020
pada keluarga Tn.T untuk mengatasi masalah peningkatan manajemen diri
khususnya Tn.T sendiri yang menderita asam urat. Setelah diberikan
implementasi pendidikan kesehatan pada Tn.T maka diperlukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dari tujuan.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.T mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.T
mampu :
a. Memutuskan masalah yang berhubungan dengan asam urat.
b. Merawat anggota keluarga yang menderita asam urat.
c. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk mengatasi asam urat.
d. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah asam urat.
C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi.
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Selaasa, 28 April 2020
Waktu : Pukul 15.00-Selesai
No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Mengucapkan salam.
(5 menit) b. Menanyakan kondisi kesehatan terbaru.
G. SETTING TEMPAT
C
Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang masih lupa atau belum
diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian asam urat , penyebab
asam urat, tanda dan gejala asam urat akibat asam urat yang tidak
teratasi, pencegahan asam urat, pengobatan asam urat.
b. Keluarga mengatakan setuju untuk mengatasi masalah asam urat.
c. Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam meengatasi
asam urat.
d. Hasil dalam memodifikasi lingkungan yaitu dengan keluarga
menyediakan pegangan atau kursi kayu jika Tn.T sedang kambuh dan
kakinya mengalami pembengkakan.
e. Tanya jawab dengan keluarga menyatakan akan mengunakan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas terdekat atau di apotik jika menyediakan
pengecekan asam urat secara rutin.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT PADA KELUARGA
DENGAN ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)
A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
bagian dari setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi atau penilaian
merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Hasil asuhan
keperawatan atau evaluasi ini dapat diukur dari 3 dimensi yaitu keadaan fisik,
psikologis dan sikap, pengetahuan dan perubahan perilaku. Sedangkan tolak
ukur yang dipergunakan dalam evaluasi meliputi kriteria keberhasilan, standar
keperawatan dan perubahan perilaku. Untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 26 apRIL 2020
pada keluarga Tn.T untuk mengatasi masalah peningkatan manajemen diri
khususnya Tn.T sendiri yang menderita asam urat. Setelah diberikan
implementasi pendidikan kesehatan pada Tn.T maka diperlukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dari tujuan.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.T mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.T
mampu :
a. Memutuskan masalah yang berhubungan dengan asam urat.
b. Merawat anggota keluarga yang menderita asam urat.
c. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk mengatasi asam urat.
d. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah asam urat.
C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi.
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Rabu, 29 April 2020
Waktu : Pukul 10.00-Selesai
No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Mengucapkan salam.
(5 menit) b. Menanyakan kondisi kesehatan terbaru.
G. SETTING TEMPAT
C
Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang masih lupa atau belum
diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Evaluasi hasil
f. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian asam urat , penyebab
asam urat, tanda dan gejala asam urat akibat asam urat yang tidak
teratasi, pencegahan asam urat, pengobatan asam urat.
g. Keluarga mengatakan setuju untuk mengatasi masalah asam urat.
h. Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam meengatasi
asam urat.
i. Hasil dalam memodifikasi lingkungan yaitu dengan keluarga
menyediakan pegangan atau kursi kayu jika Tn.T sedang kambuh dan
kakinya mengalami pembengkakan.
j. Tanya jawab dengan keluarga menyatakan akan mengunakan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas terdekat atau di apotik jika menyediakan
pengecekan asam urat secara rutin.