You are on page 1of 68

DEPARTEMEN KOMUNITAS DAN KELUARGA LAPORAN

PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANKELUARGA


PADA PASIEN NY.S DENGAN DIAGNOSA
ASAM URAT

DISUSUN OLEH :

RISKI DWI YUSUPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah


ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tipe Keluarga
Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah tentang
pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga menurut (Suprajitno, 2004)
antara lain:

a. Keluarga inti (konjungal)


Yaitu keluarga yang menikah sebagai orangtua atau pemberian nafkah,
keluarga ini terdiri dari suami, istri dan anak mereka anak kandung, anak
adopsi atau keduanya.
b. Keluarga orentasi (keluarga asal)
Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.Keluarga
besaryaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh
darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah
satu teman keluarga ini. Berikut ini termasuk sanak keluarga: kakek,
nenek, tante, paman dan sepupu.

4. Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
a. Keluarga besar (Exstende Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya, nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
b. Keluarga berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
c. Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
d. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
e. Keluarga kabitas (cababitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
5. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum
6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.

6. Lima Tugas Keluarga dan Bidang Kesehatan


Seperti dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas dibidang kesehatan menurut (Suprajitno, 2004) yang perlu dipahami
dan dilakukan meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti, orang tua perlu
mengenal kesehatan.

b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga
telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
B. Konsep Dasar asam urat
1. Definisi asam urat
Gout arthitis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai
dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi,
menyebabkan serangan akut. (Aru W.Sudoyo. 2009).
Gout terjadi sebagai akibat dari hiperurisemia yang berlangsung lama
(asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau
eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Purin adalah zat alami yang
merupakan salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA dan RNA.
Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh
dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi
oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia
hanya memerlukan asupan purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%.
Ketika asupan purin masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi
penumpukan zat purin. Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini
menimbulka risiko penyakit asam urat. (Noviyanti, 2015).
6. Klasifikasi
Menurut (Ahmad, 2011) jenis gout arthitis (asam urat) yaitu :

a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahuim (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk asam amino,
unsur pembentuk protein. Produksi asam urat juga akan meningkat
apabila adanya penyakit darah ( penyakit sumsum tulang, polisetemia),
mengonsumsi alkohol,dan penyebab lainnya adalah faktor obesitas
(kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.

7. Etiologi asam urat


Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
a. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau factor dari
luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan
karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
b. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia
diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu,
asam urat bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan (aspirin,
antipiretik, anti inflamasi, antikoagulan, beta bloker), alkohol,diabetes
mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.

8. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistemekskresi asam urat yang tidak
adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebih didalam
plasma darah ( Hiperurecemia ), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi.(Smeltzer, 2002).
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-
garam urat yang akan  berakumulasi atau menumpuk dijaringan konektif
diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu
respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak
hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi. (Smeltzer,
2002).
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat
nyeriyang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas,
merah. Tulang sendi metatarsophalangeal  biasanya yang paling pertama
terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang.
Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya
berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak
teratur.
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besardari
7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodiumurat.
Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak
mengakibatkan serangan gout.

Adanya Kristal mononatrium urat akan menyebabkan inflamasi melalui


beberapa cara :

 Kristalisasi bersit mengaktifkan system komplemen. Komplemen-


komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrophil ke
jaringan. Fasogitosis terhadap Kristal memicu pengeluaran radikal bebas
toksin dan lekosit, terutama leukosit B. Kematian neutfrofil
menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif.
 Magrofag yang teraktut pada pengendapan Kristal urat dalam sendi akan
melakukan aktifitas fogositosis, dan juga mengeluarkan berbagai
mediator pronflamasi seperti TNF. Mediator ini akan memperkuat respon
peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinevum dan juga tlang
rawan untuk menghasilkan protasse. Protase ini akan meyebabkan cedera
jaringan.
 Penimbunan Kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan
terbentuknya endapan seperti kapur putih yang di sebut
tofi/topus(tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut
endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang dengan
masa urat amorf (Kristal ) dikelilingi oleh mgrogfag, limfosit, limfosit,
dan sel raksasa benda asing.
9. Manifestasi Klinis Gout Arthritis
Tahapan perjalan klinis dari penyakit gout : (Junaidi, 2006 dalam
Dianati, 2015).
a. Tahap I gout Asimptomatik
Pada tahap ini, meskipun kadar asam urat dalam darah meningkat, tetapi
tidak menimbulkan gejala.
b. Tahap II gout akut
Serangan pertama mendadak dan memuncak, menyebabkan rasa nyeri
yang hebat pada sendi yang terkena. Biasanya, disertai tanda
peradangan, sepertipembengkakan sendi, panas, dan tampak kemerahan.
Serangan dapat cepat berlalu dan kembali lagi dalam waktu tertentu.
c. Tahap III gout interitis
Merupakan tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini,
yang dapat berlangsung beberapa bulan sampai tahun. Serangan yang
tertunda tersebut dapat terjadi karena tidak diobati secara terus–menerus.
d. Tahap IV gout kronis
Pada kondisi ini, rasa nyeri di sendi berlangsung secara terus-menerus
serta terdapat timbunan kristal asam urat yang banyak didalam jaringan
lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan rendo, timbunan asam
urat tersebut membentuk tofus.adapun radang kronik dan endapan asam
urat, membuat persendian susah digerakan.
 Gejala klinis :(Tehupeiory, 2006 dalam Widyanto, 2014 )
1. Nyeri tulang sendi
2. Kemerahan dan bengkak pada bagian tulang sendi
3. Tofi pada ibu jari, mata kaki pan pinna telinga
4. Peningkatan suhu tubuh
 Gejala akut : (Dianati, 2015).
1. Nyeri hebat
2. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi hebat
3. Sakit kepala
4. Demam
 Gejala gangguan krinis : (Widyanto, 2014)
1. Serangan akut
2. Hiperurisemia yang tidak diobati
3. Terdapat nyeri dan pegal
4. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang di sebut tofi
(penumpukan nosodium urat dalam jarinagan.

10. Komplikasi Gout Arthritis


Menurut (Rotschild, 2013), komplikasi dari artritis gout meliputi :

1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan beraktivitas karena inflamasi


kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hirpetensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

11. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan yang paling utama untuk gout arthritis yaitu :
a. Serum Asam Urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasi
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan
ekskresi. (Saigal & Abhishek, 2015)

b. Angka Leukosit
Menunjukan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam
batas normal yaotu 5000-10.000mm3. (Sholikah, 2014)
c. Esinofil Sedimen
Rate (ESR) Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan
sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat
deposit asam urat dipersendian.
d. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan
ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250-
750 mg/24 jam asam urat didalam urin. Ketika produksi asam urat
meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800
mg/24 jam mengindikasi gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat. Intruksikan pasien untuk menampung
semua urin dengan feses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin
meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
e. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang
tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
f. Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah
penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas area terpukul
pada tulang yang berada dibawah sinavial sendi.

12. Penatalaksanaan asam urat


a. Diet rendah purin
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis,
kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan
dalam kaleng.
2. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering,
kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun
pepaya, kangkung.
3. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.
4. Bahan makanan yang diperbolehkan :
 Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout
(dalam jumlah terbatas).
 Semua jenis buah-buahan.
 Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol.
 Semua macam bumbu.
5. Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan
makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi.
6. Batasi konsumsi lemak.
7. Banyak minum air putih.
b. Tirah baring Merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat
bergerak
Obat – obat penurun kadar asam urat terdiri dari :
a. Kelompok urikosurik yaitu probenesid, sulfinpirazon, bensbromaron,
azapropazon.
b. Kelompok xanthine oxydase yaitu : allopurinol. (Pudiyono, 2011).
C. PATHWAY ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)

Alkohol Makanan tinggi purin Penyakit dan obat-


(seafood, tempe, tahu) obatan

Kadar laktat
dalam darah Kadar purin Menghambat ekskresi asam
urat di tubulus ginjal

Sekresi asam urat

Produksi asam urat


berlebih

Gangguan
metabolisme urine

ASAM URAT (GOUT


ARTHRITIS)

Pelepasan kristal monosodium


urat (crystall sheding)

Penimbunan kristal urat Didalam dan sekitar sendi

Pengendapan kristal urat Penimbunan pada membran


sinovial dan tulang rawan
artikular
Leukosit memakan kristal urat
Erosi tulang rawan, proliferasi
Mekanisme peradangan sinovial dan pembentukan panus

Degenerasi tulang
Pelepasan mediator kimia oleh rawan sendi
Sirkulasi darah Akumulasi cairan
sel mast : bradikidin, histamin, daerah radang eksudat pada
prostaglandin jaringan intertisial Terbentuk tofus,
fibrosis, akilosis
Vasodilatasi dari pada tulang
Merangsang hipothalamus kapiler Odema jaringan
Menstimulasi nosiseptor Suhu tubuh, Penekanan pada Pembentukan Perubahan
eritema jaringan sendi tukak pada bentuk tubuh
sendi pada tulang
Mekanisme nyeri dan sendi
MK : MK :Perfusi
Hipertermi perifer tdk Tofus-tofus
MK : Nyeri Akut mengering MK : Gg.
efektif
Citra tubuh
Kekakuan
pada sendi

MK :
Intoleransi
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. (2011). Cara Mencegah Dan Mengobati Asam Urat. Jakarta : Rineka
Cipta.

Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.

Azari RA. 2014. Journal Reading: Artritis Gout. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung: Semarang.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI

Darmawan. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Dianati, Nur Amalia. 2015. GOUT AND HYPERURICEMIA.JMAJORITY Vol.4


No. 3 Januari 2015 : 82-89.

Effendy (1998). Rumah Sakit dan Puskemas. Dibuka di Website;


http://semangateli.blogspot.com/2008/06/rumah-sakit-dan-puskesmas.html.
Dibuka Tanggal: 17 Juni 2012

Festy, P, dkk. 2010, Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat
Drarah pada wanita Postmenopause di Posyandu Lansia Wilayah Kerja
Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya.Surabaya, universitas Muhammadiyah
Surabaya. Jurnal

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.Jakarta: Depkes

Krisnatuti. 2007. Perencanaan Menu untuk Penderita Gangguan Asam Urat.


Jakarta: Penebar swadaya.

Krisnatuti, D, 2006. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Puspa Swara,


Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


D. Asuhan Keperawatan Asam urat (Gout Arthritis)
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, umur (sekitar 50 th), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya
95% penderita gout adalah pria), dll.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu
jari kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
1) P (Provokatif) : Kaji penyebab nyeri.
2) Q (Quality) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien.
3) R (Region) : Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya
pada pangkal ibu jari).
4) S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
5) T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya
terjadi pada malam hari).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gout (misalnya penyakit gagal ginjal kronis,
leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan
adalah pernakah klien dirawat dengan masalah yang sama. Kaji adanya
pemakaian alkohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretic.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
- Psikologi : Biasanya klien mengalami peningkatan stress.
- Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan.
- Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya.
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan nutrisi
- Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan
makanan kaya protein).
- Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol).
2) Kebutuhan eliminasi
- BAK : Kaji frekuensi, jumlah, warna, bau.
- BAB : Kaji frekuensi, jumlah, warna, bau.
3) Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-
hari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :
- Tingkat kesadaran
- GCS
- TTV
2) Peningkatan penginderaan
a) Sistem integumen
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba
hangat.
b) Sistem penginderaan
- Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera,
gerakan bola mata.
- Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman
atau tidak.
- Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran
atau tidak, biasanya terdapat tofi pada telinga.
c) Sistem kardiovaskuler
- Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis.
- Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi).
- Auskultasi: Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal /
ada suara tambahan.
d) Sistem penceranaan
- Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran
pada abdomen.
- Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen.
- Perkusi : Apakah kembung / tidak.
- Auskultasi: Apakah ada peningkatan bising usus.
e) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari)
dan nyeri yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di
sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi).
f) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal.
i. Pemeriksaan Diagnostik
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti
dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut,
terlihat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil ( punch out ).

2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut
2. Hipertermi
3. Perfusi perifer tidak efektif
4. Intoleransi aktivitas
5. Gangguan citra tubuh
4. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Penyebab : tindakan asuhan Observasi :
 Agen pencedera keperawatan ...x... jam 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis (misal : diharapkan tingkat nyeri karaktersitik, durasi,
inflamasi, iskemia, menurun. frekuensi, kualitas, intensitas
neoplasma) Kriteria Hasil: nyeri.
 Agen pencedera kimiawi 1. Kemampuan 2. Identifikasi skala nyeri.
(misal : terbakar, bahan menuntaskan aktivitas 3. Identifikasi respon nyeri dan
kimia iritan) meningkat. verbal
 Agen pencedera fisik 2. Keluhan nyeri 4. Identifikasi faktor yang
(misal : abses, amputasi, menurun. memperberat dan
terbakar, terpotong, 3. Kesulitan tidur memperingan nyeri.
mengangkat berat, menurun. Terapeutik :
prosedur operasi, trauma, 4. Frekuensi nadi 1. Berikan teknik non
latihan fisik berlebihan) membaik. farmakologis untuk
Ditandai dengan : 5. Pola nafas membaik. mengurangi nyeri (relaksasi,
Gejala dan Tanda Mayor 6. Tekanan darah distraksi, terapi pijat,
Subjektif : membaik. aromaterapi.
1. Mengeluh nyeri 7. Pola tidur membaik. 2. Kontrol lingkungan yang
P: 8. Nafsu makan memperberat rasa nyeri
Q: membaik. (suhu ruangan, pencahayaan,
R: kebisingan)
S: 3. Fasilitasi istirahat tidur.
T: Edukasi :
Objektif : 1. Jelaskan penyebab, periode
1. Tampak meringis dan pemicu nyeri.
2. Gelisah 2. Jelaskan strategi meredakan
3. Frekuensi nadi nyeri.
meningkat 3. Ajarkan teknik
4. Sulit tidur nonfarmakologis.
Gejala dan Tanda Minor Kolaborasi :
Objektif : 1. Kolaborasi pemberian
1. Tekanan darah analgetik.
meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri
sendiri
7. Diaforesis
2. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
Penyebab : tindakan asuhan Observasi :
 Dehidrasi keperawatan ...x... jam 1. Identifikasi penyebab
 Terpapar lingkungan diharapkan termoregulasi hipertermia (mis. dehidrasi,
panas membaik. terpapar lingkungan panas,
 Proses penyakit (mis. Kriteria Hasil : penggunaaninkubator)
infeksi, kanker) 1. Menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
 Ketidaksesuaian pakaian 2. Kulit merah menurun 3. Monitor kadar elektrolit
dengan suhu lingkungan 3. Kejang menurun 4. Monitor haluaran urine
 Peningkatan laju 4. Akrosianosis 5. Monitor komplikasi akibat
metabolisme menurun hipertermia
 Respon trauma 5. Konsumsi Terapeutik :
 Aktivitas berlebihan oksigenmenurun 1. Sediakan lingkungan yang
 Penggunaan inkubator 6. Piioereksi menurun dingin
Ditandai dengan : 7. Vasokonstriksi perifer 2. Longgarkan atau lepaskan
Gejala dan Tanda Mayor menurun pakaian
Objektif : 8. Kutis memorata 3. Basahi dan kipasi
1. Suhu tubuh diatas nilai menurun permukaan tubuh
normal. 9. Pucat menurun 4. Berikan cairan oral
Gejala dan Tanda Minor 10. Takikardi menurun 5. Ganti finen setiap hari atau
Objektif : 11. ` Takipnea menurun lebih sering jika mengalami
1. Kulit merah 12. Bradikardi menurun hiperhidrosis (keringat
2. Kejang 13. Dasar kuku sianoiik berlebih)
3. Takikardi menurun 6. Lakukan pendinginan
4. Takipnea 14. Hipoksia menurun eksternal (mis. selimut
5. Kulit terasa hangat 15. Suhu tubuh membaik hipotermia atau kompres
16. Suhu kulit membaik dingin pada dahi, leher,
17. Kadar glukosa darah 7. dada, abdomen, aksila)
membaik 8. Hindari pemberian
18. Pengisian kapiler antipiretik atau aspirin
membaik 9. Berikan oksigen, jika perlu
19. Ventilasi membaik Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan asuhan Manajemen syok septik
efektif keperawatan selama…x Observasi
Penyebab : 24 jam perfusi perifer 1. Monitor status
□ Hiperglikemia meningkat dengan kardiopulmonal
□ Penurunan konsentrasi kriteria hasil : 2. Monitor status oksigenasi
hemoglobin a. Denyut nadi perifer 3. Monitor status cairan
□ Peningkatan TD meningkat 4. Monitor tingkat kesadran
□ Kekurangan volume b. Warna kulit pucat dan respon pupil
cairan menurun 5. Periksa seluruh permukaan
□ Penurunan aliran arteri c. Pengisian kapiler tubuh terhadap
dan/atau vena membaik 6. Monitor kultur
□ Kurang terpapar d. Akral membaik Terapeutik
e. Turgor kulit membaik 1. Pertahankan jalan napas
informasi tentang
f. Tekanan darah paten
factor pemberat
sistolik membaik 2. Berikan oksigenasi untuk
(merokok, gaya hidup
g. Tekanan darah memperkan saturasi
konoton, trauma,
diastolic membaik oksiigen > 94 5
obesitas, asupan garam,
h. Indeks ankle-brachial 3. Persiapkan intubasi dan
imobilisasi)
membaik ventilasi mekanis
□ Kurang terpapar
4. Berikan posisi syok
informasi tentang
proses penyakit 5. Pasang jalur IV
□ Kurang aktivitas fisik 6. Pasang kateter urine untuk
menilai produksi urin
Ditandai dengan : 7. Ambil sampel darah untuk
Gejala dan Tanda Mayor pemeriksaan darah lengkap,
Objektif : elektrolit dan kultur
2. Pengisian kapiler > 3 Kolaborasi
detik 1. Kolaborasi pemberian
3. Nadi perifer menurun resusitasi cairan untuk
atau tidak teraba mencapai CVP 8-12 mmHg
4. Akral teraba dingin dalam 6 jam pertama
5. Warna kulit pucat 2. Kolaborasi pemberian agen
6. Turgor kulit menurun vasoaktif
Gejala dan Tanda Minor 3. Kolaborasi transfuse PRC,
Subjektif: jika saturasi oksigenasi < 70
1. Parastesia %
2. Nyeri ektremitas
Objektif :
1. Edema
2. Penyembuhan luka
lambat
3. Indeks ankle-brachial <
0,90
4. Bruit femoral
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Manajemen energy
Penyebab : keperawatan selama … x 1. observasi
1. ketidakseimbangan 24 jam diharapkan rsspon a. identifikaasi gangguan
antara supalai dan fisiologis terhadap fungsi tubuh yang
kebutuhan oksigen aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
2. ttirah baring membutuhkan tenaga b. monitor kelehan fisik dan
3. kelemahan meningkat dengan emosional
4. imobilitas kriteria hasil : c. monitor pola dan jam tidur
5. gaya hidup a. frekuensi andi me d. monitor lokasi dan
monoton ningkat ketidaknyamanan selama
DS : b. saturasi oksigen aktivitas
a. mengeluh lelah meningkat 2. terapeutik
b. dyspnea c. keluhan lelah a. sediakan lingkungan
saat/setelah menurun nyaman dan rendah
aktivitas d. perasaan lemah stimulus
c. merasa tidak menurun b. lakukan latihan ROM aktif
nyaman setelah e. sianosis menurun dan/ pasif
beraktuvutas f. td membaik c. berikan aktivitas distraksi
d. merasa lemah yang menenangkan
DO : d. fasiliitasi duduk di sisi
a. frekuensi jantung tempat tidur, jika tidak
meningkat > 20 % dapat berpindah atau
dari kondisi berjalan
istirahat 3. edukasi
b. tekanan darah a. anjurkan tirah baring
berubah > 20 % b. anjurkan melaukan aktivitas
dari kondisi secara bertahap
istirahat c. ajarkan strategi koping
c. gambaran EKG untuk mengurangi
menunjukkan kelelahan
aritmia saat/setelah 4. kolaborai
aktivitas a. kolabirasi dengan ahli gizi
d. gambaran EKG tentang cara meningkatkan
menunjukkan asupan makanan
iskemia
e. sianosis

5. Ganggaan citra tubuh Setelah dilaukan asuhan Promosi citra tubuh


Penyebab : keperawatan selama … x 1. observasi
1. perubahan 24 jam diharapkan citra a. identifikasi harapan citra
struktur/bentuk tubuh meningkat dengan tubuh berdasarkan tahap
tubuh kriteria hasil : perkembangan
2. perubahan fungsi a. verbalisasi perasaan b. identifikasi perubahan citra
tubuh negative tentang tubuh yang mengakibatkann
3. perubahan fungsi perubahan tubuh isolasi social
kognitif menurun c. monitor frekuensi
4. ketidasesuaian b. menunjukkan bagian pernyataan kritik terhadap
budaya tubuh berlebihan diri sendiri
5. transisi menurun 2. terapeutik
perkembangan c. focus pada bagian a. diskusikan perubahan
6. gangguan tubuh menurun itubuh dan fungsinya
psikososial d. respon non verbal b. diskusikan perbedaan
7. efek pada perubahan tubuh penampilan fisik terhadap
tindakan/pengobatan membaik harga diri
DS : e. hubungan social c. diskusikan kondisi stress
a. mengungkapkan membaik yang mempengaruhi citra
kecacatan/kehilangan tubuh (mmisal luka,
bagian tubuh penyait, pembedahan)
DO : 3. edukasi
a. kehilangan bagian a. anjurkan menggunaan alat
tubuh bantu
b. fungsi/struktur tubuh b. latih fungsi tubuh yang
berubah/hilang dimiliki
c. latih peningkatan
penampilan fisik
d. latih mengungkakan
kemampuan diri kepada
orang lain maupun
kelompok
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA PADA KELUARGA
DENGAN ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)

A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan keluargadan
individu sebagai anggota keluaraga. Dalam memeberikan asuhan keperawatan
keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari,
pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan
data tentang status kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien.Setelah
data terkumpul kemudian di analisa dapat di rumuskan masalah kesehatan yang
ada pada keluarga Bpk.Tohari

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data pada keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah
keperawatan pada keluarga khususnya dengan masalah asam urat.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
2. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga.
3. Mengetahui struktur keluarga.
4. Mengetahui fungsi keluarga.
5. Mengetahui stress dan koping keluarga.
6. Mengetahui status kesehatan keluarga.
7. Mengetahui harapan keluarga.
8. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga.

C. METODE PELAKSANAAN
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.

D. SASARAN DAN TARGET


Sasaran : Keluarga.
Target : Bapak dengan masalah asam urat.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Kamis,14 januari 2021
Waktu : Pukul 09.00-Selesai

No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraks a. Mengucapkan salam.
i b. Memperkenalkandiri.
(5 menit) c. Menyampaikanmaksuddantujuan.
2. Interaksi a. Wawancaradengankeluargatentang data yang
(30 menit) diperlukan.
b. Melakukanpemeriksaanfisikpadaseluruhanggotakeluarg
a.
c. Melakukanobservasilingkungan.

3. Terminasi a. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) b. Kontrakwaktukembaliuntukmelengkapi data yang
kurang.
c. Salam penutup.

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik.
G. SETTING TEMPAT
C Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Keluarga mengijinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi.
e. Wawancara berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Untuk hasil evaluasi yang ingin dicapai pada pertemuan pertama ini
diharapkan perawat komunitas mendapat data lengkap saat pengkajian
berjalan.Mendapatkan hasil TTV dari pasien dan menemukan masalah saat
pengkajian.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA PADA KELUARGA DENGAN
ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)

A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Implementasi merupakan langkah kedua dari tahap proses keperawatan.
Implementasi inilah yang menentukan masalah dalam keluarga akan dapat
terselesaikan atau tidak. Dalam menentukan implementasi disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang muncul dan intervensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan pada keluarga Tn.S terdapat
masalah yang dialami oleh Tn.T yaitu masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan diri. Menanggapi hal ini, perlu kiranya dilakukan
penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn.T tentang masalah kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan diri tersebut, sebagai bentuk
implementasi.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.T mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.T
mampu :
1. Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat.
2. Melaporkan penggunaan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat.
3. Melaporkan penggunaan strategi untuk memaksimalkan kesehatan.
4. Melakukan pemeriksaan diri dan pemantauan diri.
5. Menggunakan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhan.

C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi.

D. SASARAN DAN TARGET


Sasaran : Keluarga.
Target : Bapak dengan masalah asam urat.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Senin, 27 April 2020
Waktu : Pukul 10.00-Selesai

No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Mengucapkan salam.
(5 menit) b. Menanyakan kondisi kesehatan terbaru.
c. Menyampaikan topik yang akan diberikan.
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan hasil yang
diharapkan.
2. Interaksi a. Menyampaikan materi tentang :
(30 menit) - Pengertian asam urat.
- Penyebab terjadinya asam urat.
- Komplikasi yang bisa terjadi.
- Pemeriksaan yang dilakukan.
- Makanan yang tidak boleh dan harus dikurangi.
b. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
bertanya secara aktif tentang hal yang belum
dipahami selama penyampaian materi.
3. Terminasi a. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) b. Kontrakwaktukembali.
c. Salam penutup.

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, leaflet.

G. SETTING TEMPAT
C Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Wawancara berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Pada pertemuan kedua diharapkan Tn. T dan keluarga mau mengikuti
penyuluhan tentang permasalahan penyakit dari Tn. T serta keluarga mampu
melaksanakan anjuran dari program penyembuhan penyait dari Tn. T.
diharapkan pula Tn. T mengikuti program dari perawat.
Lampiran

Satuan Acara Penyuluhan pada Keluarga yang Mengalami Asam


Urat
Disusun oleh :
RISKI DWI YUSUPA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Keluarga


Topik : Asam Urat
Sasaran : Keluarga
Tempat : Rumah Tn. T
Hari/tanggal : Senin, 27 April 2020
Waktu : 30 menit

I . Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan
dengan persendian dan pergerakan.Oleh karenanya apabila persendian terkena
asam urat maka pergerakan menjadi terbatas,dan lama-kelamaan bila dibiarkan
akan menjadi tofi dimana terjadi penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan
sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada daging yang menonjol terutama
pada daerah persendian. hal ini biasanya terjadi pada orang dewasa.
Kelebihan asam urat bisa disebabkan karena proses pemasukan makanan
yang banyak mengandung purin atau karena proses pengeluaran purin lewat
urin yang kurang. Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. Tkeluarga
didapatkan keterangan bahwa Tn. T menderita kelebihan asam urat dan
kadang-kadang mengeluh sakit dan merasakan linu-linu pada pinggang sampai
bawah kaki bila mau tidur atau istirahat pada malam hari.

II.  Tujuan Instruksional Umum :


Setelah diberikan penyuluhan klien dapat memahami mengenai Asam Urat.

III.   Tujan Instruksional Khusus :


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian Asam Urat
2. Menyebutkan penyebab Asam Urat
3. Menyebutkan tanda dan gejala Asam Urat
4. Menyebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat
5. Menyebutkan cara perawatan Asam Urat secara mandiri.
6. Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
7. Menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
8. Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asam Urat.

IV.   Sasaran : Keluarga Tn. Tkhususnya Tn. T


V.      Materi :
1. Pengertian Asam Urat
2. Penyebab Asam Urat
3. Tanda dan gejala Asam Urat
4. Komplikasi- komplikasi Asam Urat
5. Cara perawatan Asam Urat secara mandiri.
6. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
7. Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
8. Obat tradisional untuk penderita Asam Urat.

VI.   Metode :
1.      Diskusi
2.      Tanyajawab

VII.Media : Leaflet

VIII.  Evaluasi Pembelajaran :


1. Prosedur :Post Tes
2. Jenis Tes : Lisan
3. Butir Soal :
1. Sebutkan pengertian Asam Urat ?
2. Sebutkan penyebab Asam Urat ?
3. Sebutkan tanda dan gejala Asam Urat
4. Sebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat
5. Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
6. Sebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
7. Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asam Urat.

IX.        Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.
1 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam.          Menjawab salam.
 Memperkenalkan diri.          Mendengarkan.
 Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan.          Memperhatikan.
 Menyebutkan materi yang akan disampaikan.          Memperhatikan.
2 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan pengertian Asam Urat          Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab Asam Urat          Memperhatikan.

 Menjelaskan tanda dan gejala Asam Urat          Memperhatikan.

         Bertanya
Menjelaskan komplikasi- komplikasi Asam dan

Urat menjawab pertanyaan

 Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk yang diberikan oleh

penderita Asam Urat. pembicara.

 Menjelaskan makanan yang harus dihindari


untuk penderita Asam Urat.
 Menjelaskan obat tradisional untuk penderita
Asam Urat.
3 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada klien tentang materi yang Menjawab pertanyaan.
telah disampaikan.
4 5 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas waktu yang Mendengarkan dan
diluangkan, perhatian serta peran aktif klien selama membalas ucapan
mengikuti kegiatan penyuluhan. terimakasih.
         Salam penutup.          Menjawab salam.

X.           Pengorganisasian.
a.       Pembicara/Fasilitator : dewi khusnita sari
XI.        Kriteria evaluasi
a.    Evaluasi struktur:
Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumahTn. T
b.    Evaluasi proses :
Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
c.    Evaluasi hasil :
Klien mengerti tentang hipertensi dan mampu menjelaskan ulang tentang :
1. Pengertian Asam Urat
2. Penyebab Asam Urat
3. Tanda dan gejala Asam Urat
4. Komplikasi- komplikasi Asam Urat
5. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
6. Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
7. Obat tradisional untuk penderita Asam Urat.
MATERI
(Asam Urat)

A.  PENGERTIAN
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam
urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam
yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4)  mengatakan asam urat ialah
terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian
metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal
asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa.

B.  PENYEBAB
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan
hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu
lama.

C.  TANDA DAN GEJALA


Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat  mengenai sendi ibu jari,
tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan
asamurat muncul sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar asam urat dalam darah di atas
normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada
wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan  asam urat biasanya timbul secara
mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit
diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan persendian sulit
digerakan.Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut
yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, danseringkali hanya satu sendi yang
diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti
pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering
merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan apakah
Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara mengetahui gejala-gejala asam
urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1. Kesemutan dan linu.
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
7. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal
serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen
hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi
ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing
manis) dan hipertensi.
8. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak
sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam
urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi. Gejala
asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk pria,
sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah
menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa pada
persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan kemudian
menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam urat harus
benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam urat yang lebih
parah.

Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat


ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari
lainnya.Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama 24
jam.Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam waktu 3-7 hari.
Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan menjadi normal, akan
terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari.Tirnbulnya serangan kedua dan selanjutnya
sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan bahwa semakin
tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan
berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi
menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain pada tangan,
dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah malam. Sendi yang
terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak, kulit di atasnya terasa panas,
dan persendian sulit digerakkan. Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa
sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009).

D.   KOMPLIKASI-KOMPLIKASI
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan
produktivitasnya menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah komplikasi di
kemudian hari, seperti benjolan pada bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang
dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan tulang,kerusakan ligamen dan
tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan ginjal, dan tekanan darah tinggi
(hipertensi).

E. MAKANAN YANG DIAJURKAN PADA PENDERITA ASAM URAT


1. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang,
yogurt, dan pisang
2. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya
dan strawberry
3. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga,
belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat
4. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan
ubi
5. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen,
arum manis, gulali dan sirup
6. Jangan minum aspirin
7. Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
8. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik
tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan dengan
olahraga yang cukup
9. Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan
berat badan

F. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI PADA PENDERITA ASAM


URAT
a. Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.
b. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri,
ikan sarden.
c. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng.
d. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).
e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda.
f. Bebek, angsa dan kalkun.
g. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk tempe, tauco, oncom, susu
kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
h. Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
i. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental.
j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.
k. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan
margarin/mentega.
l. Makanan kaya protein dan lemak.
m. Selain beberapa pantangan di atas, penderita penyakit asam urat juga harus
selalu banyak minum air putih apalagi bagi mereka yang mempunyai penyakit
batu ginjal. Dengan banyak minum air putih akan sangat membantu ginjal
untuk mengeluarkan kristal asam urat dari dalam tubuh melalui urine.

G. OBAT TRADISIONAL UNTUK PENDERITA ASAM URAT


.    Obat tradisional untuk asam urat, antara lain :
1. Jus tomat dan wortel
Alat dan bahannya adalah 1 buah wortel, 1 buah tomat, jeruk nipis 1/3 sendok
makan, dan air putih 1/3 gelas , pisau dan blender.
Cara membuatnya:yaitu cuci bersih semua bahan, iris wortel dan tomat,
masukkkan kedalam blender, kemudian tambahkan 1/2 sendok makan jeruk
nipis dan 1/3 air gelas putih dan kemudian diblender hingga halus.
Cara penggunaannya:adalah minum jus ini pagi hari sebelum makan atau 2x
perhari juka diperlukan
2. Daun Salam
Rebus 10-15 lembar daun salam segar maupun kering dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing ½ gelas
DAFTAR PUSTAKA

Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat,
Cetakan V. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI
Mansjoer, A..2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu.
Jakarta :Media Aeskulapius
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books
Sari M. 2010.Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1.Nopember, Araska
Publisher
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
PENYEBAB ?
APA ITU ASAM URAT ?
?
Asam urat adalah zat hasil
metabolism purin dalam tubuh.
Zat asam urat ini biasanya akan
1. Faktor Genetik
dikeluarkan oleh ginjal melalui
urine dalam kondisi normal. 2. Jenis kelamin dan umur
3. Berat badan
APA ITU ARTHRITIS GOUT ? 4. Konsumsi alkohol
5. Makanan yang tinggi purin
Arthritis Gout
(radang sendi) 6. Obat-obat tertentu
atau penyakit
asam urat
adalah penyakit akibat kelebihan asam
Disusun Oleh: urat dalam darah yang kemudian
DEWI KHUSNITA SARI menumpuk dan tertimbun menjadi
PRODI S1 KEPERAWATAN kristal-kristal pada persendian,
terutama pada jari-jari kaki, lutut,
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
tumit, pergelangan tangan, jari tangan
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATAKEDIRI
dan siku, serta bisa berkembang Tanda dan
Kadar Gejala
normal asam urat :
menjadi batu ginjal dan
2020 mengakibatkan gagal ginjal.
1. Hindari makanan yang 1. Banyak minum air putih
berkadar purin tinggi : 2. Makanan kaya potassium
 Bayam, kangkung, kubis, (alpukat, susu dan
daun papaya, buncis dan yogurt, pisang, dll)
3. Makanan kaya kalium
jamur, Emoing (melinjo), (pisang, kentang, dll)
Nanas, Jeroan (babat, 4. Konsumsi karbohidrat
 Sendi terasa nyeri, terutama
usus, paru, hati), Otak, kompleks (singkong
pada malam atau pagi hari
 Sendi terasa ngilu, bahkan
Kacang, ikan laut, daging, rebus, ubi roti gandum,
tampak bengkak dan meradang
es krim, keju beras merah)
2.Hindari mengkonsumsi 5. Konsumsi sayuran dan
(berwarna kemerahan)
alkohol, softdrink buah tinggi vitamin C
 Nyeri sendi berulang kali pada
3.Hindari karbohidrat (jeruk, strawberry,
jari kaki, jari tangan, tumit,
sederhana jenis fruktosa papaya, buah naga,
lutut, siku dan pergelangan
(missal : permen, gla, belimbing wuluh,
tangan semangka, sawi putih,
 Pada kasus yang parah, sirup, gulali dan arum
sawi hijau, tomat, dll)
persendian akan mengalami manis)
nyeri hebat saat bengkak 4.Hindari bekerja terlalu
APA YANG HARUS PERBANYAK
keras,Istirahat yang cukup
DIHINDARI??
PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA PADA KELUARGA DENGAN
ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)

A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
bagian dari setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi atau penilaian
merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Hasil asuhan
keperawatan atau evaluasi ini dapat diukur dari 3 dimensi yaitu keadaan fisik,
psikologis dan sikap, pengetahuan dan perubahan perilaku. Sedangkan tolak
ukur yang dipergunakan dalam evaluasi meliputi kriteria keberhasilan, standar
keperawatan dan perubahan perilaku. Untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 26 apRIL 2020
pada keluarga Tn.T untuk mengatasi masalah peningkatan manajemen diri
khususnya Tn.T sendiri yang menderita asam urat. Setelah diberikan
implementasi pendidikan kesehatan pada Tn.T maka diperlukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dari tujuan.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.T mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.T
mampu :
a. Memutuskan masalah yang berhubungan dengan asam urat.
b. Merawat anggota keluarga yang menderita asam urat.
c. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk mengatasi asam urat.
d. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah asam urat.

C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi.

D. SASARAN DAN TARGET


Sasaran : Keluarga.
Target : Bapak dengan masalah asam urat.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Selaasa, 28 April 2020
Waktu : Pukul 15.00-Selesai

No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Mengucapkan salam.
(5 menit) b. Menanyakan kondisi kesehatan terbaru.

2. Interaksi a. Menyampaikan penatalaksanaan seperti : cara


(30 menit) kompres dingin dan hangat dan ROM.
b. Merangkum materi penyuluhan dan menanyakan
apakah anjuran yang kita berikan telah dilakukan
pada pertemuan sebelumnya dengan keluarga
dengan tanya jawab singkat.
3. Terminasi a. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) b. Salam penutup.

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, leaflet.

G. SETTING TEMPAT
C
Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang masih lupa atau belum
diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian asam urat , penyebab
asam urat, tanda dan gejala asam urat akibat asam urat yang tidak
teratasi, pencegahan asam urat, pengobatan asam urat.
b. Keluarga mengatakan setuju untuk mengatasi masalah asam urat.
c. Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam meengatasi
asam urat.
d. Hasil dalam memodifikasi lingkungan yaitu dengan keluarga
menyediakan pegangan atau kursi kayu jika Tn.T sedang kambuh dan
kakinya mengalami pembengkakan.
e. Tanya jawab dengan keluarga menyatakan akan mengunakan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas terdekat atau di apotik jika menyediakan
pengecekan asam urat secara rutin.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT PADA KELUARGA
DENGAN ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)

A. LATAR BELAKANG
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakansuatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme
akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan
pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering
disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang
dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran
asam urat (Krisnatuti, 2007).
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
bagian dari setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi atau penilaian
merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Hasil asuhan
keperawatan atau evaluasi ini dapat diukur dari 3 dimensi yaitu keadaan fisik,
psikologis dan sikap, pengetahuan dan perubahan perilaku. Sedangkan tolak
ukur yang dipergunakan dalam evaluasi meliputi kriteria keberhasilan, standar
keperawatan dan perubahan perilaku. Untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 26 apRIL 2020
pada keluarga Tn.T untuk mengatasi masalah peningkatan manajemen diri
khususnya Tn.T sendiri yang menderita asam urat. Setelah diberikan
implementasi pendidikan kesehatan pada Tn.T maka diperlukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dari tujuan.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.T mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.T
mampu :
a. Memutuskan masalah yang berhubungan dengan asam urat.
b. Merawat anggota keluarga yang menderita asam urat.
c. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk mengatasi asam urat.
d. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah asam urat.

C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi.

D. SASARAN DAN TARGET


Sasaran : Keluarga.
Target : Bapak dengan masalah asam urat.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Rabu, 29 April 2020
Waktu : Pukul 10.00-Selesai

No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Mengucapkan salam.
(5 menit) b. Menanyakan kondisi kesehatan terbaru.

2. Interaksi b. Menyampaikan penatalaksanaan seperti : cara


(30 menit) kompres dingin dan hangat dan ROM.
a. Merangkum materi penyuluhan dan menanyakan
apakah anjuran yang kita berikan telah dilakukan
pada pertemuan sebelumnya dengan keluarga
dengan tanya jawab singkat.
3. Terminasi c. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) d. Salam penutup.

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, leaflet.

G. SETTING TEMPAT
C
Keterangan :
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang masih lupa atau belum
diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Evaluasi hasil
f. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian asam urat , penyebab
asam urat, tanda dan gejala asam urat akibat asam urat yang tidak
teratasi, pencegahan asam urat, pengobatan asam urat.
g. Keluarga mengatakan setuju untuk mengatasi masalah asam urat.
h. Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam meengatasi
asam urat.
i. Hasil dalam memodifikasi lingkungan yaitu dengan keluarga
menyediakan pegangan atau kursi kayu jika Tn.T sedang kambuh dan
kakinya mengalami pembengkakan.
j. Tanya jawab dengan keluarga menyatakan akan mengunakan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas terdekat atau di apotik jika menyediakan
pengecekan asam urat secara rutin.

You might also like