You are on page 1of 16

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA HUSADA

Nomor: 059/KED/REG/II/2019
TENTANG
PANDUAN TRIASE IGD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA HUSADA
Menimbang : a. bahwa pasien dengan kebutuhan darurat, sangat
mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera
diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan;
b. bahwa pasien darurat, sangat mendesak, atau pasien
yang membutuhkan pertolongan harus segera
diidentifikasi menggunakan proses triase berbasis bukti
untuk memprioritaskan kebutuhan pasien yang
mendesak dengan mendahulukan dari pasien yang lain;
c. sehubungan dengan poin a dan b maka diperlukan
Keputusan Direktur tentang Panduan Triase IGD di Rumah
Sakit Umum Permata Husada.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-undang 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan PT Purwahardja Husada Nomor 073.0105/SK-
PTPH/VI/2014 pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Umum Permata Husada.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA
HUSADA TENTANG PANDUAN TRIASE IGD DI RUMAH SAKIT
UMUM PERMATA HUSADA
Kedua : Panduan Triase IGD di Rumah Sakit Umum Permata Husada
yang dimaksud dalam diktum pertama tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya surat keputusan
ini dibebankan pada Rumah Sakit Umum Permata Husada.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 bulan setelah diterbitkan
dengan ketentuan apabila dipandang perlu dikemudian hari
akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bantul
Pada tanggal : 08 Februari 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
PERMATA HUSADA

dr. Yaltafil Abror Jeem, MSc


NIK. 10.01.19.08.109

2
Lampiran

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM PERMATA


HUSADA

Nomor 059/KED/REG/II/2019

TENTANG PANDUAN TRIASE IGD

BAB I
DEFINISI

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas


penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada
pasien. Triase di IGD adalah Pemilahan penderita berdasarkan pada keadaan ABC
(Airway, Breathing, dan Circulation).
Dua jenis keadaan triase dapat terjadi ;
1. Jumlah penderita dan beratnya luka tidak melampaui kemampuan petugas.
Dalam keadaan ini pasien dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan
dilayani terlebih dahulu, dan sesuai dengan prinsip ABC.
2. Jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas. Dalam
keadaan ini yang akan di layani terlebih dahulu adalah pasien yang dengan
kemungkinan survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan,
dan tenaga yang terbatas.
RUANG LINGKUP
Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD Rumah Sakit
Umum Permata Husada
1. Di dalam Rumah Sakit

3
Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh dokter jaga IGD atau
perawat yang kompeten untuk mendapatkan prioritas pelayanan yang sesuai
dengan kegawatdaruratannya.
2. Dalam keadaan bencana
Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam maupun dari
luar rumah sakit.
BENTUK JENIS TRIASE
Adapun bentuk jenis yang ada di dalam Rumah Sakit Umum Permata Husada adalah
1. Triase rutin / sehari hari
Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat (true
emergency) dengan tepat dan cepat (life saving).
2. Triase Disaster / Dalam keadaan bencana
Bila terjadi bencana baik dari dalam maupun dari luar rumah sakit,
dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang dalam waktu yang bersamaan,
maka kriteria triase berdasarkan kemungkinan hidup pasien yang lebih besar.
PELAKSANA TRIASE IGD
1. Pelaksana Triase di dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter jaga IGD
atau perawat yang kompeten di ruang IGD Rumah Sakit Umum Permata Husada
2. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh perawat IGD dan di lakukan
di luar atau di depan IGD Rumah Sakit Umum Permata Husada

4
BAB II
PENATALAKSANAAN TRIASE IGD

A. Keadaan sehari hari


Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang dilakukan
terhadap pasien pada kontak pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawatan
pasien.
Agar pasien IGD dapat segera diidentifikasi dan diberikan pelayanan
segera sesuai tingkat ke gawat daruratannya).
Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat (true
emergency) dengan tepat dan cepat (life saving).
1. Melakukan Primary survey
Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah:
a. Airway dengan kontrol servical
1) Penilaian :
Mengenal keadaan airway dengan: inspeksi,auscultasi, danpalpasi -
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi.
2) Pengelolaan airway
Lakukan chin lift dan atau jaw trustdengan kontrol servikal
Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning - Pasang
gudel.
3) Fiksasi leher
4) Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien
dengan Multi trauma terlebih bila ada gangguan kesadaran atau
perlukaan diatas klavicula.
b. Breathing dan Ventilasi oksigen
1) Penilaian :
Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikan kontrol
servical
Hitung dan perhatikan dalamnya pernapasan

5
Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan
terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak,
pemakaian otot otot tambahan dan tanda tanda cidera lainya.
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
Auscultasi thoraks bilateral.
2) Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM 10-
12 ltr/mnt
Ventilasi dengan bag valve mask
Menghilangkan tension pneumothoraks
Menutup open pneumothoraks
Memasang Saturasi oksigen
3) Evaluasi
c. Circulation dengan kontrol perdarahan
1) Penilaian
- Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
- Mengetahui sumber perdarahan yang internal
- Periksa nadi pasien : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus
paradoksus. Tidak di ketemukanya pulsasi dari arteri besar yang
merupakan tanda untuk memerlukan resusitasi masif segera.
- Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.
- Periksa tekanan darah.
2) Pengelolaan
- Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
- Kenali perdarahan internl, kebutuhn untukintervensi bedah serta
konsultasi pada ahli bedah
- Pasang iv canule 2 jalur ukuran besar sekaligus untuk mengambil
sampel darah untuk pemeriksan laboratorium dan Analisa gas
darah
- Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat

6
- Cegah hipothermia
d. Disability ( Penilaian Status Neurologis )
1) Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
a) Eye:
- 4 buka mata spontan
- 3 buka mata dengan panggilan
- 2 buka mata dengan rangsangan nyeri
- 1 tidak ada respon Verbal : 5 orientasi baik
- 4 berbicara bingung
- 3 berbicara tidak jelas
- 2 hanya merintih
- 1 tidak ada respon
b) Motorik :
- 6 bergerak mengikuti perintah
- 5 bergerak terhadap nyeri
- 4 leksi normal ( menarik anggota yg dirangsang )
- 3 fleksi abnormal
- 2 extensi abnormal
- 1 tidak ada respon
c) Nilai pupil :
- besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda tanda
lateralisasi
2) Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
a) Exposure
- Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada
cedera yang lain
- Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada
ruangan yang hangat

7
- .
Klasifikasi Kriteria pasien
sesuai jeniswaiting time)
Immediate 100
10 m inutes 80
30 m inutes 75
60 m inutes 70

8
9
10
TRIASE KASUS MATA

11
12
B. Dalam keadaan bencana baik dari dalam atau dari luar Rumah Sakit.
Perawat IGD terlatih ikut dalam melakukan triase , petugas IGD akan
menetapkan kondisi pasien dengan label seperti berikut sesuai dengan
klasifikasi berat ringannya / kegawatdaruratan pasien :
Warna Hijau / rendah : perlu penanganan seperti pelayanan biasa tidak perlu
tindakan segera . penanganan dan pemindahan bersifat terakhir seperti luka
ringan dan luka superfisial.
Warna Kuning / prioritas sedang : potensi mengancam nyawa atau fungsi vital
bila tidak segera diberikan pertolongan dalam jangka waktu singkat seperti
cedera abdoment tanpa shok , cedera dada tanpa gangguan respirasi , cedera
kepala dan tulang belakang tanpa gangguan kesadaran.
Warna Merah / prioritas utama : mengancam jiwa atau fungsi vital yang
memerlukan tindakan / pertolongan segera untuk penyelamatan nyawa perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera , mempunyai kesempatan hidup yang
besar seperti gangguan jalan napas , syok dengan perdarahan hebat , luka
bakar grade II dan III > 25% , penurunan status mental.
Warna Hitam / prioritas nol : sudah meninggal atau kemungkinan untuk hidup
sangat kecil atau luka sangat parah . Pasien dalam kondisi tidak bernyawa /
sudah meninggal di tempatkan di kamar mayat.

13
14
BAB III
DOKUMENTASI

Dokumentasi triase dalam keadaan sehari hari di IGD Rumah Sakit Umum
Permata Husada adalah formulir assesmen medis dan keperawatan pasien Instalasi
Gawat Darurat. Sedangkan dokumentasi atas triase dalam keadaan bencana adalah
formulir Rawat Jalan Terintegrasi.

15
16

You might also like