Professional Documents
Culture Documents
Fina Ayu Lestari - PPT Teori Belajar
Fina Ayu Lestari - PPT Teori Belajar
Teori Belajar
Dosen pengampu:
Prof. Dr. Sri Haryani, M.Si.
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd.
Kelompok 11
Notification
2
What We'll
Karakteristik Teori Belajar
Learn
Teori behavioristik dicetuskan oleh Gagne dan Barliner yang berisi tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori belajar
behavioristik merupakan teori belajar klasik yang beranggapan bahwa seseorang
dianggap belajar jika mengalami perubahan tingkah laku. Teori ini sangat
mementingkan adanya input yang berupa stimulus dan output berupa respons
(Amsari, 2019).
1
Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa
Stimulus
2
hukum, yaitu (Muktar, 2019): reinforcer) maka reflek ketiga yang terbentuk dari respon atas
penguatan refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
2 3
Hukum latihan (law of exercise), Hukum akibat (law of effect), yaitu
Dalam teori belajar ini diperlukan hukum ulangan atau hukum latihan dalam belajar. Namun, pada teori belajar ini
tidak memperhatikan efek atau pengaruh variabel yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, sehingga
dikategorikan teori belajar yang sederhana.
Teori Belajar Behavioristik
5. Teori Belajar Edwin Ray Guthire (Pembiasaan
Asosiasi Dekat)
Gerakan adalah kontraksi otot-otot,
Edwin Ray Guthrie adalah salah satu penemu teori
sedangkan tindakan adalah kombinasi antara
pembiasaan asosiasi dekat (contiguous conditioning
gerakan-gerakan. Contoh tindakan adalah
theory). Teori ini menyatakan bahwa peristiwa
menggambar, membaca buku, dan lain
belajar terjadi karena adanya sebuah kombinasi
sebagainya. Termasuk juga dalam tindakan
antara rangsangan yang disandingkan dengan
adalah komponen-komponen dari
gerakan yang cenderung diikuti oleh gerakan yang
sama untuk waktu berikutnya. Dan dalam hal ini keterampilan-keterampilan, seperti bermain
Guthrie membuat perbedaan antara gerakan dan golf, mengetik, bermain basket, dsb
tindakan (Muktar, 2019).
Teori Belajar Behavioristik
a) Guru harus dapat mengarahkan performa siswa akan menjadi
apa ketika ia mempelajari sesuatu. Dengan kata lain, apakah
Mengasosiasikan stimulus respon secara stimulus yang terdapat di dalam buku atau pelajaran yang
tepat merupakan inti dari saran Guthrie menyebabkan siswa melakukan belajar.
kepada para guru dengan membimbing b) Jika siswa mencatat atau membaca buku secara sederhana
siswa melakukan apa yang dipelajarinya. dapat membuat mereka mengingat informasi lebih banyak.
Diantara saran-saran Guthrie yaitu Maka dalam hal ini buku akan menjadi stimuli yang dapat
(Muktar, 2019): digunakan sebagai perangsang untuk menghafal pelajaran
c) Dalam mengelola kelas, guru dianjurkan untuk tidak memberi
perintah yang secara langsung akan menyebabkan siswa tidak
taat pada peraturan kelas.
Teori Belajar Behavioristik
Bagi Hull, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar
organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu, Hull mengatakan kebutuhan
biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) merupakan hal
penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus dalam belajarpun seringkali dikaitkan dengan kebutuhan biologis,
walaupun respon yang dihasilkan bisa bermacam-macam.
Teori Belajar Behavioristik
kemampuan. Piaget membagi tahapan proses induktif untuk mengetahui kebenaran umum.
Bruner membagi tahapan perkembangan
belajar menjadi tiga yaitu tahap asimilasi, tahap
kognitif ke dalam tiga tahap yaitu tahap enaktif,
akomodasi, dan tahap equilibrasi.
tahap ikonik, dan tahap simbolik.
Teori Belajar
Teori Kognitif
Belajar Kognitif
3) David Ausubel
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang memberikan penekanan pada konsep
belajar bermakna. Dengan konsep ini ia terkenal dengan teori belajar bermaknanya. Menurut
Ausubel, peserta didik akan belajar dengan baik jika isi pelajaran (instructional content)
didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat (advance orginizer). Ausubel
mengelompokkan dimensi belajar menjadi dua yaitu dimensi pertama yang berarti belajar
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada peserta didik melalui
penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua yang berarti belajar menyangkut cara bagaimana
peserta didik dapat mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang telah ada.
Teori Belajar
Humanistik
Teori Belajar Humanistik
• Kebutuhan fisiologis
• Kebutuhan aman dan tenteram
• Kebutuhan dicintai dan disayangi
• Kebutuhan untuk dihargai
• Kebutuhan meningkatkan aktualisasi diri
Teori Belajar Humanistik
1 Jean Piaget menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan hasil dari
konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru diperolehnya.
2 Lev Vygotsky berkata ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu: a) Zone of Proximal
Development (ZPD), kemampun pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau
memiliki kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu; b) Scaffolding, pemberian sejumlah
bantuan kapada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan
memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia
dapat melakukannya.
Teori Belajar Kontruktivisme
Menurut pandangan konstruktivisme dari beberapa ahli menyatakan bahwa:
3 John Dewey bahwa belajar bergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam
kurikulum harus saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain.
Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa (SCL= Student Centered Learning)
dalam konteks pengalaman sosial.
Kerangka kerja (frame work) dari teori pendidikan Behaviorisme adalah empiris. Asumsi
filosofis dari Behaviorisme adalah nature of human being (manusia tumbuh secara alami).
Latar belakang Empirisme adalah How we know what we know (bagaimana kita tahu apa yang
kita tahu). Menurut paham ini, pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman
(empiris), sehingga fokusnya penelitiannnya menitik beratkan pada perubahan tingkah laku
yang dapat diamati. Oleh karena itu, aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam
pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku (Muktar,
2019).
Karakteristik Teori Belajar
Kognitif
Karakteristik Kognitif
belum dapat berfikir secara abstrak. Ciri khas dari 1)Mementingkan apa yang ada dalam diri
Metode pembelajaran Behavioristik tidak cocok digunakan untuk semua mata pelajaran
karena pada dasarnya metode pembelajaran behavioristik membutuhkan praktik dan
pembiasaan misalnya percakapan menggunakan bahasa asing, olahraga, penggunaan
komputer dan lain sebagainya yang membutuhkan latihan dan pembiasaan (Shahbana et
al., 2020).
Penerapan Teori
Belajar Kognitif
Penerapan Kognitif
Penerapan Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mengedepankan proses interaksi dengan lingkungan dalam
memperoleh pengetahuan. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan
jadi (ready made knowledge) anak didorong menetukan sendiri pengetahuan itu melalui
interaksi spontan dengan lingkungan (Ardika et al, 2014). Ini sejalan dengan ilmu kimia yang
banyak berhubungan dengan lingkungan sekitar yang nyata. Anak dapat mengkaji atau
menghubungan fenomena-fenomena di sekitarnya dengan ilmu kimia.
Penerapan Teori
Belajar Humanistik
Penerapan Humanistik
Penerapan Humanistik
Penerapan teori humanistik dalam pembelajaran kimia adalah menggerakkan literasi sains dengan
menggunakan bacaan kimia yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan
zaman, dan mengikuti pola kehidupan masyarakat modern dalam era globalisasi yang sedang
menghadapi masalah multidimensi. Struktur bacaan kimia, terlepas dari panjang pendeknya bacaan
haruslah membawa peserta didik dapat menggabungkan beberapa pengetahuan (secara
interdisiplin) dalam memahami suatu permasalahan yang disajikan. Konten yang diberikan
merupakan hal yang menjadi isu global dan permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari,
mencakup permasalahan sosial, ekonomi , budaya, politik, lingkungan, hingga hak-hak warga negara.
Hal ini dapat merangsang kebermaknaan bagi peserta didik dalam pembelajaran (Sawuwu, 2017).
Penerapan Teori
Belajar Kontruktivisme
Penerapan Kontruktivisme
Ardika, I., Sitawati R., & Suciani, N. (2014). PENERAPAN TEORI KOGNITIF PIAGET DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
SEBAGAI DASAR MELAKSANAKAN REVOLUSI MENTAL. SOSHUM JURNAL SOSIAL DAN HUMANIORA, 4(2), 77–95.
Badi’ah, Z. (2021). Implikasi Teori Belajar Kognitif J. Piaget dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Audiolongual. Attractive :
Baharuddin, & Wahyuni, E. N. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Arr-Ruzz Media.
Gunawan, H. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta.
Irham, W. (2015). Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Arr-Ruzz Media.
Masgumelar, N. K., & Mustafa, P. S. (2021). Teori Belajar Kontruktivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan dan Pembelajaran.
https://doi.org/10.29138/tabyin.v1i1.4
Mustafa, P.S., & Roesdiyanto, R. (2021). Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Model PAKEM dalam Permainan
Nurhadi. (2020). TEORI KOGNITIVISME SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN. EDISI : Jurnal Edukasi dan
Purtadi, S., & Sari, R. L. P. (2005). Metode belajar berbasis masalah (Problem Based Learning) berbantuan diagram vee dalam
Rahayu, W., Danugiri, H. D., & Sopiany, H. N. (2019). Miskonsepsi Matematis Siswa Menurut Teori Kontruktivisme. Journal
Shahbana, E. B., Farizqi, F. K., & Satria, R. (2020). Implementasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran. Jurnal
Singh, S., & Yaduvanshi, S. (2015). Contructivsm in Science Classroom. International Journal of Scientific and Research
Publications, 5(3).
Sugiyono, H. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakary.
Sugra, N. (2019). Implementasi Teori Belajar Kontruktivisme dalam Pembelajaran Sains. Humanika, Kajian Ilmiah Mata
Be Be
Honest Responsible
Be Respectful Be Kind, Polite Be a Good
for Others and Caring Listener
Thank You
For Listening
Do you have any questions for us?