Professional Documents
Culture Documents
LP (Mater) Anemia Pada Kehamilan (Minggu 1)
LP (Mater) Anemia Pada Kehamilan (Minggu 1)
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun Oleh:
Disetujui
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan
( ) ( )
Kepala Ruangan
( )
A. PENGERTIAN
Kehamilan merupakan adalah mata rantai yang berkesinambungan
dan melalui proses ovulasi, migrasi spermatozoa menuju ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai waktunya
dilahirkan. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan
pertama yaitu usia 0 sampai 12 minggu pertama, triwulan kedua 13
minggu sampai 28 minggu, dan triwulan ketiga 29 minggu sampai 42
minggu (Manuaba, 2012) .
Kehamilan diiringi dengan perubahan tubuh, baik secara anatomis,
fisiologis, maupun biokimiawi. Ibu hamil mengalami peningkatan
kebutuhan zat besi pada masa kehamilan. Peningkatan kebutuhan ini
untuk memenuhi kebutuhan janin guna bertumbuh karena pada
pertumbuhan janin memerlukan zat besi, pertumbuhan plasenta dan
peningkatan volume darah ibu. Kebutuhan zat besi selama trimester I atau
pada 3 bulan awal kehamilan relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari, kemudian
mengalami meningkatan selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari
(Arisman, 2010). Selama kehamilan, wanita hamil mengalami
peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya
bertambah 19%. Sehingga frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi
(Irianto, 2014).
Anemia merupakan suatu keadaan saat jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak
mencukupi untuk seluruh kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI,
2013). Menurut Adriyani (2012) anemia diartikan sebagai suatu keadaan
kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah atau lebih kecil
daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis
kelamin. Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin
darah yang lebih rendah daripada normal karena ketidakmampuan
B. ETIOLOGI
Penyebab anemia pada kehamilan :
1. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
2. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu
hamil
3. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
4. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
5. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Lemah, letih, lesu dan lelah.
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.Pucat oleh karena kekurangan volume
darah dan Hb, vasokontriksi.
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran
darah) Angina (sakit dada).
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas
(pengiriman O2 berkurang).
D. PATOFISIOLOGI
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah
merah 18%-30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi
membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 24
minggu atau trimester II dan terus meningkat hingga usia kehamilan di
trimester ke III (Reeder, dkk, 2014).
Anemia pada ibu hamil dapat berdampak terganggunya kesehatan
pada ibu hamil maupun janin yang sedang dikandungnya. Permasalahan
kesehatan pada janin dan ibu hamil dari dampak anemia dapat berupa
abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat persalinan.
Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian intra-
uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau
tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Ibu hamil dengan anemia biasannya muncul keluhan ibu hamil
dengan anemia merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk.
Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada
ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan
kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita anemia yang berat
dapat berakibat penderita sesak napas atau pun bisa menyebabkan lemah
jantung (Syaftrudin, 2011).
H. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu
kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.
Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan
abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,
hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah
dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan
seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama
yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat
melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala
ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia
uterus, atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada
kala keempat.Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub
involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko
terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko
infeksi selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya
infeksi payudara.
2. Komplikasi Anemia Pada Janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2
dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul
pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko
terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Medis
a. Terapi oral
Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi
glukonat
b. Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikan dextran besi (imferon) atau
sorbitol besi (jectofer)
2. Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas klien
a. Pola makan
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun,
pernapasan lambat.
1) Kepala
b. Mata
c. Mulut
d. Abdomen
2) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
pengetahuan anemia
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
INTERVENSI
Setelah dilakukan
Defisiensi 1. Kaji tingkat pengetahuan
pengetahuan b.d intervensi selama pasien dan keluarga
kurang informasi
tentang anemia 3x24 jam diharapkan 2. Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana hal ini
pasien dan keluarga berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang
Batasan karakteristik menunjukkan tepat
:
pengetahuan tentang
3. Gambarkan tanda dan gejala
- Ketidakakuratan
proses penyakit yang biasa muncul pada
melakukan tes penyakit, dengan cara yang
- Ketidakakuratan dengan kriteria hasil: tepat
mengikuti -pasien dan 4. Gambarkan proses penyakit,
perintah
keluarganya dengan cara yang tepat
- Kurang
5. Identifikasi kemungkinan
pengetahuan menyatakan
penyebab, dengan cara yang
- Perilaku tidak pemahaman tentang tepat
tepat
kondisi 6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan
-pasien dan keluarga cara yang tepat
Faktor yang
berhubungan : mampu menjelaskan 7. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
- Gangguan fungsi kembali apa yang pasien dengan cara yang tepat
kognisi
dijelaskan
- Gangguan
memori perawat/tim
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan kepada perawat untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan meliputi peningkatan kesehatan atau
mencegah penyakit, pemulihan kesehatan dari fasilitas yang dimiliki.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik
jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
tindakan keperawatn. Selama keperawatan atau pelaksanaan perawat terus
melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling
sesuai dengan kebutuhan klien dan memprioritaskannya. Semua tindakan
keperawatan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan institusi.
EVALUASI
Evaluasi hasil dan respon dari asuhan keperawatan, perawat mengukur
efektifitas semua intervensinya. Tujuan dan kriteria hasil adalah
kemampuan residen mempertahankan atau peningkatan kesejajaran tubuh
dan mobilisasi. Perawat mengevaluasi intervensi khusus yang diciptakan
untuk mendukung kesejajaran tubuh, meningkatkan mobilisasi dan
melindungi residen dari bahaya imobilisasi. Dengan mempertahankan
kesejajaran tubuh yang baik dan mobilisasi serta mencegah bahaya
imobilisasi akan meningkatkan kemandirian dan mobilisasi secara
menyeluruh