Professional Documents
Culture Documents
Karya Ilmiah Tentang Olahraga
Karya Ilmiah Tentang Olahraga
KARYA ILMIAH
PENGARUH PEMBELAJARAN OUTBOND TERHADAP SIKAP DISIPLIN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN PENJAS
PADA SISWA KELAS KELAS VII MTS-SA MASAWAH
KABUPATEN CIAMIS
disusun oleh:
Nama : Wawan Setiawan
Nim : 2124100248
Kelas : 2 i
berubah, pendidikan tidak hanya terbatas oleh kurikulum formal melainkan diperluas dengan
pendidikan di luar sekolah. Dengan melihat potensi yang ada pada kegiatan rekreasi, maka
pedagogi olahraga, sejarah olahraga dan filsafat olahraga, (Haag, 1994: 53). Dari ketujuh
subdisiplin ilmu tersebut satu diantaranya membahas tentang ilmu kesehatan olahraga.
Pentingnya kesehatan mental bagi manusia dan perlunya metode untuk menjaga kesehatan
mental, menjadikan para ahli ilmu olahraga berfikir tentang bagaimana caranya untuk dapat
menjaga dan meningkatkan kesehatan mental melalui suatu metode aktivitas olahraga.
tidak tersedianya prasarana yang memadai dan kemungkinan pembiayaan yang sangat besar
untuk operasional pembelajaran. Kini keadaan yang sangat dilematis dihadapi oleh komunitas
guru olahraga. Di satu sisi, materi kurikulum fisik dan motorik siswa menggariskan bahwa
olahraga merupakan salah satu komponen pembelajaran yang layak dilaksanakan. Asumsi
aktivitas jasmani atau olahraga yang samakin populer di kalangan mayarakat luas.
Diantaranya adalah kegiatan olahraga di alam terbuka atau sering disebut dengan outbound
yang saat ini sedang berkembang pesat. Sehingga dengan demikian pembelajaran outbond
sebagai hal penting dalam pembentukan sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dapat
menjadi salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertumbuhan
fisik dan perkembangan mental siswa seutuhnya sehingga terwujud pembelajaran yang
bermakna. Artinya, siswa mampu membangun fisik dan mentalnya dengan belajar sambil
bermain karena melalui permainan outbond akan terbangun suasana yang lepas, bebas,
didasarkan pada berbagai literatur yang menyatakan bahwa outbond adalah suatu program
pembelajaran di alam terbuka yang berdasarkan pada prinsip belajar melalui pengalaman
langsung yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai
media penyampaian materi. (Sukardjo dan Salirawati, 2008: 75). Artinya dalam program
outbond tersebut siswa secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan.
(Santyasa, 2005: 5). Dengan langsung terlibat pada aktivitas siswa akan segera mendapat
umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pengembangan diri setiap siswa dimasa mendatang. (Marsaja, 2007: 67)
Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa proses belajar dari pengalaman dengan
menggunakan seluruh panca indera yang nampaknya rumit, memiliki kekuatan karena
situasinya memaksa siswa memberikan respon spontan yang melibatkan fisik, emosi, dan
kecerdasan sehingga secara langsung mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang
lain.
Outbond juga dikenal dengan sebutan media outbond activities. Outbond merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di sekolah. Dengan konsep
interaksi antar siswa dan alam melalui kegiatan simulasi di alam terbuka. Hal tersebut
diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untuk membentuk sikap, cara berfikir
serta persepsi yang kreatif dan positif dari setiap siswa guna membentuk jiwa kepemimpinan,
kebersamaan, keterbukaan, toleransi dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapannya
akan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam suatu
sekolah.
kegiatan belajar yang hanya mengarahkan siswa untuk menghafal informasi saja dan siswa
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi. Siswa tidak dituntut untuk
memahami dan menghubungkan informasi yang diingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari
siswa. Sehingga kondisi ini menyebabkan pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga
siswa hanya mendengarkan guru yang akhirnya berdampak pada rendahnya sikap disiplin
strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga diharapkan dapat menciptakan
situasi pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu dampak yang cukup besar dari kegiatan
olahraga pada institusi pendidikan adalah pengembangan sikap sosial. Pendidikan sekarang
bersifat pemenuhan akan fungsi kelembagaan yang harus membantu individu untuk
memperluas sikap dan pemahaman tentang waktu luang dan pengembangan skill. Dampak
lain dari kegiatan rekreasi pada pendidikan adalah memahami tidak hanya etika bermain
tetapi juga memahami makna perselisihan dan tekanan serta berupaya untuk mencari
solusinya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa sikap
disiplin siswa dalam proses pembelajaran di kelas VII MTS-SA Masawah Kabupaten Ciamis
masih rendah hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
jasmani masih rendah sehingga hal ini merupakan permasalahan yang harus dicari jalan
keluarnya oleh guru dengan cara mencari solusi atau alternatif dalam proses pembelajaran
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini sudah barang tentu ada tujuan yang ingin di capai.
D. Batasan Masalah
2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan
3. Sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran dibatasi pada kemampuan siswa dalam
E. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang sengaja dimunculkan untuk didefinisikan arti dan
maknanya. Pendefinisian ini dilakukan untuk memperjelas dan juga mempertegas arti dan
makna dari setiap istilah yang kerapkali digunakan istilah-istilah yang dimaksud, adalah
sebagai berikut.
1) Pengaruh adalah akibat yang dapat menyebabkan berubahnya suatu hasil yang diakibatkan
oleh adanya perubahan suatu hal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Menurut
Singarimbun dan Efendi (1985: 27-28) “pengaruh dua variabel, yaitu variabel pengaruh
penelitian ini adalah pembelajaran outbound terhadap sikap disiplin siswa dalam proses
pembelajaran.
2) Pembelajaran outbound adalah suatu program pembelajaran di alam terbuka yang
berdasarkan pada prinsip experiential learning (belajar melalui pengalaman langsung) yang
disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai media
penyampaian materi. Artinya dalam pembelajaran outbond tersebut siswa secara aktif
dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan langsung terlibat pada aktivitas
(learning by doing) siswa akan segera mendapat umpan balik tentang dampak dari kegiatan
yang dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri setiap siswa
dimasa mendatang. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa proses belajar dari pengalaman
(experiental learning) dengan menggunakan seluruh panca indera (global learning) yang
respon spontan yang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara langsung
mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain. (Tedjasaputra, 2001: 10)
3) Guru penjas yaitu guru yang bertugas membimbing dan melatih siswa dalam pelajaran
olahraga. Dalam penelitian ini guru penjas dijadikan sebagai populasi yang membantu
4) Sikap adalah “sikap mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat
(Qadar,2002: 26). Dalam penelitian ini sikap siswa yang dimaksud adalah kemampun siswa
5) Disiplin siswa dalam proses pembelajaran menurut Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang
F. Anggapan Dasar
Dalam penelitian penting artinya suatu anggapan dasar, terutama untuk menjajaki
Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka anggapan dasar dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Pembelajaran outbound adalah bagian dari mata pelajaran penjaskes yang mempunyai
banyak kegiatan. Seperti halnya pada olahraga pada umumnya dengan olahraga rekreasi
perkembangan jasmani, koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. (Uus, 2004:8) Tujuan utama
olahraga rekreasi adalah untuk mengajarkan olahraga permainan kepada siswa sehingga
siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan keterampilan bermain siswa yang
2. Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal
tertentu” (Qadar, 1985:26). Sedangkan menurut Warren sikap itu adalah “sikap mental yang
pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan tertentu”. (Waren dalam Qadar,
1985:26) Kemudian Droba mengemukakan bahwa “sikap adalah gaya mental manusia untuk
bertindak ke arah atau menentang suatu obyek tertentu” (Natawijaya, 1979:123). Selanjutnya
Allport merumuskan bahwa “sikap itu adalah keadaan siap yang bersifat mental dan netral,
yang terusun melalui pengalaman yang mengarahkan pengaruh yang mengarah atau dinamik
kepada respon yang dilakukan terhadap semua obyek dan situasi yang berhubungan dengan
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah kesediaan mental
bersangkutan dalam memberikan respon terhadap obyek atau situasi yang mempunyai arti
baginya.
3. Perubahan sikap siswa terhadap olahraga sangat dipengaruhi kemampuan guru dalam
memilih metode yang tepat yang salah satunya adalah olahraga rekreasi sehingga dapat
koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. Menurut Haditomo (1989:125) menjelaskan bahwa
berikut :
1. Sikap disiplin siswa yang berbeda terhadap proses pembelajaran maka memungkinkan guru
untuk mencari suatu metode yang tepat yang dapat meningkatkan keterampilan siswa yang
telah dimilikinya.
2. Pembelajaran outbound dapat meningkatkan perkembangan sikap siswa apabilan dilakukan
dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran dikatakan sukses jika anak dapat memahami dan
3. Peranan guru penjas harus dapat menjiwai esensi dari olahraga rekreasi sehingga diharapkan
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hasil penelitian sebelum penelitian
sementara terhadap sesuatu soal yang dimaksudkan sebagai tuntutan sementara dalam
adalah sebagai berikut : “Terdapat pengaruh pembelajaran outbond terhadap sikap disiplin
dalam proses pembelajaran penjas pada siswa VII MTS SA Masawah Kabupaten Ciamis.
H. Metode Penelitian
Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metode, baik buruknya atau berbobot
tidaknya suatu penelitian tergantung pada metodenya, maka diharapkan dalam penggunaan
metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan yang harus dipertanggungjawabkan
secara ilmiah sesuai dengan aturan atau etika yang berlaku. Berdasarkan tujuan-tujuan yang
telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
gambaran yang sedang terjadi pada masa kini. Dengan menggunakan teknik korelasional,
I. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif
dengan melakukan pengujian melalui angket yang dibagikan kepada siswa tentang
Adapun untuk lebih jelasnya penulis sajikan desain dalam penelitian ini sebagai
berikut:
J. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2004: 90) sebagai berikut “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di kelas VII MTS SA Masawah
2. Sampel
Sampel adalah “Bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk
Tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti, sebab keabsahan sampel
terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besar atau
kecilnya jumlah. Minimal sampel sebanyak 30 subjek. Ini berdasarkan atas perhitungan atau
pengujian yang lazim digunakan dalam statistika. Pendapat lain ialah terhadap populasi
kurang dari 100 biasa diambil 20% - 50%. Patokan tersebut bukan standar baku, melainkan
Dengan demikian penulis memakai salah satu macam sampel yaitu teknik random
Random sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil populasi unuk
dijadikan sampel secara acak dengan memberikan kesempatan yang sama untuk diambil
kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100
untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Setelah diketahui jenis sampel yang akan digunakan sesuai dengan jumlah dan
keadaan objek penelitian, maka penulis menggunakan teknik sensus dengan jumlah
responden yang disensus adalah sebanyak 30 orang siswa yang diambil 10 orang dari tiap
kelas.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, menurut Kartono
(1990:217), angket adalah: “Penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut
kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan,
diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban tertulis
seperlunya”. Instrumen ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif mengenai studi
deskriptif tentang pembelajaran outbond dalam meningkatkan sikap disiplin siswa dalam
proses pembelajaran.
Angket yang dipergunakan sebagai alat pengumpul data utama dalam penelitian ini
adalah jenis "angket berstruktur. Yang dimaksud dengan angket berstruktur menurut
Surakhmad (1990:182), ialah: “Angket yang sifatnya tegas konkret dan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang terbatas”. Dalam hal ini responden diminta untuk mengisi skala-skala atau
Dalam hal ini alat pengumpul data menggunakan skala Likert. Alasannya adalah:
1. Skala sikap tipe Likert dapat memberikan informasi dengan jelas tentang tingkatan
persetujuan reponden.
2. Metode dan pengolahan datanya tidak terlalu rumit, sehingga memudahkan untuk
pembelajaran outbond yang dilaksanakan oleh sekolah dalam meningkatkan sikap disiplin
siswa kemudian peneliti memberikan penilaian terhadap angket yang telah di isi oleh siswa.
Dari kedua hasil angket tersebut penulis kemudian memasukan nilai-nilai tersebut
ke dalam tabulasi data sehingga diperoleh hasil untuk mengetahui pelaksanaan pengaruh dari
Adapun analisis data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Y = a + bx
d = (r2) X 100%
4. Menguji Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman). Yogyakarta:
Lukman Offset.
Kusyanto, Yanto. (1994). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan I. Bandung. Ganeca Exact.
Oemar Hamalik. (2003). Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkan CBSA. Bandung:
penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung.
Sardiman A.M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Praja Grafindo Persada.
Tedjasaputra, Mayke S. (2001). Bermain mainan dan permainan untuk pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Wijaya, Rusyan. (1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja
Rosdakarya.