You are on page 1of 16

KARYA ILMIAH TENTANG OLAHRAGA

KARYA ILMIAH
PENGARUH PEMBELAJARAN OUTBOND TERHADAP SIKAP DISIPLIN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN PENJAS
PADA SISWA KELAS KELAS VII MTS-SA MASAWAH
KABUPATEN CIAMIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat


 UAS Bahasa Indonesia
Dosen Pengampul: Andri Noviadi S.Pd

disusun oleh:
Nama    :  Wawan Setiawan
Nim      :  2124100248
Kelas    :  2 i

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN


DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2012

A. Latar Belakang Masalah


   
Kemajuan di era modern sekarang ini, karakter dan ruang lingkup pendidikan telah

berubah, pendidikan tidak hanya terbatas oleh kurikulum formal melainkan diperluas dengan

pendidikan di luar sekolah. Dengan melihat potensi yang ada pada kegiatan rekreasi, maka

rekreasi melalui kegiatan-kegiatannya memberi kemungkinan untuk dijadikan mediasi untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Pengembangan ilmu keolahragaan yang didukung oleh tujuh subdisiplin ilmu,

meliputi: olahraga kesehatan, biomekanika olahraga, psikologi olahraga, sosiologi olahraga,

pedagogi olahraga, sejarah olahraga dan filsafat olahraga, (Haag, 1994: 53). Dari ketujuh

subdisiplin ilmu tersebut satu diantaranya membahas tentang ilmu kesehatan olahraga.

Pentingnya kesehatan mental bagi manusia dan perlunya metode untuk menjaga kesehatan

mental, menjadikan para ahli ilmu olahraga berfikir tentang bagaimana caranya untuk dapat

menjaga dan meningkatkan kesehatan mental melalui suatu metode aktivitas olahraga.

Permasalahan mendasar dalam pembelajaran olahraga rekreasi di sekolah  ialah 

tidak tersedianya prasarana yang memadai dan kemungkinan pembiayaan yang sangat besar

untuk operasional pembelajaran. Kini keadaan yang sangat dilematis dihadapi oleh komunitas

guru olahraga. Di satu sisi, materi kurikulum fisik dan motorik siswa menggariskan bahwa

olahraga merupakan salah satu komponen pembelajaran yang layak dilaksanakan. Asumsi

dasar bahwa pembelajaran olahraga mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa

melalui aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Dengan terlaksananya pembelajaran olahraga maka semakin banyak bentuk-bentuk

aktivitas jasmani atau olahraga yang samakin populer di kalangan mayarakat luas.

Diantaranya adalah kegiatan olahraga di alam terbuka atau sering disebut dengan outbound

yang saat ini sedang berkembang pesat. Sehingga dengan demikian pembelajaran outbond

diharapkan dapat meningkatkan sikap disiplin siswa dalam pembelajaran.


Pembelajaran outbound dikembangakan memberi nafas baik dan dideskripsikan

sebagai hal penting dalam pembentukan sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dapat

menjadi salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertumbuhan

fisik dan perkembangan mental siswa seutuhnya sehingga terwujud pembelajaran yang

bermakna. Artinya, siswa mampu membangun fisik dan mentalnya dengan belajar sambil

bermain karena melalui permainan outbond akan terbangun suasana yang lepas, bebas,

menyenangkan dan atraktif serta memberi makna dalam belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pelaksanaan pembelajaran outbond

diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini. Hal ini

didasarkan pada berbagai literatur yang menyatakan bahwa outbond adalah suatu program

pembelajaran di alam terbuka yang berdasarkan pada prinsip belajar melalui pengalaman

langsung yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai

media penyampaian materi. (Sukardjo dan Salirawati, 2008: 75). Artinya dalam program

outbond tersebut siswa secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan.

(Santyasa, 2005: 5). Dengan langsung terlibat pada aktivitas siswa akan segera mendapat

umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pengembangan diri setiap siswa dimasa mendatang. (Marsaja, 2007: 67)

Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa proses belajar dari pengalaman dengan

menggunakan  seluruh panca indera yang nampaknya rumit, memiliki kekuatan karena

situasinya memaksa siswa memberikan respon spontan yang melibatkan fisik, emosi, dan

kecerdasan sehingga secara langsung mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang

lain.

Outbond juga dikenal dengan sebutan media outbond activities. Outbond merupakan

salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di sekolah. Dengan konsep
interaksi antar siswa dan alam melalui kegiatan simulasi di alam terbuka. Hal tersebut

diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untuk membentuk sikap, cara berfikir

serta persepsi yang kreatif dan positif dari setiap siswa guna membentuk jiwa kepemimpinan,

kebersamaan, keterbukaan, toleransi dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapannya

akan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam suatu

sekolah.

Realitas proses pembelajaran MTs SA Masawah, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir, proses pembelajaran di dalam kelas didominasi oleh

kegiatan belajar yang hanya mengarahkan siswa untuk menghafal informasi saja dan siswa

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi. Siswa tidak dituntut untuk

memahami dan menghubungkan informasi yang diingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari

siswa. Sehingga kondisi ini menyebabkan pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga

siswa hanya mendengarkan guru yang akhirnya berdampak pada rendahnya sikap disiplin

siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka guru diharapkan dapat memilih berbagai

strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga diharapkan dapat menciptakan

situasi pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu dampak yang cukup besar dari kegiatan

olahraga pada institusi pendidikan adalah pengembangan sikap sosial. Pendidikan sekarang

bersifat pemenuhan akan fungsi kelembagaan yang harus membantu individu untuk

memperluas sikap dan pemahaman tentang waktu luang dan pengembangan skill.  Dampak

lain dari kegiatan rekreasi pada pendidikan adalah memahami tidak hanya etika bermain

tetapi juga memahami makna perselisihan dan tekanan serta berupaya untuk mencari

solusinya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa sikap

disiplin siswa dalam proses pembelajaran di kelas VII MTS-SA Masawah Kabupaten Ciamis
masih rendah hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

jasmani masih rendah sehingga hal ini merupakan permasalahan yang harus dicari jalan

keluarnya oleh guru dengan cara mencari solusi atau alternatif dalam proses pembelajaran

yang selama ini telah dilakukan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh

Pembelajaran Outbond terhadap Sikap Disiplin dalam Proses Pembelajaran Penjas

pada Siswa Kelas VII MTs-SA Masawah Kabupaten Ciamis".

B. Rumusan Masalah
    

Untuk kepentingan penelitian ini, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :


1.      Masalah umum
Masalah umum yang dijadikan sebagai permasalahan dalam penelitian ini adalah :
a.       Bagaimana pelaksanaan pembelajaran outbound di kelas VII MTS SA Masawah Kabupaten
Ciamis?
b.      Bagaimana sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa
kelas VII MTS SA Masawah Kabupaten Ciamis?
2.      Masalah Khusus
Adapun permasalahan khusus dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
pembelajaran outbound terhadap perubahan sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani di siswa kelas VII MTS SA Masawah Kabupaten Ciamis?

C. Tujuan Penelitian
   

Dalam melakukan penelitian ini sudah barang tentu ada tujuan yang ingin di capai.

Adapun tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1.      Tujuan umum


Tujuan umum dalam penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran outbound di kelas VII MTS SA Masawah
Kabupaten Ciamis.
b.      Untuk mengetahui sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di
kelas VII MTS SA Masawah Kabupaten Ciamis.
2.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran outbound terhadap sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani di kelas VII MTS SA Masawah Kabupaten Ciamis. 

D. Batasan Masalah
   

Penelitian ini di fokuskan pada hal-hal sebagai berikut :


1.    Siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VII MTS SA Masawah Kabupaten

Ciamis  tahun ajaran 2010/2011

2.    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan

teknik korelasional, penelitian ini dapat mengungkapkan hubungan antar variabel.

3.    Sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran dibatasi pada kemampuan siswa dalam

olahraga rekreasi yang berupa nilai belajar mata pelajaran Penjas.

E. Definisi Operasional
    

Ada beberapa istilah yang sengaja dimunculkan untuk didefinisikan arti dan
maknanya. Pendefinisian ini dilakukan untuk memperjelas dan juga mempertegas arti dan
makna dari setiap istilah yang kerapkali digunakan istilah-istilah yang dimaksud, adalah
sebagai berikut.
1)      Pengaruh adalah akibat yang dapat menyebabkan berubahnya suatu hasil yang diakibatkan

oleh adanya perubahan suatu hal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Menurut

Singarimbun dan Efendi (1985: 27-28) “pengaruh dua variabel, yaitu variabel pengaruh

(independent variable) dengan variabel terpengaruh (dependent variable)”. Pengaruh dalam

penelitian ini adalah pembelajaran outbound terhadap sikap disiplin siswa dalam proses

pembelajaran.

2)      Pembelajaran outbound adalah suatu program pembelajaran di alam terbuka yang

berdasarkan pada prinsip experiential learning (belajar melalui pengalaman langsung) yang

disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai media
penyampaian materi. Artinya dalam pembelajaran outbond tersebut siswa secara aktif

dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan langsung terlibat pada aktivitas

(learning by doing) siswa akan segera mendapat umpan balik tentang dampak dari kegiatan

yang dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri setiap siswa

dimasa mendatang. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa proses belajar dari pengalaman

(experiental learning) dengan menggunakan seluruh panca indera (global learning) yang

nampaknya rumit, memiliki kekuatan karena situasinya “memaksa” siswa memberikan

respon spontan yang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara langsung

mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain. (Tedjasaputra, 2001: 10)

3)      Guru penjas yaitu guru yang bertugas membimbing dan melatih siswa dalam pelajaran

olahraga. Dalam penelitian ini guru penjas dijadikan sebagai populasi yang membantu

penulis dalam pengambilan data. (WInatarsaputra, 2008: 18)

4)      Sikap adalah “sikap mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat

mengubah pengalaman-pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan tertentu”.

(Qadar,2002: 26). Dalam penelitian ini sikap siswa yang dimaksud adalah kemampun siswa

dalam belajar yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa.

5)      Disiplin siswa dalam proses pembelajaran menurut Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang

menunjukkan  nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban

dalam mengikuti proses pembelajaran.

F. Anggapan Dasar
    

Dalam penelitian penting artinya suatu anggapan dasar, terutama untuk menjajaki

segala kemungkinan dalam penelitiannya. Dalam hal ini Surakhmad (1990:107)


mengungkapan bahwa anggapan dasar adalah :”Sebuah titik tolak pemikiran yang

kebenarannya diterima oleh penyelidikan”.

Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka anggapan dasar dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1.       Pembelajaran outbound adalah bagian dari mata pelajaran penjaskes yang mempunyai

banyak kegiatan. Seperti halnya pada olahraga pada umumnya dengan olahraga rekreasi

maka akan memacu perkembangan manusia secara menyeluruh misalnya perkembangan-

perkembangan jasmani, koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. (Uus, 2004:8) Tujuan utama

olahraga rekreasi adalah untuk mengajarkan olahraga permainan kepada siswa sehingga 

siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan keterampilan bermain siswa yang

akan berdampak positif terhadap perilaku hidupnya.

2.       Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal

tertentu” (Qadar, 1985:26). Sedangkan menurut Warren sikap itu adalah “sikap mental yang

khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah pengalaman-

pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan tertentu”. (Waren dalam Qadar,

1985:26) Kemudian Droba mengemukakan bahwa “sikap adalah gaya mental manusia untuk

bertindak ke arah atau menentang suatu obyek tertentu” (Natawijaya, 1979:123). Selanjutnya

Allport merumuskan bahwa “sikap itu adalah keadaan siap yang bersifat mental dan netral,

yang terusun melalui pengalaman yang mengarahkan pengaruh yang mengarah atau dinamik

kepada respon yang dilakukan terhadap semua obyek dan situasi yang berhubungan dengan

inividu yang bersangkutan” (Natawijaya, 1979:123).

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah kesediaan mental

individu yang mempengaruhinya mewarnai bahkan menentukan kegiatan individu yang

bersangkutan dalam memberikan respon terhadap obyek atau situasi yang mempunyai arti

baginya.
3.       Perubahan sikap siswa terhadap olahraga sangat dipengaruhi kemampuan guru dalam

memilih metode yang tepat yang salah satunya adalah olahraga rekreasi sehingga dapat

memacu perkembangan sikap siswa secara menyeluruh misalnya perkembangan jasmani,

koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. Menurut Haditomo (1989:125) menjelaskan bahwa

manfaat olahraga rekreasi bagi anak-anak adalah dapat memajukan aspek-aspek

perkembangan seperti motorik, kreativitas, kecakapan-kecakapan fungsi sosial dan kognitif

dan juga perkembangan motivasi dan emosional.

Berdasarkan pemahaman tersebut, anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.       Sikap disiplin siswa yang berbeda terhadap proses pembelajaran maka memungkinkan guru

untuk mencari suatu metode yang tepat yang dapat meningkatkan keterampilan siswa yang

telah dimilikinya.

2.       Pembelajaran outbound dapat meningkatkan perkembangan sikap siswa apabilan dilakukan

dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran dikatakan sukses jika anak dapat memahami dan

dapat mengandung arti bagi dirinya.

3.       Peranan guru penjas harus dapat menjiwai esensi dari olahraga rekreasi sehingga diharapkan

di dalam mengimplementasi pengajarannya akan dapat memberikan arah dan pemahaman

yang lebih baik pada siswa tentang olahraga rekreasi.

G. Hipotesis
   

            Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hasil penelitian sebelum penelitian

tersebut dilakukan.  Menurut Menurut Surakhmad, hipotesis adalah “perumusan jawaban

sementara terhadap sesuatu soal yang dimaksudkan sebagai tuntutan sementara dalam

penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya”. (1994:39)


            Berdasarkan pengertian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut : “Terdapat pengaruh pembelajaran outbond terhadap sikap disiplin

dalam proses pembelajaran penjas pada siswa VII MTS SA Masawah Kabupaten Ciamis.

H. Metode Penelitian
   

 Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metode, baik buruknya atau berbobot

tidaknya suatu penelitian tergantung pada metodenya, maka diharapkan dalam penggunaan

metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan yang harus dipertanggungjawabkan

secara ilmiah sesuai dengan aturan atau etika yang berlaku.  Berdasarkan tujuan-tujuan yang

telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

deskriptif.  Dalam hal ini Surakhmad (1990 : 139) menyatakan bahwa,

Penelitian deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada sekarang …,


Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan
penyusunan data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif
membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tersebut.
Jadi, metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini tepat untuk membuat

gambaran yang sedang terjadi pada masa kini.  Dengan menggunakan teknik korelasional,

penelitian ini dapat mengungkapkan hubungan antar variable.

I. Desain Penelitian
      

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif

dengan melakukan pengujian melalui angket yang dibagikan kepada siswa tentang

pembelajaran outbond dan sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun untuk lebih jelasnya penulis sajikan desain dalam penelitian ini sebagai

berikut:
J. Populasi dan Sampel Penelitian
     

1.   Populasi
Menurut Sugiyono (2004: 90) sebagai berikut “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di kelas VII MTS SA Masawah

Kabupaten Ciamis  dengan jumlah siswa 93 orang.

2. Sampel

Sampel adalah “Bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk

bisa memenuhi/mewakili populasi” (Nursalam, 2001:87). Adapun dalam penentuan sampel

Sudjana (1988-72) mengatakan sebagai berikut:

Tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti, sebab keabsahan sampel

terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besar atau

kecilnya jumlah. Minimal sampel sebanyak 30 subjek. Ini berdasarkan atas perhitungan atau

pengujian yang lazim digunakan dalam statistika. Pendapat lain ialah terhadap populasi

kurang dari 100 biasa diambil 20% - 50%. Patokan tersebut bukan standar baku, melainkan

hanya perkiraan berdasarkan pertimbangan praktis.

Dengan demikian penulis memakai salah satu macam sampel yaitu teknik random

sampling. Adapun pengertian daripada random sampling menurut Sugiyono ( 2001 : 62 )

adalah sebagai berikut :

Random sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil populasi unuk
dijadikan sampel secara acak dengan memberikan kesempatan yang sama untuk diambil
kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100
untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Setelah diketahui jenis sampel yang akan digunakan sesuai dengan jumlah dan

keadaan objek penelitian, maka penulis menggunakan teknik sensus dengan jumlah
responden yang disensus adalah sebanyak 30 orang siswa yang diambil 10 orang dari tiap

kelas.

K. Instrumen Penelitian
   

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, menurut Kartono

(1990:217), angket adalah: “Penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut

kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan,

diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban tertulis

seperlunya”. Instrumen ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif mengenai studi

deskriptif tentang pembelajaran  outbond dalam meningkatkan sikap disiplin siswa dalam

proses pembelajaran.

Angket yang dipergunakan sebagai alat pengumpul data utama dalam penelitian ini

adalah jenis "angket berstruktur. Yang dimaksud dengan angket berstruktur menurut

Surakhmad (1990:182), ialah: “Angket yang sifatnya tegas konkret dan dengan pertanyaan-

pertanyaan yang terbatas”. Dalam hal ini responden diminta untuk mengisi skala-skala atau

lajur-lajur pertanyaan yang sudah ditentukan jawabannya.

Dalam hal ini alat pengumpul data menggunakan skala Likert. Alasannya adalah:

1.       Skala sikap tipe Likert dapat memberikan informasi dengan jelas tentang tingkatan

persetujuan reponden.

2.       Metode dan pengolahan datanya tidak terlalu rumit, sehingga memudahkan untuk

mengambil kesimpulan dari data tersebut.


Dalam pengumpulan data penulis mempergunakan bentuk pertanyaan tentang

pembelajaran outbond yang dilaksanakan oleh sekolah dalam meningkatkan sikap disiplin

siswa kemudian peneliti memberikan penilaian terhadap angket yang telah di isi oleh siswa.

Dari kedua hasil angket tersebut penulis kemudian memasukan nilai-nilai tersebut

ke dalam tabulasi data sehingga diperoleh hasil untuk mengetahui pelaksanaan pengaruh dari

kedua variabel tersebut.

L. Rancangan Analisis Data


    

 Adapun analisis data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menghitung persamaan regresi

Y = a + bx

2. Menghitung koefisien korelasi

3. Menghitung koefisien determinasi

d = (r2) X 100%

4. Menguji Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2007). Meaningful learning re-invensi kebermaknaan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Agus Mahendra, M.A.(2003) Falsafah Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Jasmani Pendidikan Luar Biasa

Arikunto, Suharsimi., (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman). Yogyakarta:
Lukman Offset.

Kusyanto, Yanto. (1994). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan I. Bandung. Ganeca Exact.

Oemar Hamalik. (2003). Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkan CBSA. Bandung:
penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung.

Sardiman A.M. (2001). Interaksi dan  Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Praja Grafindo Persada.

Sudjana, (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Surakhmad. (1990). Pengantar Penelitian Dasar, Metoda, Teknik. Bandung. Tarsito.

Tedjasaputra, Mayke S. (2001). Bermain mainan dan permainan untuk pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Wijaya, Rusyan. (1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja
Rosdakarya.

You might also like